Kualitas Udara
Disusun oleh :
J3M113042
J3M113051
J3M113054
J3M113055
J3M113059
PENDAHULUAN
Kualitas udara bukan hanya dilihat dari komposisi kimia saja. Udara juga
berfungsi untuk merambatkan bunyi. Apabila sumber bunyi bertambah atau
meningkat levelnya maka akan mengganggu pendengaran dan menurunkan
kualitas udara sehingga ukuran lain dari kualitas udara adalah tingkat kebisingan.
Kebisingan merupakan polusi suara yang timbul dari bunyi yang tidak diharapkan
sehingga mengganggu lingkungan. Polusi kebisingan memberi efek psikologi dan
kesehatan bagi orang-orang yang terpapar secara terus-menerus. Oleh karena itu,
pengukuran tingkat kebisingan di suatu tempat perlu dilakukan secara rutin.
Berdasarkan
SK
Menteri
Lingkungan
Hidup
No.Kep.Men-
mengakibatkan
gangguan pendengaran,
gangguan
fisiologi,
dan
TUJUAN
Mengetahui tingkat kebisingan pada lokasi Terminal Baranangsiang
Bogor dan dibandingkan dengan baku mutu yang berlaku.
METODE KERJA
Alat yang akan digunakan disiapkan. Pengambilan data dilakukan
menggunakan alat Sound Level Meter. Ketinggian microphone Sound Level Meter
adalah 1,2 m dari permukaan tanah. Lokasi titik sampling ditentukan oleh dosen.
Kelompok 3 mendapat lokasi di Terminal Baranangsiang Bogor. Pengukuran
dilakukan dengan alat Sound Level Meter selama 10 menit dengan interval 5 detik
sehinga diperoleh 120 data. Kemudian pengolahan data dilakukan dan dihitung
menggunakan rumus :
LTM5 = 10 Log 1/n Tn x 100.1Ln
LTM5 = Leq dengan waktu sampling tiap 5 detik
HASIL PENGUKURAN
Tabel 1. Nilai Data Kebisingan Terminal Baranangsiang Bogor
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
74
73
74
74
74
74
74
73
72
73
74
72
75
75
73
73
74
75
73
73
Nilai Max
3
4
5
73
74
73
75
73
74
73
74
73
73
75
75
72
73
73
74
74
74
74
74
74
74
74
73
73
72
73
72
72
75
: 75 dB (A)
6
74
73
75
74
72
73
75
75
73
74
7
73
74
75
73
73
74
75
73
72
74
Nilai Min
: 72 dB (A)
Range
: max min = 75 - 72 = 3
Kelas
: 1 + 3,3 log n
8
75
75
74
75
73
74
73
72
73
74
9
75
74
74
72
73
74
73
73
73
73
10
73
74
74
72
74
73
73
72
73
73
LTM5
Interval Bising
Nilai Tengah
Frekuensi
72-79,9
75,95
120
11
73
74
74
72
75
75
74
72
72
73
12
74
74
75
73
74
74
74
73
73
72
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Lokasi Pengukuran
PEMBAHASAN
Pengukuran tingkat kebisingan dilakukan dengan cara sederhana dengan
sebuah sound level meter biasa. Tingkat tekanan bunyi dB (A) diukur selama 10
(sepuluh) menit dengan pembacaan dilakukan setiap 5 (lima) detik. Prinsip kerja
SLM didasarkan pada getaran yang terjadi. Apabila terdapat sebuah objek atau
benda yang bergetar, akan menyebabkan terjadinya perubahan tekanan udara yang
akan ditangkap oleh sistem peralatan, kemudian selanjutnya jarum analog akan
menunjukkan angka jumlah tingkat kebisingan
Kebisingan adalah suara yang tidak dikehendaki dan mengganggu
manusia. Tingkat kebisingan siang lebih besar dibandingkan tingkat kebisingan
Sumber Bunyi
Skala intensitas
(A)
0 20
20 40
Perpustakaan, percakapan
40 -60
Radio
pelan,
Sangat tenang
percakapan
Tenang
keras
Sedang
jalan,
Keras
rumah, kantor
60 - 80
Perusahaan,
radio
keras,
terminal
80 - 100
Sangat keras
pekerjaan mekanis
100 - 120
Menulikan
1. Peruntukan kawasan
a. Perumahan dan pemukiman
55
70
65
50
e. Industri
70
60
g. Rekreasi
70
2. Lingkup kegiatan
a. Rumah sakit atau sejenisnya
55
55
55
melebihi baku mutu (dapat dilihat pada tabel) . Dalam peraturan tersubut terminal
termasuk zona D dengan nilai maksumum kebisingan 70 dB(A).
Tabel. Pembagian tingkat kebisingan menurut empat zona
No Zona
1
A
2
B
3
C
4
D
Keterangan:
Maksimum
45
diperbolehkan
55
(dB)
60
70
yangn menawarkan bus, banyaknya bus yang keluar masuk pada terminal,
padatnya jumlah pengunjung. Jumlah pengunjung yang berpergian biasanya
dijumpai pada hari libur cenderung lebih banyak daripada hari biasanya.
Kebisingan merupakan salah satu hal yang sangat menganggu bagi
masyarakat di sekitar terminal, pada intensitas yang cukup lama dan tingkat
tertentu dapat berbahaya bagi kesehatan. Tingkat kebisingan lingkungan pada
daerah di sekitar terminal selain kontinyu juga berfluktuasi dari waktu ke
waktu selama 24 jam.
Pada praktikum kali ini kami melakukan pengamatan tingkat kebisingan di
beberapa lokasi. Berdasarkan hasil pengamatan, tingkat kebisingan yang melebihi
baku mutu tingkat kebisingan berada pada lokasi Terminal Baranangsiang,
kampus IPB Cilibende, Rumah Sakit PMI, Pasar Bogor, Perumahan Bogor Baru
sedangkan yang masih di bawah baku mutu pada lokasi perkantoran.
Efek kebisingan pada pendengaran hanya sementara dan pemulihan
terjadi secara cepat sesudah pemaparan dihentikan. Tetapi pemaparan secara
terus-menerus
mengakibatkan
kerusakan
menetap
kepada
indera-
KESIMPULAN
Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan didapatkan nilai kebisingan
di Terminal Baranang Siang melebihi baku mutu yang ditetapkan oleh menteri
kesehatan dan menteri lingkungan hidup. Oleh sebab itu diperlukan penanganan
untuk mengurangi tingkat kebisingan di Terminal Baranang Siang misalnya
dengan menanam pohon di sekitar terminal dan pengecekan knalpot kendaraan
secara berkala.
DAFTAR PUSTAKA
Goembira, Fadjar, Vera S Bachtiar. 2003. Pengendalian Bising. Padang (ID) :
Universitas Andalas Press.
Grey GW, Deneke FI. 1978. Urban Forestry. New York (UD) : John Wiley and
Sons.
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 48/MENLH/11/1996
Tentang Baku Tingkat Kebisingan.
Peraturan Menteri Negara Kesehatan Nomor 718/Menkes RI/XI/1987 Tentang
Kebisingan yang Berhubungan dengan Kesehatan.
Suharsono, H. 1991. Dampak pada Udara dan Kebisingan. IPB Press : Bogor.