Anda di halaman 1dari 4

Metode oles (smear methods) adalah suatu pembuatan sediaan dengan jalan mengoles

atau membuat selaput (film) dari substansi yang berupa cairan atau bukan cairan diatas gelas
benda yang bersih dan bebas lemak, untuk selanjutnya difiksasi, diwarnai dan ditutup dengan
gelas penutup. Dalam metode tersebut terdapat langkah penting yang perlu dilakukan. Langkah
penting dalam pembuatan sediaan ini yaitu tebal film harus diperhatikan, film difiksasi agar
melekat erat pada gelas benda sehingga sel yang ada di dalamnya tetap normal bentuknya,
memberi warna dan menutup dengan gelas penutup (Suntoro, 1983).
Ikan merupakan bahan pangan yang mengandung protein tinggi dan mengandung asam
amino esensial yang diperlukan oleh tubuh, disamping itu nilai biologisnya mencapai 90%,
dengan jaringan pengikat sedikit sehingga mudah dicerna. Daging ikan mengandung asam lemak
tak jenuh dengan kadar kolesterol yang sangat rendah. Selain itu ikan memiliki kandungan
mineral yang cukup untuk memenuhi kebutuhan manusia seperti K, Cl, P, S, Mg, Ca, Fe, Ma, Zn,
F, Ar, Cu, dan Y serta vitamin A dan D dalam jumlah cukup (Adawyah, 2007).
Khamir adalah fungi bersel tunggal sederhana, kebanyakan bersifat saprofitik dan
biasanya tumbuh pada pangan yang berasal dari tamanan. Sel khamir berbentuk lonjong, bulat
atau batang dan berukuran lebih besar dari sel bakteri. Bakteri merupakan mikroorganisme bersel
tunggal terkecil. Selnya diselimuti dinding sel dan pada beberapa bakteri, dinding selnya
dikelilingi oleh kapsula atau lapisan lendir. Sedangkan jamur biasanya bersifat multiseluler dan
setiap pertumbuhan jamur terdiri atas lebih dari satu sel (Gaman dkk, 1992).
Larutan NaCl fisiologis yang berfungsi untuk mempertahankan daya hidup (viabilitas).
Larutan NaCl fisiologis digolongkan sebagai bahan pengencer (extender). Larutan ini sering
digunakan karena dapat memberikan sifat bufer, mempertahankan pH dalam suhu kamar, bersifat
isotonis dengan cairan sel, melindungi terhadap cold shock, dan penyeimbang elektron yang
sesuai (Simbolon dkk, 2013).
Media padat nutrient agar (NA), fungsi media padat NA adalah untuk menumbuhkan
bakteri dan menyimpan biakan bakteri. Sehingga dapat digunakan untuk proses selanjutnya.
Pada nutrient agar sudah mengandung zat-zat yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bakteri
seperti glukosa, yeast, agar, mineral seperti Fe (Luthfia dkk, 2011).

Produk roti dianggap sebagai sumber karbohidrat karena pati merupakan penyusun kimia
utama. Produk roti menjadi sasaran masalah pembusukan. Ini termasuk fisik, kimia dan mikroba
pembusuk. Faktor yang paling umum dari produk roti yang mempengaruhi nilai ekonomisnya
adalah aktivitas air, pembusukan mikrobiologi, pertumbuhan jamur tertentu. Mold adalah
masalah utama pembusukan dan sering dijumpai pada roti (Saranraj dkk, 2012).
Mikroorganisme psychrotrophic merupakan persentase yang besar dari bakteri dalam
susu mentah, dengan pseudomonas, Gram-negatif, bakteri berbentuk batang menjadi kelompok
yang dominan. Biasanya, 65-70% dari psychrotrophs diisolasi dari susu mentah adalah spesies
Pseudomonas. Karakteristik penting dari pseudomonas adalah kemampuan mereka untuk
tumbuh pada suhu rendah (3-7 C) dan untuk menghidrolisis dan menggunakan molekul besar
protein dan lipid untuk pertumbuhan. penting lainnya psychrotrophs terkait dengan susu mentah
termasuk anggota Bacillus, Micrococcus, Aerococcus, dan Lactococcus dan keluarga
Enterobacteriaceae (Ledenbach dkk, 2009).
Semua makanan mentah biasanya mengandung mikroorganisme yang pada akhirnya akan
menyebabkan pembusukan, kecuali mereka dikendalikan atau dihancurkan. Makanan pelestarian
adalah persaingan antara spesies manusia dan mikroorganisme kita berusaha melestarikan
makanan, mikroorganisme mencoba untuk menghancurkannya (dengan mencegah makanan
untuk dikonsumsi sendiri) untuk bertahan hidup. Banyak dari ribuan mikroorganisme yang telah
ditemukan

dan

diidentifikasi

melakukan

beberapa

fungsi

yang

bermanfaat.

Tanpa

mikroorganisme, kita tidak akan memiliki makanan yang lezat seperti keju, roti, anggur, bir,
sauerkraut, dan makanan fermentasi lainnya termasuk berbagai macam sosis (Shelfi, 2009).
Pembusukan makanan adalah proses metabolisme yang menyebabkan makanan menjadi
tidak diinginkan atau tidak dapat diterima konsumen karena perubahan sensorik dan
karakteristik. Makanan yang busuk mungkin masih aman untuk dimakan, artinya tidak dapat
menyebabkan penyakit karena tidak ada patogen atau racun, tetapi perubahan tekstur, bau, rasa,
atau penampilan menyebabkan produk tidak diterima. Beberapa ecologist telah menyatakan
bahwa bau busuk tersebut diproduksi oleh mikroba untuk menahan serangan makhluk hidup lain,
dengan demikian mikrobia dapat menjaga sumber daya makanan untuk diri mereka sendiri
(Doyle, 2007).

DAPUS
Gaman, dkk. 1992. Ilmu pangan Edisi 2. Yogyakarta: UGM Press
Suntoro, S. Handari. 1983. Metode Pewarnaan (Histologi dan Histokimia). Jakarta:
Bhratara Karya Aksara.
Adawyah, Rabiatul. 2007. Pengolahan dan Pengawetan Ikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Simbolon, dkk. 2013. Persentase Spermatozoa Hidup Pada Tikus Star Dan SpragueDawley. Jurnal Medika Veterinaria ISSN : 0853-1943
Luthfia, dkk. 2011. Studi Awal Pengaruh Permeabilisasi Sel Zymomonas mobilis dan
Konsentrasi Substrat untuk Pembentukan Etanol secara Enzimatik. Prosiding Skripsi ITS.
Saranraj, dkk. 2012. Microbial Spoilage of Bakery Products and Its Control by
Preservatives. International Journal of Pharmaceutical and Biological Archives 3(1):38-48
Doyle, M. Ellin. 2007. Microbial Food Spoilage, Losses and Control Strategies. Food
Research Institute, University of WisconsinMadison.
Ledenbach, dkk. 2009. Microbiological Spoilage of Dairy Products. Journal Food
Microbiology and Food Safety.
Shelfi. 2009. Microbiology of Thermally Processed Commercially Sterile and ShelfStable Meat and Poultry Products .Microbiology of Commercially Sterile and Shelf-Stable
Products Journal No. 5 Vol.20.

Anda mungkin juga menyukai