Anda di halaman 1dari 6

Reaksi ion tembaga(II) dalam larutan

Ion yang paling sederhana dalam bentuk tembaga dalam larutan adalah ion berwarna biru
heksaaquotembaga(II) [Cu(H2O)6]2+.

Reaksi ion hekasaquotembaga(II) dengan ion hidroksida


Ion hidroksida (dari, katakanlah, larutan natrium hidroksida) menggantikan
ion hidrogen dari ligan air dan kemudian melekat pada ion tembaga.
Setalah ion hidrogen dihilangkan dari dua molekul air, kamu akan
memperoleh kompleks tidak bermuatan kompleks netral. Kompleks ini
tidak larut dalam air dan terbentuk endapan.

Pada tabung reaksi, perubahan warna yang terjadi adalah:

Reaksi ion heksaaquotembaga(II) dengan larutan amonia


Amonia dapat berperan sebagai basa maupun ligan. Dengan jumlah amonia
yang sedikit, ion hidrogen dihilangkan dengan pasti seperti pada kasus ion
hidrogen menghasilkan kompleks netral.

Endapan yang terbentuk akan melarut jika kamu menambahkan amonia berlebih.

Amonia menggantikan air sebagai ligan untuk menghasilkan ion tetraamindiaquotembaga(II). Dengan
catatan hanya empat dari enam molekul air yang digantikan.

Perubahan warna yang terjadi adalah:

Reaksi ion heksaaquotembaga(II) dengan ion karbonat

Kamu akan memperoleh dengan mudah endapan tembaga(II) karbonat seperti yang kamu pikirkan

Reaksi pertukaran ligan yang melibatkan ion klorida


Jika kamu menambahakan asam klorida pekat ke dalam larutan yang
mengandung ion heksaaquotembaga(II), enam molekul air digantikan oleh
empat ion klorida.

Reaksi yang terjadi berlangsung reversibel.

Karena reaksi berlangsung secara reversibel, kamu dapat memperoleh campuran warna dari kedua ion
kompleks.

Kamu mungkin dapat menemukan beraneka warna ion tetraklorokuprat(II) mulai dari hijau minyak
zaitun atau kuning. Jika kamu menambahkan air ke dalam larutan yang berwarna hijau, maka larutan
tersebut akan kembali berwarna biru.

Reaksi ion heksaaquotembaga(II) dengan ion iodida


Reaksi sederhana
Ion tembaga(II) akan mengoksidasi ion iodida menjadi iodium, dan selama
berlangsungnya proses reaksi ion tembaga(II) mereduksi dengan sendirinya
menjadi tembaga(I) iodida.

Campuran coklat yang merupakan pengotor dipisahkan terlebih dahulu sehingg tinggal endapan putih
tembaga(I) iodida dalam larutan iodium.

Penggunaan reaksi tersebut untuk menentukan konsentrasi ion


tembaga(II) dalam larutan
Jika kamu mempipet sejumlah volume tertentu suatu larutan yang
mengandung ion tembaga(II) ke dalam labu, dan kemudian menembahkan
larutan kalium iodida berlebih, kamu memperoleh reaksi yang mana kita
hanya dapat menulisnya.

Kamu dapat menentukan sejumlah iodium yang dibebaskan dengan menggunakan titrasi dengan
larutan natrium tiosulfat.

Selama larutan natrium tiosulfat diteteskan dari buret, warna iodium menjadi pudar. Ketika warna
akan menghilang, kamu tambahakan larutan kanji secukupnya. Reaksi ini berlangsung secara
reversibel dengan iodium menghasilkan kompleks iodium-kanji yang berwarna biru tua yang lebih
mudah untuk dilihat.

Kamu tambahkan tetes-tetes terakhir larutan natrium tiosulfat secara perlahan sampai warna biru
menghilang.

Jika kamu mengurutkan perbandingan reaksi dari awal sampai akhir dari dua persamaan tersebut,
kamu akan menemukan bahwa setiap dua mol ion tembaga(II), kamu memerlukan dua mol larutan
natrium tiosulfat.

Jika kamu mengetahui konsentrasi larutan narium tiosulfat, hal itu memudahkan untuk menghitung
konsentrasi ion tembaga(II).

Beberapa sifat kimia tembaga(I)


Disproporsionasi ion tembaga(I) dalam larutan
Sifat kimia tembaga(I) terbatas pada reaksi yang melibatkan ion tembaga(I)
yang sederhana dalam larutan. Berikut adalah satu contoh yang baik
mengenai disproporsionasi suatu reaksi dimana sesuatu mengalami
oksidasi dan reduksi sendiri.
Ion tembaga(I) dalam larutan terdisproporsi menghasilkan ion tembaga(II)
dan endapan tembaga.
Reaksinya adalah:

Semua percobaan untuk menghasilkan senyawa tembaga(I) yang sederhana dalam larutan dapat
dilakukan.

Sebagai contoh, jika kamu mereaksikan tembaga(I) oksida dengan asam sulfat encer panas, kamu
mungkin akan mengira akan memperoleh larutan tembaga(I) sulfat dan dihasilkan air. Pada faktanya
kamu akan memperoleh endapan coklat tembaga dan larutan biru tembaga(II) sulfat karena reaksi
disproporsionasi.

Kestabilan tingkat oksidasi tembaga(I)

Senyawa tembaga(I) yang tidak larut

Kita akan melihat bahwa tembaga(I) iodida yang dihasilkan berupa endapan berwarna putih jika kamu
menambahkan larutan kalium iodida ke dalam larutan yang mengandung ion tembaga(II). Tembaga(I)
iodida sebenarnya tidak larut adalam air, dan karena itu reaksi disproporsionasi tidak terjadi.

Tembaga(I) klorida dapat dihasilkan sebagai endapan putih (reaksi dituliskan dibawah). Asalkan
pemisahan endapan dari larutan dilakukan secepat mungkin dan dikeringkan secepat mungkin pula,
endapan akan tetap berwarna putih. Pada saat kontak dengan air, endapan ini akan berubah manjadi
biru dengan terbentuknya ion tembaga(II).

Reaksi disproporsionasi hanya terjadi pada ion tembaga(I) yang sederhana dalam larutan.

Kompleks-kompleks tembaga(I)

Pembentukan kompleks-kompleks tembaga(I) (bisa juga dengan air sebagai ligannya) juga
menstabilkan tingkat oksidasi tembaga(I).

Sebagai contoh, antara [Cu(NH3)2]+ and [CuCl2]- merupakan kompleks tembaga(I) yang tidak terjadi
disproporsionasi.

Kompleks yang mengandung klor terbentuk jika tembaga(I) oksida dilarutkan dalam asam klorida
pekat.

Kamu dapat menduga bahwa hal ini terjadi dalam dua tahap. Pertama, kamu akan memperoleh
tembaga(I) klorida yang terbentuk:

Tetapi dengan adanya ion klorida yang berelebih dari HCl, reaksi ini memberikan kestabilan, kompleks
tembaga(I) terlarut.

Kamu dapat memperoleh endapan putih tembaga(I) klorida (seperti yang disebutkan diatas) dengan
menambahkan air ke dalam larutan. Reaksi ini merupakan kebalikan dari reaksi tanpa kelebihan ion
klorida.

Anda mungkin juga menyukai