Fifi
Fifi
Fiqi Yusrina
102010246
Skenario 3
Tn C datang ke RS dengan keluhan demam sejak 6 hari yang lalu.
Demam berlangsung sepanjang hari dan memburuk (lebih tinggi) pada
sore-malam hari. Demam tersebut disertai nyeri kepala, nyeri ulu hati,
mual dan muntah. Pasien juga belum BAB sejak 4 hari lalu. Riwayat
perdarahan tidak ada. Batuk, pilek tidak ada. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan kesadaran compos mentis, suhu 38C, N: 80x/mnt, RR:
20x/mnt, TD: 110/80mmHg. Pada pemeriksaan abdomen ditemukan
nyeri tekan pada epigastrium.
Lab : Hb=14g/dl, Ht=38%, leukosit=4000l, trombosit=200000/l
Widal: S. typhi O : 1/320, S. typhi H : 1/320, S. paratyphi O : 1/80, S.
paratyphi AH : -
Anamnesis
Pemeriksaan
Pemeriksaan fisik
Adanya lidah kotor
Palpasi abdomen pasien, ditemukan nyeri tekan
dibagian kanan atas, tapi tidak ditemukan nyeri
lepas
Pada pemeriksaan ekstremitas, akral teraba dingin.
Palpasi abdomen ditemukan pembesaran hepar,
hepar teraba 4 jari dibawah arcus costae
Timbul keluhan diare atau konstipasi
TTV didapat bradikardi relative
Pemeriksaan penunjang
Darah tepi
Bakteriologis dengan isolasi dan biakan kuman
darah, urine dan feses
Serologis :
1.Uji Widal : reaksi antara antibody aglutinin dalam
serum penderita yang telah mengalami
pengenceran berbeda-beda terhadap antigen
somatik (O) dan flagela (H) yang ditambahkan
dalam jumlah yang sama sehingga terjadi aglutinasi
Malaria
Malaria adalah penyakit yang dapat bersifat akut
maupun kronik,disebabkan oleh protozoa genus
Plasmodium ditandai dengan demam,anemia, dan
splenomegali.
Plasmodium sebagai sebab malaria terdiri dari 4
spesies
Plasmodium vivax
Plasmodium falciparum
Plasmodium malariae
Plasmodium ovale
Plasmodium memiliki hospes perantara yaitu
manusia dan vertebra lain. Hospes definitifnya yaitu
nyamuk Anopheles.
a.
b.
c.
d.
Malaria
Malaria
Malaria
Malaria
Leptospirosis
Penyakit zoonosis yang disebabkan oleh
mikroorganisme patogen yang dikenal dengan
nama Leptosira interrogans
Genus Leptospira terdiri atas 2 spesies: L.
interrogans yang patogenik dan L. biflexa yang
hidup bebas
Tikus, adalah reservoir yang paling penting
Transmisi leptospira dapat terjadi melalui kontak
langsung dengan urin, darah, atau jaringan dari
hewan yang terinfeksi atau paparan pada
lingkungan
Sindroma fase
Gambaran klinik
Gambaran klinik
Leptospirosis anikterik.
Fase leptospiremia (3-7
hari)
Darah, cairan
serebrospinal
urin
Leptospirosis ikterik.
Fase leptospiremia dan
fase imun (sering
menjadi satu)
Epidemiologi
Demam tifoid masih merupakan penyakit endemik
di Indonesia. Penyakit ini termasuk penyakit
menular.
Faktor host : Manusia adalah sebagai reservoir bagi
kuman Salmonella thypi. Terjadinya penularan
Salmonella thypi sebagian besar melalui makanan
atau minuman yang tercemar oleh kuman. Dapat
juga transplasenta
Faktor agent: Disebabkan oleh Salmonella typhi,
Semakin besar jumlah Salmonella thypi yang
tertelan, maka semakin pendek masa inkubasi
penyakit demam tifoid
Etiologi
Etiologi dari demam tifoid adalah Salmonella typhi.
Salmonella paratyphi A, B dan C.
Motil
Tidak membentuk spora
Tidak berkapsul
Bakteri batang gram negatif
Reaksi fermentasi terhadap manitol dan sorbitol
positif
Hasil negatif pada reaksi indol, DNase, fenilalanin
deaminase, urease, Voges-Proskauer
Reaksi fermentasi terhadap sukrosa laktosa,
asonitol serta tidak tumbuh dalam larutan KCN.
Patogenesis
Kuman tertelan (makanan atau minuman
terkontaminasi) jaringan getah bening usus ->
ductus thoracicus -> sirkulasi darah -> masuk ke
organ lain (hati, ginjal, limpa, sumsung tulang) ->
dalam masa inkubasi (10 hari pertama sakit)
Di dalam hati, kuman masuk dalam kandung
empedu, berkembang biak, dan diekskresikan ke
dalam lumen usus melalui cairan empedu. Sebagian
dari kuman ini dikeluarkan melalui feses dan
sebagian lainnya menembus usus lagi.
Gejala klinik
Masa inkubasi rata-rata 10 20 hari. Setelah masa
inkubasi maka ditemukan gejala prodromal, yaitu
perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala,
pusing dan tidak bersemangat.
a.Demam. Pada kasus-kasus yang khas, demam
berlangsung 3 minggu. Bersifat febris remiten dan
suhu tidak berapa tinggi.
b.Ganguan pada saluran pencernaan. Pada mulut
terdapat nafas berbau tidak sedap. Bibir kering dan
pecah-pecah (ragaden) . Lidah ditutupi selaput
putih kotor (coated tongue), ujung dan tepinya
kemerahan, jarang disertai tremor.
Penatalaksaan
Non-medika mentosa
Istirahat dan tirah baring, higenis makanan dan
minuman, sanitasi lingkungan.
Medika mentosa
Chloramphenicol 4x500mg selama 7 hari
Ampicilin atau amoxycilin 50-150 mg/kgBB selama
2 minggu
Komplikasi
1. Usus halus : perforasi usus dan peritonitis
2. Di luar usus
Terjadi karena lokalisasi peradangan akibat sepsis
a. Komplikasi kardiovaskuler : kegagalan sirkulasi
(renjatan sepsis),miokarditis, trombosis,
tromboplebitis.
b. Komplikasi darah : anemia hemolitik,
trobositopenia, dan syndrome uremia hemolitik.
c. Komplikasi paru : pneumonia, empiema, dan
pleuritis.
d. Komplikasi pada hepar dan kandung empedu :
hepatitis, kolesistitis.
Pencegahan
Perhatikan makanan dan minuman, kebersihan
lingkungan, imunisasi aktf dapat mencegah demam
tifoid.
Jenis vaksin :
1.Vaksin oral Ty21a ( vivotif Berna ), belum beredar
di indonesia
2.Vaksin parenteral VICPS ( Typhim Vi / Pasteur
Merieux ), vaksin kapsul polisakarida
Prognosis
Prognosis demam tifoid umumnya baik tergantung
dari umur, keadaan umum, derajat kekebalan
tubuh, jumlah dan virulensi Salmonella serta cepat
dan tepatnya pengobatan. Angka kematian pada
anak-anak 2,6% dan pada orang dewasa 7,4%, ratarata 5,7%