A. PENDAHULUAN
Istirahat dan tidur merupakan salah satu dari kebutuhan dasar manusia. Istirahat
dan tidur yang sesuai adalah sama pentingnya dengan nutrisi yang baik dan olahraga
yang cukup. Tiap individu membutuhkan jumlah yeng berbeda untuk istirahat dan
tidur. Kurangnya intensitas istirahat dan tidur dapat menyebabkan menurunnya
kemampuan untuk berkonsentrasi, membuat keputusan, dan berpartisipasi dalam
aktivitas harian dan meningkatkan iritabilitas.
Perawat, klien, keluarga, dan tenaga kesehatan lainnya harus berkolaborasi
untuk mencari pendekatan yang paling efektif dalam upaya mengontrol pola
istirahat dan tidur pasien. Perawat bertanggung jawab secara etis untuk mengontrol
pola tersebut dan menghilangkan gangguan istirahat dan tidur yang dialami oleh
pasien agar dapat mendukung tercapainya kesembuhan pasien secara optimal
Evans dan French pada tahun 1995 mengatakan bahwa tidur sangat berhubungan
dengan penyembuhan. Memperoleh kualitas tidur yang terbaik merupakan hal yang
penting untuk peningkatan kesehatan yang baik dan pemulihan individu yang
sedang sakit.
Lingkungan institusi rumah sakit, atau fasilitas perawatan jangka panjang dan
aktivitas petugas pelayanan kesehatan dapat menyebabkan pasien mengalami
gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur. Sehingga,
B. KONSEP DASAR
1. Definisi
a. Trauma. Trauma ini juga terbagi menjadi beberapa macam. Penyebab trauma
ini terbagi menjadi :
1) Mekanik. Rasa nyeri yang diakibatkan oleh mekanik ini timbul akibat
ujung-ujung saraf bebas mengalami kerusakan. Contoh dari nyeri akibat
trauma mekanik ini adalah akibat adanya benturan, gesekan, luka dan
lain-lain.
2) Thermis. Nyeri karena hal ini timbul karena ujung saraf reseptor
mendapat rangsangan akibat panas, dingin, misal karena api dan air.
3) Khemis. Nyeri yang ditimbulkan karena adanya kontak dengan zat kimia
yang bersifat asam atau pun basa kuat.
4) Elektrik. Nyeri yang ditimbulkan karena adanya pengaruh aliran listrik
yang kuat mengenai reseptor rasa nyeri yang menimbulkan kekejangan
otot dan luka bakar.
b. Neoplasma. Neoplasma ini juga terbagi menjadi dua yaitu :
1) Neoplasma Jinak.
2) Neoplasma Ganas.
c. Gangguan sirkulasi darah dan kelainan pembuluh darah. Hal ini dapat
dicontohkan pada pasien dengan infark miokard akut atau pun angina
pektoris yang dirasakan adalah adanya nyeri dada yang khas.
d. Peradangan. Nyeri yang diakibatkan karena adanya kerusakan ujung-ujung
saraf reseptor akibat adanya peradangan atau terjepit oleh pembengkakan.
Contohnya adalah nyeri karena abses.
e. Trauma psikologis.
3. Patofisiologi
4. Pathway
a. Presepsi Nyeri
Rangsangan
Nosiseptor
korda spinalis
5. Komplikasi
Persepsi
Nyeri
Secara umum pria dan wanita tidak memiliki perbedaan dalam menanggapi respon
nyeri
c. Kebudayaan
Keyakinan dan kebudayaan mempengaruhi cara individu mengatasi nyeri
d. Makna nyeri
Makna seseorang yang dikaitkan dengan nyeri mempengaruhi pengalaman nyeri
dan cara seseorang beradaptasi terhadap nyeri
e. Perhatian
Semakin pasien memperhatikan rasa nyerinya, semakin meningkat pula rasa nyeri
yang ia rasakan, sedangkan upaya pengalihan (distraksi) dihubungkan dengan
f.
asietas meningkatkan presepsi nyeri, tetapi nyeri juga dapat menimbulkan asietas
g. Keletihan
Rasa kelelahan menyebabkan nyeri semakin intensif dan menurunkan kemampuan
koping.
h. Pengalaman sebelumnya
Pengalaman sebelumnya tidak selalu berarti bahwa individu tersebut akan
i.
j.
8. Pemeriksaan Penunjang
a. SINAR X
Sinar X dapat menunjukkan cedera robekan punggung dan tulang yang patah
penyebab nyeri
b. Tes Darah
Tes darah dapat membantu untuk mengidentifikasi penyebab nyeri yang
sangat spesifik (misalnya infeksi, tumor, penyakit artritik)
c. CT dan MRI Scan
Pemeriksaan ini dapat memberikan gambaran tulang dan jaringan sekitar
nyeri dengan rinci, serta juga dapat digunakan untuk menyingkirikan penyakit
serius.
9. Penatalaksanaan Medis
a.
Farmakologis
Kolaborasi dengan dokter, obat-obatan analgesia, narkotik rute oral atau
menghambat inflamasi
Panas : melancarkan aliran darah, nyeri berkurang.
3)
Distraksi
Suatu metode yang digunakan untuk menghilangkan nyeri dengan cara
mengalihkan perhatian pasien pada hal - hal lain sehingga pasien akan
lupa terhadap nyeri yang di alami.
Beberapa teknik distraksi :
Bernafas secara pelan pelan, massase sambil menarik nafas pelan
4)
berirama
5)
Imajinasi Terbimbing
1. Pengkajian Fokus
a) Riwayat Keperawatan
(1) Keluhan Utama : Pasien mengatakan Nyeri
(2) Riwayat Kesehatan sekarang : Mulai kapan dimulai nyeri (Akut/kronis)
Pola Nyeri, Skala Nyeri
(3) Menurut smeltzer, S.C bare B.G (2002) adalah sebagai berikut : Riwayat
Penyakit Dahulu melalui kemungkinan pernah nyeri, atau pengalaman
nyeri dimasa lalu, penyakit penyebab Nyeri dan Riwayat Penyakit
keluarga : meliputi penyakit menular atau menahun yang mengakibatkan
Nyeri.
b) Pola Fungsional Gordon
(1) Pola Manajemen Kesehatan :
(2) Pola Oksigenasi
nafas.
(3) Pola Nutrisi : Asupan Nutrisi, pola makanan,kecukupan gizi,
pantangan makanan.
(4) Pola Eliminasi : Pola BAB dan BAK, konsistensi fases, warna urin,
volume out put, frekuensi BAB dan BAK sebagai identifikasi nyeri.
(5) Pola Rasa Aman dan Nyaman :
(6) Pola Aktivitas : meliputi gerakan (mobilitas) pasien, aktivitas/
pekerjaan pasien yang dapat menimbulkan nyeri/ mengurangi nyeri.
(7) Pola Istirahat : Meliputi Kebiasaan tidur/ istirahat pasien, kebiasaan
dalam istirahat.
(8) Pola Seksualitas dan Reproduksi:
(9) Pola Kognitif, Persepsi dan Sensori
(10)
(11)
(12)
c) Pemeriksaan Umum
2
Ringan
Sedang
10
Berat
d) Pemeriksaan Fisik
(1) Kepala : bentuk mesochepal/ tidak, rambut lurus beruban, rambut
agak kotor, tidak ada lesi.
(2) Mata : Bentuk simetris/tidak, konjungtiva tidak anemis, tidak /ada
nyeri tekan pada kelopak mata, warna bola mata hitam. Reflek
berkedip kurang, penglihatan agak berkurang.
(3) Hidung : Bentuk simetris/tidak, tidak/ ada polip, tidak /ada nyeri
tekan, tidak/ ada sekret.
(4) Telinga : Bentuk, tidak/ ada sirumen berlebih, tidak\menggunakan
menggunakan alat bantu pernafasan, tidak ada infeksi, selama sakit
belum pernah dibersihkan.
(5) Mulut : Bibir kering/tidak, gigi agak kotor/ bersih, dan terdapat
karies tidak/ada nyeri tekan pada langit-langit mulut, tidak/ada
pendarahan gusi.
(6) Leher : Tidak/ada pembesaran kelenjar tyroid, kaku leher/ tidak,
tidak/ada pembesaran venajugularis.
(7) Dada : Bentuk, terdengar bunyi wheezing/tidak, tidak/ada nyeri
tekan, bunyi jantung normal terdapat kontraksi inspirasi.
(8) Abdomen : Tidak/ada lesi, suara bising usus lemah/ kuat, tidak/ada
nyeri tekan,tympani
(9) Inguinal : Terpasang kateter/ tidak, tidak/bisa kencing
(10)
Extermitas
(12)
Akral dingin, edema -/- atau tidak, kekuatan 2/2, gerak yang tidak
(13)
Genetalia
bentuk apa,
tidak/ ada
lesi,
kulit
skrotum
e) Pengkajian Nyeri
(1) Titik nyeri berasal
(2) Pada bagian nyeri mulai terasa
(3) Kapan Rasa Nyeri Terasa
(4) Apa yang dikerjakan pada saat nyeri mulai terasa
(5) Apakah rasa nyeri mulai menyebar
f) Pengkasian Respon fisiologis
a. Respon simpatik
- peningkatan frekuensi pernafasan
- dilatasi saluran bronkiolus
- peningkatan frekuensi denyut jantung
- dilatasi pupil
- penurunan mobilitas saluran cerna
b. Respon parasimpatik
- pucat
- ketegangan otot
- penuru nan denyut jantung
- mual dan muntah
- kelemahan dan kelelahan
c. Respon perilaku
Respon perilaku yang sering di tunjukan oleh pasien antara lain
perubahan postur tubuh, mengusap, menopong wajah bagian nyeri
yang sakit mengertakan gigi, ekspresi wajah meringis, mengerutkan
alis.
d. Respon afektif
Respon afektif juga perlu di perhatikan oleh seorang perawat. Dalam
melakukan pengkajian terhadap pasien dengan gangguan nyeri.
DAFTAR PUSTAKA
Potter & Perry. Fundamental Keperawatan. 2006. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC:. 1501-1546.
Huda, Amin. NANDA. 2013. Yogyakarta: Media Action Publishing.
Berman, Audrey. Buku Ajar Praktik keperawatan Klinis Kozier Erb. 2003. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Grace A. Piere & Neil R. Borley. At a Glance Ilmu Bedah Ed. 3. 2007. Jakarta: Erlangga
Medical Series.
Paula J. Christensen & Janet W. Kenney. Proses Keperawatan Aplikasi Model
Konseptual Ed. 4. 2009. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.