Anda di halaman 1dari 17

Perjanjian Internasional

Perjanjian internasional merupakan sumber hukum utama atau primer dari


hukum internasional. Sebagai sumber hukum utama, perjanjian internasional
memberikan jaminan hukum bagi subjek-subjek hukum internasional (Baca:
pengertian perjanjian internasional). Nah pada kesempatan kali ini, Zona Siswa
akan membahas Perjanjian Internasional secara lengkap di sini. Semoga
bermanfaat. Check this out!!!
A. Klasifikasi Perjanjian Nasional
Menurut subjeknya, perjanjian internasional
perjanjian bilateral dan perjanjian multilateral.
-

dibedakan

menjadi

2,

yaitu

Perjanjian bilateral, adalah suatu bentuk perjanjian yang dibuat atau diadakan
oleh dua negara.
Perjanjian multilateral, adalah suatu bentuk perjanjian yang diadakan oleh
lebih dari dua negara.

Menurut fungsinya, perjanjian internasional dikelompokkan menjadi 2, yaitu


perjanjian yang membentuk hukum dan perjanjian yang bersifat khusus.
-

Perjanjian yang membentuk hukum (law making treaties), yaitu suatu


perjanjian yang meletakkan kaidah-kaidah hukum bagi masyarakat
internasional secara keseluruhan.
Perjanjian yang bersifat khusus (treaty contract), yaitu perjanjian yang
menimbulkan hak dan kewajiban bagi negara-negara yang mengadakan
perjanjian saja.

Menurut prosesnya, terdapat 2 macam perjanjian internasional, yaitu perjanjian


yang bersifat penting dan perjanjian yang bersifat sederhana.
-

Perjanjian yang bersifat penting yang dibuat melalui proses perundingan,


penandatanganan, dan ratifi kasi.
Perjanjian yang bersifat sederhana yang dibuat melalui dua tahapan, yaitu
perundingan dan penandatanganan.

B. Istilah dalam Perjanjian Nasional


Perkembangan sejarah perjanjian internasional telah menunjukkan makin
kompleksnya subjek maupun objek perjanjian internasional. Hal ini menimbulkan
banyaknya istilah perjanjian internasional seperti berikut.
1. Traktat (treaty)
Traktat (treaty) yaitu suatu perjanjian antara dua negara atau lebih untuk
mencapai hubungan hukum mengenai objek hukum (kepentingan) yang sama.
Dalam hal ini, masing-masing pihak mempunyai hak dan kewajiban yang
mengikat dan mutlak, dan harus diratifikasi. Istilah traktat digunakan dalam
perjanjian internasional yang bersifat politis. Misalnya, Treaty Contract tentang
penyelesaian masalah dwi kewarganegaraan tahun 1955, antara pihak
Indonesia-RRC. Dan pada tahun 1990 antara RI dengan Australia juga
menandatangani suatu traktat tentang batas landas kontinen dan eksplorasi di
celah Timor, yang dikenal dengan perjanjian Celah Timor.
2. Agreement

Agreement yaitu suatu perjanjian/persetujuan antara dua negara atau lebih,


yang mempunyai akibat hukum seperti dalam treaty. Namun dalam agreement
lebih bersifat eksekutif/teknis administrative (non politis), dan tidak mutlak harus
diratifikasi, yaitu tidak perlu diundangkan dan disahkan oleh pemerintah/ kepala
negara. Walaupun ada agreement yang dilakukan oleh kepala negara, namun
pada prinsipnya cukup dilakukan dengan ditandatangani oleh wakilwakil
departemen dan tidak perlu ratifikasi. Misalnya, agreement tentang ekspor impor
komoditas tertentu.
3. Konvensi
Konvensi yaitu suatu perjanjian/persetujuan yang lazim digunakan dalam
perjanjian multilateral. Ketentuan-ketentuannya berlaku bagi masyarakat
internasional secara keseluruhan (lawmaking treaty). Misalnya, Konvensi Hukum
Laut Internasional tahun 1982 di Montego-Jamaica.
4. Protokol
Protokol yaitu suatu perjanjian/persetujuan yang kurang resmi dibandingkan
dengan traktat dan konvensi, sebab protokol hanya mengatur masalah-masalah
tambahan, seperti penafsiran klausul-klausul atau persyaratan perjanjian
tertentu. Oleh karena itu, lazimnya tidak dibuat oleh kepala negara. Contohnya,
protokol Den Haag tahun 1930 tentang perselisihan penafsiran undang-undang
nasionalitas tentang wilayah perwalian, dan lain-lain.
5. Piagam (statuta)
Piagam (statuta) yaitu himpunan peraturan yang ditetapkan sebagai persetujuan
internasional, baik mengenai lapangan-lapangan kerja internasional maupun
mengenai anggaran dasar suatu lembaga. Misalnya Statuta of The International
Court of Justice pada tahun 1945. Adakalanya piagam itu digunakan untuk alat
tambahan/lampiran pada konvensi. Umpamanya Piagam Kebebasan Transit yang
dilampirkan pada Convention of Barcelona tahun 1921.
6. Charter
Charter yaitu piagam yang digunakan untuk membentuk badan tertentu.
Misalnya, The Charter of The United Nation tahun 1945 dan Atlantic Charter
tahun 1941.
7. Deklarasi (declaration)
Deklarasi (declaration) yaitu suatu perjanjian yang bertujuan untuk memperjelas
atau menyatakan adanya hukum yang berlaku atau untuk menciptakan hukum
baru. Misalnya Universal Declaration of Human Rights pada tanggal 10
Desember 1948.
8. Covenant
Covenant yaitu suatu istilah yang digunakan dalam pakta Liga Bangsa- Bangsa
pada tahun 1920, yang bertujuan untuk menjamin terciptanya perdamaian
dunia, meningkatkan kerja sama internasional, dan mencegah terjadinya
peperangan.
9. Ketentuan penutup (final act)

Ketentuan penutup (final act) yaitu suatu dokumen yang mencatat ringkasan
hasil konferensi. Di sini disebutkan tentang negara-negara peserta dan namanama utusan yang ikut berunding serta tentang hal-hal yang disetujui dalam
konferensi itu, termasuk interpretasi ketentuan-ketentuan hasil konferensi.
10. Modus vivendi
Modus vivendi adalah suatu dokumen yang mencatat persetujuan internasional
yang bersifat sementara, sampai berhasil diwujudkan secara permanen. Modus
vivendi tidak memerlukan ratifikasi. Modus vivendi ini biasanya digunakan untuk
menandai adanya perjanjian yang baru dirintis.

Perwakilan Diplomatik
Hampir setiap negara yang merdeka dan berdaulat menempatkan perwakilan
diplomatiknya di negara lain. Hal ini berkaitan dengan adanya hak perwakilan
aktif bagi setiap negara. Hak perwakilan aktif merupakan hak suatu negara
untuk mengirim wakil diplomatiknya ke negara lain. Selain itu, setiap negara
juga mempunyai hak perwakilan pasif yang artinya hak suatu negara untuk
menerima wakil diplomatik negara lain. Nah pada kesempatan kali ini Zona
Siswa akan membahas tujuan, tugas dan fungsi perwakilan diplomatik. Semoga
bermanfaat. Check this out!!!
Perwakilan diplomatik adalah petugas negara yang dikirim ke negara lain untuk
menyelenggarakan hubungan resmi antarnegara. Perwakilan diplomatik
merupakan alat perlengkapan utama dalam hubungan internasional. Perwakilan
diplomatik merupakan penyambung lidah dari negara yang diwakilinya.
Kedudukan perwakilan diplomatik biasanya berada di ibu kota negara penerima.
Selain itu, semua kepala perwakilan diplomatik pada suatu negara tertentu
biasanya bertempat tinggal di ibu kota negara merupakan satu corps
diplomatique. Corps diplomatique biasanya diketuai oleh seorang duta besar
yang paling lama ditempatkan di negara itu yang disebut Dean atau Doyen.
A. Tingkatan-tingkatan Perwakilan Diplomatik
Menurut ketetapan Kongres Wina Tahun 1815 dan Kongres Auxla Chapella Tahun
1818 (Kongres Achen) pelaksanaan peranan perwakilan diplomatik guna
membina hubungan dengan negara lain dilakukan oleh beberapa perangkat
perwakilan diplomatik. Perangkat perwakilan diplomatik tersebut dibedakan atas
beberapa tingkatan seperti berikut ini.
Duta Besar (Ambassador)
Duta Besar (Ambassador) adalah tingkat tertinggi dalam perwakilan diplomatik
yang mempunyai kekuasaan penuh dan luar biasa. Ambassador ditempatkan
pada negara yang menjalin banyak hubungan timbal balik. Duta besar ini
diakreditasikan kepada kepala negara.
Duta (Gerzant)
Duta (Gerzant)adalah wakil diplomatik yang pangkatnya setingkat lebih rendah
dari duta besar. Duta diakreditasikan kepada menteri luar negeri. Dalam
menyelesaikan segala persoalan kedua negara dia harus berkonsultasi dengan
pemerintahnya.
Menteri residen
Seorang menteri residen dianggap bukan sebagai wakil pribadi kepala negara.
Dia hanya mengurus urusan negara. Mereka ini pada dasarnya tidak berhak
mengadakan pertemuan dengan kepala negara tempat mereka bertugas.
Kuasa Usaha (Charge dAffair)
Kuasa usaha (Charge dAffair) adalah perwakilan tingkat rendah yang ditunjuk
oleh menteri luar negeri dari pegawai negeri lainnya. Kuasa usaha dibagi atas
kuasa usaha tetap (Charge daffaires en pied) dan kuasa usaha sementara.
Pejabat Pembantu

Atase-atase adalah pejabat pembantu dari duta besar berkuasa penuh, yang
terdiri atas atase pertahanan (perwira militer) dan atase teknis (PNS).

B. Tugas Perwakilan Diplomatik


Seseorang yang diangkat sebagai perwakilan diplomatik di negara asing, oleh
negara yang mengirimkannya telah diberi tugas-tugas tertentu. Tugas-tugas
perwakilan diplomatik tersebut mencerminkan adanya fungsi-fungsi penting
pada perwakilan diplomatik bagi negara-negara pengirimnya. Bentuk tugastugas yang diemban oleh perwakilan diplomatik sebagai berikut.
-

Representasi, yaitu selain untuk mewakili pemerintah negaranya, ia juga


dapat melakukan protes, mengadakan penyelidikan dengan pemerintah
negara penerima, serta mewakili kebijaksanaan politik pemerintah
negaranya.
Negosiasi, yaitu mengadakan perundingan atau pembicaraan baik dengan
negara tempat ia diakreditasikan maupun dengan negaranegara lainnya.
Observasi, yaitu menelaah dengan teliti setiap kejadian atau peristiwa di
negara penerima.
Proteksi, yaitu melindungi pribadi, harta benda, dan kepentingankepentingan
warga negaranya yang berada di luar negeri.
Persahabatan, yaitu meningkatkan hubungan persahabatan antara negara
pengirim dengan negara penerima.

C. Fungsi Perwakilan Diplomatik


Secara universal, fungsi perwakilan diplomatik telah diatur dalam Konvensi Wina
1969. Dalam Konvensi Wina tersebut ditegaskan fungsi perwakilan diplomatik
sebagai berikut.
-

Mewakili negara pengirim di dalam negara penerima.


Melindungi kepentingan negara pengirim dan warga negaranya di negara
penerima dalam batas-batas yang diizinkan oleh hukum internasional.
Mengadakan persetujuan dengan pemerintah negara penerima.
Memberikan keterangan tentang kondisi dan perkembangan negara
penerima, sesuai dengan undang-undang dan melaporkan kepada
pemerintah negara pengirim.
Memelihara hubungan persahabatan antara kedua negara.

PERANAN ORGANISASI INTERNASIONAL(ASEAN,KAA, PBB)DALAM


MENINGKATKAN HUBUNGAN INTERNASIONAL
Organisasi internasional adalah sebagai hukum yang di dirikan oleh dua/lebih
Negara yang merdeka dan berdaulat, memiliki kepentingan dan tujuan yang
sama. Manfaat Organisasi internasional bagi Negara-negara di dunia yaitu untuk
meningkatkan kesejahteraan warganya. Menurut Clive Arccher Organisasi
internasional yaitu suatu struktur formal dan berkelanjutan yang di bentuk atas
suatu kesepakatan antara pemerintah dan non pemerintah dari dua/lebih Negara
berdaulat dengan tujuan mengejar kepentingan bersama para anggotanya.
* Organisasi internasional di kategori kan menjadi dua yaitu:
1) Organisasi antar pemerintah (Ingofernmental Organization/IGO) Anggotanya
terdiri dari delegasi resmi (PBB,WTO danASEAN)
2) Organisasi non pemerintah (Non governmental Organization/NGO)
Anggotanya
terdiri
dari
kelompok
swasta
di
bidang
keilmuan,keagamaan,kebudayaan dll (PMI,Greenpeace,&Oxfam Internasional )
ASEAN(Assosiation of South East Asian Nations)
ASEAN merupakan salah satu organisasi internasional yang ada di kawasan Asia
tenggara dengan anggota yang juga Negara-negara di kawasan tersebut.
Pembentukan ASEAN oleh karena adanya pertemuan di Bangkok yang di hadiri
oleh menteri luar negeri dari 5 negara yaitu:
a. Adam Malik (Indonesia)
b. Tun Abdul Razak (Malaysia)
c. Tanat Khoman (Thailand)
d. S.Rajaradnam (Singapura)
Akhirnya pada tanggal 8 Agustus 1967 di capai kesepakatan untuk membentuk
suatu organisasi kerja sama Negara Asia tenggara (ASEAN)
* Latar Belakang
1. Persamaan bidang kebudayaan bahasa, tata krama, dan pola kehidupan.
2. Persamaan nasib akibat di tindas penjajah.
3. Persamaan letak geografis.
4. Berakhirnya konfrontasi yang timbul di Asia Tenggara yaitu antara
Indonesia,Malaysia dan Filipina.
* Tujuan ASEAN
1. Mempercepat pertumbuhan ekonomi,kemajuan sosial serta pengembangan
kebudayaan.
2. Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional dengan menghormati jalan
keadilan.
3. Meningkatkan kerja sama yang aktif serta saling membantu dalam masalah
ekonomi, sosial, budaya, teknik, ilmu pengetahuan dan administrasi.
4. Saling memberikan bantuan dalam bentuk sarana,latihan dan penelitian
* Prinsip Utama ASEAN
1) Saling menghormati kemerdekaan dan kedaulatan.
2) Mengakui hak setiap bangsa untuk kehidupan nasional yang bebas.
3) Tidak saling ikut campur urusan dalam negeri masing-masing.
4) Penyelesaian perbedaan dan persengketaan dengan damai.
* Peranan ASEAN
1) ASEAN Regional Forum(ARF) Forum ini di maksudkan untuk meningkatkan
kerjasama politik dan keamanan di Asia Pasifik.

2) ASEAN mempelopori Perjanjian Persahabatan dan kerja sama di Asia Tenggara


(TAC) TAC merupakan Code of condukt yang mengatur tata hubungan antar
negara di kawasan Asia Pasifik.
3) Peranan ASEAN dalam masalah di Asia Timur. Mengenai masalah-masalah
yang di alami Asia Timur, ASEAN tidak mengambil andil besar karena tuduhan
melakukan urusan regional mereka.
4) Menyelesaikan persoalan ASEAN vegetables oil club (AVOC). Mengatur
kesepakatan harga minyak kelapa sawit menjadi keruh karena tuduhan
melakukan praktik kartel dan melanggar kesepakatan.
Konferensi Asia Afrika (KAA)
Negara-negara yang berada di kawasan Asia dan Afrika sebagian besar
merupakan negara bekas jajahan. Sebelum diselenggarakan KAA terlebih dahulu
di adakan pertemuan pada tanggal 28 April-2 Mei 1954 di Kolombo Srilanka atau
disebut Konferensi Kolombo yang di hadiri oleh perdana menteri dari berbagai
negara yaitu:
A) Perdana menteri Ali Sastroamidjojo ( Indonesia )
B) Perdana menteri Shri Pandit J.N ( India )
C) Perdana menteri M.Alijinnah ( Pakistan )
D) Perdana menteri Sir John Kotelawala ( Srilanka )
E) Perdana menteri U NU ( Burma )
Pada tanggal 28-29 Desember 1954 di adakan di Bogor dikenal dengan
KONFERENSI BOGOR atau KONFERENSI PANCA NEGARA .
* Latar Belakang KAA
1) Kedua benua saling berdekatan
2) Kedua benua mempunyai persamaan nasib
3) Banyak masalah penting yang timbul setelah merdeka.
4) Meningkatnya kesadaran berbangsa yang di motori oleh golongan intelektual
5) Melemahnya kaum imperialis akibat perang dunia I &II
* Tujuan KAA
1. Memajukan kerja sama antar bangsa Asia Afrika
2. Mempertimbangkan masalah-masalah khusus bangsa di Asia-Afrika
3. Mempertimbangkan masalah sosial,ekonomi ,dan kebudayaan
4. Meninjau kedudukan Asia serta rakyatnya di dunia ini
* Penyelengaraan KAA
KAA diselenggarakan pada tanggal 18-25 April 1995 di Bandung, negara yang di
undang dalam KAA ada 30 negara, yang terdiri dari 5 negara pemrakarsa. KAA
memuat pokok-pokok masalah internasional yang hangat yaitu :
1. Kerja sama Ekonomi
a. Kerja sama Ekonomi atas dasar saling menguntungkan.
b. Saling memberikan bantuan teknik berupa tenaga ahli.
c. Segera dibentuk badan khusus PBB untuk membangun Ekonomi.
2. Kerjasama di bidang Budaya
a. Membangun kerjasama dalam bidang budaya
b. Pertukaran informasi mengenai kebudayaan
3. Hak Asasi Manusia
a. Mendukung sepenuhnya terhadap prinsip hak asasi manusia
b. Mengecam kebijakan dan praktik pemisahan
4. Masalah Bangsa yang terjatuh. Kolonialisme dalam bentuk apapun yang harus
segera diakhiri
b. Penaklukan bangsa dominasi dan Eksplotasi merupakan pelanggaran HAM
5.Masalah Perdamaian Dunia dan kerjasama (internasional)
a. Mendukung masuknya beberapa Negara yang memenuhi syarat untuk
menjadi anggota PBB

b. Menghimbau semua phak untuk membatasi persenjataan


* Hasil KAA
KAA menghasilkan keputusan yang di kenal dengan Dasasila Bandung / spirit
Bandug
1. Menghormati Hak dasar manusia sebagaimana tercantum dalam piagam PBB
2. Menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua Negara
3. Mengakui persamaan semua bangsa , baik besar maupun kecil
4. Tidak melakukan intervensi /campur tangan masah dalam negri Negara lain
5. Menghormati setiap bangsa untuk mempertahankan diri
6. Tidak melakukan tekanan terhadap Negara lain
7. Tidak melakukan tindakan /ancaman terhadap ketentuan wilayah Negara lain
8. Menyelesaikan segala perselisihan internasional dengan jalan damai
9. Memajuan kerjasama untuk kepentingan bersama
10. Menghormati hukum dan kewajiban internasional
PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa)
* Latar belakang lahirnya PBB
PBB merupakan salah satu organisasi internasional yang anggotanya hampir
seluruh Negara di dunia. Tujuannya untuk memfasilitasi hukum internasional,
pengamanan internasional lembaga ekonomi dan perlindungan sosial.
Pembentukan PBB diawali dengan pembentukan Liga Bangsa-Bangsa pada
tanggal 10 Januari 1920 tokohnya adalah presiden Amerika Serikat Wodrow
Wilson dengan tujuan untuk mempertahankan perdamaian internasional serta
meningkatkan kerjasama internasional.
Tugas PBB adalah menyelesaikan sengketa secara damai.
Hasil PBB antara lain Perjanjian Locarno (1925) dan Perjanjian Kallog Briand
(1928) karena munculnya kekuasaan Nazi (Jerman) maka pecah lah perang
Dunia II.
Pecahnya
PD
II
mengakibatkan
kerusakan
dan
penderitaan
yang
berkepanjangan. Kemudian Franklin Delano.R (Presiden Amerika Serikat) dan
Winston mengadakan pertemuan yang menghasilkan Piagam Altantik (Altantik
Charter) yang isinya:
1. Tidak membenarkan adanya perluasan wilayah atau politik ekspansi
2. Setiap bangsa berhak menentukan nasibnya sendiri
3. Setiap Negara berhak dan bebas ikut serta dalam perdagangan di dunia
4. Perlu diciptakan perdamaian dunia sehingga semua bangsa bebas dari rasa
takut dan kemiskinan
5. Mengusahakan penyelesaian sengketa secara damai
Piagam PBB mulai berlaku pada tanggal 24 Oktober 1945 yang kemudian kita
kenal sebagai hari lahirnya PBB. PBB bermarkas di New York (Amerika Serikat)
Negara Indonesia menjadi anggota PBB yang ke-60 pada tanggal 27 September
1950 tetapi keluar pada tanggal 7 Januari 1965 dan masuk kembali pada tanggal
28 September 1966.
* Tujuan PBB
a. Menyelamatkan generasi mendatang dari bencana perang
b. Memperteguh kepercayaan pada hak-hak asasi manusia
c. Mendorong kemajuan sosial dan tingkat kehidupan yang lebih baik
d. Memajukan hubungan persahabatan antar bangsa-bangsa untuk menentukan
nasibnya sendiri
* Asas PBB
1. Organisasi ini bersendikan pada asas-asas persamaan derajat dan kedaulatan
dari semua anggota

2. Segenap anggota untuk menjamin adanya hak-hak dan kewajiban-kewajiban


yang ada pada negaranya
3. Segenap anggota akan menyelesaikan persengketaan intrnasional dengan
cara sedemikian rupa
4. Organisasi ini akan menjamin agar negara-negara bukan anggota PBB tidak
sesuai asas-asas nya
* Keanggotaan PBB
Anggota PBB dibedakan atas kelompok asli dan tambahan. Anggota asli adalah
negara-negara yang ikut serta dalam konferensi San Fransisco yang melahirkan
PBB. Sementara itu anggota tambahan adalah negara-negara yang masuk
menjadi anggota setelah organisasi PBB.
Untuk menjadi anggota PBB harus mempunyai syarat diantaranya:
1. Negara yang bisa menjadi anggota PBB adalah negara yang cinta damai
2. Negara tersebut mau menerima kewajiban-kewajiban yang tertera dalam
piagam PBB
3. Oleh PBB negara yang bersangkutan dinilai dapat melaksanakan kewajibankewajiban
4. Diterima oleh majelis umum setelah mendapat rekomendasi dari dewan
keamanan
* Struktur Organisasi PBB
1) Organisasi Utama
A. Majelis Umum (General Assembly)
Mempunyai tugas dan wewenang sbb:
1. Membersihkan saran dan usulan mengenai usaha perdamaian dan keamanan
2. Membicarakan masalah-masalah internasional dan mengambil keputusan
3. Mengadakan pengawasan terhadap organisasi-organisasi PBB lainnya.
B. Dewan Keamanan
Mempunyai tugas dan wewenang sbb:
1.Menyelesaikan sengketa antarnegara secara damai
2.Mengambil tindakan, baik preventif maupun represif dan keamanan dunia
3.Bersama Majelis Umum memilih hakim-hakim internasional
C. Dewan Ekonomi dan Sosial
Mempunyai tugas dan wewenang sbb:
1. Melaksanakan tugas-tugas sebagaimana ditentukan dalam bidang Majelis
Umum
2. Mengajukan usulan dan anjuran kepada Majelis Umum dengan meningkatkan
kesejahteraan
3. Mengoordinasikan kegiatan badan-badan khusus PBB
D. Dewan Perwakilan
Tugas pokok Dewan Perwakilan adalah Mengadakan pengawasan dan melalui
negara yang di tunggu secara aktif memajukan pemerintahan daerah sesuai
dengan tujuan
E. Mahkamah Internasional
Mempunyai tugas dan wewenang sbb:
1.Memeriksa perselisihan atau persengketaan
2.Mengajukan pendapatnya berkenaan kepada Majeis Umum
3.Mendesak Dewan keamanan untuk menindak suatu negara yang
menghiraukan keputusan Mahkamah Internasional
F. Sekertariat
Mempunyai tugas dan wewenang sbb:
1) Memimpin aktivitas ketata usahaan PBB
2) Menyusun laporan tahunan PBB yang dibahas dalam sidang Majelis Umum

3) Melaporkan kepada Dewan Keamanan atas setiap perkembangan situasi


menurut penilaian nya
Organ Subsider adalah organ seperti yang dimaksudkan oleh ketentuanketentuan Lembaga lembaga Kerjasama Internasional dalam PBB
1. United Nations Funds for Population Activities (UNFPA), dana PBB untuk
kegiatan kependudukan.
2. Food and Agriculture Organization (FAO), organisasi PBB yang menangani
masalah pangan, pertanian, perikanan, peternakan, dan pekerjaan.
3. World Health Organization (WHO), organisasi PBB yang menangani masalah
kemiskinan, kelaparan, dan kesehatan.
4. United Nations Environment Programmed (UNEP), organisasi PBB yang
menangani dampak negatif perkembangan industri dan eksploitasi sumber daya
alam.
5. United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO),
organisasi PBB yang menangani masalah pendidikan, ilmu pengetahuan, dan
kebudayaan.
6. International Monetary Fund (IMF), dana keuangan internasional yang
menyediakan kredit bagi negara-negara miskin.
7. International Bank for Reconstruction and development (IBRD) atau Word
Bank, yang menyediakan kredit bagi negara-negara miskin.
8. Asia Development Bank (ADB), bank pembangunan Asia.
9. United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD), konferensi
PBB tentang perdagangan dan pembangunan.
10. General Agreement on Tariff and Trede (GATT), persetujuan umum mengenai
tarif dan perdagangan. GATT berubah menjadi World Trade Organization (WTO),
organisasi perdagangan dunia.
11. European Economic Community (EEC), masyarakat ekonomi Eropa.
12. Asia Pasific Economic Cooperation (APEC), kerjasama ekonomi Asia Pasifik.
13. European Free Trade Association (EFTA), kerjasama perdagangan bebas
Eropa.
14. ASEAN Free Trade Areas (AFTA), kawasan perdagangan bebas ASEAN.
15. North American Free Trade Association (NAFTA), kerjasama perdagangan
bebas Amerika Utara (AS, Kanada, dan Mexico).
16. Latin American Free Trade Association (LAFTA), kerjasama perdagangan
bebas Amerika Latin.
* Peranan PBB bagi Dunia dan Indonesia
a) Peranan PBB bagi dunia internasional:
1. Bidang keamanan dan perdamaian
2. Bidang ekonomi
3. Bidang sosial, budaya, kesehatan dan kemanusiaan
b) Peranan PBB bagi Bangsa dan Negara Indonesia,
1. Ketika revolusi Nasional sedang berkobar untuk melawan kolonial belanda di
negara kita
2. Pada masa perang kolonial ke-2 antara Indonesia dan Belanda
3. Pada saat perjuangan pembebasan Irian Barat.
Gerakan Non Blok
Gerakan Non Blok (GNB) dibentuk oleh beberapa negara yang cinta damai dan
ingin berperan aktif dalam mencari solusi terbaik dalam rangka menciptakan
perdamaian dan keamanan dunia. Pertentangan atau rivalitas antara Blok Barat
dan Blok Timur semakin memuncak. Meskipun pertentangan itu belum sampai
menyebabkan terjadinya peperangan secara terbuka, namun perang dingin
antara kedua blok telah menimbulkan ketegangan sehingga mengganggu

ketertiban dan perdamaian dunia. Dengan demikian, gagasan untuk mendirikan


GNB merupakan upaya cerdas untuk meredakan ketegangan, sekaligus
mewujudkan kehidupan dunia yang tertib, aman, dan damai berdasarkan prinsipprinsip kebebasan untuk menentukan cita-citanya. Untuk meredakan ketegangan
antara Blok Barat dan Blok Timur, beberapa negarawan dari Indonesia, India, dan
Yugoslavia mengadakan pertemuan di pulau Brioni, Yugoslavia dan berhasil
mencetuskan ide pembentukan Gerakan Non Blok (GNB). Beberapa tokoh yang
dianggap sebagai pemrakarsa berdirinya GNB adalah:
a. Presiden Soekarno (Indonesia),
b. Presiden Joseph Broz Tito (Yugoslavia),
c. Presiden Gamal Abdul Naser (Mesir),
d. Perdana Menteri Jawaharlal Nehru (India), dan
e. Perdana Menteri Kwame Nkrumah (Ghana).
Mereka sepakat menggalang solidaritas untuk mengenyahkan kolonialisme
dalam segala bentuknya dan mereka menentukan sikap bersama terhadap
perang dingin. Oleh karena itu dirasakan perlu membentuk organisasi yang tidak
terikat kepada salah satu blok yang sedang terlibat perang dingin. Pada tahun
1961 ketegangan antara Blok Barat dan Blok Timur semakin memuncak, ketika
dibangun tembok Berlin untuk membelah kota Berlin. Ketegangan semakin
memuncak, ketika pada tahun yang sama timbul krisis di Kuba, setelah Uni
Soviet membangun pangkalan rudal di negara itu. Ketegangan tersebut ikut
mendorong terbentuknya GNB. Pada tahun 1961 berlangsung pertemuan
persiapan KTT I GNB di Kairo. Pertemuan itu berhasil mengangkat 5 prinsip yang
menjadi dasar GNB. Dari kelima prinsip itu memuat dua hal yang menjadi
perhatian utama GNB, yaitu kolonialisme dan negara superpower. Adapun kelima
prinsip tersebut adalah:
a. Tidak berpihak terhadap salah satu dari dua blok, yaitu Blok Barat dan Blok
Timur.
b. Berpihak terhadap perjuangan anti kolonialisme.
c. Menolak ikut serta dalam berbagai bentuk aliansi militer.
d. Menolak aliansi bilateral dengan negara super power.
e. Menolak pendirian basis militer negara super power di wilayah masing-masing.
*Tujuan Gerakan Non-Blok
Adapun tujuan berdirinya GNB dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Tujuan ke dalam, yaitu mengusahakan kemajuan dan pengembangan
ekonomi, sosial, dan politik yang jauh tertinggal dari negara-negara maju.
b. Tujuan ke luar, yaitu berusaha meredakan ketegangan antara Blok Barat dan
Blok Timur menuju terwujudnya dunia yang tertib, aman, dan damai.
Gerakan Non-Blok dan Dasasila Bandung memiliki keterkaitan yang erat. Hal ini
dapat dilihat dari salah satu asas yang dipakai Gerakan Non-Blok. Asas tersebut
adalah berusaha menyokong perjuangan kemerdekaan di semua tempat. Asas
lainnya adalah memegang teguh perjuangan melawan imperialisme,
kolonialisme, dan neokolonialisme. Semangat Dasasila Bandung juga terlihat dari
tujuan-tujuan Gerakan Non-Blok berikut, Mengembangkan solidaritas antara
sesama negara berkembang dalam mencapai persamaan, kemakmuran, dan
kemerdekaan. Turut serta meredakan ketegangan dunia akibat perseteruan
antara Blok Barat dan Blok Timur Berusaha membendung pengaruh buruk, baik
dari Blok Barat maupun Blok Timur
*Pertemuan Gerakan Non-Blok

Normalnya, pertemuan GNB berlangsung setiap tiga tahun sekali. Biasanya


setelah mengadakan konferensi, kepala negara atau kepala pemerintahan yang
menjadi tuan rumah konferensi itu akan dijadikan ketua gerakan untuk masa
jabatan tiga tahun. Berikut daftar lengkapnya :
KTT I Belgrade, 1 September 1961 6 September 1961
KTT II Kairo, 5 Oktober 1964 10 Oktober 1964
KTT III Lusaka, 8 September 1970 10 September 1970
KTT IV Aljir, 5 September 1973 9 September 1973
KTT V Kolombo, 16 Agustus 1976 19 Agustus 1976
KTT VI Havana, 3 September 1979 9 September 1979
KTT VII New Delhi, 7 Maret 1983 12 Maret 1983
KTT VIII Harare, 1 September 1986 6 September 1986
KTT IX Belgrade, 4 September 1989 7 September 1989
KTT X Jakarta, 1 September 1992 7 September 1992
KTT XI Cartagena de Indias, 18 Oktober 1995 20 Oktober 1995
KTT XII Durban, 2 September 1998 3 September 1998
KTT XIII Kuala Lumpur 20 Februari 2003 25 Februari 2003
KTT XIV Havana, 11 September 2006 16 September 2006
* Peran Indonesia dalam Gerakan Non Blok
Indonesia berperan penting dalam Gerakan Non-Blok, beberapa peran Indonesia
antara lain sebagai berikut:
1) Presiden Soekarno adalah satu dari lima pemimpin dunia yang mendirikan
GNB, Indonesia menjadi pemimpin GNB tahun 1991. Saat itu, Presiden Soeharto
terpilih menjadi ketua GNB. Sebagai pemimpin GNB, Indonesia sukses menggelar
KTT X GNB di Jakarta. Indonesia juga berperan penting dalam meredakan
ketegangan di kawasan bekas Yugoslavia pada tahun 1991.

SISTEM HUKUM DAN PERADILAN INTERNASIONAL


1. Pengertian Hukum Internasional
Dalam menjalin hubungan internasional, setiap negara dibatasi oleh
hukum yang mengatur kepentingan suatu negara dengan negara lain. Hukum
tersebut adalah hukum internasional. Hukum internasional dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu hukum publik internasional dan hukum privat internasional.
o Menurut Para Ahli :
1.
Mochtar Kusumaatmadja
Hukum internasional adalah keseluruhan kaidah dan asas yang mengatur
hubungan atau persoalan yang melintasi batas-batas negara antara negara
dengan negara, negara dan subjek hukum lain bukan negara, atau subjek hukum
bukan negara yang satu dengan yang lain.
2.
J.G Strke
Mendefinisikan hukum internasional sebagai sekumpulan hukum ( Body of Law )
yang sebagian besar terdiri dari asas-asas dan karena itu biasanya ditaati dalam
hubungan negara-negara satu sama lain.
3.
Ivan A. Shearer
Hukum internasional adalah sekumpulan peraturan hukum yang sebagian besar
mengatur prinsip-prinsip dan aturan-aturan yang harus dipatuhi oleh negaranegara ( subjek hukum internasional ) dan hubungannya satu sama lain, yang
meliputi :
a.
Aturan-aturan hukum yang berhubungan dengan fungsi-fungsi instusi atau
organisasi-organisasi, hubungan antara instusi dan organisasi-organisasi
tersebut, serta hubungan antara instusi dan organisasi-organisasi tersebut
dengan negara dan individu-individu.
b.
Aturan-aturan hukum tertentu yang berhubungan dengan individu-individu
yang menjadi perhatian komunitas internasional selain entitas negara.
o
Jadi, Hukum Internasional adalah merupakan hukum yang mengatur
hubungan hukum antara negara dan negara,negara dan subjek hukum lain
bukan negara, atau subjek hukum bukan negara satu sama lain.
2. Asas Hukum Internasional
Hukum internasional haruslah memperhatikan asas-asas berikut :
a.
Asas Teritorial
Asas ini didasarkan pada kekuasaan negara atau wilayahnya. Menurut asas ini,
negara melaksanakan hukum bagi semua orang dan semua barang yang ada di
wilayahnya. Jadi, terhadap semua orang atau barang yang berada diluar wilayah
tersebut, berlaku hukum asing ( internasional ) sepenuhnya.
b.
Asas Kebangsaan
Asas ini didasarkan pada kekuasaan negara untuk warga negaranya. Menurut
asas ini, setiap warga negara, di mana pun dia berada, tetap mendapatkan
perlakuan hukum dari negaranya. Asas ini mempunyai kekuatan ekstrateritorial.
Artinya, hukum negara tersebut tetap berlaku bagi warga negaranya, walaupun
ia berada di negara asing.
c.
Asas Kepentingan Umum
Asas ini didasarkan pada wewenang negara untuk melindungi dan mengatur
kepentingan dalam kehidupan bermasyarakat. Menurut asas ini, negara dapat

menyesuaikan diri dengan semua keadaan dan peristiwa yang berkaitan dengan
kepentingan umum. Jadi, hukum tidak terikat pada batas-batas wilayah suatu
negara.
d.
Asas Persamaan Derajat
Hubungan antara bangsa hendaknya didasarkan pada asas bahwa negara yang
berhubungan adalah negara yang berdaulat. Secara formal memang negaranegara di dunia sudah lama derajatnya, tetapi secara faktual dan substansi
masih terjadi ketidaksamaan derajat, khususnya dalam bidang ekonomi.
e.
Asas Keterbukaan
Dalam hubungan antar bangsa yang berdasarkan hukum internasional
diperlukan adanya ketersediaan masing-masing untuk memberikan informasi
secara jujur dan dilandasi rasa keadilan. Sehingga masing-masing pihak
mengetahui secara jelas manfaat, hak, serta kewajiban dalam menjalin
hubungan internasional.
f.
Ne Bis In Idem
Maksud dari asas tersebut yaitu :
1.
Tidak seorang pun dapat diadili sehubungan dengan perbuatan kejahatan
yang untuk itu uang bersangkutan telah diputus bersalah atau dibebaskan.
2.
Tidak seorang pun dapat diadili di pengadilan lain untuk kejahatan dimana
orang tersebut telah dihukum atau dibebaskan oleh pengadilan pidana
Internasional.
3.
Tidak seorang pun yang telah diadili oleh suatu pengadilan disuatu negara
mengenai suatu perbuatan yang dilarang berdasarkan Pasal 6, Pasal 7, dan Pasal
8 boleh diadili berkenaan dengan perbuatan yang sama.
g.
Pacta Sunt Servanda
Merupakan asas yang dikenal dalam perjamjian Internasional. Asas ini menjadi
kekuatan Hukum dan Moral bagi semua negara yang mengikatkan diri dalam
perjanjian Internasional.
h.
Jus Cogent
Dalam perjanjian Internasional dikenal asas Jus Congents. Maksudnya ialah
bahwa perjanjian Internasional dapat batal demi hukum jika ada
pembentukannya bertentangan dengan suatu kaidah dasar dari hukum
Internasional Umum (Pasal 53 Konvensi Wina 1969).
i.
Inviolability dan Immunity
Dalam hukum diplomatik dan Konsuler dikenal asas Inviolability dan Immunity.
Dalam Pedoman tertib Diplomatik dan Prootokoler , Involability merupakan
terjemahan dari istilah Inviolable yang artinya seorang pejabat diplomatik
tidak dapat ditangkap atau ditahan oleh alat perlengkapan Negara penerima dan
sebaiknya negara penerima berkewajiban mengambil langkah-langkah demi
mencegah serangan atas kehormatan dan kekebalan dari pribadi penjabat
diplomatik yang bersangkutan.

3. Konsep Dasar Hukum Internasional


Hukum internasional dibedakan menjadi dua, yaitu :
a.
Hukum Publik Internasional , adalah kumpulan peraturan hukum yang
mengatur hubungan antarnegara merdeka dan berdaulat. Hukum publik
internasional disebut juga hukum antarnegara atau hukum internasional.
b.
Hukum Privat ( Perdata ) Internasional , adalah ketentuan-ketentuan yang
mengatur hubungan hukum antar seseorang dan orang lain yang berlainan
warga negaranya dalam sebuah negara yang berkenaan dengan keperdataan.

Hukum privat ( perdata ) internasional disebut juga dengan istilah hukum antar
bangsa.
4.
Sumber-Sumber Hukum Internasional
Menurut Mochtar Kusumaatmadja dalam Hukum Internasional Humaniter
( 1980 ), sumber hukum internasional dibedakan atas sumber hukum dalam arti
formal dan sumber hukum dalam arti material. Sumber hukum internasional
formal diatur dalam Piagam PBB. Sumber hukum internasional material
membahas tentang dasar berlakunya hukum suatu negara.
v Sumber hukum material
Terdiri dari dua aliran berikut :
1.
Aliran Naturalis. Aliran ini bersandar pada Hak Asasi atau hak-hak alamiah
yang bersumber pada hukum Tuhan, sehingga menempati posisi lebih tinggi dari
hukum nasional ( Grotius ).
2.
Aliran Positivisme. Aliran ini mendasarkan berlakunya hukum internasional
pada persetujuan bersama negara-negara ditambah dengan asas pacta sunt
servada (Hans Kelsen)
v Sumber hukum formal
Sumber Hukum Internasional dalam arti Formal merupakan sumber Hukum
Internasional yang paling Utama dan memiliki Otoritas tertinggi serta otentik
yang dapat dipergunakan oleh Mahkamah Internasional di dalam memutuskan
suatu sengketa internasional sebagaimana tercantum dalam Pasal 38 ayat 1
Statuta Mahkamah Internasional, yaitu sebagai berikut :
1.
Perjanjian Internasional ( Traktat )
Perjanjian internasional adalah suatu ikatan hukum yang terjadi berdasarkan
kata sepakat antar negara-negara sebagai anggota Organisasi bangsa-bangsa
dengan tujuan melaksanakan hukum tertentu yang mempunyai akibat hukum
tertentu. Konvensi-konvensi atau perjanjian internasional merupakan sumber
utama hukum internasional. Konvensi tersebut dapat berbentuk Bilateral
maupun Multilateral. Konvensi-konvensi Internasional yang merupakan sumber
utama hukum Internasional adalah konvensi yang berbentuk Law Making Treaties
adalah perjanjian-perjanjian Internasional yang berisikan prinsip-prinsip dan
ketentuan yang berlaku secara umum, yaitu sebagai berikut :
a.
Konvensi-konvensi Den Haag 1899 dan 1907 mengenai hukum perang dan
penyelesaian sengketa secara damai.
b.
General treaty for the renunciation of war, 27 Agustus 1928.
c.
Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa.
d.
Konvensi-konvensi Wina mengenai Hubungan Diplomatik 1961 dan
Hubungan Konsuler 1963.
e.
Konvensi PBB tentang hukum laut, 1982.
2.
Hukum Kebiasaan Internasional
Hukum kebiasaan berasal dari prakti Negara-negara melalui sikap dan tindakan
yang diambilnya terhadap suatu persoalan. Terbentuknya suatu hukum
kebiasaan didasari oleh Praktik yang sama, dijalankan secara konstan tanpa
adanya pihak yang menentang serta diikuti oleh banyak negara.
3.

Prinsip-prinsip Hukum Umum

Prinsip-prinsip hukum umum yang dimaksud adalah dasar-dasar sistem hukum


pada umumnya,yang berasal dari asas hukum Romawi. Menurut Sri Setianingsih
Suwardi, S.H., fungsi prinsip-prinsip hukum umum ini terdiri atas tiga hal berikut :
1.
Sebagai pelengkap hukum kebiasaan dan perjanjian internasional.
2.
Sebagai penafsiran perjanjian internasional dan hukum kebiasaan.
3.
Sebagai pembatas perjanjian internasional dan hukum kebiasaan.
4.
Yurisprudensi dan Anggapan-anggapan Para Ahli Hukum Internasional
Yurisprudensi Internasional ( Judicial Decisions ) dan anggapan-anggapan para
ahli hukum internasional hanya digunakan untuk membuktikan dipakai tidaknya
kaidah hukum internasional berdasarkan sumber hukum primer, seperti
perjanjian internasional, kebiasaan internasional, dan prinsip-prinsip hukum
umum dalam menyelesaikan perselisihan internasional. Oleh karena itu, apabila
terjadi perselisihan internasional, banyak yang segan menyelesaikan
masalahnya melalui pengadilan internasional. Mahkamah internasional tidak
berwenang memaksa negara yang berselisih untuk membawa masalahnya ke
hadapan pengadilan internasional.
Anggapan-anggapan para ahli hukum internasional memilliki peranan penting
sebagai sumber hukum. Maksudnya, walaupun anggapan-anggapan itu tidak
menimbulkan hukum, tetapi dapat menjadi penting jika secara langsung dapat
menyelesaikan suatu masalah hukum internasional.
v Sumber umum hukum internasional, yaitu :
Sumber hukum internasional dapat dikategorikan dalam lima bentuk yaitu
sebagai berikut :
1.
Kebiasaan internasional.
2.
Traktat ( Treaty ) : Perjanjian Internasional.
3.
Asas hukum umum yang diakui bagi Negara-negara yang beradab.
4.
Doktrin : Ajaran Para Ahli terkemuka.
5.
Yuris Prudensi : keputusan hakim terdahulu yang dijadikan sebagai dasar
Hukum Pengambilan Keputusan Hakim.
5.Subjek-subjek Hukum Internasional
Berikut ini subjek-subjek hukum internasional :
a.
Negara
Negara yang dapat menjadi subjek hukum Internasional adalah negara yang
merdeka, berdaulat, dan bukan merupakan bagian dari negara lain. Negara yang
berdaulat artinya negara tersebut mempunyai pemerintahan sendiri secara
penuh atau mempunyai kekuasaan penuh terhadap warga negara dalam
lingkungan kewenangan negara itu.
b.
Tahta Suci ( Vatikan )
Tahta Suci ( Heilige Stoel ) adalah Gereja Khatolik Roma yang diwakili oleh Paus
di Vatikan. Walaupun Vatikan bukan merupakan negara seperti pada umumnya,
Tahta Suci mempunyai kedudukan sama dengan sebuah negara sebagai subjek
hukum internasional.
c.
Palang Merah Internasional
Kedudukan Palang Merah Internasional sebagai subjek hukum internasional
diperkuat dengan adanya beberapa perjanjian. Di antaranya, Konvensi Jenewa
tentang perlindungan korban perang.
d.
Organisasi Internasional

Dalam pergaulan internasional yang menyangkut hubungan antarnegara, banyak


sekali organisasi yang diadakan ( dibentuk ) oleh negara-negara itu. Menurut
perkembangannya, organisasi internasional yang berdiri tahun 1815 dinyatakan
menjadi lembaga hukum internasional sejak Kongres Wina.
e.
Orang Perseorangan ( Individu )
Manusia sebagai individu dianggap sebagai subjek hukum internasional jika
dalam tindakan atau kegiatan yang dilakukannya memperoleh penilaian positif
atau negatif sesuai kehendak damai kehidupan masyarakat dunia. Individu juga
dapat mengajukan perkara kepada Mahkamah Arbitrase Internasional.
f.
Pemberontak dan Pihak dalam Sengketa
Pemberontak dan pihak dalam sengketa dianggap sebagai salah satu subjek
hukum internasional karena merekan memiliki hak yang sama untuk :
1.) Menentukan nasibnya sendiri ;
2.) Memilih sistem ekonomi, politik, sosial sendiri ;
3.) Menguasai sumber kekayaan alam di wilayah yang didudukinya.
Contohnya : Gerakan Aceh Merdeka ( GAM ) yang melakukan perundingan
dengan Pemerintahan Indonesia di Swedia.
6.
Lembaga Peradilan Internasional
a.
Mahkamah Internasional
Mahkamah internasional merupakan pengadilan tertinggi dalam kehidupan
bernegara di dunia ini. Sebagai alat perlengkapan PBB, Mahkamah Internasional
beranggotakan 15 orang hakim yang dapat dipilih oleh Majelis Umum dan Dewan
Keamanan. Masa jabatan para hakim Mahkamah Internasional adalah 9 tahun
dengan ketentuan dapat dipilih kembali.
Mahkamah Internasional berkedudukan di Den Haag ( Belanda ). Sebagai
pengadilan internasional, Mahkamah Internasional bertugas menyelesaikan
perselisihan internasional negara-negara anggota PBB karena semua anggota
PBB adalah ipsofacto Piagam Mahkamah Internasional menurut pasal 93 ayat 1
Piagam PBB. Ayat 2 menyatakan bahwa negara yang bukan anggota PBB boleh
menjadi peserta dari Piagam Internasional sesuai syarat-syarat yang ditetapkan
oleh Majelis Umum atas anjuran Dewan Keamanan . Berdasarkan ketentuan ini,
Mahkamah Internasional dapat mengadili negara-negara bukan anggota PBB
yang berselisih. Mahkamah Internasional mengadili masalah yang berkenaan
dengan perselisihan kepentingan dan kepentingan hukum.
b.

Pengadilan Internasional
Dalam penyelenggaraan Pengadilan Internasional, setiap negara
anggota PBB tidak diwajibkan membawa masalah perselisihan yang mereka
hadapi ke pengadilan, kecuali bagi negara-negara yang telah menandatangai
optional clause. Ketentuan tersebut tercantum dalam pasal 36 ayat 2 Piagam
Mahkamah Internasional, yang menyatakan bahwa negara-negara peserta
Piagam Mahkamah Internasional dapat menerangkan bahwa mereka mengakui
kekuasaan Mahkamakh Internasional sebagai kekuasaan yang mengikat berdasar
hukum dan dapat tidak mengikat berdasarkan perjanjian istimewa.
Dalam hal ini, hubungan internasional mengenai proses perkara
didasarkan surat gugatan. Optional clause menunjukkan suatu langkah penting
menuju suatu pengadilan internasional yang bersifat wajib, walaupun
penandatanganan negara-negara anggota hanya mengenai penyelesaian
perselisihan hukum saja.

Anda mungkin juga menyukai