Audit
Audit
Tujuan menyeluruh dari pengendalian adalah untuk mengevaluasi efektivitas rancangan dan
operrasi pengendalian intern. Beberapa pengendalian, seperti prosedur pengendalian yang
terprogram, dapat dirancang untuk menghindari atau mendeteksi dan mengoreksi salah saji
tertentu. Sebagai contoh, prosedur pengendalian yang terprogram dapat dirancang untuk
menjamin bahwa seluruh pembelian dicatat atau seluruh penjualan adalah valid (eksistensi atau
keterjadiannya). Pengendalian manajemen dapat mendeteksi salah saji untuk beberapa tujun
audit. Sebagai contooh, review manajemen atas transaksi pembelian dapat memberikan kepastian
bahwa pembelian adalah valid dan dinilai dengan benar. Beberapa pengendalian, seperti prosedur
pengendalian umum komputer, dapat mempunyai pengaruh pervasif pada beberapa tujuan audit.
Akhirnya, auditor harus memahami bagaimana pengendalian tertentu akan mempengaruhi
penilaian risiko pengendalian untuk asersi tertentu atau tujuan audit.
b. Sampling sistematis
Sampling sistematis terdiri dari pemilihan setiap item ke-n dalam populasi dari satu atau
lebih item awal yang dipilih secara acak. Interval antara item-item biasanya dianggap sebagai
interval lompatan. Ketika menggunakan metode pemilihan sistematis, auditor harus menandai
adanya kemungkinan pola berputar dalam populasi yang serupa dengan interval lompatan.
Unit sampling merupakan elemen individual dalam populasi. Unit sampling dapat berupa
dokumen, item-item dalam dokumen, ayat jurnal atau register atau cataatn dalam arsip komputer.
Unit sampling mempunyai dampak yang signifikan terhadap terhadap efisiensi audit.
Menggunakan Pertimbangan Profesional untuk Menentukan Ukuran Sampel
Factor-faktor utama pada ukuran sampel dalam sampel nonstatistik adalah :
1. Risiko atas penilaian risiko pengendalian yang terlalu rendah
2. Tingkat penyimpangan yang dapat di toleransi
3. Tingkat penyimpangan populasi yang diharapkan untuk setiap pengendalian.
Tingkat penyimpangan yang dapat ditoleransi (tolerable deviation rate) adalah tingkat
maksimum penyimpangan dari pengendalian yang dapat diterima oleh auditor denan
menggunakan risiko pengendalian yang direncanakan dan sebelum mengevaluasi bukti, auditor
menentukan berapa banyak penyimpangan dari pengendalian yang ditentukan yang dapat
diterima.Akhirnya, auditor harus mengestimasi tingkat penyimpangan populasi yang
diharapkan (expected population deviation rate), yaitu yang merupakan taksiran terbaik auditor
atas tingkat penyimpngan actual dalam populasi.Auditor dapat mengestimasi tingkat
penyimpangan populasi berdasarkan pengalaman sebelumnya dengan klien atau pengetahuan
yang diperoleh pada saat memperoleh pemahaman atas pengendalian intern.Pada saat
menentukan ukuran sampel, semakin rendah tingkat penyimpangan yang diharapkan, semakin
kecil ukuran sampel.
Menerapkan Prosedur Audit untuk Pengujian Pengendalian
Ketika menggunkan data untuk menguji prosedur pengendalian yang terprogra, auditor mencari
satu transaksi yang dip roses dengan baik (transaksi yang ada di bawah pengujian terbatas) dan
satu transaksi yang akan di laporkan sebagai pengecualian (transaksi yang ada di atas pengujian
terbatas). Auditor juga dapat mengevaluasi efektivitas pengguna yang terlibat dalam
pengembangan program, atau mengevaluasi efektitivitas prosedur tindak lanjut manual atau
pengendalian manajemen.Tahapan ini terutama ditujukan pada risiko nonsampling jika auditor
tidak mengidentifikasi kegagalan pengendalian pada risiko nonsampling jika auditor tidak dapat
mengidentifikasikan kegagalan pengendalian pada saat bukti ada di tangan.Auditor trsebut perlu
mengevaluasi apakah pengendalian intern pada auditor yang dikehendaki beroperasi secara
efektif.
Evaluasi Hasil
Penyimpangan dari prosedur pengendalian yang ditentukan harus ditabulasi, diringkas dan di
evaluasi.Pertimbangan professional diperlukan dalam mengevaluasi hasil secara kuantitatif dan
kualitatif.Pada saat mengevaluasi hasil secara kuantitatif, auditor harus membandingkan bukti
dengan tingkat penyimpangan yang dapat ditoleransi pada saat perencanaan sampel nonstatistik.
Jika pengujian atas pengendalian yang terprogram gagal (misalnya, program tersebut tidak
menolak pengujian transaksi yang melebihi batas), maka pengendalian terprogram tersebut akan
menjadi tidak efektif untuk atribut tertentu (dalam contoh ini, pengendalian melebihi peenilaian),
auditor kemudian perlu mempertimbangkan apakah ada pengendalian lain yang berkaitan dengan
atribut yang sama, atau apakah risiko pengendalian harus dinilai pada tingkat maksimum.
Menarik Kesimpulan Secara Menyeluruh, auditor menggunkan hasil-hasil dari sampel
tersebut, pengetahuan tentang lingkungan pengendalian dan sistem akuntansi, dan pertimbangan
professional untuk membuat penilaian akhir atas risiko pengendalian untuk pengandalian yang
dicerminkan oleh atribut-atribut yang tercakup dalam rencana sampling. Penilaian tersebut
kemudian digunakan untuk menilai risiko pengendalian atas asersi laporan keuangan relevan
yang dipengaruhi oleh kelompok transaksi yang diuji.
PROBABILITY PROPORTIONAL TO SIZE SAMPLING
PPS lebih efektif untuk menemukan large dollar statement dalam populasi. Untuk alasan ini, PPS
sering dipilih ketika populasi dipercaya contain few, jika ada overstatement dollar yang besar.
Hal ini tidak perlu mengelompokkan populasi ketika PPS digunakan. Karakteristik PPS
PPS menggunakan setiap dollar pada populasi sebagai bagian unit sampling. Setiap dollar
mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih. Hasil prosedur ini pada saldo akun tercatat
yang besar dalam populasi mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk dipilih dan diaudit.
PPS dilakukan pada asumsi dimana saldo akun tidak tercatat overstated untuk jumlah tercatat.
Untuk menentukan ukuran sampel yang cocok bagi PPS Sampling,
Substantive Test of Trans actions (Uji Substantif atas Transaksi)
Pengujian substantif (Substantive Test) adalah perosedur yang digunakan untuk menguji
kekeliruan atau ketidakberesan dalam bentuk uang yang langsung mempengaruhi kebenaran
saldo laporan keuangan. Kekeliruan tersebut sering disebut dengan salah saji moneter (dalam
satuan mata uang) yang merupakan indikasi yang jelas terjadinya salah saji dalam saldo laporan
keuangan.
Tujuan pengujian substantive atas transaksi adalah untuk menentukan apakah transaksi akuntansi
klien telah diotorisasi dengan pantas, dicatat dan diiktisarkan dalam jurnal dengan benar dan
diposting ke buku besar dan buku tambahan dengan benar.
Pengujian atas transaksi :
Pengujian tersebut meliputi bagian deskriptif yang mendokumentasikan pemahaman
memperoleh sekitar pengendalian internal dan menyertakan uraian tentang prosedur dan risiko
pengendalian yang dinilai.
Detail Test of Balances (Pengujian Terinci atas Saldo)
Pengujian Terinci atas Saldo merupakan prosedur yang digunakan untuk menguji salah saji
moneter (monetary misstatement) untuk menentukan apakah 9 balance-related audit objective
(tujuan audit terkait dengan saldo) telah terpenuhi.
DTOB berfokus pada saldo akhir buku besar, baik untuk neraca maupun laba-rugi, dengan
penekanan utama pada angka-angka di neraca saldo. Pengujian terinci atas saldo akhir tersebut
penting dalam pelaksanaan audit, karena bahan bukti diperoleh dari sumber yang independen
dari klien sehingga dinilai berkualitas tinggi.