Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh:
Dita Fitriani
31112015
31112017
Sita Zahara
31112046
Latar Belakang
spektrofotometer
UV.
Sehingga
akan
diperoleh
panjang
Maksud Percobaan
Mengetahui dan memahami cara penentuan kadar antibiotik golongan
Tujuan Percobaan
Mengetahui cara isolasi penarikan analit rifampuisin dalam sampel dan
diteruskan
melalui
pada
mengubah
cahaya
polikromatis
menjadi
cahaya
monokromatis
Oleh karena itu, terdapat cahaya yang diserap (diabsorbsi) dan ada pula
yang dilewatkan. Cahaya yang dilewatkan ini kemudian diterima oleh
detektor. Detektor kemudian akan menghitung cahaya yang diterima dan
mengetahui cahaya yang diserap oleh sampel. Cahaya yang diserap sebanding
dengan konsentrasi zat yang terkandung dalam sampel sehingga akan diketahui
konsentrasi zat dalam sampel secara kuantitatif dengan membandingkan
absorbansi sampel dan kurva standar BSA (Bovine Serum Albumine)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gugus fungsi seperti OH, -O, -NH2, dan OCH3 yang memberikan transisi
n * disebut gugus auksokrom. Gugus ini adalah gugus yang tidak dapat
menyerap radiasi ultraviolet-sinar tampak, tetapi apabila gugus ini terikat pada
gugus kromofor mengakibatkan pergeseran panjang gelombang ke arah yang lebih
besar (pergeseran batokromik) (Gandjar dan Rohman, 2007).
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam analisis spektrofotometri ultraviolet: a.
Pemilihan panjang gelombang maksimum Panjang gelombang yang digunakan
untuk analisis kuantitatif adalah panjang gelombang dimana terjadi serapan
maksimum. Untuk memperoleh panjang gelombang maksimum, dilakukan
dengan membuat kurva hubungan antara absorbansi dengan panjang gelombang
dari suatu larutan baku pada konsentrasi tertentu. b. Pembuatan kurva kalibrasi
Dibuat seri larutan baku dari zat yang akan dianalisis dengan berbagai
konsentrasi. Masing-masing absorbansi larutan dengan berbagai konsentrasi
diukur, kemudian dibuat kurva yang merupakan hubungan antara absorbansi
dengan konsentrasi. Bila hukum Lambert-Beer terpenuhi maka kurva kalibrasi
merupakan garis lurus. c. Pembacaan absorbansi sampel atau cuplikan Absorbansi
yang terbaca pada spektrofotometer hendaknya antara 0,2-0,6. Anjuran ini
berdasarkan anggapan bahwa pada kisaran nilai absorbansi tersebut, kesalahan
fotometrik yang terjadi adalah paling minimal (Gandjar dan Rohman, 2007).
Hukum Lambert-Beer
Menurut Hukum Lambert, serapan berbanding lurus terhadap ketebalan sel
yang disinari. Sedangkan menurut Beer, serapan berbanding lurus dengan
konsentrasi, ini berlaku untuk radiasi monokromatis dalam larutan yang sangat
encer. Kedua pernyataan ini dapat dijadikan satu dalam Hukum Lambert-Beer,
sehingga diperoleh bahwa serapan berbanding lurus terhadap konsentrasi dan
ketebalan sel, yang dapat ditulis dengan persamaan :
A= a.b.c (g/liter) atau A= . b. c (mol/liter)
Dimana: A = serapan Universitas Sumatera Utara a = absorptivitas b = ketebalan
sel c = konsentrasi = absorptivitas molar
sampel.
Konsentrasi
sampel
dapat
dihitung
melalui
rumus
1983).
Universitas
Sumatera
Utara
2.2.4
Peralatan
Untuk
Uraian bahan
Nama Lain
:Cyanocobalamin
Rumus Molekul
:C63H88CoN14O14P
Berat Molekul
:1355,35
pH
: 4,5 7,0
Pemerian
Kelarutan
Stabilitas
2. NaOH
Pemerian
Kelarutan
3. CuSO4
Formula
: CuO4S.5H2O
Berat Molekul
: 249,68
Pemerian
Kelarutan
yang khas.
: Larut dalam air.
BAB III
METODE KERJA
Bahan
Sampel (vitamin B12), air. Pereaksi cuprifil.
Sentrat
Filtrat
Filtrat
BAB IV
DATA DAN HASIL PENGAMATAN
1.1
Tabel Pengamatan
Sampel
: 2A
Berat isolasi
: 200 mg di add 10 mL
Baku standar
Aborbansi
Konsentrasi
0,353
0,473
0,597
0,712
(ppm)
200
250
300
350
absorbansi
0.8
0.7
f(x) = 0x - 0.13
0.6
R = 1
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
180200220240260280300320340360
y
Linear (y)
Konsentrasi
Persamaan
: y = ax+b
: y = 0,002x-0,126
4.2 Perhitungan
a. Konsentrasi Sampel
Y
= ax+b
Y
= 0,002x-0,126
0,268
= 0,002x-0,126
0,268 + 0,126 = 0,002
0,394
= 0,002 x
0,394
0,002 = x
197 ppm
b. Konsentrasi dalam bentuk gram
197 ppm = 197 mg /1000 mL
1 0 mL
1000 mL X 197 mg = 1,97 mg/ 10 mL
c. Kadar vitamin B12
Kadar %
X 100%
X 100%
= 0,985 %
BAB V
PEMBAHASAN
Dalam praktikum ini dilakukan percobaan penetapan kadar rifampisin
dalam suatu sampel. Sediaan yang digunakan adalah dalam bentuk tablet. Oleh
10
Cyanocobalamin
Berdasarkan struktur kimianya vitamin B12 memiliki ciri-ciri sebagai
berikut.
1. Mempunyai unsur logam yaitu Co senagai titik koordinat dari vitamin B12
sehimgga
dapat
ditentukan
kadaranya
menggunakan
titrasi
11
keadaan
tertentu
nilai
absorbansi
kembali
menurun seiring
disimpulkan
bahwa
larutan
standar
tersebut
menyerap
12
yang berarti positif mengandung vitamin B12. Tahap ini dilakukan berulang-ulang
sampai tidak menunjukan endapan biru lagi (tidak mengandung vitamin B12).
Setelah semua vitamin B12 sudah tertarik semua maka sampel tersebut di
tambahkan air sampai 10 mL.
Pada penentuan kadar dengan metode spektrofotometri UV-Vis menggunakan
kurva kalibrasi. Pada pembuatan kurva kalibrasi dibuat seri larutan baku dari zat
yang dianalisis dengan berbagai konsentrasi. Masing-masing absorbansi
dihubungkan antara absorbansi (y) dengan konsentrasi (x). Bila hukum lambertbeer terpenuhi, maka kurva akan berupa garis lurus atau nilai R mendekati 1. Dari
pembuatan kurva kalibrasi ini diperoleh persamaan y = 0,002x-0,126 dimana nilai
R = 0,999 mendekati 1 maka memenuhi hukum lambert-beer.
Kemudian dari larutan tersebut di cek absorbansinya pada panjang
gelombang 360,5 dan menunjukan absorbansi 0,268. Absorbansi ini digunakan
sebagai absorbansi sampel karena mempunyai absorbansi yang di perbolehkan
dimana rentang absorbansi yang baik yaitu sekitar 0,2-0,8, karena pada absorbansi
tersebut yang terbaca antara 0,2 sampai 0,8 atau 15% sampai 70% jika dibaca
sebagai transmitan. Anjuran ini berdasarkan anggapan bahwa kesalahan dalam
pembacaan T adalah 0,005 atau 0,5%.
Nilai absorbansi 0,268 dimasukan kedalam persamaan y = 0,002x-0,126
dimana akan diperoleh nilai x dalam ppm, maka dapat diperoleh berat analit
dalam mg, sehingga diperoleh kadar analit sebesar 0,985 %.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dari percobaan ini diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
1. Berat sampel yang digunakan adalah 200 mg
13
DAFTAR PUSTAKA
14
Gandjar Ibnu Ghalib dan Rohman Abdul. 2007. Kimia Farmasi Analisis.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Donald Chairn. 2004. Essentials of Pharmaceutical Chemistry, 2nd Ed. Jakarta:
EGC
Sudjadi dan Rohman Abdul. 2007. Analisis Kuantitatif Obat. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press
Clarkes Analysis of Drugs and Poisons
Florey Analytical Profiles of Drug Substances
Anonim. Spektrofotometri [online]. http://www.chem-is-try.org.
Anonim. Spektroskopi
Sinar
Tampak
Ultraviolet
Uv-
15