01
1
1
A. MEMAHAMI TATAKELOLA PEMERINTAHAN (GOVERNANCE)
adalah perkembangan yang semakin pesat dalam bidang teknologi informasi. Perubahan
berkembang maupun negara maju, sejak awal abad ke 20, memuncak kondisi kritis, yang
salah satunya ditandai dengan adanya kesenjangan antara tuntutan masyarakat di satu sisi
yang semakin tinggi, sedangkan disisi lain, kemampuan pemerintah untuk memenuhi
tuntutan tersebut semakin terbatas. Pemerintah tidak terkecuali Indonesia dewasa ini
tengah berada pada batas kapasitasnya, dimana setiap penambahan beban baru
dan kapasistas kinerja pemerintah pada bidang yang lainnya. Hasil penelitian yang
dilakukan Booz-Allen dan Hamilton tahun 1998 menunjukkan bahwa indeks good
corporate governance Indonesia adalah yang paling rendah di negara-negara Asia Timur
lainnya, Indeks GCG Indonesia adalah 2,88 , Malayasia 7,72 , Thailand 4,89, Singapura
8,92 , dan Jepang 9,17 sedangkan Hasil survei Mc Kinsey & Company yang dilakukan
di tahun 2001 juga masih menunjukkan bahwa tingkat kualitas corporate governance
Indonesia paling rendah, yaitu nilainya, 1,1 ( dari skala 1-5 point), dibawah Malaysia
( 1,3-1,7), Thailand (1,5-1,8), Korea (1,8-2,2 ),Taiwan (2,3-2,6 ) dan Jepang (2,2-2,8).
2
Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia antara lain disebabkan oleh tata cara
penyelengaraan pemerintahan yang tidak dikelola dan diatur dengan baik. Akibatnya
berbagai masalah seperti korupsi, kolusi dan nepotisme yang sulit diberantas, masalah
penegakkan hukum yang sulit berjalan, monopoli dalam kegiatan ekonomi, serta kualitas
menurun, dan munculnya berbagai konflik antar daerah yang menganggap persatuan dan
kesatuan negara Republik Indonesia. Oleh karena itu, good governance perlu segera
dilakukan agar permasalah yang timbul dapat segera dipecahkan dan juga proses
yang paling besar diantara organisasi–organisasi yang ada di daerah. Organisasi besar
jumlah staff yang banyak, dan menguasai aset, infrastruktur, dan dana publik dalam
jumlah yang besar. Pemerintah daerah juga memiliki kewajiban kepada masyarakat untuk
Kegagalan dalam mengelola organisasi yang besar akan memiliki dampak terhadap
besar terhadap aset dan dana publik. Kegagalan pengelolaan organisasi pemerintah
daerah juga akan dengan segera mengundang perhatian dan penelaahan oleh masyarakat
3
2. DEFINISI GOVERNANCE (TATAKELOLA) PEMERINTAHAN DAERAH
daerah dapat menghindari kegagalan pengelolaan yang berdampak besar seperti tersebut
di atas.
masyarakat (DPRD), organisasi publik lainnya, dan mitra-mitra yang terkait menjalankan
peran dan tanggungjawabnya, dan mencapai tujuan untuk melayani masyarakat dan
pemakai layanan secara ekonomis, efisien, efektif, dan sesuai kaidah etika yang baik.
pemerintahan yang baik, pengelolaan dana publik yang lebih baik, pelibatan partisipasi
masyarakat yang lebih baik, dan pada gilirannya mendorong tersedianya hasil dan
outcome yang baik bagi warga daerah maupun pemakai layanan pemerintah daerah
(CIPFA,2006).
(INGGRIS)
CIPFA (The Chartered Institute of Public Finance & Accountancy), merumuskan enam
prinsip dasar dari good governance (tatakelola yang baik) dalam The Good Governance
4
(i) Fokus pada tujuan pemerintah daerah, dan pada outcomes bagi masyarakatnya, serta
(ii) Kerjasama antara eksekutif dan legislatif untuk mencapai tujuan bersama, dengan
(vi) Melibatkan masyarakat daerah dan stakeholders lainnya agar tercipta akuntabilitas
yang kokoh.
a. Fokus pada tujuan, outcomes, dan visiGovernance yang baik memberi kepastian bahwa
pemerintah daerah dapat mencapai visi dan tujuannya, dapat menghasilkan outcomes
yang tepat bagi masyarakat dan pemakai jasanya, dan beroperasi secara efisien, efektif
dan etis. Tujuan-tujuan yang harus dicapai oleh pemerintah daerah harus disusun secara
jelas dan fokus. Hal ini akan menjadi pedoman untuk semua komponen pemerintahan dan
diterima oleh masyarakat. Prinsip ini mencakup tiga komponen, yaitu (1) memahami
dengan jelas akan tujuan/misi organisasi, dan outcomes yang akan diberikan kepada
terbaik; dan (3) memastikan bahwa masyarakat menerima manfaat yang paling baik
(value for money). Prinsip ini mencakup pula perlunya pemerintah daerah untuk
5
menciptakan dan menerapkan visi bagi daerahnya. Komponen pertama menuntut
daerah agar mampu menyatakan dengan jelas visi, misi dan tujuan-tujuan pemerintah
daerah sebagai dasar untuk penyusunan perencanaan daerah. Tujuan yang jelas dan
dikomunikasikan dengan baik akan dapat menuntun tindakan dan keputusan semua aparat
pemerintah daerah, dan pihak lain yang terkait, menuju penyelenggaraan pemerintahan
yang efektif. Selain visi/tujuan yang jelas, prinsip ini juga menuntut pemerintah daerah
untuk menetapkan outcomes apa yang ingin diberikan kepada masyarakat dan pemakai
telah diambil dalam rangka memastikan bahwa keputusan dan tindakan tersebut
outcomes yang ingin diberikan kepada masyarakat dan pemakai jasanya. Dalam modul
ini, penetapan visi, misi dan tujuan organisasi dibahas dalam Bab selanjutnya,
merupakan ukuran yang sangat penting untuk menentukan seberapa efektif suatu
organisasi bekerja. Pemerintah daerah harus memiliki pernyataan visi dan tujuan yang
dan harus memastikan bahwa pemerintah memiliki informasi yang cukup untuk
perbandingan dan analisis mengenai pelayanan yang diberikan oleh pemerintah daerah
lainnya. Perbandingan
6
mengenai kualitas pelayanan meliputi efisiensi, efektifitas dan kualitas
daerah :
DI KOTA SAWAHLUNTO
Permasalahan
Selama ini boleh dikatakan visi dan misi kota Sawahlunto yang ada
dirumuskan atas keinginan dan milik Pemerintah Daerah, sehingga visi kota
yaitu “Sawahlunto Kota Idaman” (Indah Damai Aman dan Nyaman) hanya
merupakan slogan indah belaka yang tidak jelas kemana arahnya dan
usaha-usaha apa yang akan diwujudkan untuk mencapai visi tersebut. Ada
opini yang dibangun melalui studi oleh Lembaga Studi ITB tentang potensi
Strategi
merumuskan visi misi baru. Hal ini dilakukan pemerintah daerah bersama-sama
7
Untuk merumuskan visi baru yang lebih realistis dengan melibatkan partisipasi
masyarakat, diadakanlah lokakarya visi misi kota. 300 orang yang terdiri
dari semua unsur yang ada di Kota Sawahlunto diundang untuk menghadiri
visi misi oleh pihak BUILD yang selanjutnya disepakati karakteristik visi
yang telah disusun oleh tim Pemkot, yaitu KOTA IDAMAN, agar peserta
pelaksanaan lokakarya, visi misi kota tersebut diatas ditolak oleh komponen
(AUSTRALIA)
a. Akuntabilitas
daerah harus :
8
Memahami akuntabilitas secara formal di dalam ketatapemerintahan
b. Nilai-nilai dasar
dan etis. Untuk memenuhi prinsip akuntabilitas ini, pemimpin dan aparat
c. Kepemimpinan
daerah harus :
9
yang dapat diharapkan dari setiap hubungan yang dibangun
15
masyarakat.
d. Transparansi
keputusan
masyarakat
10
Memastikan sistem manajemen resiko yang efektif telah dibuat,
e. Pelibatan Masyarakat
daerah perlu:
3. PRAKARSA DI INDONESIA
11
19
pemerintah.
daya saing daerah. Hal ini baru dapat dicapai apabila terwujud Good Governance
Pemerintah.
melibatkan unsur masyarakat dan pihak swasta karena ketiga pilar itulah yang
12
2.1.3. Tata Kelola Pemerintahan
reformasi adalah perkembangan yang semakin pesat dalam bidang teknologi informasi.
berkembang maupun negara maju, sejak awal abad ke 20, memuncak kondisi kritis, yang
salah satunya ditandai dengan adanya kesenjangan antara tuntutan masyarakat di satu sisi
yang semakin tinggi, sedangkan disisi lain, kemampuan pemerintah untuk memenuhi
tuntutan tersebut semakin terbatas. Pemerintah tidak terkecuali Indonesia dewasa ini
tengah berada pada batas kapasitasnya, dimana setiap penambahan beban baru
dan kapasistas kinerja pemerintah pada bidang yang lainnya. Hasil penelitian yang
dilakukan Booz-Allen dan Hamilton tahun 1998 menunjukkan bahwa indeks good
corporate governance Indonesia adalah yang paling rendah di negara-negara Asia Timur
lainnya, Indeks GCG Indonesia adalah 2,88 , Malayasia 7,72 , Thailand 4,89, Singapura
8,92 , dan Jepang 9,17 sedangkan Hasil survei Mc Kinsey & Company yang dilakukan
di tahun 2001 juga masih menunjukkan bahwa tingkat kualitas corporate governance
Indonesia paling rendah, yaitu nilainya, 1,1 ( dari skala 1-5 point), dibawah Malaysia
( 1,3-1,7), Thailand (1,5-1,8), Korea (1,8-2,2 ),Taiwan (2,3-2,6 ) dan Jepang (2,2-2,8).
Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia antara lain disebabkan oleh tata cara
penyelengaraan pemerintahan yang tidak dikelola dan diatur dengan baik. Akibatnya
berbagai masalah seperti korupsi, kolusi dan nepotisme yang sulit diberantas, masalah
13
penegakkan hukum yang sulit berjalan, monopoli dalam kegiatan ekonomi, serta kualitas
menurun, dan munculnya berbagai konflik antar daerah yang menganggap persatuan dan
kesatuan negara Republik Indonesia. Oleh karena itu, good governance perlu segera
dilakukan agar permasalah yang timbul dapat segera dipecahkan dan juga proses
kehendak rakyat dan nilai – nilai yang dapat meningkatkan kemampuan rakyat dalam
sosial. Kedua, aspek fungsional dari pemerintahan yang efektif dan efisien dalam
yang solid dan bertangung jawab, serta efisien dan efektif, dengan menjaga kesinergian
interaksi yang konstruktif diantara domain negara, sektor swasta dan masyarakat. (LAN,
2000 )
Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2000, merumuskan arti good governance
masyarakat.
14
Berikutnya UNDP (1997), mengemukakan bahwa karakteristik atau prinsip yang
nilai yang sebenarnya telah diterapkan di Indonesia sebagai nilai-nilai yang sebenarnya
telah tertanam hidup diakar budaya masyarakat Indonesia. Empat belas karakteristik
15
Dalam Konfrensi Nasional Kepemerintahan Daerah, pada bulan Oktober 2001
telah disepakati sepuluh prinsip Kepemerintahan Daerah oleh seluruh anggota Asosiasi
1. Prinsip Partisipasi
2. Prinsip Penegakan hukum
3. Prinsip Transparansi
4. Prinsip Kesetaraan
5. Prinsip Daya Tanggap
6. Prinsip Wawasan kedepan
7. Prinsip Akuntabilitas
8. Prinsip Pengawasan
9. Prinsip Efisiensi dan efiktivitas
10. Prinsip Profesionalisme
Prinsip- prinsip good governance dalam praktek penyelenggaraan negara
dimaksud dalam UU No 28 tahun 1999, tentang Penyelengaraan Negara yang Bersih dan
16
Keseluruhan prinsip good governance tersebut saling memperkuat, terkait, dan
tidak dapat berdiri sendiri, yang kemudian dapat disimpulkan bahwa terdapat 4 ( empat)
unsur/ prinsip utama yang dapat memberi gambaran administrasi publik yang berciri
pemerintah untuk bertindak selaku penanggung jawab dan penanggung gugat segala
akan bersifat transaparan terhadap masyarakatnya, baik tingkat pusat maupun daerah.
tanggapan dan kritik terhadap pemerintah yang dinilai tidak transparan. Aturan hukum,
adanya jaminan kepastian hukum dan rasa keadilan masyarakat terhadap setiap kebijakan
pada dasarnya adalah kegiatan kenegaraan, yang melibatkan sektor swasta dan
swasta yang aktif dalam interaksi sistem pasar. Masyarakat, kelompok masyarakat dalam
konteks kenegaraan yang pada dasarnya berada diantara pemerintah dan perorangan,
yang mencakup baik perorangan maupun kelompok masyarakat yang berinteraksi secara
manajemen penyelenggaraan pemerintah yang baik dan handal, yakni manajemen yang
17
kondusif, responsif dan adaptif, sehingga dapat menciptakan sistem administrasi publik
serta upaya pencegahan dan pemberantasan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Agar
kepemerintahan yang baik dapat direalisasikan, maka dibutuhkan komitmen dari semua
pihak, yaitu pemerintah, swasta dan masyarakat, dengan mengadakan kemitraan yang
baik, integritas, profesionalisme dan etos kerja serta moral yang tinggi.
2.1.3. Fraud
tersebut ?.Tindakan atau kegiatan apa sajakah yang dikategorikan sebagai fraud ?
Secara harfiah arti kata fraud adalah kecurangan, namun pengertian ini
telah dikembangkan lebih lanjut sehingga mempunyai cakupan yang luas. Black’s Law
Dictionary fraud menguaraikan pengertian fraud mencakup segala macam yang dapat
dipikirkan manusia, dan yang diupayakan oleh seseorang untuk mendapatkan keuntungan
dari orang lain dengan saran yang salah atau pemaksaan kebenaran, dan mencakup semua
cara yang tidak terduga, penuh siasat, licik, tersembunyi, dan setiap cara yang tidak jujur
yang menyebabkan orang lain tertipu. Secara singkat dapat dikatakan bahwa fraud adalah
perbuatan curang (cheating) yang berkaitan dengan sejumlah uang atau properti.
18
intentional deception “; sekumpulan tindakan yang tidak diijinkan dan melanggar
Salah satu tindakan yang memenuhi kriteria diatas, yang cukup kerap
terjadi di banyak organisasi adalah kecurangan dalam proses pengadaan. Pelaku biasanya
adalah orang atau kelompok dalam perusahaan yang menerima imbalan dari salah satu
rekanan yang terlibat dalam proses pengadaan tersebut. Orang dalam tersebut bertindak
sedemikian rupa sehingga rekanan yang memberi imbalan dapat memenangkan proses
pengadaan walaupun harga yang ditawarkan lebih besar dari yang sewajarnya, jika pihak
pengadaan telah dilakukan dengan semestinya sesuai dengan aturan yang ada. Atas
kepercayaan kepada pelaku maka manajemen akan menyetujui mengadaan tersebut dan
tingkatan, mulai dari level bawah, pihak menajemen, hingga pemilik organisasi. Pelaku
fraud biasanya menjalankan aksinya dalam tiga langkah. Pertama, melakukan tindakan
(act) yang tidak sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Misalnya, menerima
19
imbalan dari rekanan yang terlibat dalam proses pengadaan dan berusaha memenangkan
dengan harga yang akan ditawarkan oleh rekanan, walaupun lebih besar dari yang
Misalnya, menggunakan uang imbalan yang diterima dari rekanan untuk kepentingan
pribadi, walaupun sebenarnya uang tersebut bukan haknya dan telah diperhitungkan oleh
Contoh diatas adalah salah satu contoh fraud yang dilakukan oleh
individu/kelompok dari dalam dan dari luar organisasi tersebut. Masih banyak contoh
tindakan fraud yang dilakukan oleh individu/ kelompok dari dalam organisasi atau dari
menguntungkan kepada pihak luar, menyembunyikan atau menyajikan secara keliru suatu
kejadian atau data tertentu, mengajukan klaim atas barang atau jasa fiktif pada organisasi,
dan lain-lain. Selain motif untuk memperoleh keuntungan individu, terdapat pula kondisi
dimana fraud dilakukan untuk keuntungan organisasi. Contoh fraud yang dilakukan untuk
hadiah kepada pihak tertentu, penggelapan pajak, melakukan kegiatan bisnis yang
20
Apa yang menyebabkan orang atau sekelompok orang melakukan
tindakan fraud ?. Pertanyaan ini telah sering dilontarkan dan menggoda para ahli untuk
menyelidikinya. Salah satu teori yang disampaikan Donald Cressey menjelaskan bahwa
fraud dilakukan karena adanya tiga hal (fraud triangle), yaitu motif atau tekanan,
tindakannya.
Insentif/tekanan (Incentive/pressure)
Manajemen atau karyawan memiliki insentif atau
tekanan yang menjadi motivasi terjadinya fraud
Rasionalisasi/ Sikap
Peluang (Opportunity ) (Rationalization/Attitude )
mereka yang terlibat dalam fraud
dapat melakukan pembenaran
Keadaan mendukung yang bahwa fraud konsisten dengan kode
memberikan peluang etik pribadi mereka. Beberapa
terjadinya fraud individu memiliki sikap, karekter
atau nilai etika yang
memungkinkan faud
Motif dan tekanan pada diri orang atau kelompok untuk melakukan
tindakan fraud berupa dorongan yang dapat disebabkan oleh berbagai macam keadaan.
Misalnya adanya kebutuhan keuangan yang mendesak, keinginan yang belum terpuaskan,
ketidak puasan terhadap organisasi sehingga melakukan balas dendam, atau adanya
21
Adanya motif dan tekanan pada seseorang atau kelompok akan membuat
Terbukanya kesempatan ini juga dapat menggoda individu atau kelompok yang
sebelumnya tidak memiliki motif atau tekanan untuk melakukan fraud, seperti ungkapan
yang sering dilontarkan ; ” kejahatan timbul bukan saja karena adanya niat tetapi juga
tindakannya. Pada umumnya para pelaku fraud meyakini atau merasa tindakannya bukan
merupakan suatu kecurangan tetapi adalah sesuatu yang memang merupakan haknya
bahkan kadang pelakunya merasa telah berjasa karena telah berbuat banyak untuk
organisasinya. Dalam beberapa kasus lainnya terdapat pula kondisi dimana pelaku
tergoda untuk melakukan fraud karena merasa kerjanya juga melakukan yang sama dan
Dari ketiga penyebab fraud tersebut , dua diantaranya berasal dari faktor
internal diri seseorang , yaitu motif atau tekanan, dan rasionalisasi pelaku. Untuk
mengurangi kedua faktor internal tersebut, organisasi dapat melakukan beberapa hal.
Misalnya dengan melakukan investigasi terhadap lata belakang setiap anggota yang akan
mendorong setiap anggota untuk memberikan contoh atau teladan yang baik,
menciptakan hubungan yang baik dan harmonis antar sesama anggota, menciptakan jalur
komunikasi yang efektif, dan usaha lainnya. Memang tidak mudah untuk melakukan hal-
22
hal tersebut, namun jika usaha ini dapat diterapkan dengan baik, maka peluang terjadinya
Pemeriksaan Internal
sebagai berikut :
organisasi.
“ Audit intern adalah suatu fungsi penilaian uang independen dalam suatu
organisasi untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan organisasi sebagai jasa yang
23
keuangan, operasional serta penilaian pengendalian, pengelolaan dan
perbaikannya”.
“The scope of internal auditing should encopass the examination and evaluation
Dari lingkup perjalanan auditor internal yang dikecualikan oleh The Instite
of Internal Auditors, maka cakupan pekerjaan auditor internal meliputi audit dan
evaluasi terhadap cukup memadai dan efektifnya sistem pengendalian intern dan
“The scope and objectives of internal audit vary widley and are dependent upon
the size and structure of the entity and the requirements of its management.
Normally however internal audit operates in one or more of the following areas :
controls of organization.”
24
Dengan demikian ruang lingkup dan tujuan audit intern sangat luas
organisasi;
sehubungan adanya rentang kendali yang semakin luas yang dihadapi oleh
Bagian yang dibentuk pada struktur organisasi Pemda. Disamping hal tersebut
juga karena adanya kebutuhan sehubungan audit ekstern yang dilakukan oleh
Di Indonesia, tugas auditor intern sebagain besar masih terbatas pada audit
penyimpangan yang terjadi, atau menjadi semacam “polisi militer” Pemda dan
Pemda.
25
Bawasda pada Pemda disamping memberikan jasa utama melakukan
audit, dapat memberikan jasa tambahan yang berkenaan dengan audit, antara lain
Dalam Negeri, dan Akuntan Publik), membantu pimpinan Pemda merancang dan
melaksanakan pengawasan.
auditor intern harus profesional dalam melaksnakan tugas kewajibannya, untuk itu
harus memenuhi beberapa kriteria untuk dapat disebut profesional, yaitu antara
lain : telah mempunyai organisasi profesi, standar perilaku profesional, kode etik
Pertama, pekerjaan tersebut secara teknik sulit, untuk itu dibutuhkan tingkat
pengetahuan yang cukup memadai melalui proses belajar yang sistematik dan
Kedua, para auditor profesional harus memahami profesinya dan harus mencapai
moral tertentu dan perhatian mereka harus ditujukan pada hal-hal di luar mengejar
26
Pemda membutuhkan jasa dari seorang ahli yang dapat dipercaya yang
association and attendance and meeting ; (5) Publication of journals aimed and
audit harus secara kolektif memiliki kecakapan profesional yang memadai untuk
tugas yang disyaratkan”, dan (BPK, 1995 : 25 ), “Dalam pelaksanaan audit dan
secara seksama”.
Selain itu, Bawasda pada Pemerintah Daerah juga wajib memahami dengan baik
proses manajemen yang ada dalam Pemerintah Daerah, agar dapat membantu
27
pertanggungjawaban kepala daerah kepada rakyatnya. Hal ini mengingat ruang
lingkup pekerjaan dari audit intern adalah menguji dan menilai kecukupan dan
Auditor akan menghadapi gangguan yang bersifat pribadi, hal tersebut dinyatakan
28
memperlemah atau membuat temuan auditnya menjadi berat sebelah,
berat sebelah ;
pada pelasanaan atau program entitas yang sedang berjalan atau sedang
audit ;
pernah sebagai pejabat yang menyetujui faktur, daftar gaji, klaim, dan
diaudit ;
keuangan yang besar, meskipun tidak secara langsung, pada entitas atau
29
2.1.2. Pengendalian Intern
Pengendalian intern sebagai suatu sarana yang diciptakan oleh dan untuk
its asstes, check the accuracy and reliability of its accounting data,
policies ”.
keandalan laporan keuangan, (b) efektivitas dan efesiensi operasi, dan (c)
30
Konrath (2002:205), mengutip AICPA Profesional Standards,
berikut :
operasi- berkaitan dengan penggunaan secara efektif dan efisien sumber daya
31
a. Lingkungan Pengendalian menetapkan corak suatu organisasi,
• Lingkungan Pengendalian
(a). Integritas dan etika ,(b) Komitmen terhadap kompetensi, (c) Partisipasi dewan
komisaris atau komite audit, (d) Struktur organisasi, (e) Pemberian wewenang dan
32
• Penaksiran Resiko
keadaan intern maupun ekstern yang dapat terjadi dan secara negatif mempengaruhi
keuangan konsisten dengan asersi manajemen dalam laporan keuangan. Resiko dapat
timbul atau berubah karena keadaan berikut ini : (a) Perubahan dalam lingkungan
operasi, (b) Personal baru, (c) Sistem informasi yang baru atau yang diperbaiki, (d)
Teknologi baru, (e) Lini produk, produk atau aktivitas baru (f) Restrukturisasi
korporasi, (g) operasi luar negeri dan (h) Standar akuntansi baru.
• Aktivitas Pengendalian
mungkin relevan dengan audit dapat digolongkan sebagai kebijakan dan prosedur
yang berkaitan dengan hal-hal berikut ini : (a) Review terhadap kinerja, (b)
meliputi sistem akuntansi, terdiri dari metode dan catatan yang dibangun untuk
33
mencatat, mengolah, meringkas, dan melaporkan transaski entitas ( baik peristiwa
maupun kondisi ) dan untuk memelihara akuntabilitas bagi aktiva , hutang dan
keuangan.
informasi yang relevan dengan pelaporan keuangan untuk memahami (a) Golongan
transaksi dalam operasi entitas yang signifikan bagi laporan keuangan ; (b)
dan akun tertentu dalam laporan keuangan yang tercakup dalam pengolahan dan
pelaporan transaksi, (d) Pengolahan transaksi yang dicakup sejak saat transaksi
elektronik ( seperti komputer dan electronic data intrechenge) yang digunakan untuk
• Pemantauan.
pengendalian tepat waktu dan pengambilan tindakan koreksi. Proses ini dilaksanakan
34
melalui kegiatan yang berlangsung secara terus menerus, evaluasi secara terpisah,
luas seperti keluhan costumer dan komentar dari badan pengatur yang dapat
35
MONITORING
(ON GOING)
RISK ASSESSMENT
CONTROL
ACTIVITIES
INFORMATION AND
COMMUNICATION
CONTROL ENVIRONMENT
(FOUNDATION)
Dokumentasi Pemahaman
pengendalian intern entitas yang diperoleh untuk perancanaan audit. Bentuk dan isi
pengendalian intern entitas yang besar dan kompleks dapat mencakup bagan alir
(flowchart ) atau kuesioner. Namun, untuk entitas yang kecil, dokumen dalam bentuk
36
semakin luas prosedur yang dilaksanakan , seharusnya semakin luas dokumentasi
dalam pengambilan keputusan dapat salah dan bahwa pengendalian intern dapat
rusak karena kegagalan yang bersifat manusiawi tersebut, seperti kekeliruan atau
kesalahan yang sifatnya sederhana. Disamping itu pengendalian dapat tidak efektif
karena adanya kolusi dua orang atau lebih atau manajemen mengesampingkan
pengendalian intern.
pengendalian intern entitas tidak boleh melebihi manfaat yang diharapkan dari
pengukuran secara tepat biaya dan manfaat umumnya tidak mungkin dilakukan. Oleh
37
informasi. Perubahan dimaksud mempengaruhi berbagai aspek kehidupan,
dan pembangunan.
berkembang maupun negara maju, sejak awal abad ke 20, memuncak kondisi
kritis, yang salah satunya ditandai dengan adanya kesenjangan antara tuntutan
masyarakat di satu sisi yang semakin tinggi, sedangkan disisi lain, kemampuan
terkecuali Indonesia dewasa ini tengah berada pada batas kapasitasnya, dimana
bidang yang lainnya. Hasil penelitian yang dilakukan Booz-Allen dan Hamilton
adalah yang paling rendah di negara-negara Asia Timur lainnya, Indeks GCG
Indonesia adalah 2,88 , Malayasia 7,72 , Thailand 4,89, Singapura 8,92 , dan
Jepang 9,17 sedangkan Hasil survei Mc Kinsey & Company yang dilakukan di
tahun 2001 juga masih menunjukkan bahwa tingkat kualitas corporate governance
Indonesia paling rendah, yaitu nilainya, 1,1 ( dari skala 1-5 point), dibawah
Jepang (2,2-2,8).
cara penyelengaraan pemerintahan yang tidak dikelola dan diatur dengan baik.
Akibatnya berbagai masalah seperti korupsi, kolusi dan nepotisme yang sulit
38
diberantas, masalah penegakkan hukum yang sulit berjalan, monopoli dalam
tingkat kesehatan menurun, dan munculnya berbagai konflik antar daerah yang
menganggap persatuan dan kesatuan negara Republik Indonesia. Oleh karena itu,
good governance perlu segera dilakukan agar permasalah yang timbul dapat
segera dipecahkan dan juga proses pemulihan ekonomi dapat dilaksnakan dengan
pemerintahan negara yang solid dan bertangung jawab, serta efisien dan efektif, dengan
menjaga kesinergian interaksi yang konstruktif diantara domain negara, sektor swasta dan
39
prinsip profesionalitas, akuntabilitas, supremasi hukum dan dapat diterima oleh seluruh
masyarakat.
yang sebenarnya telah tertanam hidup diakar budaya masyarakat Indonesia. Empat belas
karakteristik yang dapat terhimpun dari telusuran wacana good governance, yaitu :
40
28. Berkomitmen pada lingkungan hidup (Tim Pengembangan Good Public
Governance, Bapenas 2000)
2001 telah disepakati sepuluh prinsip Kepemerintahan Daerah oleh seluruh anggota
(ADKASI) dan Asosiasi DPRD Kota seluruh Indonesia (ADEKSI), menetapkan prinsip-
1. Prinsip Partisipasi
2. Prinsip Penegakan hukum
3. Prinsip Transparansi
4. Prinsip Kesetaraan
5. Prinsip Daya Tanggap
6. Prinsip Wawasan kedepan
7. Prinsip Akuntabilitas
8. Prinsip Pengawasan
9. Prinsip Efisiensi dan efiktivitas
10. Prinsip Profesionalisme
Prinsip- prinsip good governance dalam praktek penyelenggaraan negara
dimaksud dalam UU No 28 tahun 1999, tentang Penyelengaraan Negara yang Bersih dan
41
6. Asas Akuntabilitas
Keseluruhan prinsip good governance tersebut saling memperkuat,
terkait, dan tidak dapat berdiri sendiri, yang kemudian dapat disimpulkan bahwa terdapat
4 ( empat) unsur/ prinsip utama yang dapat memberi gambaran administrasi publik yang
berciri kepemerintahan yang baik, yaitu : Akuntabilitas, adanya kewajiban bagi aparatur
pemerintah untuk bertindak selaku penanggung jawab dan penanggung gugat segala
akan bersifat transaparan terhadap masyarakatnya, baik tingkat pusat maupun daerah.
tanggapan dan kritik terhadap pemerintah yang dinilai tidak transparan. Aturan hukum,
adanya jaminan kepastian hukum dan rasa keadilan masyarakat terhadap setiap kebijakan
sektor swasta dan kelembagaan masyarakat. Sektor swasta, pelaku sektor swasta
mencakup perusahaan swasta yang aktif dalam interaksi sistem pasar. Masyarakat,
kelompok masyarakat dalam konteks kenegaraan yang pada dasarnya berada diantara
42
manajemen yang kondusif, responsif dan adaptif, sehingga dapat menciptakan sistem
administrasi publik dengan pendekatan pelayanan publik yang relevan bagi masyarakat.
serta upaya pencegahan dan pemberantasan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Agar
kepemerintahan yang baik dapat direalisasikan, maka dibutuhkan komitmen dari semua
pihak, yaitu pemerintah, swasta dan masyarakat, dengan mengadakan kemitraan yang
baik, integritas, profesionalisme dan etos kerja serta moral yang tinggi.
2.1.3. Fraud
tersebut ?.Tindakan atau kegiatan apa sajakah yang dikategorikan sebagai fraud ?
Secara harfiah arti kata fraud adalah kecurangan, namun pengertian ini
telah dikembangkan lebih lanjut sehingga mempunyai cakupan yang luas. Black’s Law
Dictionary fraud menguaraikan pengertian fraud mencakup segala macam yang dapat
dipikirkan manusia, dan yang diupayakan oleh seseorang untuk mendapatkan keuntungan
dari orang lain dengan saran yang salah atau pemaksaan kebenaran, dan mencakup semua
cara yang tidak terduga, penuh siasat, licik, tersembunyi, dan setiap cara yang tidak jujur
yang menyebabkan orang lain tertipu. Secara singkat dapat dikatakan bahwa fraud adalah
perbuatan curang (cheating) yang berkaitan dengan sejumlah uang atau properti.
43
intentional deception “; sekumpulan tindakan yang tidak diijinkan dan melanggar
Salah satu tindakan yang memenuhi kriteria diatas, yang cukup kerap
terjadi di banyak organisasi adalah kecurangan dalam proses pengadaan. Pelaku biasanya
adalah orang atau kelompok dalam perusahaan yang menerima imbalan dari salah satu
rekanan yang terlibat dalam proses pengadaan tersebut. Orang dalam tersebut bertindak
sedemikian rupa sehingga rekanan yang memberi imbalan dapat memenangkan proses
pengadaan walaupun harga yang ditawarkan lebih besar dari yang sewajarnya, jika pihak
pengadaan telah dilakukan dengan semestinya sesuai dengan aturan yang ada. Atas
kepercayaan kepada pelaku maka manajemen akan menyetujui mengadaan tersebut dan
tingkatan, mulai dari level bawah, pihak menajemen, hingga pemilik organisasi. Pelaku
fraud biasanya menjalankan aksinya dalam tiga langkah. Pertama, melakukan tindakan
(act) yang tidak sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Misalnya, menerima
44
imbalan dari rekanan yang terlibat dalam proses pengadaan dan berusaha memenangkan
dengan harga yang akan ditawarkan oleh rekanan, walaupun lebih besar dari yang
Misalnya, menggunakan uang imbalan yang diterima dari rekanan untuk kepentingan
pribadi, walaupun sebenarnya uang tersebut bukan haknya dan telah diperhitungkan oleh
Contoh diatas adalah salah satu contoh fraud yang dilakukan oleh
individu/kelompok dari dalam dan dari luar organisasi tersebut. Masih banyak contoh
tindakan fraud yang dilakukan oleh individu/ kelompok dari dalam organisasi atau dari
menguntungkan kepada pihak luar, menyembunyikan atau menyajikan secara keliru suatu
kejadian atau data tertentu, mengajukan klaim atas barang atau jasa fiktif pada organisasi,
dan lain-lain. Selain motif untuk memperoleh keuntungan individu, terdapat pula kondisi
dimana fraud dilakukan untuk keuntungan organisasi. Contoh fraud yang dilakukan untuk
hadiah kepada pihak tertentu, penggelapan pajak, melakukan kegiatan bisnis yang
45
Apa yang menyebabkan orang atau sekelompok orang melakukan
tindakan fraud ?. Pertanyaan ini telah sering dilontarkan dan menggoda para ahli untuk
menyelidikinya. Salah satu teori yang disampaikan Donald Cressey menjelaskan bahwa
fraud dilakukan karena adanya tiga hal (fraud triangle), yaitu motif atau tekanan,
tindakannya.
Insentif/tekanan (Incentive/pressure)
Manajemen atau karyawan memiliki insentif atau
tekanan yang menjadi motivasi terjadinya fraud
Rasionalisasi/ Sikap
Peluang (Opportunity ) (Rationalization/Attitude )
mereka yang terlibat dalam fraud
dapat melakukan pembenaran
Keadaan mendukung yang bahwa fraud konsisten dengan kode
memberikan peluang etik pribadi mereka. Beberapa
terjadinya fraud individu memiliki sikap, karekter
atau nilai etika yang
memungkinkan faud
Motif dan tekanan pada diri orang atau kelompok untuk melakukan
tindakan fraud berupa dorongan yang dapat disebabkan oleh berbagai macam keadaan.
Misalnya adanya kebutuhan keuangan yang mendesak, keinginan yang belum terpuaskan,
46
ketidak puasan terhadap organisasi sehingga melakukan balas dendam, atau adanya
Adanya motif dan tekanan pada seseorang atau kelompok akan membuat
Terbukanya kesempatan ini juga dapat menggoda individu atau kelompok yang
sebelumnya tidak memiliki motif atau tekanan untuk melakukan fraud, seperti ungkapan
yang sering dilontarkan ; ” kejahatan timbul bukan saja karena adanya niat tetapi juga
tindakannya. Pada umumnya para pelaku fraud meyakini atau merasa tindakannya bukan
merupakan suatu kecurangan tetapi adalah sesuatu yang memang merupakan haknya
bahkan kadang pelakunya merasa telah berjasa karena telah berbuat banyak untuk
organisasinya. Dalam beberapa kasus lainnya terdapat pula kondisi dimana pelaku
tergoda untuk melakukan fraud karena merasa kerjanya juga melakukan yang sama dan
Dari ketiga penyebab fraud tersebut , dua diantaranya berasal dari faktor
internal diri seseorang , yaitu motif atau tekanan, dan rasionalisasi pelaku. Untuk
mengurangi kedua faktor internal tersebut, organisasi dapat melakukan beberapa hal.
Misalnya dengan melakukan investigasi terhadap lata belakang setiap anggota yang akan
mendorong setiap anggota untuk memberikan contoh atau teladan yang baik,
menciptakan hubungan yang baik dan harmonis antar sesama anggota, menciptakan jalur
47
komunikasi yang efektif, dan usaha lainnya. Memang tidak mudah untuk melakukan hal-
hal tersebut, namun jika usaha ini dapat diterapkan dengan baik, maka peluang terjadinya
yang berkesinambungan. Salah satu tugas utama pimpinan daerah adalah memimpin
pemerintah daerah sesuai dengan bidangnya agar selalu dapat menyesuaiakan dengan
perubahan baik perubahan intern maupun perubahan ekstern serta mampu mengantisipasi
perubahan yang akan terjadi. Dengan demikian pimpinan daerah diharapkan dapat
memimpin proses integrasi intern, yaitu memanfaatkan sebaik mungkin dan mendapatkan
yang terbaik dari sumber daya yang dimiliki pemerintah daerah untuk menghasilkan
kinerja yang baik, yaitu laporan kinerja dan laporan pertanggungjawaban (LKPJ)
Pemerintah Daerah.
pengesahan oleh Dewan Perwakilan Daerah untuk menjadi APBD. Proses penyusunan
48
MEKANI
KE
Sumber : Kep. Mendagri No. 13 tahun 2006, tentang pengelolaan keuangan daerah
(diolah kembali )
Kebijakan Pemerintah
Implementasi dari mekanisme penyusunan arah dan kebijakan umum
Atasan
Data Historis
49
Data Histo
Sumber : Kep. Mendagri No. 13 tahun 2006, tentang pengelolaan keuangan daerah
(diolah kembali )
dan dilakukan penilaian. Atas kinerja kepala daerah tersebut, DPRD dapat menerima
Kepala daerah dapat berbeda satu dengan lainnya sesuai dengan tingkat kepentingan
50
hasil kegiatan Pemerintah Daerah dengan membandingkannya pada standar atau
harapannya.
Pimpinan Pemda berdasarkan sumber dana dan sumber daya yang ada
menyusun rencana stratejik (Renstra ), rencana kerja, dan APBD berbasis kinerja.
instansi pemerintah (SAKIP) dan sistem akuntansi keuangan daerah (SAKD) serta
laporan kinerja kepala daerah berupa AKIP sesuai Inpres No.7 tahun 1999 dan LPJ
keuangan sesuai dengan PP No. 108 tahun 2000, bagan sistem pengelolaan keuangan
51
Gambar : 2.5 Sistem pengelolaan keuangan daerah
PE
Sumber : Inpres No.7 tahun 1999 dan PP No. 108 tahun 2000, diolah kembali
Input
a). Neraca c). Laporan Perhitungan APBD
b). Aliran Kas d). Nota Perhitungan APBD
Arah &
(2000 : 1 ) mengemukakan mengenai LAKIP sebagai berikut :
52
“ LAKIP adalah media akuntanbilitas yang dapat dipakai oleh instansi pemerintah
memerlukan “.
informasi yang dibutuhkan oleh pihak yang memberi amanah atau pihak yang
memberikan delegasi wewenang. Melalui media inilah secara formal dapat dilakukan
yang berkewajiban menyusun LAKIP adalah unit – unit eselon II ke atas dengan
pertimbangan bahwa LAKIP pada unit-unit itu sudah layak memberikan akuntanbilitas
kepada publik. Oleh karena itu mereka harus siap jika sewaktu-waktu diharuskan untuk
tersebut tidak hanya diperlukan sebagai bahan jawaban kepada atasannya atau pemberi
wewenang, akan tetapi juga kepada publik nantinya sesuai peraturan perundang-
dalam salah satu terbitannya berjudul “ Pengukuran Kinerja” (2000 :1), mengemukakan
program yang ditetapkan sesuai dengan misinya melalui penyediaan produk, jasa
53
Pengukuran kinerja digunakan untuk penilaian atas keberhasilan /
kegagalan pelaksanaan program atau kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang
telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan misi dan visi instansi pemerintah.
VISI
SASARAN
Kinerja (Performance)
Pemerintah Daerah
STRATEGI
capaian kinerja dari pelaksanaan kegiatan atau program yang telah ditetapkan. Kemudian,
54
Berikut ini dikemukakan urutan pengukuran dan evaluasi kinerja sebagai berikut :
pimpinan kolektif suatu organisasi kepada pihak yang memiliki hak dan
raising of public resources and the purposes for which the are used
55
governmental accountability is based on the belief that the citizenry has a “right
to know”, right to receive openly declared facts that may lead to public debate by
the citizens and their elected representatives. Dinancial reporting plays a mayor
society”.
keberhasilan atau kegagalan misi organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-
media yang dilaksanakan secara periodik yang dalam hal ini telah dibakukan.
akuntabel apabila dalam pelaksanaan kegiatannya telah menentukan tujuan (goal) yang
jelas dan tepat, mengembangkan standar yang dibutuhkan untuk pencapaian tujuan
berikut :
56
pelaksanaan misi organisasi dalam pencapaian tujuan dan sasaran periodik yang
indicators)”.
berhasil tidaknya proses atau beban kerja dan mengorganisasikan informasi sehinga dapat
digunakan secara efektif oleh para pemimpim, pengambil keputusan ,dan manajer
program. Sistem ini memberikan informasi kepada pembuat kebijakan dan manajer
program, sehingga mereka dapat mencapai keberhasilan. Sistem ini juga menyediakan
pemerintahan.
b. Aliran kas, yaitu aliran kas selama periode tahun anggaran tertentu
57
d. Nota Perhitungan Anggaran, yaitu penjelasan-penjelasan mengenai
Anggaran.
penilaian dari auditor ekstern, dalam hal ini mulai tahun anggaran 2001 dilaksanakan
oleh BPK yang memberikan pendapat dengan alternatif sebagai berikut : Wajar Tanpa
(Qualified Opinion ) ; Pendapat Tidak Wajar /PTW (Adverse Opinion ) ; dan Tidak
58