Anda di halaman 1dari 4

RESUME

KELOMPOK 6
1. Diah Kartika S.
2. Handang Y.
3. Doni Hidayat
4. Puput Noviana
JUDUL

: ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI USAHATANI JAGUNG HIBRIDA

BIMA 1 DI NUSA TENGGARA TIMUR


Kelayakan usahatani benih jagung hibrida varietas Bima 1 ini ialah varietas yang baru
dilepas oleh BPTP NTT yang hasilnya masih perlu dievaluasi pada agroekosistem lahan sawah,
lahan kering beririgasi, dan lahan kering tanpa irigasi dengan metode ahuklean. Luas tanam
jagung hibrida sendiri di NTT selama 4 tahun terakhir (2004-2007) meningkat setiap tahun yakni
36.718 ha, 61.712 ha, 112.026 ha, dan 150.223 ha (Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikultura NTT, 2007).
Penelitian ini dilakukan di beberapa wilayah NTT dengan menanam F1 Jagung Hibrida
Bima 1 dari hasil perbenihan pada tahun 2008 yang dilakukan dilahan Kebun Percobaan di
Naibonat, yang diujicobakan pada 3 tipe agroekosistem di NTT yaitu:
1. Agroekosistem lahan sawah, jagung ditanam setelah padi pada bulan Juni-Oktober 2009 di
lahan petani Desa Oesao, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang.
2. Agroekosistem lahan kering pada lahan bero dengan cara TOT (tanpa olah tanah) di Desa
Mautenda, Kecamatan Wewaria, Kabupaten Ende pada bulan April-Agustus 2009.
3. Agroekosistem lahan kering tanpa pengairan, tanpa air hujan dengan cara ahuklean (tugal
dalam) pada bulan Juli-November 2009 di Desa Besikama, Kecamatan Malaka Barat, Kabupaten
Belu.

Data yang diperoleh ialah data input output usahatani yang dilakukan dan dicatat selama
satu tahun yaitu tahun 2009.
Analisis kelayakan produksi jagung hibrida di NTT dengan luas areal pertanaman 1 ha
dihasilkan pendapatan kotor yang diperoleh sebesar Rp. 33.0000.000,- dari hasil penjualan
sebanyak 1.200 kg dengan harga per kg sebesar Rp. 27.500. Hasil produksi F1 Bima 1 tersebut
petani/penangkar akan mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 20.496.000. Hasil analisis
kelayakan produksi F1 Bima 1 diperoleh nilai R/C ratio sebesar 2,63. Dari nilai R/C ratio
tersebut dinyatakan bahwa komoditas jagung Hibrida Bima 1 layak untuk diusahakan di wilayah
NTT.

Analisis kelayakan usahatani jagung hibrida bima 1 pada lahan produksi yang diperoleh
4,5 ton/ha dengan pendapatan Rp. 14.621.000/ha. Hasil analisis penanaman jagung hibrida Bima
1 di lahan petani di NTT menunjukkan bahwa secara ekonomis pengusaha jagung hibrida layak
untuk dikembangkan hal ini ditandai dengan nilai R/C Ratio sebesar 5,33 dan petani memperoleh
keuntungan sebesar Rp. 14.621.000,- dengan hanya mengorbankan biaya produksi sebesar Rp.
3.379.000. Pada lahan kering diperoleh hasil 3 ton/ha dengan nilai Rp. 12.000.000,- dan
pendapatan yang diperoleh Rp. 8.621.000,-/ha.

Berdasarkan analisis kelayakan usahatani adalah layak untuk dikembangkan (R/C =


3,55). Pada usahatani jagung hibrida Bima 1 pada lahan kering dengan model Ahuklean Di NTT
diperoleh produksi 2,5 ton/ha dengan nilai produksi Rp. 10.900.000, dengan biaya yang
dikeluarkan Rp. 3.379.000 sehingga diperoleh pendapatan Rp. 6.621.000,/ha. Selanjutnya
diperoleh nilai R/C ratio 2,96 yang berarti layak untuk dikembangkan.

Jagung hibrida Bima 1 cocok ditanami berbagai macam jenis lahan. Usaha tani Jagung
hibrida Bima 1 dengan nilai R/C ratio lebih besar dari 1 baik pada usahatani di lahan sawah,
lahan kering layak untuk dikembangkan di daerah NTT.

Anda mungkin juga menyukai