TINJAUAN PUSTAKA
TFU
Berat
Diameter
Palpasi servik
Plasenta lahir
Setinggi pusat
1000 gram
12,5 cm
Lembut/lunak
7 hari
500 gram
7,5 cm
2 cm
Tidak teraba
350 gram
5 cm
1 cm
Normal
60 gram
2,5 cm
Menyempit
(1 minggu)
14 hari
(2 Minggu)
6 Minggu
b. Lokhea
Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas. Lokhea mempunyai
perubahan warna dan volume karena adanya proses involusi.
Menurut Saleha (2009), lokhea dibagi menjadi :
a. Lokhea rubra
Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, vornik
kaseosa, lanugo dan meconium, selama1-3 hari pasca persalinan.
b. Lokhea sanguinolenta
Berwarna merah kuning berisi darah dan lendir hari 4-7 hari persalinan.
c. Lokhea serosa
Berwarna kuning cairan tidak berdarah lagi, mengandung cairan serosa,
jaringan desidua, leukosit dan eritrosit
persalinan.
d. Lochea alba
Berwarna putih kekuningan, mengandung leukosit dan sel desidua. terjadi
sekitar hari ke 10 hingga 2-4 minggu postpartum
e. Lochea purulenta
Terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk.
f. Locheastasis
Lochea yang tidak lancar keluarnya.
c. Serviks
Bentuk serviks agak menganga seperti corong, segera setelah bayi lahir.
Serviks berwarna merah kehitaman karena penuh dengan pembuluh darah.
Konsistenasinya lunak, kadang ada perlukaan kecil. Karena robekan kecil yang
terjadi selama berdilatasi samapi 10 cm sewaktu persalinan maka serviks tidak
akan pernah kembali lagi ke keadaan seperti sebelum hamil.
2.3.2 Vulva dan Vagina
Segera setelah melahirkan, vagina tampak halus, lunak, dan edema.
Estrogen pascapartum yang menurun berperan dalam penipisan mukosa vagina
dan hilangnya rugae. Elastisitas jaringan kembali dalam beberapa hari. Karena
vagina memiliki vaskularisasi ekstensif, episiotomy dan robekan biasanya
cepat sembuh.
Rugae vagina kembali terbentuk pada sekitar minggu keempat, tetapi
kurang menonjol dibandingkan sebelum hamil. Pada umumnya rugae akan
memipih secara permanen. Mukosa tetap atrofik pada wanita yang menyusui
sekurang kurangnya sampai menstruasi dimulai kembali. Penebalan mukosa
vagina terjadi seiring dengan pemulihan fungsi ovarium.
2.3.3 Perubahan Sistem Pencernaan
Sistem gastrointestinal selama kehamilan dipengaruhi oleh beberapa hal,
diantaranya
tingginya
kadar
progesteron
yang
dapat
mengganggu
bagian ini mengalami kompresi (tekanan) antara kepala janin dan tulang pubis
selama persalinan berlangsung. Urine dalam jumlah besar akan dihasilkan
dalam 12-36 jam postpartum. Kadar hormon estrogen yang bersifat menahan
air akan mengalami penurunan yang mencolok. Keadaan ini disebut diuresis.
Ureter yang berdilatasi akan kembali normal dalam 6 minggu. (Sulistyawati,
2009).
2.3.5 Perubahan Sistem Muskuloskeletal
Ligamen-ligamen, fasia, dan diafragma pelvis yang meregang sewaktu
kehamilan dan persalinan, secara berangsur-angsur kembali seperti sediakala.
Tidak jarang ligamentum mengendur, sehingga uterus jatuh kebelakang fasia
jaringan penunjang alat genetalia yang mengendur akan dapat di atasi dengan
mobilisasi dini. (Saleha, 2009).
2.3.6 Perubahan Sistem Endokrin
a. Hormon placenta
Hormon placenta menurun dengan cepat setelah persalinan. HCG menurun
dengan cepat dan menetap sampai 10% dalam 3 jam hingga hari ke-7
postpartum dan sebagai onset pemenuhan mamae pada hari ke-3
postpartum.
b. Hormon pituitary
Prolaktin darah akan meningkat sengan cepat. Pada wanita yang tidak
menyusui, prolaktin menurun dalam waktu 2 minggu. FSH dan LH akan
meningkat pada fase konsentrasi folikuler (minggu ke-3) dan LH tetap
rendah hingga ovulasi terjadi.
c. Hypotalamik pituitary ovarium
Lamanya seorang wanita mendapat menstruasi juga dipengaruhi oleh
faktor menyusui. Seringkali menstruasi pertama ini bersifat anovulasi
karena rendahnya kadar estrogen dan progesteron.
d. Kadar estrogen
Setelah persalinan, terjadi penurunan kadar estrogen yang bermakna
sehingga aktivitas prolaktin yang juga sedang meningkat dapat
lama
urine
tertahan
dalam
kandung
kemih
maka
dapat
pasien menahan kencing karena takut akan merasakan sakit pada luka jalan
lahir. Dalam 24 jam pertama, pasien juga sudah harus dapat buang air besar
karena semakin lama feses tertahan dalam usus maka akan semakin sulit
baginya untuk buang air besar secara lancar.feses yang tertahan dalam usus
semakin lama akan mengeras karena cairan yang terkandung dalam feses akan
selalu terserap oleh usus.
2.5.4 Kebersihan Diri
Beberapa langkah penting dalam perawatan kebersihan diri Ibu post partum,
antara lain :
a. Jaga kebersihan seluruh tubuh untuk mencegah infeksi dan alergi kulit
pada bayi
b. Membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air
c. Mengganti pembalut setiap kali darah sudah penuh atau minimal 2 kali
sehari
d. Mencuci tangan dengan sabun dan air setiap kali ia selesai membersihkan
daerah kemaluannya
e. Jika mempunyai luka episiotomy hindari untuk menyentuh daerah luka.
2.5.5 Istirahat
Ibu post partum sangat membutuhkan istirahat yang berkualitas untuk
memulihkan
kembali
keadaan
fisiknya,
keluarga
disarankan
untuk
2.5.6 Seksual
Secara fisik, aman untuk melakukan hubungan seksual begitu darah merah
berhenti dan Ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya ke dalam vagina tanpa
rasa nyeri. Namun keputusan bergantung pada pasangan yang bersangkutan.
Kunjungan
Waktu
Tujuan
6-8 jam
setelah
persalinan
6 hari
setelah
persalinan
2 minggu
setelah
persalinan
6 minggu
setelah
persalinan