Anda di halaman 1dari 6

GEJALA KAVITASI PADA INSTALASI POMPA SENTRIFUGAL

Ampala Khoryanton
Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang
Jl. Prof. H. Sudarto S.H., Tembalang, Kotak Pos 199/SMS, Semarang, 50275
Telp. 024-7473417, 7466420 (hunting), Fax. 024-7472396
Abstrak
Pompa sebagai salah satu mesin aliran fluida hidrolik pada dasarnya digunakan untuk memindahkan fluida
tak mampat (incompressible fluids) dari suatu tempat ke tempat lain dengan cara menaikkan tekanan fluida
yang dipindahkan tersebut. Pompa akan memberikan energi mekanis pada fluida kerjanya, dan energi yang
diterima fluida digunakan untuk menaikkan tekanan dan melawan tahanan-tahanan yang terdapat pada
saluran-saluran instalasi pompa.Selain menghitung kekuatan material komponen, dalam merancang pompa
sentrifugal insinyur harus memiliki kemampuan dalam mendeteksi sistem dari bahaya kavitasi, masalah
besar dalam memompa industri. Dengan mengetahui tanda-tanda kavitasi, dan benar mengidentifikasi dan
memahami jumlah dan metode kavitasi menghindari, kita bisa menjamin stabilitas operasi pompa dirancang.
Kata kunci : Pompa Sentrifugal, incompressible fluids, kavitasi

1. Pendahuluan
Pompa sentrifugal sebagai salah satu jenis
pompa yang banyak dijumpai dalam industri
bekerja dengan prinsip putaran impeler sebagai
elemen pemindah fluida yang digerakkan oleh
suatu penggerak mula. Zat cair yang berada di
dalam akan berputar akibat dorongan sudusudu dan menimbulkan gaya sentrifugal yang
menyebabkan cairan mengalir dari tengah
impeler dan keluar melalui saluran di antara
sudu-sudu dan meninggalkan impeler dengan
kecepatan tinggi. Cairan dengan kecepatan
tinggi
ini
dilewatkan
saluran
yang
penampangnya makin membesar (diffuser)
sehingga terjadi perubahan head (tinggi tekan)
kecepatan menjadi head tekanan. Setelah
cairan dilemparkan oleh impeler, ruang di
antara
sudu-sudu
menjadi
vacuum,
menyebabkan cairan akan terhisap masuk
sehingga terjadi proses pengisapan.
Mengingat luasnya aplikasi penggunaan pompa
sentrifugal
di
mana
sebagian
besar
memerlukan stabilitas yang tinggi dan
performansi yang dapat diandalkan, maka
perencanaan
komponen
penyusun
dan
pemeriksaan instalasinya harus dilakukan
dengan teliti dan dapat diandalkan.

Turunnya performansi pompa secara tiba-tiba


dan ketidakstabilan dalam operasi sering
menjadi masalah yang serius dan mengganggu
kinerja sistem secara keseluruhan. Salah satu
indikasi penyebab turunnya performansi
pompa adalah apa yang dikenal sebagai
peristiwa kavitasi (cavitation), dan menjadi
ancaman serius pada pengoperasian pompa
sentrifugal.
2. Fenomena Kavitasi : Proses dan Efek
yang Ditimbulkan
Kavitasi dikenal sebagai masalah terbesar
dalam operasi pompa sentrifugal. Oleh karena
itu penting untuk diperhatikan proses
terjadinya kavitasi, gejala-gejala yang muncul,
dan bagian-bagian pompa yang rentan terhadap
kerusakan akibat kavitasi ini.
Kavitasi terjadi bila tekanan fluida pada saat
memasuki pompa turun hingga di bawah
tekanan uap jenuhnya (pada temperatur
lingkungan), gelembung-gelembung uap kecil
akan mulai terbentuk. Gelembung-gelembung
uap ini akan terbawa oleh aliran fluida dan
masuk pada daerah yang bertekanan lebih
tinggi, sehingga gelembung akan pecah dan
menimbulkan suara berisik dan getaran. Selain
29

itu performansi pompa akan turun secara tibatiba sehingga pompa tidak dapat beroperasi
dengan baik. Jika pompa dijalankan dalam
keadaaan kavitasi secara terus-menerus dalam
jangka waktu lama, maka permukaan dinding
saluran di sekitar aliran akan termakan
sehingga menjadi berlubang-lubang. Peristiwa
ini yang dinamakan erosi kavitasi, sebagai
akibat tumbukan gelembung-gelembung uap
yang pecah pada dinding secara terus-menerus.

a.
b.
c.

d.

Kenaikan gaya angkat statis (static lift)


dari pompa sentrifugal
Penurunan tekanan atmosfer seiring
dengan bertambahnya ketinggian/elevasi
Penurunan tekanan absolut sistem, seperti
dijumpai pada pemompaan fluida dari
tabung vakum.
Kenaikan temperatur fluida yang dipompa.

Secara umum dapat disimpulkan bahwa


terjadinya kavitasi akan mengakibatkan
beberapa kerugian sebagai berikut :
a. Penurunan head dan kapasitas pemompaan
b. Penurunan efisiensi pompa
c. Pecahnya gelembung-gelembung uap saat
melalui daerah yang bertekanan lebih
tinggi akan menyebabkan suara berisik,
getaran dan kerusakan pada beberapa
komponen terutama impeler dan difuser.
3. Head Total Pompa dan Parameter
Pencegahan Kavitasi
Dalam perancangan pompa sentrifugal, selain
kapasitas pemompaan, jenis fluida yang
dipompa, dan kecepatan spesifik pompa, data
lain yang diperlukan adalah besarnya tinggi
tekan (head) total pompa. Untuk instalasi yang
sudah direncanakan, head total pompa (H)
dapat dihitung berdasarkan persamaan :

Gambar 1. Penurunan Tekanan


Pompa Sentrifugal

pada

Bagianbagian yang sering terkena kavitasi


adalah sudu-sudu impeler dan difuser dan juga
bagian dalam dinding rumah pompa. Pada
pompa diagonal dan pompa aksial (propeller
pumps), kavitasi terjadi pada sudu impeler
dekat sisi masuk, pada bagian dalam dari
dinding rumah pompa, dan pada sisi masuk
sudu difuser.
Penurunan tekanan pada umumnya disebabkan
oleh beberapa hal, antara lain :

30

H = Head statis + Head dinamis


v2
= (ha + hp ) + (hL + d ) . (1)
2g
Di mana :
ha = perbedaan tinggi antara muka air sisi
keluar dan sisi isap (m)
Tanda (+) dipakai apabila muka air sisi
keluar lebih tinggi daripada sisi isap.
hp = perbedaan head tekanan yang bekerja
pada kedua permukaan air (m)

P2 P1

hL = berbagai head kerugian (losses) pada


pipa, katup, belokan, sambungan, dll.
(m)
= hL suction + hL discharge
2
vd
= head kecepatan keluar (m)
2g
Besarnya head kerugian pada sisi isap dan sisi
tekan ini dapat ditentukan melalui persamaan :

L.v 2
v2
+ K .
(2)
hL = f
2 g .d
2g

Di mana :
f = koefisien gesekan pipa saluran
L = panjang pipa
v = kecepatan aliran fluida di dalam pipa
d = diameter pipa
K = koefisien tahanan fitting (katup,
belokan, dsb.)
2
v /2g= head kecepatan masuk/keluar
g = percepatan gravitasi
Faktor f (koefisien gesekan pipa) besarnya
sangat tergantung dari jenis/pola aliran fluida
pada saluran yang bersangkutan (aliran laminar
atau turbulen). Kedua macam aliran ini dapat
diketahui dengan menggunakan parameter
Reynold Number (Re).
Reynold Number :
v.D
di mana = viskositas kinematik
Re =

aliran
Jika Re<4000, maka aliran yang terjadi adalah
laminar, dan :
64
... (3)
f =
Re
Jika Re>4000, maka aliran adalah turbulen,
dan :
0.0005
(Formula Darcy) (4)
f = 0.020 +
D

Besarnya koefisien tahanan fitting (K) berbeda


untuk setiap jenis fitting dan katup yang
berlainan dalam satu instalasi. Standar fitting
yang banyak digunakan adalah sebagai
berikut :
Tabel 1. Harga koefisien tahanan pipa pada
berbagai macam fitting
Fitting and Valves
Globe valve, fully open
Angle valve, fully open
Swing check valve, fully open
Gate valve, fully open
Gate valve, three-fourths open
Gate valve, one-half open
Gate valve, one-fourth open
Close return bend
Standard Tee
Standard 90o elbow
Medium sweep 90o elbow
Long sweep 90o elbow
45o elbow

Koefisien
tahanan (K)
10.0
5.00
2.50
0.19
1.15
5.60
24.0
2.20
1.80
0.90
0.75
0.60
0.42

Antisipasi terhadap kavitasi memperhatikan


beberapa parameter sebagai berikut. :
3.1. Net Positive Suction Head Available
(NPSHa)

Head isap positif netto yang tersedia atau


NPSH available (NPSHa) merupakan head
yang dimiliki fluida pada sisi isap pompa
(ekivalen dengan tekanan mutlak pada sisi isap
pompa) dikurangi dengan tekanan uap jenuh
fluida di tempat tersebut. Perhitungan NPSH
available dilakukan berdasarkan instalasi dan
posisi/letak pompa, beberapa di antaranya
seperti berikut ini:

31

1). Pompa menghisap cairan dari tempat terbuka, posisi pompa di atas permukaan cairan yang
dihisap

Gambar 2. Instalasi pompa dengan posisi pompa di atas permukaan cairan isap
2). Pompa menghisap cairan dari tangki terbuka, posisi pompa di bawah permukaan cairan yang
dihisap :

Gambar 3. Instalasi pompa dengan posisi pompa di bawah permukaan cairan isap
3). Pompa menghisap cairan dari tangki
tertutup, letak pompa di bawah cairan
yang dihisap:

4). Pompa menghisap cairan dari tangki


tertutup, pompa terletak di atas permukaan
yang dihisap:

Gambar 4. Instalasi pompa dengan posisi


pompa di bawah tangki isap
tertutup

Gambar 5. Instalasi pompa dengan posisi


pompa di atas tangki isap
tertutup

32

Besarnya NPSH yang tersedia untuk empat


sistem di atas dapat dirumuskan sebagai
berikut:
P Pv
hs hLs (5)
NPSHa = a

di mana:
Pa = tekanan atmosfer
Pv = tekanan uap jenuh
hs = head isap statis
(+) untuk kondisi pompa di bawah
permukaan cairan yang dihisap
(-) untuk kondisi pompa di atas
permukaan cairan yang dihisap
hLs = head kerugian isap
= berat jenis fluida

3.2. Net Positive Suction Head Required


(NPSHr)
Head isap positif netto yang diperlukan atau
NPSH Required (NPSHr) adalah head minimal
yang diperlukan untuk mencegah kavitasi pada
laju aliran fluida yang diberikan. Besarnya
harga NPSHr biasanya ditentukan dari pabrik
pembuat pompa melalui beberapa pengujian.
Untuk keperluan perancangan, besarnya
NPSHr dihitung dengan persamaan :
NPSHr = H .. (6)

di mana :
H
= head aktual per tingkat pompa

= bilangan kavitasi Thoma


8.8 10 4
N sq4 / 3
=
2

h = efisiensi hidrolis pompa


Nsq = kecepatan spesifik kinematis

=
Q

n Q
H 3/ 4

= kapasitas pompa (m3/s)

H
n

= head per tingkat (m)


= putaran pompa (rpm)

Agar pompa dapat beroperasi dengan aman dan


terhindar dari peristiwa kavitasi, maka sebagai
syarat utama adalah harga NPSH yang tersedia
(NPSHa) harus lebih besar daripada NPSH
yang diperlukan (NPSHr).
4. Beberapa Metode Pencegahan Kavitasi
Fluida yang dipompa akan menguap ketika
tekanan menjadi sangat rendah atau
temperaturnya terlalu tinggi, sehingga akan
memacu terjadinya kavitasi. Untuk mencegah
penguapan fluida ini, beberapa hal yang dapat
dilakukan antara lain:
a. Menaikkan besarnya head statis pompa
1) Menambah ketinggian level fluida dalam
tangki
2) Menaikkan posisi tangki
3) Meletakkan pompa dalam sebuah sumuran
penampung
4) Mengurangi kerugian head pada pipa
5) Memasang pompa penguat (booster pump)
6) Memberi tekanan pada tangki penyalur
Kerugian head pada pipa dapat terjadi karena
beberapa alasan sebagai berikut :
1) Kesalahan dalam perencanaan sistem,
terlalu banyak fitting dan/atau diameter pipa
terlalu kecil
2) Kebocoran dalam saluran pipa
3) Timbul kerak dan/atau terjadi korosi pada
bagian dalam pipa
b. Menurunkan temperatur fluida yang
dipompa
1) Menginjeksi fluida pendingin pada sisi isap
(telah banyak dilakukan)
2) Mengisolasi pipa-pipa dari sinar matahari

33

c.

Menurunkan besarnya NPSH yang


Diperlukan (NPSHr)

1) Menggunakan pompa isap ganda (double


suction pump). Hal ini dapat menurunkan
NPSHr hingga 27%.
2) Menggunakan pompa dengan kecepatan
yang lebih rendah
3) Jika dimungkinkan dapat digunakan
inducer, hal ini dapat mengurangi NPSHr
hingga 50%.
4) Menggunakan beberapa pompa yang lebih
kecil
5. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, kavitasi sebagai
ancaman terbesar dalam operasional pompa
sentrifugal, sangat dianjurkan untuk dicegah
dan dikenali secara dini. Turunnya performansi
pompa secara tiba-tiba, suara berisik dan
getaran, serta kerusakan pada impeler
merupakan beberapa indikasi pompa telah
mengalami
kavitasi.
Secara
teoritis,
pemeriksaan pompa dari kavitasi dapat
dilakukan dengan perhitungan besarnya NPSH,
di mana berlaku NPSH yang tersedia > NPSH

34

yang diperlukan bila tidak dikehendaki terjadi


kavitasi. Secara praktis, beberapa cara dapat
dilakukan
terhadap
faktor
penunjang
operasional pompa, seperti koreksi pada posisi
pompa, saluran pipa, hingga injeksi fluida
pendingin pada sisi isap.

6. Daftar Pustaka
Lazarkiewics, S., 1965, Impeller Pumps,
Pergamon Press, London.
Lobanoff, Val.S., 1986, Centrifugal Pump
Design and Application, Gulf
Publishing Co.
Ludwig, Ernest E., Applied Process Design
for Chemical and Petrochemical
Plants.
Nelson, W.E., 1997, Understanding Pump
Cavitation, Chemical Processing.
Stepanoff, A.J., 1957, Centrifugal and Axial
Flow Pumps, John Wiley and Sons,
New York
Sularso, Pompa dan Kompresor, 1987, PT.
Pradnya Paramita, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai