Anda di halaman 1dari 2

RETRAKTIL

Ryan

Saktika

TESTES
Mulyana,

Ked

Retraktil testis merupakan kelainan dimana testis sudah mengalami penurunan yang sempurna
tetapi tidak berada di tempat yang sesuai yaitu di skrotum. Banyak anak laki laki yang diperiksakan
ke dokter dengan cryptorchidism atau undesensus testes. Sangat sulit membedakan retraktil testis
dengan

undesensus

testes

secara

klinis.

Retraktil testis sering keliru dibedakan dengan undesensus testis, ada beberapa pemeriksaan yang
diperlukan dalam mendiagnosa retraktil testis, salah satunya adalah dengan pemeriksaan fisik ,
pemeriksaan fisik ini harus dilakukan dalam suasana tenang dan nyaman, laki laki usia lebih dari 1
tahun mempunyai refleks kremaster sehingga apabila pada saat pemeriksaan pasien cemas dan
mudah geli atau dalam keadaan tidak nyaman maka akan sangat sulit memasukan testis ke dalam
skrotum. Untuk menciptakan suasanya nyaman dan tidak menimbulkan refleks kremaster itu sendiri
bisa dilakukan dengan beberapa cara seperti pasien diperiksa dengan posisi kaki kodok frog leg
position, atau pasien diperiksa dengan kaki menggagntung di bibir meja periksa, selain itu juga
dapat dilakukan dengan menggunakan valsava maneuver atau dengan menggunakan sabun atau
jelly yang dioleskan pada jari pemeriksa untuk mendapatkan sensasi taktil yang dapat membedakan
apakah skrotum berada di kanalis inguinalis atau tertutupi oleh lemak sekitar skrotum. Apabila testis
bisa dimasukkan ke dalam skrotum dengan mudah maka kita bisa mendiagnosa hal tersebut
dengan

retraktil

testes.

Apabila sulit dibedakan antara undesensus testis dengan retraktil testis dapat dilakukan
pemeriksaan penunjang dengan menggunakan tes HCG (Human Chorionic Gonadotropine) dimana
hal ini berdasarkan bukti klinis yang ditemui pada penderita retraktil testis yang akan hilang dengan
sendirinya tanpa manipulasi operasi pada saat penderita mengalami masa pubertas, hal ini diduga
erat berhubungan dengan HCG yang dihasilkan oleh laki laki pubertas, sehingga diharapkan
setelah pemberian HCG penderita retraktil testis akan hilang sengan sendirinya, tetapi pada
undesensus testis hal ini tidak akan terjadi. Dosis HCG yang disarankan oleh para klinisi adalah
2000

IU

dalam

hari.

Pemerikasaan dengan USG juga sering digunakan dalam pemeriksaan pasien dengan keluhan
testis yang tidak teraba, namun sering menjadi salah diagnosa sebab sering pasien dengan testis
yang tidak teraba akan mudah terdiagnosa dengan pemeriksaan USG padahal sesungguhanya
pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan hanya menggunakan pemeriksaan fisik testis.
Pemeriksaan dengan menggunakan CT scan juga menjadi rekomendasi oleh para klinisi dengan
harapan akan lebih mudah mengetahui posisi testes yanag sebenarnya tetapi efek radiasi yang
besar akan sangat merugikan untuk anak- anak. MRI juga mempunyai efek samping yang sama
dengan CT-scan, padahal testis yang tidak teraba mudah diperiksa dengan menggunakan
pemeriksaan fisik saja, hal inilah yang menjadi alasan bagi para klinisi untuk meninggalkan

pemeriksaan menggunkan USG, CT-scan atau MRI karena selain tidak akurat pemeriksaan ini juga
memerlukan

biaya

yang

mahal.

Pemeriksaan penunjang lain yang juga direkomendasikana oleh para klinisi di Amerika Serikat
adalah dengan menggunakan teknik laparoskopi, dimana teknik operasi ini menjadi sangat popular
seiring dengan makin banyaknya laparoskopi digunakan dalam pembedahan saat ini, dalam survey
oleh The American Academy of Pediatrics, Urology Section, terdapat 5,428 kasus, dimana 75%
menggunakan teknik laparoskopi untuk mengevaluasi testes yang tidak teraba. Komplikasi yang
ditimbulkannya

hanya

4%.

Penanganan retraktil testes ini dapat dilakukan tanpa tindakan pembedahan keluhan akan hilang
dengan

sendirinya

pada

saat

pasien

menginjak

masa

pubertas.

Pasien dengan retraktil testes ini harus dimonitor selama 6 12 bulan karena jika tidak dimonitor
maka akan dapat menyebabkan undesensus testis bawaan, selain itu juga anak laki laki dengan
retraktil testis tidak mempunyai resiko tinggi untuk timbulnya keganasan atau infertilitas.
Reference
1. Glenn's Urologic Surgery 5th edition (September 15, 1998): By by Sam D. Graham (Editor), James F. Glenn (Editor) By
Lippincott

Williams

&

Wilkins

Publishers

2. Adult and Pediatric Urology 4th edition (January 15, 2002): by Jay Y., Md. Gillenwater (Editor), Stuart S., Md. Howards
(Editor), John T., Md. Grayhack (Editor), Michael, Md. Mitchell (Editor), Bauer By Lippincott Williams & Wilkins Publishers.
3. Nelson text book Pediatric, 16th edition (2002): by behrman.

Anda mungkin juga menyukai