KELOMPOK 4
1. Teguh Prasetya 10613001
2. Hilda Yunita I.
10613019
3. Marifatul Fajriyah 10613047
4. Resa Kurniyanti 10613063
5. Putri Septianti
10613133
1. INTRODUCTION
Pharmacokinetic-pharmacodynamic (PKPD)
modelling
Tujuan : - mengembangkan dan mengaplikasikan model
matematik untuk menggambarkan dan memprediksi waktu
aktual dari DOSIS ke KONSENTRASI (PK) dan KONSENTRASI
ke EFEK (PD) dari senyawa yang aktif secara farmakologi
pada agen sehat dan sakit.
-Mengembangkan formulasi obat baru seperti ibuprofen dan
asetaminofen
Model kompartemen PKPD-efek memunculkan hipotesis
tentang kemungkinan penjelasan tentang penundaan aksi
suatu obat.
leh
dimana A = Ce/C50
C50 adalah konsentrasi SS
menghasilkan efek sebesar 50%
yang
menggambarkan
1968Segre
pengangkutan pada efek
fungsi
NE pada
sirkulasi sistemik dan memperkirakan
penundaan efek selama 15 detik
antara
perubahan
konsentrasi
epineprin dalam plasma dan tekanan
darah pada kucing yang menunjukkan
target aksi epineprin tak berada di
plasma
Konsep ini dikembangkan
lebih lanjut
oleh Hull, dimana model efekkompartemen
merupakan
model
empirik
yang
tak
dapat
menggambarkan
fisiologi
atau
mekanisme obat dari hubunganya
antara konsentrasi obat di plasma
dengan efek yang ditimbulkan
1979
Recently,,,
Dikembangkan mekanisme berdasarkan
model PKPD dengan konsep teori
reseptor yang menggambarkan interaksi
antara obat dan reseptor
Untuk
meminimalisir variabilitas, maka
analisis PKPD dilakukan pada suatu populasi
dan analisis secara statistik menggunakan
NONMEM
Antinosis
eptif akut
dan nyeri
Nyeri
kronik
PKPD
modelli
ng
1.
2.
3.
4.
5.
6.
1. Morphin
Sebagai gold standart untuk nyeri
akut berat dan kronik
Jenis kelamin mempengaruhi respon
terapi nyeri tanpa ada perbedaan
jenis kelamin pada PK mrphine
C50
onset
Ukuran
pupil
Woman
150nM
4.8 jam
Sama
Men
250nM
1.6 jam
Sama
morphin
INAKTIF
Morphine-3glucoronide
(M3G)
Hewan
Agonis
reseptor
opioid
memiliki
potensi > morphin
dan cepat menembus
BBB
AKTIF
Morphine-6glucoronide
(M6G)
Manusia
Potensi 3-5 x lebih
rendah dan lambat
menembus BBB
M6G
Bergantung pada jenis kelamin
wanita (8%) >< laki-laki (15%)
Stabil menghasilkan respon analgetik pada
dosis 0,1 mg/kg setiap 8 jam dengan
konsentrasi dalam plasma 10-20nM
Gangguan ginjal : konsentrasi M6G
meningkat
yang
berkontribusi
meningkatkan efek analgesik karena terjadi
akumulasi
susah untuk mengontrol
daripada morphin
Naloxone-opioid
Opioid saja
POTENSI
Interaksi
naloxone
dengan
reseptor
Onset
2. Buprenorphine
e
Turunan dari prekursor morphin yaitu Thebain
Mekanisme : parsial agonis pada resptor mu opioid
yang berefek sebagai analgesik, sedasi, mual,
penundaan pengosongan lambung, depresi
pernapasan
Yassen
(penelitian pd manusia menggunakan
mekanisme PKPD populasi) :
a. Dosis IV 0.05-0.6 mg/kg
b. efek naloxone : mungkin, lemah, lambat,
membutuhkan dosis tinggi dan infus yang kontinyu
3. ketamin
Untuk nyeri akut dan kronik
Cepat menembus BBB dan cepat
berikatan dengan reseptor
Campuran antara ketamin-resimat
menyebabkan penurunan EEG
(dewasa) dan memperkirakan
kemampuan daya ingat selama
anastesi (anak-anak)
4. COX INHIBITOR
Kowalski et al menggunakan model
PKPD untuk menggambarkan efek
COX 2 inhibitor SC-75416 untuk
meningkatkan
pengembangan
analgesik baru yang lebih baik.
Pasien postoral
surgery
SC-7541
Rofecoxi
b
Vadecoxi
b
Ibuprofen
EC50 :
5.5
EC50 :
0.3
EC50 :
0.07
EC50 :
6.8
effervesc
ent
oral
Ka >
Ka <
0 jam
2.5 jam
5. Acetaminophen
Green et al menggunakan PKPD
untuk menganalisis efektivitas (PCT)
dan melihat perbedaan PD dari 4
brand yang berbeda yaitu : Tylenol ,
Panadol rapid, 2 formulasi baru dari
Imaginot Pty, Ltd, Brisbane,
Terdapat pengurangan onset
yang signifikan pada formulasi
baru
Levobuivacain
e
ropivacaine
T1/2 = 15
menit
T1/2 = 25
m3nit
1. Ketamin
2. Pregabalin
1. Ketamin
Dahan et al, melakukan penelitian penggunaan
jangka panjang ketamine selama 12 minggu secara
iv, untuk mengurangi nyeri jangka panjang
Dahan et al menggunakan model inhibitory sigmoid
effect-compartement dengan PAIN score
Outcome : C50 untuk nyeri kronik + 50 x lebih
rendah daripada untuk nyeri akut
Hipotesa : S-Ketamine memiliki aksi yang berbeda
pada 2 nyeri yang berbeda
2. PREGABALIN
Analog GABA dan berikatan dengan protein
2 terkait kanal Ca
Aksi : Ansiolitik, anti epilepsi, analgesik
Byon et al menggunakan PREGABALIN untuk
menganalisis respon pada pasien nyeri kronis
fibromyalgia
Analisis
menggunakan
NONMEM,
menunjukkan E max Pregabalin (model drug
effect) adalah 174 mg/ml (ClCr 100%),
Umur
meningkatkan nilai Emax
Emax Pria > Emax Wanita
Kesimpulan
Model PKPD merupakan suatu alat penting
yang tidak hanya dapat mengetahui deskripsi
efek dari suatu obat, tetapi juga memiliki
fungsi untuk memahami interaksi agen
spesifik farmakologi dengan proses penyakit
yang biasanya kompleks, serta
memungkinkan untuk mengetahui
kompleksitas dari suatu penyakit.
Dalam 5 tahun terakhir ini model PKPD
digunakan untuk mengembangkan obat
analgesik.