Anda di halaman 1dari 10

Artikel Penelitian

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Rumah Sehat Di


Kota Pekanbaru
Oktavia Dewi
Abstract A healthy home is a residential buildings eligible health. The purpose of this
research is to know the factors that relate to healthy homes in the region work Puskesmas
Soweto Township Soweto Township. This research is quantitative research design with cross
sectional.Measuring instrument used is the questionnaire. Analysis of univariate data and
bivariat with Chi-Square test to find out the value of P or OR. The research got that: variable
that there are relations meaningfui with a healthy house among others level knowledge ( p
value 0,006 and odds ratio 3,586 ), clean water supply with a healthy house ( p value 0,009
and odds ratio 3,380 ), pembuangan human dung with a healthy house ( p value 0,019dan
odds ratio 2,969 ), a dump with a healthy house ( p value 0,001 and odds ratio 4,803 ), liquid
waste drainage ( p value 0,012 and odds ratio 3,241 ).While variables absence of relations
meaningfui with a healthy house namely educational level ( p value 0,385 danodds ratio
1,571 ). Expected to the puskesmas expected to increase and optimize the elucidation pattern
health about clean and healthy living that can add insight for people.
Keywords: Home health, Education, knowledge

Abstrak Rumah Sehat merupakan bangunan tempat tinggal yang memenuhi syarat
kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan rumah sehat di wilayah kerja Puskesmas Pekanbaru Kota
Kecamatan Pekanbaru Kota. Penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain penelitian
cross sectional.Alat ukur yang digunakan adalah kuisioner. Analisa data secara univariat
dan bivariat dengan uji Chi-Square untuk mengetahui nilai P atau OR. Hasil penelitian
didapatkan bahwa : variabel yang terdapat hubungan yang bermakna dengan Rumah
Sehat antara lain tingkat pengetahuan (P Value 0,006 dan Odds Ratio 3,586), penyediaan
air bersih dengan rumah sehat (P Value 0,009 dan Odds Ratio 3,380), tempat
pembuangan kotoran manusia dengan rumah sehat (P Value 0,019 dan Odds Ratio 2,969),
tempat pembuangan sampah dengan rumah sehat (P Value 0,001 dan Odds Ratio 4,803),
saluran pembuangan air limbah (P Value 0,012 dan Odds Ratio 3,241). Sedangkan
variabel yang tidak adanya hubungan yang bermakna dengan rumah sehat yaitu tingkat
pendidikan (P Value 0,385 dan Odds Ratio 1,571). Diharapkan kepada pihak puskesmas
diharapkan agar dapat meningkatkan dan mengoptimalkan program penyuluhan
kesehatan mengenai pola hidup bersih dan sehat yang dapat menambah wawasan bagi
masyarakat.
Kata kunci

: Rumah Sehat, Pendidikan, Pengetahuan

1. Pendahuluan
Rumah Sehat merupakan bangunan
tempat tinggal yang memenuhi syarat
kesehatan yaitu rumah yang memiliki
jamban yang sehat, sarana air
bersih,tempat
pembuangan

sampah,sarana pembuangan air limbah,


ventilasi yang baik, kepadatan hunian
rumah yang sesuai dan lantai rumah
yang tidak terbuat dari tanah (Depkes
RI, 2003)

Artikel Penelitian
Rumah yang tidak memenuhi syarat
kesehatan akan terkait erat dengan
penyakit berbasis lingkungan, dimana
kecenderungannya semakin meningkat
akhir-akhir
ini.
Penyakit-penyakit
berbasis lingkungan masih merupakan
penyebab utama kematian di Indonesia,
bahkanpada kelompok bayi dan balita,
penyakit-penyakit berbasis lingkungan
menyumbangkan lebih 80% dari
penyakit yang diderita oleh bayi dan
balita.
Keadaan
tersebut
mengindikasikan masih rendahnya
cakupan dan kualitas intervensi
kesehatan lingkungan (Arifin,2009).
Menurut laporan komisi WHO tahun
2006, dalam rangka peningkatan taraf
hidup
rakyat
Indonesia
mlalui
penyediaan perumahan secara merata,
khususnya bagi kelompok masyarakat
yang berpenghasilan rendah, sangat
rendah, dan kelompok berpenghasilan
informal, maka di perlukan upaya
penyediaanrumah yang layak dan
terjangkau akan tetapi tetap memenuhi
persyaratan kesehatan, keamanan dan
kenyamanan.
Presentasi keluarga yang menghuni
rumah sehat merupakan salah satu
indikator rumah sehat 2010 dan target
Millenium Development Goals(MDGs)
tahun 2015. Target rumah sehat yang
akan di capai dalam indonesia sehat
2010 telah di tentukan sebesar 80% (
Depkes RI,2003). Berdasarkan profil
kesehatan
Indonesia
tahun
2007,presentase rumah sehat indonesia
pada tahun 2007 adalah 50,79%. Jumlah
ini masih dibawah target yang di
tetapkan untuk dicapai pada tahun 2007
yaitu 75% ( Depkes,2008).
Berdasarkan data presentase rumah
sehat yang diperoleh dari profil

Puskesmas Pekanbaru Kota, Bahwa di


wilayah kerja Puskesmas Pekanbaru
Kota terbagi menjadi enam kelurahan,
yaitu Kelurahan Kota Tinggi, Kelurahan
Suma Hilang, Kelurahan Simpang
Empat,Kelurahan
Tanah
Datar,
Kelurahan Kota Baru, dan Kelurahan
Sukaramai, jumlah rumah yang adadi
Kecamatan Pekanbaru Kota 5158
rumah, diantaranya yang memenuhi
syarat kesehatan adalah sebanyak 1541
rumah,dan rumah yang tidak sehat
adalah
sebanyak
3617
rumah.
Kelurahan Tanah Datar dan Sukaramai
termasuk dalam rumah yang tidak sehat
paling
tertinggi
diantara
enam
kelurahan yang ada di wilayah kerja
puskesmas Pekanbaru Kota.
Hasil survey awal di lingkungan
wilayah kerja puskesmas Pekanbaru
Kota khususnya Kelurahan Tanah Datar
merupakan wilayah yang masih
tergolong kumuh, karena kurangnya
sarana sanitasi seperti penyediaan
tempat
pembuangan
sampah,
banyaknya sampah di luar maupun di
dalam ruangan meyababkan sampah
berserakan, kotor dan bau yang tidak
sedap,dari segi kesehatan sampah yang
berserakan bisa mendatangkan bibit
penyakit dan mengundang vektor untuk
menyebarkan berbagai macam penyakit
dan tempat pembuangan air limbah
yang kurang baik, masih banyaknya
sampah berserakan di sekeliling tempat
pembuangan
limbah
sehingga
menyebabkan saluran pembuangan air
limbah menjadi tersumbat dan berbau.

2. Metode
Penelitian
ini
merupakan
jenis
penelitian kuantitatif dengan desain
penelitian cross sectional yaitu suatu

Artikel Penelitian
penelitian dimana variabel yang
termasuk kedalam faktor resiko dan
variabel yang termasuk efek diobservasi
secara bersama pada waktu yang sama.

n = Besar sampel
N = Besar populasi
Z21-/2= Standar deviasi normal CI
95% = 1,96
P = Estimasi proporsi populasi 50% =
0,5
d = Tingkat ketepatan absolut yang
dikehendaki 10% = 0,1
n
=

Sampel dalam penelitian ini adalah


Rumah warga yang ada di Kelurahan
Tanah Datar dan Kelurahan Suka Ramai
Kecamatan
Pekanbaru
Kota
berdasarkan sampel minimal.Sedangkan
respondennya adalah warga atau kepala
keluarga yang memiliki rumah di
wilayah kerja Puskesmas Pekanbaru
Kota. Besar sampel minimal yang
dibutuhkan ditentukan dengan rumus
Lameshow :

(1,96)(1,96) 0,5 (1 0,5)

n=

(0,1)(0,1) (
.
.

1) (1,96)2 0,5 (1 0,5)

n = 93 Rumah

3. Hasil
Hasil penelitian didapatkan gambaran
situasi rumah sebagai berikut:
a. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan
Rumah Sehat

Keterangan :
Tabel 1. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Rumah Sehat
di Wilayah Kerja Puskesmas Pekanbaru Kota
Tingkat
Pengetahuan
Rendah
Tinggi
Total

Kriteria Rumah
Rumah
Rumah Tidak Sehat
Sehat
N
%
N
%
34
68
16
32

N
50

%
100

16

37,2

27

62,8

43

100

50

53,8

43

46,2

93

100

Total

OR
(CI
95%)

P
Value

3,586
(1,5218,454)

0,006

Sumber data: Olahan 2014

Berdasarkan tabel 1. diatas dapat


disimpulkan bahwa kriteria rumah tidak
sehat banyak terjadi pada tingkat
pengetahuan responden yang rendah
sebesar 34 responden (68%). Hasil uji
statistik dengan Chi Square diperoleh hasil
bahwaP value0,006<lpha(0,05), artinya
ada hubungan yang bermakna antara
tingkat pengetahuan dengan kriteria rumah

sehat.
Analisa
keeratan
hubungan
diperoleh dari nilai OR = (Odds Ratio) =
3,586 (1,521-8,454). Hal ini menunjukkan
bahwa tingkat pengetahuan responden
yang rendah mempengaruhi 3,586 kali
kriteria rumah sehat.
b. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan
Rumah Sehat

Artikel Penelitian
Tabel 2. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Rumah Sehat di Wilayah Kerja Puskesmas
Pekanbaru Kota
Tingkat
Pendidikan
Rendah
Tinggi
Total

Kriteria Rumah
Rumah
Rumah Tidak Sehat
Sehat
N
%
N
%
30
58,9
21
41,1

N
51

%
100

20

47,6

22

52,4

42

100

50

53,8

43

46,2

93

100

Total

OR
(CI
95%)

P
Value

1,571
(0,6903,579)

0,385

Sumber data: Olahan 2014

Berdasarkan tabel 2. diatas dapat


disimpulkan bahwa kriteria rumah tidak
sehat banyak terjadi pada tingkat
pendidikanresponden yang rendah sebesar
30 responden (58,9%). Hasil uji statistik
dengan Chi Square diperoleh hasil bahwa
P value0,385>lpha (0,05), artinya
tidakada hubungan yang bermakna antara
tingkat pendidikan dengan kriteria rumah

sehat. Analisa keeratan hubungan di


peroleh dari nilai OR = (odds Ratio)
=1,571(0,690-3,579).
Hal
ini
menunjukkan bahwa tingkat pendidikan
responden yang rendah mempengaruhi
1,571 kali kriteria rumah sehat.
c. Hubungan Penyediaan Air Bersih
dengan Rumah Sehat

Tabel 3. Hubungan Penyediaan Air Bersih dengan Rumah Sehat


di Wilayah Kerja Puskesmas Pekanbaru Kota
Penyediaan
Air Bersih

Kriteria Rumah
Rumah
Rumah Tidak Sehat
Sehat
N
%
N
%

Tidak
Memenuhi
31
68,9
Syarat
Memenuhi
19
39,6
Syarat
Total
50
53,8
Sumber Data : Olahan 2014

Berdasarkan tabel 3. diatas dapat


disimpulkan bahwa kriteria rumah tidak
sehat banyak terjadi pada penyediaan air
bersih yang tidak memenuhi syarat sebesar
68,9%. Hasil uji statistik dengan Chi
Square diperoleh hasil bahwa P
value0,009<lpha (0,05), artinya ada
hubungan
yang
bermakna
antara
penyediaan air bersih dengan kriteria

14

31,1

Total
N

45

100

29

60,4

48

100

43

46,2

93

100

OR
(CI
95%)

P
Value

3,380
(1,4367,956)

0,009

rumah sehat. Analisa keeratan hubungan


diperoleh dari nilai OR = (Odds Ratio) =
3,380 (1,436-7,956).Hal ini menunjukkan
bahwa penyediaan air bersih yang tidak
memenuhi syarat mempengaruhi 3,380
kali kriteria rumah sehat.
d. Hubungan
Tempat
Pembuangan
Kotoran Manusia dengan Rumah Sehat

Artikel Penelitian
Tabel 4. Hubungan Tempat Pembuangan Kotoran Manusia dengan Rumah
Sehat di Wilayah Kerja Puskesmas Pekanbaru Kota
Tempat
Pembuangan
Kotoran
Manusia
Tidak
Memenuhi
Syarat
Memenuhi
Syarat
Total

Kriteria Rumah
Rumah
Rumah Tidak Sehat
Sehat
N
%
N
%

33

50

100

66

17

34

Total

17

39,5

26

60,5

43

100

50

53,8

43

46,2

93

100

OR
(CI
95%)

P
Value

2,969
(1,2746,920)

0,019

Sumber data: Olahan 2014

Berdasarkan tabel 4.14diatas dapat


disimpulkan bahwa kriteria rumah tidak
sehat banyak terjadi pada tempat
pembuangan kotoran manusia yang tidak
memenuhi syarat sebesar 66%. Hasil uji
statistik dengan Chi Square diperoleh hasil
bahwa P value0,019<lpha (0,05), artinya
ada hubungan yang bermakna antara
tempat pembuangan kotoran manusia

dengan kriteria rumah sehat. Analisa


keeratan hubungan diperoleh dari nilai OR
= (Odds Ratio) = 2,969 (1,274-6,920).Hal
ini menunjukkan bahwa pembuangan
kotoran manusia yang tidak memenuhi
syarat mempengaruhi 2,969 kali kriteria
rumah sehat.
e. Hubungan
Tempat
Pembuangan
Sampah dengan Rumah Sehat

Tabel 5. Hubungan Tempat Pembuangan Sampah dengan Rumah Sehat di


Wilayah Kerja Puskesmas Pekanbaru Kota
Tempat
Pembuangan
Sampah
Tidak
Memenuhi
Syarat
Memenuhi
Syarat
Total

Kriteria Rumah
Rumah
Rumah Tidak Sehat
Sehat
N
%
N
%

37

53

100

69,8

16

30,2

Total

13

32,5

27

67,2

40

100

50

53,8

43

46,2

93

100

OR
(CI
95%)

P
Value

4,803
(1,98411,627)

0,001

Sumber data: Olahan 2014

Berdasarkan tabel 5. diatas dapat


disimpulkan bahwa kriteria rumah tidak
sehat banyak terjadi pada tempat
pembuangan sampahyang tidak memenuhi
syarat sebesar 69,8%. Hasil uji statistik
dengan Chi Square diperoleh hasil bahwa
P value0,001<lpha (0,05), artinya ada
hubungan yang bermakna antara tempat
pembuangan sampah dengan kriteria

rumah sehat. Analisa keeratan hubungan


diperoleh dari nilai OR = (Odds Ratio) =
4,803 (1,984-11,627).Hal ini menunjukkan
bahwa pembuangan sampah yang tidak
memenuhi syarat mempengaruhi 4,803
kali kriteria rumah sehat.
f. Hubungan Saluran Pembuangan Air
Limbah dengan Rumah Sehat

Artikel Penelitian
Tabel 6. Hubungan Tempat Pembuangan Air Limbah dengan Rumah Sehat di
Wilayah Kerja Puskesmas Pekanbaru Kota
Tempat
Pembuangan
Sampah
Tidak
Memenuhi
Syarat
Memenuhi
Syarat
Total

Kriteria Rumah
Rumah
Rumah Tidak Sehat
Sehat
N
%
N
%

35

53

100

66

18

34

Total

15

37,5

25

62,5

40

100

50

53,8

43

46,2

93

100

OR
(CI
95%)

P
Value

3,241
(1,3777,629)

0,012

Sumber data: Olahan 2014

Berdasarkan tabel 6. diatas dapat


disimpulkan bahwa kriteria rumah tidak
sehat banyak terjadi pada tempat
pembuangan sampahyang tidak memenuhi
syarat sebesar 66%. Hasil uji statistik
dengan Chi Square diperoleh hasil bahwa
P value0,012<lpha (0,05), artinya ada
hubungan yang bermakna antara tempat
pembuangan air limbah dengan kriteria
rumah sehat. Analisa keeratan hubungan
diperoleh dari nilai OR = (Odds Ratio) =
3,241 (1,377-7,629).Hal ini menunjukkan
bahwa pembuangan air limbah yang tidak
memenuhi syarat mempengaruhi 4,803
kali criteria sehat.

4. Pembahasan
a. Hubungan Tingkat
Pengetahuan
dengan Rumah Sehat
Berdasarkan tabel 1 diatas dapat
disimpulkan bahwa kriteria rumah tidak
sehat banyak terjadi pada tingkat
pengetahuan responden yang rendah
sebesar 34 responden (68%). Hasil uji
statistik dengan Chi Square diperoleh hasil
bahwa P value0,006<lpha (0,05), artinya
ada hubungan yang bermakna antara
tingkat pengetahuan dengan kriteria rumah
sehat.
Analisa
keeratan
hubungan
diperoleh dari nilai OR = (Odds Ratio) =
3,586 (1,521-8,454). Hal ini menunjukkan
bahwa tingkat pengetahuan responden
yang rendah mempengaruhi 3,586 kali
kriteria rumah sehat.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian sebelumnya yang di lakukan
oleh Suryani (2012) mengemukakan

bahwa terdapat hubungan yang signikan


antara pengetahuan dengan kriteria rumah
sehat di Kelurahan Meranti Pandak
Kecamatan Rumbai Pesisir (p value=
0,004 ; OR= 3,382).
Berdasarkan hasil kuesioner yang
didapat dengan wawancara padawarga di
Wilayah Kerja Puskesmas Pekanbaru
Kotamenunjukkan bahwa 46,2% warga
yang
tingkat
pengetahuan
tinggi
berpengaruh terhadap rumah sehat
dikarenakan mengerti akan pentingnya
rumah sehat bagi kehidupan.
b. Hubungan
Tingkat
Pendidikan
dengan Rumah Sehat
Berdasarkan tabel 2. diatas dapat
disimpulkan bahwa kriteria rumah tidak
sehat banyak terjadi pada tingkat
pendidikan responden yang rendah sebesar
30 responden (58,9%). Hasil uji statistik
dengan Chi Square diperoleh hasil bahwa
P value0,385>lpha (0,05), artinya
tidakada hubungan yang bermakna antara
tingkat pendidikan dengan kriteria rumah
sehat. Analisa keeratan hubungan di
peroleh dari nilai OR = (odds Ratio)
=1,571(0,690-3,579).
Hal
ini
menunjukkan bahwa tingkat pendidikan
responden yang rendah mempengaruhi
1,571 kali kriteria rumah sehat.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang di lakukan oleh
Fajar(2008) mengemukakan bahwa tidak
terdapat
hubungan
antara
tingkat
pendidikan dengan kriteria rumah sehat di
Wilayah Kerja Puskesmas Cangkringan
Kabupaten Sleman (p value = 0,827 ; OR
= 0,481).

Artikel Penelitian
Penelitian ini tidak sesuai dengan
penelitian yang di lakukan oleh
Suryani(2013)di
Kelurahan
Meranti
Pandak Kecamatan Rumbai Pesisir yang
mengemukakan bahwa terdapat hubungan
yang bermakna antara tingkat pendidikan
dengan rumah sehat dengan OR = 3,284
yang artinya tingkat pendidikan yang
rendah mempunyai resiko 3,284 kali
kriteria rumah sehat.
Dari hasil kuesioner yg dilakukan
maka didapat hasil pada Tabel 4.6 maka
dapat
disimpulkan
bahwa
tingkat
pendidikan tidak berpengaruh besar
terhadap rumah sehat. Karena meskipun
tingkat pendidikan tinggi ada juga warga
yang tidak sempat membersihkan tempat
tinggalnya
dikarenakan
kesibukan
pekerjaan diluar rumah, sedangkan warga
yang berpendidikan rendah justru rajin
membersihkan tempat tinggal karena lebih
banyak waktu di rumah dibandingkan
waktu di luar rumah.
c. Hubungan Penyediaan Air Bersih
dengan Rumah Sehat
Berdasarkan tabel 3. diatas dapat
disimpulkan bahwa kriteria rumah tidak
sehat banyak terjadi pada penyediaan air
bersih yang tidak memenuhi syarat sebesar
68,9%. Hasil uji statistik dengan Chi
Square diperoleh hasil bahwa P
value0,009<lpha (0,05), artinya ada
hubungan
yang
bermakna
antara
penyediaan air bersih dengan kriteria
rumah sehat. Analisa keeratan hubungan
diperoleh dari nilai OR = (Odds Ratio) =
3,380 (1,436-7,956).Hal ini menunjukkan
bahwa penyediaan air bersih yang tidak
memenuhi syarat mempengaruhi 3,380
kali kriteria rumah sehat.
Hasil penelitian ini tidak sesuai
dengan penelitian yang di lakukan oleh
Fajar (2008) di Wilayah Kerja Puskesmas
Cangkringan
Kabupaten
Sleman
menyatakan
bahwa
tidak
terdapat
hubungan antara penyediaan air bersih
dengan rumah sehat dengan p value =
1,000 > alpha 0,05, artinya terdapat
hubungan
yang
bermakna
antara
penyediaan air bersih dengan rumah sehat.

Hasil penelitian ini sesuai dengan


penelitian yang dilakukan oleh Juwita
(2008) dalam Eka Nurjanah (2009) di
Wilayah kerja Puskesmas Taluk Kuantan
Kecamatan
Kuantan
Tengan
yang
mengemukaan bahwa terdapat hubungan
yang bermakna antara penyediaan air
bersih dengan rumah sehat dimana p =
0,019 ; Odds Ratio = 2,768, sehingga
dapat disimpulkan bahwa penyediaan air
bersih mempunyai hubungan yang
bermakna dengan rumah sehat.
Dari
hasil
pengamatan
dan
wawancara, rata- rata air di daerah tersebut
masih berbau dan bewarna, akan tetapi
masyarakat masih saja menggunakan air
tersebut untuk kebutuhan hidup seharihari, maka didapat hasil bahwa penyediaan
air bersih mempunyai hubungan yang
bermaknadengan rumah sehat.
Menurut
(Notoatmodjo,
2007)
Dalam tubuh manusia itu sendiri sebagian
besar terdiri dari air. tubuh orang dewasa,
sekitar 55 60% berat badan terdiri dari
air, untuk anak - anak sekitar 65% , untuk
bayi sekitar 80%.Kebutuhan manusia akan
air sangat kompleks antara lain untuk
minum,
masak,
mandi,
mencuci,
(bermacam-macam
cucian),
dan
sebagainya. Jika penyediaan Air Bersih
tidak tersedia, maka rumah yang sehat
tidak dapat terwujud.
d. Hubungan Pembuangan Kotoran
Manusia dengan Rumah Sehat
Berdasarkan tabel 4. diatas dapat
disimpulkan bahwa kriteria rumah tidak
sehat banyak terjadi pada tempat
pembuangan kotoran manusia yang tidak
memenuhi syarat sebesar 66%. Hasil uji
statistik dengan Chi Square diperoleh hasil
bahwa P value0,019<lpha (0,05), artinya
ada hubungan yang bermakna antara
tempat pembuangan kotoran manusia
dengan kriteria rumah sehat. Analisa
keeratan hubungan diperoleh dari nilai OR
= (Odds Ratio) = 2,969 (1,274-6,920).Hal
ini menunjukkan bahwa pembuangan
kotoran manusia yang tidak memenuhi
syarat mempengaruhi 2,969 kali kriteria
rumah sehat.

Artikel Penelitian
Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian yang di lakukan oleh
Suryani(2013)di
Kelurahan
Meranti
Pandak Kecamatan Rumbai Pesisir yang
mengemukakan bahwa terdapat hubungan
yang bermakna antara tempat pembuangan
kotoran manusia dengan rumah sehat p=
0,011 ; OR = 3,8 , artinya terdapat
hubungan bermakna antara tempat
pembuangan kotoran manusia dengan
rumah sehat.
Berdasarkan hasil pengamatan dan
wawancara di lapangan dengan responden
di ketahui bahwa rata rata masyarakat di
sana masih menggunakan jamban angsa.
Hal ini sangat berpengaruh terhadap
terciptanya rumah sehatjika dilihat dari
segi kesehatan masyarakat. Menurut
Kemenkes No. 829/Menkes/SK/VII/1999
masalah pembuangan kotoran manusia
merupakan masalah yang pokok untuk
sedini mungkin diatasi karena kotoran
manusia (feses) adalah sumber penyebaran
penyakit yang multikomplek.
e. Hubungan Tempat Pembuangan
Sampah dengan Rumah Sehat
Berdasarkan
tabel
5.
dapat
disimpulkan bahwa kriteria rumah tidak
sehat banyak terjadi pada tempat
pembuangan sampahyang tidak memenuhi
syarat sebesar 69,8%. Hasil uji statistik
dengan Chi Square diperoleh hasil bahwa
P value0,001<lpha (0,05), artinya ada
hubungan yang bermakna antara tempat
pembuangan sampah dengan kriteria
rumah sehat. Analisa keeratan hubungan
diperoleh dari nilai OR = (Odds Ratio) =
4,803 (1,984-11,627).Hal ini menunjukkan
bahwa pembuangan sampah yang tidak
memenuhi syarat mempengaruhi 4,803
kali kriteria rumah sehat.
Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian yang di lakukan oleh Suriyani
(2010) di Kelurahan Meranti Pandak
Kecamatan
Rumbai
Pesisir
mengemukakan bahwa terdapat hubungan
antara tempat pembuangan sampah dengan
rumah sehat (p value = 0,021; OR =
4,128).

Berdasarkan hasil pengamatan dan


wawancara di lapangan dengan responden
di ketahui bahwa rata rata masyarakat
membuang sampah di tanah samping atau
depan rumahnya di dalam kardus/ tempat
sampah dengan keadaan tertutup dan di
ambil oleh petugas kebersihan dari RT
setempat, tetapi masih ada juga rumah
yang membuang sampah di belakang
rumah tanpa di tutup yang memungkinkan
sekali lalat untuk menghinggapi sampah
sampah yang membusuk atau mengandung
cairan sehingga menimbulkan bau
busuk.(Azrul,2006).
f. Hubungan Tempat Pembuangan Air
Limbah dengan Rumah Sehat
Berdasarkan
tabel
6.
dapat
disimpulkan bahwa kriteria rumah tidak
sehat banyak terjadi pada tempat
pembuangan sampah yang tidak memenuhi
syarat sebesar 66%. Hasil uji statistik
dengan Chi Square diperoleh hasil bahwa
P value0,012<lpha (0,05), artinya ada
hubungan yang bermakna antara tempat
pembuangan air limbah dengan kriteria
rumah sehat. Analisa keeratan hubungan
diperoleh dari nilai OR = (Odds Ratio) =
3,241 (1,377-7,629).Hal ini menunjukkan
bahwa pembuangan air limbah yang tidak
memenuhi syarat mempengaruhi 4,803
kali kriteria sehat.
Menurut Slamet (2004) saluran
pembuangan air limbah merupakan air
limbah yang tidak mengandung ekskreta
manusia dan dapat berasal dari buangan
kamar mandi, dapur, air cuci pakaian dan
lain lain yang mungkin mengandung
mikroorganisme pathogen. Berdasarkan
karakteristik biologisnya dalam air limbah
ini banyak mengandung bakteri pathogen
serta orgnanisme golongan coli seperti
coliform.
Kondisi saluran pembuangan air
limbah (SPAL) yang memenuhi syarat
antara lain tidak mencemari sumber air
bersih, tidak menimbulkan genangan air
yang dapat menjadi perkembangbiakan
nyamuk, tidak menimbulkan bau, tidak
menyebabkan becek. Sistem pembuangan
air limbah harus baik, saluran terbuat dari

Artikel Penelitian
bahan kedap air, tidak merupakan sumber
pencemar(Azrul,2006).
Hasil penelitian ini tidak sesuai
dengan penelitian yang di lakukan oleh
Fajar (2008) menyatakan bahwa tidak
terdapat
hubungan
antara
tempat
pembuangan air limbah dengan rumah
sehat dengan p value = 0,932 > alpha 0,05,
maka H0 gagal di tolak,artinya tidak
terdapat hubungan yang bermakna antara
tempat pembuangan air limbah.
Berdasarkan observasi di lapangan di
ketahui bahwa saluran pembuangan air
limbah responden rata- rata mengalirkan
air kotor ke belakang rumah dengan
menggali berupa selokan untuk bisa di
lalui air kotor, ada juga beberapa rumah
responden yang mengalirkan ke lubang
pembuangan jamban. Pada penelitian ini
menunjukkan bahwa pembuangan air
limbah yang tidak memenuhi syarat
mempengaruhi 4,803 kali kriteria rumah
sehat.

5. Kesimpulan dan saran


Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan tentang faktor faktor yang
berhubungan dengan rumah sehat di
Wilayah Kerja Puskesmas Pekanbaru Kota
Kecamatan Pekanbaru Kota dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
a. Adanya hubungan yang bermakna
antara tingkat pengetahuan dengan
Rumah Sehat di Wilayah Kerja
Puskesmas Pekanbaru Kota Kecamatan
Pekanbaru Kota dengan P Value 0,006
dan Odds Ratio 3,586.
b. Tidak adanya hubungan yang bermakna
antara tingkat pendidikan dengan
Rumah Sehat di Wilayah Kerja
Puskesmas Pekanbaru Kota Kecamatan
Pekanbaru Kota dengan P Value 0,385
dan Odds Ratio 1,571.
c. Adanya hubungan yang bermakna
antara penyediaan air bersih dengan
rumah sehat di Wilayah Kerja
Puskesmas Pekanbaru Kota Kecamatan
Pekanbaru Kota dengan P Value 0,009
dan Odds Ratio 3,380.

d. Adanya hubungan yang bermakna


antara tempat pembuangan kotoran
manusia dengan rumah sehat di
Wilayah kerja puskesmas Pekanbaru
Kota Kecamatan Pekanbaru Kota
dengan P Value 0,019dan Odds Ratio
2,969.
e. Adanya hubungan yang bermakna
antara tempat pembuangan sampah di
Wilayah Kerja Puskesmas Pekanbaru
Kota Kecamatan Pekanbaru Kota
dengan P Value 0,001 dan Odds Ratio
4,803.
f. Adanya hubungan yang bermakna
antara tempat pembuangan air limbah di
Wilayah Kerja Puskesmas Pekanbaru
Kota Kecamatan pekanbaru kota
dengan P Value 0,012 dan Odds Ratio
3,241.
Hasil penelitian ini merupakan salah
satu sumber informasi tentang faktorfaktor yang berhubungan dengan rumah
sehat yang dapat dijadikan sebagai
masukan dan pertimbangan dalam upaya
menjaga kebersihan dan kesehatan rumah.
Diharapkan agar pihak Puskesmas untuk
dapat meningkatkan dan mengoptimalkan
program penyuluhan kesehatan mengenai
pola hidup bersih dan sehat. Bagi
Masyarakat Kecamatan Pekanbaru kota,
diharapkan
masyarakat
lebih
meningkatkan kesadaran dan kepedulian
terhadap sanitasi lingkungan rumah
melalui gotong royong, menyediakan
tempat pembuangan sampah dan saluran
pembuangan air limbah yang memenuhi
syarat kesehatan, menyediakan jamban
yang sehat, serta senantiasa menyediakan
air bersih untuk kelangsungan hidup
sehari- hari.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin , M. (2009). Hubungan Pendidikan
dan Pengetahuan terhadap Rumah
Sehat. (www. Arifin@
Wordpress.com 20011). Diaskes 10
januari 2014.

Artikel Penelitian
Anggraeni, A. (2007). Rumah Sehat
Idamanku, Jakarta. PT sunda kelapa
pustaka.
Chandra, B. (2006). Pengantar Kesehatan
Lingkungan, Jakarta. ECG.
Dimas,

P. (2008). Ilmu Pendidikan.


(Retrieved maret 03 09. From.
www. Blogsome. Co. Id)

Dep Kes RI , (2007). Laporan Hasil Riset


Kesehatan
Dasar
Nasional.
Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Giroult, E.(2007). Pengolahan Aman
Limbah
Layanan
Kesehatan.
Jakarta : EGD.
KEPMENKES
RI
No
829/Menkes/SK/VII/1989,
Persyaratan Kesehatan Perumahan
Jakarta.
Mulia, R. (2005). Kesehatan Lingkungan.
Jakarta : Graha Ilmu.
Machfoed, I. (2008). Menjaga kesehatan
rumah dari berbagai penyakit bagian
dari
kesehatan
lingkungan
kesehatan masyarakat, sanitasi pedesaan
dan
perkotaan. Yogyakarta :Fitramaya

Notoatmodjo, S. (2007). Ilmu Kesehatan


Masyarakat. Jakarta. Rineka Cipta.
Profil

Kesehatan
Provinsi
Riau,
(http.//www. Depkes. go. Id/
download/ Profil Riau ub. Pdf. 27
jan 2009).

Purwanto , N. (2006). Psikologi


Pendidikan Remaja. Rusdakarya :
Bandung
Soemirat, S. (2007) Kesehatan lingkungan.
Yogyakarta.
Gadjah
Mada
University Press stanhope, M &
lancacte, J, 1999.
Sukarni, M. (1999). Kesehatan Keluarga
& Lingkungan. Yogyakarta : Kanisius
Sutrisno , T . (2006) . Teknologi
Penyediaan Air Bersih. Jakarta : Rineka
Cipta.
Warouw, P. (2003).Gambaran Rumah
Sehat di berbagai Provinsi di
Indonesia,
(http//www.top/
member/
titin@
litbang
Depkes.go.Id)
Winarti,
(2008)
Pengetahuan
dan
kesehatan. (Retrieved Juni 04 09,
From www.wikipedia. Co. Id)

Anda mungkin juga menyukai