Jurnal Penelitian
ABSTRACT
Bachti Setyarini, Indah. 2012. The Relationship of Free Numbers Wiggler (ABJ) and
Frequency Fogging with Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) Incidence in Work
Areas The Health Center Gribig, Subdistrict Kedungkandang, Malang in 20082009. Final Assignment, Faculty of Medicine Brawijaya University.
Supervising: (1) Lilik Zuhriyah, SKM, M.Kes. (2) Dr. dr. Endang Sriwahyuni
MS.
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) disease is an infectious disease that is
endemic and the mortality rate high enough. The number of cases of DHF in Malang
in particular subdistrict Kedungkandang shows an improvement from the year 20082010, respectively i.e 67 cases, 126 cases, and 166 cases. The various ways the
government does to lower incidence DHF are implementation with fogging and
recording of ABJ. This research aims to look at the relationship of free numbers of
wiggler and frequency fogging with dengue fever incidence in Work Areas The Health
Center Gribig, Subdistrict Kedungkandang, Malang in 2008-2009. This observational
research used approach of ecological studies. Research data was obtained from
secondary data drawn from The Health Center Gribig. The data was analyzed by
spearman correlation test. The results of this research showed that the frequency of
fogging related had been significantly positive with ABJ (p = 0,03; r = 0,22) and ABJ
significantly related positively with incidence of DHF (p = 0,000; r = 0,503). An
increase in the frequency of fogging was accompanied by increased ABJ and despite
increased of ABJ, the incidence of DHF didnt decrease. In addition there were no
suitability in the time implementation of fogging in the work area clinics Gribig with
the guidelines given by Depkes RI 2005, although fogging has been done, ABJ
remain low. Despite the increased value of ABJ own average remain low so as not to
affect the incidence DHF.
Key words: free numbers wiggler (ABJ), frequency fogging, dengue hemorrhagic
fever (DHF) incidence, the work area health center clinics Gribig.
PENDAHULUAN
Jurnal Penelitian
Jurnal Penelitian
METODE PENELITIAN
Analisis Data
Untuk mengetahui hubungan
antara ABJ dan frekuensi fogging
dengan angka kejadian DBD, data
dianalisa dengan uji korelasi. Apabila
data terdistribusi normal, maka dapat
dianalisis dengan uji korelasi pearson.
Sedangkan,
apabila
data
tidak
terdistribusi normal, maka akan
dianalisis
dengan
uji
korelasi
spearman.
Desain Penelitian
Desain penelitian yang akan
digunakan merupakan jenis penelitian
analitik
observasional
dengan
pendekatan studi ekologi.
Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah
kelurahan Lesanpuro, Madyopuro, dan
Sawojajar.Sampel penelitian ini adalah
kelurahan Lesanpuro, Madyopuro, dan
Sawojajar yang berada di Kecamatan
Kedungkandang,
Kota
Malang.
Ketiganya merupakan wilayah kerja
Puskesmas Gribig.
HASIL PENELITIAN
Angka Bebas Jentik (ABJ)
Berdasarkan
data
yang
diperoleh dari Puskesmas Gribig
menunjukkan bahwa rata-rata ABJ
selama dua tahun dari ketiga
kelurahan sebesar 36,15 % dimana
ABJ terendah 0 % dan tertinggi 100 %.
Frekuensi Fogging
Nilai rata-rata frekuensi fogging
periode 2008-2009 di kelurahan
Lesanpuro adalah 4 kali setiap tahun
dengan frekuensi fogging terendah 0
kali dan tertinggi 3 kali setiap
bulannya. Di kelurahan Madyopuro,
nilai rata-rata frekuensi fogging adalah
5 kali setiap tahun dengan frekuensi
fogging terendah 0 kali dan tertinggi 2
kali setiap bulannya. Sedangkan di
Jurnal Penelitian
Hubungan
antara
Frekuensi
Fogging dengan ABJ
Berdasarkan hasil analisa data,
nilai uji korelasi (r) frekuensi fogging
dan ABJ adalah 0,22 dengan arah
positif. Hal ini menunjukkan terdapat
hubungan
yang
lemah
antara
frekuensi fogging dengan ABJ di
Kelurahan Lesanpuro, Madyopuro dan
Sawojajar. Arah positif dari nilai r
menunjukkan bahwa semakin banyak
frekuensi fogging ternyata tidak
menurunkan ABJ. Sedangkan nilai p =
0,03 dimana nilai p < 0,05 berarti
dapat
dikatakan
bahwa
ABJ
berkorelasi positif dengan frekuensi
fogging di Kelurahan Lesanpuro,
Madyopuro, dan Sawojajar.
Jurnal Penelitian
PEMBAHASAN
Jurnal Penelitian
Kelemahan Penelitian
Kelemahan dalam penelitian
yang dilakukan ini adalah ketidak
lengkapan data. Hal ini dikarenakan
pencatatan ABJ oleh kader/jumantik
kemungkinan tidak lengkap, tidak
akurat, serta terlambatnya data yang
terkumpul di puskesmas setempat.
7
Jurnal Penelitian
pada
tempat-tempat
penampungan air ataupun
kolam
dan
tidak
selalu
mengandalkan fogging. Selain
itu masyarakat diharapkan
dapat bekerja sama dengan
petugas
kesehatan
dalam
rangka mencegah penyakit
DBD, misalnya bersedia untuk
diperiksa tempat tinggalnya
saat
survei
jentik
oleh
kader/jumantik, dan aktif dalam
berbagai
penyuluhan
mengenai penyakit DBD yang
dilakukan
oleh
puskesmas/kader setempat.
DAFTAR PUSTAKA
SARAN
1. Bagi Peneliti
Perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut mengenai faktor lain
yang
mempengaruhi
pelaksanaan dan keberhasilan
fogging dan pencatatan ABJ
2. Bagi Petugas Kesehatan
Perlu dilakukan pencatatan
ABJ yang akurat dan terjadwal.
Selain itu dalam pelaksanaan
fogging
disarankan
untuk
sesuai dengan pedoman yang
ada sehingga harapannya
pelaksanaan fogging menjadi
efektif dan efisien. Kemudian
hendaknya masyarakat diberi
edukasi
dasar
mengenai
kegiatan fogging, pemeriksaan
jentik, dan penyebaran serta
cara pencegahan penyakit
DBD.
3. Bagi Masyarakat
Mengingat fogging kurang
efektif
maka
masyarakat
disarankan untuk melakukan
pemberantasan
sararang
nyamuk
(PSN)
misalnya
dengan
cara
melakukan
gerakan
3M,
menjaga
kebersihan
rumah
dan
lingkungan
dari
sampahsampah yang mudah menjadi
sarang
nyamuk
terutama
sampah yang mudah digenangi
air seperti botol dan kaleng
bekas, melakukan abatesasi
Jurnal Penelitian
Menyetujui,
Pembimbing I