(KPD)
Pendahuluan
Ketuban pecah dinimasalah
penting dalam obstetri komplikasi
kelahiran: prematuritas, infeksi
korioamnionitis, sepsis morbiditas
dan mortalitas perinatal dan
menyebabkan infeksi pada ibu dan
bayi.
Tinjauan Pustaka
Definisi
Aterm >37 mg
Preterm <37 mg
Epidemiologi
KPD : 3-18 % dr seluruh kehamilan
Preterm : 1,7% (30-40% dari kasus
KPD)
Aterm : 8-10%
Kontribusi KPD : sosial ekonomi
rendah > sosial ekonomi menengah
ke atas
ETIOLOGI
Infeksi: selaput ketuban
Defisiensi vitamin C
Faktor selaput ketuban : Ehlers
-Danlos
Faktor umur dan paritas
Faktor tingkat sosio-ekonomi: st.gizi
Faktor-faktor lain
Patogenesis
Pecahnya selaput ketuban saat persalinan
disebabkan oleh melemahnya selaput
ketuban karena kontraksi uterus dan
peregangan yang berulang.
Daya regang ini dipengaruhi oleh
keseimbangan antara sintesis dan
degradasi komponen matriks ekstraseluler
selaput ketuban.
Pada ketuban pecah dini terjadi perubahan
spt penurunan jumlah jaringan kolagen
dan terganggunya struktur kolagen, serta
peningkatan aktivitas kolagenolitik
Diagnosis
Anamnesis
Pasien datang
dengan keluhan
keluar air
pervaginam,
merembes tibatiba dan
kuantitinya
banyak
Tidak ada
tanda-tanda
persalinan.
Pemeriksaan Fisik
Inspekulo : Tampak
cairan amnion di
lubang serviks
Lakmus test (+) :
Mengubah kertas
lakmus menjadi biru
kerana bersifat alkalis.
Test nitrizine : kuning
berubah menjadi hitam
USG : berkurang
volume cairan amnion
Batasi pemeriksaan
dalam
Penatalaksanaan
Di ruang obstetri:
Komplikasi
Terhadap janin:
Infeksi intrauterin
Tali pusat menumbung
Kelahiran prematur
Amniotic Band Syndrome
Terhadap ibu
infeksi intrapartal, infeksi puerpuralis
(nifas), peritonitis, septikemia
BAB3
Laporan Kasus
Identitas
Nama
: LWD
No CM
: 495477
Umur
: 25 tahun
Agama : Hindu
Pendidikan: SMA
MRS
: 13/04/2015
Anamnesis
Keluhan utama
Keluar air per vaginam
Riwayat Obstetri
Pasien menikah selama 5 tahun yang lalu,
merupakan pernikahan pertama.
Pasien pernah memakai alat kontrasepsi
berupa suntik dan berhenti memakai 1
tahun lalu.
Riwayat obstetrik G2 P1001, 38-39 minggu.
1) Aterm, perempuan, 3400 gr, spt, bidan,
3 tahun
Hamil ini
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS PRESENT
Keadaan umum
: Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital :
Tekanan darah
: 110/70 mmHg
Nadi
: 84x / menit
Napas
: 20x / menit
Suhu
: 36,5oC
Berat badan : 65 kg
Tinggi badan : 160 cm
STATUS GENERAL
Mata : Anemis ( -/- ),
Jantung
regular,
Ikterus ( -/- )
: SIS2 tunggal,
murmur (-)
Paru : Vesikular, rhonki (-/-)
Wheezing
(-/-)
Ekstremitas : Odem (-)
STATUS OBSTETRI
Mammae :Pada inspeksi ditemukan hiperpigmentasi aroela mammae
putting susu menonjol
Abdomen :
Inspeksi : Ditemukan perut membesar, striae gravidarum (+),
Palpasi
: Leopold I : teraba bagian besar, bulat, lunak dan
tidak
melentung. Kesan (Bokong)
Leopold II: Teraba bagian keras dan rata di sebelah
kanan (Kesan punggung). Teraba bagian kecil di kiri
(kesan ekstremitas)
Leopold III:Teraba bagian bulat, besar, keras dan
melenting. (Kesan kepala)
Leopold IV: Bagian bawah janin sudah masuk pintu
panggul.
TFU 3 jr bpx (32 cm), letak kepala, punggung kiri, kepala. Kontraksi (-), DJJ
(+)
Vagina
: Inspekulo V/V:
Tampak keluar air dari
OUI,
lakmus test (+)
VT :
P1 jari, eff 25% ,Ketuban (-) jernih,
Kepala teraba, denominator belum
jelas H1.Tidak teraba bagian kecil /
tali pusat.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil Lab
Nilai
WBC
14,8
HGB
13,0
HCT
39,1
PLT
301
BT
150
CT
938
DIAGNOSA
G2P1001, 38-39 mg T/H + KPD
PBB: 3100 gr , PS:4
PENATALAKSANAAN
Rencana diagnostik
USG
Rencana Terapi
MRS
IVFD RL 20 tts/mnt
Cefotaxime iv dilanjutkan dengan Cefadroxil 2x500mg
Exp pervaginam
Rencana monitoring
Observasi his, DJJ, vital sign
Observasi temperatur rektal setiap 3 jam selama 24 jam di VK, dan setiap 6
jam di ruangan.
Apabila setelah 12 jam pecah ketuban tidak ada tanda- tanda impartu
atau temperature rektal melebihi 37,5 oC , terminasi kehamilan dengan
drip oxytoxin.
Rencana edukasi
KIE keluarga tentang diagnosis, rencana perawatan, risiko dan komplikasi.
Perjalanan Persalinan
Jam
Pemeriksaan
01.30
05.00
TENSI
NADI
KONTRAKSI PERDARA
(mmHg)
(kali/mnt)
UTERUS
HAN
Pk. 05.30
110/80
80
(+) baik
(+)
Pk. 05.45
110/80
80
(+) baik
(+)
Pk. 06.00
110/80
80
(+) baik
(+)
Pk. 06.15
110/80
80
(+) baik
(+)
Pk. 06.45
110/80
80
(+) baik
(+)
Pk. 07.15
110/80
80
(+) baik
(+)
FOLLOW UP RUANGAN
15 April 2015
S : nyeri luka jahitan (+), perdarahan (+)
O : St Present
T 110/70 mmHg, N 78x/mnt, R 20x/mnt
Mata: anemis -/-, ikterus -/Thorax : cor
:S1S2 tunggal regular, murmur (-)
pulmo: ves (+/+), rh (-/-), wh (-/-)
Abdomen : TFU 2 jr bpst
Kontraksi (+)
Vagina : perdarahan (+)
Ass : P1001 PP hari I + Akseptor IUD
Tx: Observasi perdarahan
Cefadroxil 2x 500mg
As mefenamat 3x500 mg
SF 2x200 mg
KIE mobilisasi, ASI eksklusif
BPL
Bab4
PEMBAHASAN
Penatalaksanaan :
Setelah di monitoring selama 3 jam
( 14 April 2015 pk 13.30)
didapatkan pasien berada pada
fase aktif persalinan dengan
pembukaan portio 4-5 cm cm,
dengan his 3-4x/10 mnt selama 3035 detik.
Dilanjutkan dengan manajemen
expektatif pervaginam, karena
penurunan kepala sudah mencapai
H II dan dari perkiraan berat badan
Postnatal:
Pada kasus ini tidak terjadi komplikasi pada ibu
dan bayi. Hal ini dinilai dari kondisi ibu yang tidak
menunjukkan tanda-tanda infeksi dengan
didukung oleh hasil laboratorium yang masih
dalam batas normal.
Setelah ibu melahirkan ibu diberikan penjelasan
untuk kontrol poliklinik setelah 7 hari persalinan.
Jika ada tanda-tanda infeksi seperti panas, cairan
vagina berbau atau terjadi pendarahan maka ibu
diharuskan datang ke poli secepatnya.
Bab5
PENUTUP