Anda di halaman 1dari 24

HANDLING CYTOTOXIC

AGENTS
Kelompok 3 (S1-IVA)
Ade Syafarullah
Delvi Rahmayani
Aidil Fitri
Era Fazira
Ayu Sukarni Putri
Eka Saputri
Bella Ardianti
Fadhilatun Khoiriyah
Citra Amalia
Harry Hermawan
Cyntia Herdini
Harry Muchtadi
Dea Suci Ramadhani Mardiana
Della Aprilla
Nadia Ulfa
Destha Khodijah

HANDLING CYTOTOXIC
AGENTS
Cytostatica atau oncolytica, berasal dari
bahasa yunani :
Kytos = sel
statis = terhenti
ongkos = benjolan
lysis = melarutkan
zat-zat yang dapat menghentikan
pertumbuhan pesat dari sel-sel ganas

Pengertian cytotoxic agents/drugs


Obat sitotoksik adalah agen
ditujukan untuk terapeutik, tetapi
tidak terbatas pada, pengobatan
kanker.
Obat ini dikenal sangat toksik bagi
sel, terutama melalui aksi mereka
pada reproduksi sel selain itu, obat
sitotoksik merupakan senyawa toksik
yang diketahui memiliki potensi
karsinogenik, mutagenik dan / atau

HANDLING CYTOTOXIC
AGENTS
Penanganan
sediaan
sitostatika
(tergolong obat beresiko tinggi) yang
aman perlu dilakukan secara disiplin dan
hati-hati untuk mencegah risiko yang tidak
diinginkan, karena sebagian besar sediaan
sitostatika bersifat:
Karsinogenik
yang
berarti
dapat
menyebabkan kanker.
Mutagenik
yang
berarti
dapat
menyebabkan mutasi genetik.
Teratogenik
yang
berarti
dapat

HANDLING CYTOTOXIC
AGENTS
Oleh karena itu, penggunaan obat sitstatika membutuhkan
penanganan khusus untuk menjamin keamanan, keselamatan
penderita, perawat, profesional kesehatan, dan orang lain yang
tidak menderita sakit. Tujuan penanganan bahan sitostatika
adalah untuk menjamin penanganannya yang tepat dan aman
di rumah sakit
Penanganan sitostatika harus memperhatikan :
1. Tehnik aseptik
2. Pemberian dalam biological safety cabinet
3. Petugas yang bekerja harus terlindungi
4. Jaminan mutu produk
5. Dilaksanakan oleh petugas yang terlatih
6. Adanya Protap

Sarana dan Prasarana yang diperlukan untuk penanganan sitostatika

A. Ruang
1. Persyaratan Ruang Aseptik
Ruang tidak ada sudut atau siku
Dinding terbuat dari epoksi
Partikel udara sangat dibatasi : kelas 100,
1000, 10.000 partikel/liter
Aliran udara diketahui dan terkontrol
Tekanan ruangan diatur

Suhu dan kelembaban udara terkontrol


(suhu
:
18-22
derajat
celcius
dan
kelembaban 35-50%)
Ada Hepa filter
2. Ruang Transisi
Ruangan ini terletak antara ruang cuci
tangan dan ruang aseptik, di ruanngan ini
petugas menggunakan perlengkapan steril
3. Ruang Cuci Tangan
Ruangan ini digunakan untuk membersihkan
tangan sebelum dan sesudah melakukan
penanganan obat sitostatatika

B. Alat
1. Pass Box
Jendela antara ruang administrasi dan ruang aseptik berfunsi
untuk keluar masuknya obat kedalam ruang aseptik
2. Laminan Air Flow (LAF)
LAF yang digunakan untuk pecampuran sitostatika adalah tipe :
Biological Safety Cabinet (BSC). Validasi hepa filter dilakukan
setiap 6 bulan dengan jalan kalibrasi. Hepa filter diganti setiap 4
tahun sekali. Aliran udara yang masuk kedalam LAF harus
konstan
3. Kelengkapan APD ( Alat pelindung diri)
Kelengkapan ini terdiri dari :
a. Baju : Terbuat dari bahan yang tidak mengandung
serat harus menutupi seluruh anggota badan kecuali muka
b. Topi : harus menutupi kepala sampai leher
c. Masker : harus mempunyai kaca plastik
d. Sarung tangan : digunakan rangkap dua dan terbuat dari
bahan latex
e. Sepatu : terbuat dari bahan yang tidak tembus benda
tajam
4. Biological Safety cabinet (BSC)
Alat ini digunakan untuk pencampuran sitostatika yang berfungsi
untuk melindungi petugas, materi yang dikerjakan dan
lingkungan sekitar. Prinsip kerja dari alat ini adalah : tekanan
udara di dalam lebih negatif dari dari tekanan udara diluar
sehingga aliran udara bergerak dari luar ke dalam BSC. Didalam
BSC udara bergerak vertikal membentuk barier sehingga jika ada
peracikan obat sitostatika tidak terkena petugas. Untuk validasi
alat ini harus dikalibrasi setiap 6 bulan. (depkes, 2009)

Umumnya obat sitotoksik yang digunakan:


Alkylating agents:

Antibiotic:

Thiotepa

Daunorubicin liposomal

Busulfan

Actinomycin

Cyclophosphamide
Carmustine

Bleomycin
Mithramycin

Chlorambucil

Antimetabolites:

Miscellaneous:

Fluorouracil (5-FU)

Cisplatin

6-mercaptopurine

L-Asparaginase

6-Thioguanine

Dacarbazine

Methotrexate

Etoposide Phosphate

Vinca alkaloids:
Vincristine
Vinblastine

Potensi Pengaruh Paparan Obat


sitotoksik
Rute utama dari paparan obat sitotoksik adalah
melalui inhalasi dari debu obat atau aerosol,
absorbsi kulit, tidak disengaja tertelan melalui
kontak dengan makanan yang terkontaminasi
atau rokok, dan cedera jarum suntik .
Peluang untuk paparan dapat terjadi :
selama persiapan dan pemberian obat,
penanganan cairan tubuh dari pasien yang menerima
obat sitotoksik,
penanganan dan pembuangan limbah sitotoksik dan
bahan terkontaminasi oleh limbah terkait, transportasi
obat sitotoksik.

Prosedur Kerja Penanganan Obat sitostatika

Sebelum kita memulai melaksanakan kegiatan preparasi obat


sitostatika yang aman dan menghasilkan produk yang bermutu,
harus disusun dahulu standar prosedur kerja sebagai pedoman
petugas dalam melaksanakan kegiatan.
Standar Prosedur Kerja meliputi :
Fasilitas fisik yang dibutuhkan untuk melindungi operator
dan produk
Pakaian pelindung yang melindungi operator dan produk
Prosedur pelatihan untuk personal
Teknik khusus yang diperlukan untuk safe handling cytotoxic
Prosedur pembersihan tumpahan obat
Prosedur pemberian label, pengemasan, transportasi dan
pembuangan limbah cytotoxic

1. Fasilitas Fisik
Australian
standard
2639
mensyaratkan
menggunakan
Cytotoxic Drugs Safety Cabinet (CDSC) yang diletakkan dalam
Clean Room. CDSC dan Clean Room dilengkapi dengan HEPA
Filter. Cytotoxic Drugs Safety Cabinet yang digunakan bisa Type
ISOLATOR atau Biological Safety Cabinet dengan aliran Vertikal
Perawatan Cytotoxic Drugs Safety Cabinet & Clean Room :
Cytogard dibersihkan setiap hari dengan desinfectant atau
detergent .
Desinfeksi clean room dilakukan 1 kali seminggu.
Uji mikrobiologi dilakukan secara periodik untuk memeriksa
apakah HEPA Filter bekerja dengan baik sehingga dapat
menjaga sterilitas sediaan
Pengukuran jumlah partikel didalam Cytogard maupun
dalam clean room dilakukan secara periodic.

2. Pakaian Pelindung
Pakaian ( Gown )
Pakaian terdiri dari pakaian dalam dan
pakaian luar
Pakaian Pelindung (pakaian luar) harus
terbuat dari material yang tidak
melepaskan debu dan serat.
Bahan yang digunakan tidak tembus
oleh cairan
Pakaian pelindung dibuat lengan
panjang dengan manset elastik pada
tangan dan kaki
Sarung tangan
.
Sarung tangan yang digunakan double
untuk melindungi jika terjadi tusukan dan
harus menutupi manset baju.
Sarung tangan yang dipakai harus
bebas dari bedak, untuk menghindari
partikel tersebut masuk kedalam vial.
Sarung tangan yang robek harus
segera diganti

Tutup Kepala
Tutup kepala harus dapat menutupi
rambut sekeliling agar tidak ada
partikel kotoran yang dapat
mengkontaminasi sediaan.
Tutup Kaki
Tutup kaki digunakan sampai menutup
manset baju dalam
Masker & Kaca mata
Untuk melindungi mata dan
mengurangi inhalasi digunakan kaca
mata dan masker.
Disamping untuk melindungi
petugas penggunaan masker juga
untuk mengurangi kontaminan.
Kaca mata yang digunakan harus
dapat melindungi mata dari
kemungkinan adanya percikan obat
kanker.

3. Personal
Personal yang akan terlibat dalam preparasi obat sitostatika harus
mendapatkan pelatihan yang memadai tentang teknik aseptic dan
penanganan obat sitostatika.
Petugas wanita yang sedang hamil atau merencanakan untuk hamil tidak
dianjurkan untuk terlibat dalam rekonstitusi obat sitistatika
Petugas wanita yang sedang menyusui tidak dianjurkan terlibat dalam
rekonstitusi obat sitostatika
Petugas yang sedang sakit atau mengalami infeksi pada kulit harus
diistirahatkan dari tugas ini
Setiap petugas yang akan terlibat dalam rekonstitusi obat sitostatika seminggu
sebelumnya harus mendapat pemeriksaan laboratorium, yang terdiri dari :
a.Complete blood count
b.Liver Function Test
c.Renal Function Test
. Pemeriksaan laboratorium harus dilakukan secara periodic setiap 6 bulan, jika
terdapat kelainan hasil pemeriksaan harus diteliti lebih dalam
. Semua hasil harus didokumentasikan

4. TEKNIK PENANGANAN SEDIAAN


SITOSTATIKA
o Penyiapan
o Pencampuran
o Cara Pemberian
o Penanganan Tumpahan Dan
Kecelakaan Kerja

Penyiapan

Proses penyiapan sediaan sitostatika


sama dengan proses penyiapan
pencampuran obat suntik.

Proses pencampuran
sediaan sitostatika
1 Memakai APD sesuai PROSEDUR
TETAP
2 Mencuci tangan sesuai PROSEDUR
TETAP
3 Menghidupkan
biological
safety
cabinet (BSC) 5 menit sebelum
digunakan.
4 Melakukan
dekontaminasi
dan
desinfeksi BSC sesuai PROSEDUR
TETAP
5 Menyiapkan meja BSC dengan
memberi alas sediaan sitostatika.
6 Menyiapkan tempat buangan sampah
khusus bekas sediaan sitostatika.
7 Melakukan desinfeksi sarung tangan
dengan menyemprot alkohol 70%.
8 Mengambil alat kesehatan dan bahan
obat dari pass box.

9. Meletakkan alat kesehatan dan bahan obat


yang akan dilarutkan di atas meja BSC
10.Melakukan
pencampuran
sediaan
sitostatika secara aseptis.
11.Memberi label yang sesuai pada setiap
infus dan spuit yang sudah berisi sediaan
sitostatika
12.Membungkus dengan kantong hitam atau
aluminium foil untuk obat-obat yang harus
terlindung cahaya.
13.Membuang semua bekas pencampuran
obat kedalam wadah pembuangan khusus.
14 Memasukan infus untuk spuit yang telah
berisi sediaan sitostatika ke dalam wadah
untuk pengiriman.
15 Mengeluarkan wadah untuk pengiriman
yang telah berisi sediaan jadi melalui pass
box.
16 Menanggalkan APD sesuai prosedur tetap

Cara Pemberian

Cara pemberian obat sitostatika


dapat dilakukan secara :
1. PO : Per Oral
2. SC : Sub Cutan
3. IV : Intra Vena
4. IT : Intra Thecal
5. IP : Intra Peritoneal / Pleural

Penanganan tumpahan
dan kecelakaan kerja

1. Penanganan tumpahan
Membersihkan tumpahan dalam ruangan steril
dapat dilakukan petugas tersebut atau meminta
pertolongan orang lain dengan menggunakan
chemotherapy spill kit yang terdiri dari:
a. Membersihkan tumpahan di luar BSC dalam
ruang steril
b. Membersihkan tumpahan di dalam BSC
2. Penanganan kecelakaan kerja
3. Pengelolaan limbah sitostatika

Penanganan tumpahan
1. Membersihkan tumpahan di dalam BSC
a) Serap tumpahan dengan kassa untuk
tumpahan cair atau handuk basah untuk
tumpahan serbuk.
b) Tanggalkan sarung tangan dan buang, lalu
pakai 2 pasang sarung tangan baru.
c) Angkat hati-hati pecahan tajam dan serpihan
kaca sekaligus dengan alas
kerja/meja/penyerap dan tempatkan dalam
wadah buangan.
d) Cuci permukaan, dinding bagian dalam BSC
dengan detergent, bilas dengan
aquadestilata menggunakan kassa. Buang
kassa dalam wadah pada buangan.
e) Ulangi pencucian 3 x.
f) Keringkan dengan kassa baru, buang dalam
wadah buangan.
g) Tutup wadah dan buang dalam wadah
buangan akhir.
h) Tanggalkan APD dan buang sarung tangan,
masker, dalam wadah buangan akhir untuk
dimusnahkan dengan inscenerator.
i) Cuci tangan.

2. Membersihkan tumpahan di luar BSC dalam ruang


steril
a) Meminta pertolongan, jangan tinggalkan area
sebelum diizinkan.
b) Beri tanda peringatan di sekitar area.
c) Petugas penolong menggunakan Alat Pelindung
Diri (APD)
d) Angkat partikel kaca dan pecahan-pecahan
dengan menggunakan alat seperti sendok dan
tempatkan dalam kantong buangan.
e) Serap tumpahan cair dengan kassa penyerap dan
buang dalam
kantong tersebut.
f) Serap tumpahan serbuk dengan handuk basah
dan buang dalam kantong tersebut.
g) Cuci seluruh area dengan larutan detergent.
h) Bilas dengan aquadest.
i) Ulangi pencucian dan pembilasan sampai seluruh
obat terangkat.
j) Tanggalkan glove luar dan tutup kaki, tempatkan
dalam kantong pertama.
k) Tutup kantong dan tempatkan pada kantong
kedua.
l) Tanggalkan pakaian pelindung lainnya dan sarung
tangan dalam, tempatkan dalam kantong kedua.
m) Ikat kantong secara aman dan masukan dalam
tempat
penampung khusus untuk dimusnahkan dengan
incenerator.
n) Cuci tangan.

5. PROTAP DESINFEKSI DAN DEKONTAMINASI


PERSIAPAN BAHAN DAN ALAT
a. Mempersiapkan bahan yang terdiri dari
Alkohol swab
Alkohol 70 % dalam botol spray
Mendesinfeksi bagian luar kemasan bahan obat sitostatika dan
pelarut dengan menyemprotkan alcohol 70 %
b. Mempersiapkan alat yang terdiri dari
Mensterilkan alas untuk sitostatika
Mensterilkan bahan untuk sealing (parafin)
Mensterilkan sarung tangan , masker, baju, topi, sarung kaki
Spuit inj. Ukuran 2 X vol yang dibutuhkan.
Jarum
Mendesinfektan etiket, label, klip plastik, kantong plastik u/
disposal dengan menyemprotkan alkohol 70 %

PENANGANAN JIKA TERJADI


KETERPAPARAN AKIBAT
KECELAKAAN KERJA.
1. Kontak dengan kulit:
a) Tanggalkan sarung tangan.
b) Bilas kulit dengan air hangat.
c) Cuci dengan sabun, bilas dengan air hangat.
d) Jika kulit tidak sobek, seka area dengan kassa yang
dibasahi dengan larutan Chlorin 5 % dan bilas dengan
air hangat.
e) Jika kulit sobek pakai H2O2 3 %.
f) Catat jenis obatnya dan siapkan antidot khusus.
g) Tanggalkan seluruh pakaian alat pelindung diri (APD)
h) Laporkan ke supervisor.
i) Lengkapi format kecelakaan.

PENANGANAN JIKA TERJADI KETERPAPARAN


AKIBAT KECELAKAAN KERJA.
2) Kontak dengan mata
a) Minta pertolongan.
b) Tanggalkan sarung tangan.
c) Bilas mata dengan air mengalir
dan rendam dengan air hangat
selama 5 menit.
d) Letakkan tangan di sekitar mata
dan cuci mata terbuka dengan
larutan NaCl 0,9%.
e) Aliri mata dengan larutan pencuci
mata.
f) Tanggalkan seluruh pakaian
pelindung.
g) Catat jenis obat yang tumpah.
h) Laporkan ke supervisor.
i) Lengkapi format kecelakaan kerja.

3) Tertusuk jarum
a) Jangan segera mengangkat jarum. Tarik
kembali plunger untuk menghisap obat
yang mungkin terinjeksi.
b) Angkat jarum dari kulit dan tutup
jarum, kemudian buang.
c) Jika perlu gunakan spuit baru dan jarum
bersih untuk mengambil obat dalam
jaringan yang tertusuk.
d) Tanggalkan sarung tangan, bilas bagian
yang tertusuk dengan air hangat.
e) Cuci bersih dengan sabun, bilas
dengan air hangat.
f) Tanggalkan semua APD.
g) Catat jenis obat dan perkirakan berapa
banyak yang terinjeksi.
h) Laporkan ke supervisor.
i) Lengkapi format kecelakaan kerja.
j) Segera konsultasikan ke dokter.

Pengelolaan limbah
sitostatika
Pengelolaan
limbah
dari
sisa
buangan
pencampuran
sediaan
sitostatika (seperti: bekas ampul,
vial,
spuit, needle, dll) harus
dilakukan sedemikian rupa hingga
tidak
menimbulkan
bahaya
pencemaran terhadap lingkungan.

Pengelolaan limbah
sitostatika
Langkah langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai
berikut :
a. Gunakan Alat Pelindung Diri (APD).
b. Tempatkan limbah pada wadah buangan tertutup. Untuk
benda-benda tajam seperti spuit vial, ampul, tempatkan di
dalam wadah yang tidak tembus benda tajam, untuk limbah
lain tempatkan dalam kantong berwarna (standar
internasional warna ungu) dan berlogo sitostatika
c. Beri label peringatan (Gambar 2) pada bagian luar wadah.
d. Bawa limbah ke tempat pembuangan menggunakan troli
tertutup.
e. Musnahkan limbah dengan incenerator 1000C.
f. Cuci tangan.

Anda mungkin juga menyukai