Abstrak Rumah Sehat merupakan bangunan tempat tinggal yang memenuhi syarat
kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan rumah sehat di wilayah kerja Puskesmas Pekanbaru Kota
Kecamatan Pekanbaru Kota. Penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain penelitian
cross sectional.Alat ukur yang digunakan adalah kuisioner. Analisa data secara univariat
dan bivariat dengan uji Chi-Square untuk mengetahui nilai P atau OR. Hasil penelitian
didapatkan bahwa : variabel yang terdapat hubungan yang bermakna dengan Rumah
Sehat antara lain tingkat pengetahuan (P Value 0,006 dan Odds Ratio 3,586), penyediaan
air bersih dengan rumah sehat (P Value 0,009 dan Odds Ratio 3,380), tempat
pembuangan kotoran manusia dengan rumah sehat (P Value 0,019 dan Odds Ratio 2,969),
tempat pembuangan sampah dengan rumah sehat (P Value 0,001 dan Odds Ratio 4,803),
saluran pembuangan air limbah (P Value 0,012 dan Odds Ratio 3,241). Sedangkan
variabel yang tidak adanya hubungan yang bermakna dengan rumah sehat yaitu tingkat
pendidikan (P Value 0,385 dan Odds Ratio 1,571). Diharapkan kepada pihak puskesmas
diharapkan agar dapat meningkatkan dan mengoptimalkan program penyuluhan
kesehatan mengenai pola hidup bersih dan sehat yang dapat menambah wawasan bagi
masyarakat.
Kata kunci
1. Pendahuluan
Rumah Sehat merupakan bangunan
tempat tinggal yang memenuhi syarat
kesehatan yaitu rumah yang memiliki
jamban yang sehat, sarana air
bersih,tempat
pembuangan
Artikel Penelitian
Rumah yang tidak memenuhi syarat
kesehatan akan terkait erat dengan
penyakit berbasis lingkungan, dimana
kecenderungannya semakin meningkat
akhir-akhir
ini.
Penyakit-penyakit
berbasis lingkungan masih merupakan
penyebab utama kematian di Indonesia,
bahkanpada kelompok bayi dan balita,
penyakit-penyakit berbasis lingkungan
menyumbangkan lebih 80% dari
penyakit yang diderita oleh bayi dan
balita.
Keadaan
tersebut
mengindikasikan masih rendahnya
cakupan dan kualitas intervensi
kesehatan lingkungan (Arifin,2009).
Menurut laporan komisi WHO tahun
2006, dalam rangka peningkatan taraf
hidup
rakyat
Indonesia
mlalui
penyediaan perumahan secara merata,
khususnya bagi kelompok masyarakat
yang berpenghasilan rendah, sangat
rendah, dan kelompok berpenghasilan
informal, maka di perlukan upaya
penyediaanrumah yang layak dan
terjangkau akan tetapi tetap memenuhi
persyaratan kesehatan, keamanan dan
kenyamanan.
Presentasi keluarga yang menghuni
rumah sehat merupakan salah satu
indikator rumah sehat 2010 dan target
Millenium Development Goals(MDGs)
tahun 2015. Target rumah sehat yang
akan di capai dalam indonesia sehat
2010 telah di tentukan sebesar 80% (
Depkes RI,2003). Berdasarkan profil
kesehatan
Indonesia
tahun
2007,presentase rumah sehat indonesia
pada tahun 2007 adalah 50,79%. Jumlah
ini masih dibawah target yang di
tetapkan untuk dicapai pada tahun 2007
yaitu 75% ( Depkes,2008).
Berdasarkan data presentase rumah
sehat yang diperoleh dari profil
2. Metode
Penelitian
ini
merupakan
jenis
penelitian kuantitatif dengan desain
penelitian cross sectional yaitu suatu
Artikel Penelitian
penelitian dimana variabel yang
termasuk kedalam faktor resiko dan
variabel yang termasuk efek diobservasi
secara bersama pada waktu yang sama.
n = Besar sampel
N = Besar populasi
Z21-/2= Standar deviasi normal CI
95% = 1,96
P = Estimasi proporsi populasi 50% =
0,5
d = Tingkat ketepatan absolut yang
dikehendaki 10% = 0,1
n
=
n=
(0,1)(0,1) (
.
.
n = 93 Rumah
3. Hasil
Hasil penelitian didapatkan gambaran
situasi rumah sebagai berikut:
a. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan
Rumah Sehat
Keterangan :
Tabel 1. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Rumah Sehat
di Wilayah Kerja Puskesmas Pekanbaru Kota
Tingkat
Pengetahuan
Rendah
Tinggi
Total
Kriteria Rumah
Rumah
Rumah Tidak Sehat
Sehat
N
%
N
%
34
68
16
32
N
50
%
100
16
37,2
27
62,8
43
100
50
53,8
43
46,2
93
100
Total
OR
(CI
95%)
P
Value
3,586
(1,5218,454)
0,006
sehat.
Analisa
keeratan
hubungan
diperoleh dari nilai OR = (Odds Ratio) =
3,586 (1,521-8,454). Hal ini menunjukkan
bahwa tingkat pengetahuan responden
yang rendah mempengaruhi 3,586 kali
kriteria rumah sehat.
b. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan
Rumah Sehat
Artikel Penelitian
Tabel 2. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Rumah Sehat di Wilayah Kerja Puskesmas
Pekanbaru Kota
Tingkat
Pendidikan
Rendah
Tinggi
Total
Kriteria Rumah
Rumah
Rumah Tidak Sehat
Sehat
N
%
N
%
30
58,9
21
41,1
N
51
%
100
20
47,6
22
52,4
42
100
50
53,8
43
46,2
93
100
Total
OR
(CI
95%)
P
Value
1,571
(0,6903,579)
0,385
Kriteria Rumah
Rumah
Rumah Tidak Sehat
Sehat
N
%
N
%
Tidak
Memenuhi
31
68,9
Syarat
Memenuhi
19
39,6
Syarat
Total
50
53,8
Sumber Data : Olahan 2014
14
31,1
Total
N
45
100
29
60,4
48
100
43
46,2
93
100
OR
(CI
95%)
P
Value
3,380
(1,4367,956)
0,009
Artikel Penelitian
Tabel 4. Hubungan Tempat Pembuangan Kotoran Manusia dengan Rumah
Sehat di Wilayah Kerja Puskesmas Pekanbaru Kota
Tempat
Pembuangan
Kotoran
Manusia
Tidak
Memenuhi
Syarat
Memenuhi
Syarat
Total
Kriteria Rumah
Rumah
Rumah Tidak Sehat
Sehat
N
%
N
%
33
50
100
66
17
34
Total
17
39,5
26
60,5
43
100
50
53,8
43
46,2
93
100
OR
(CI
95%)
P
Value
2,969
(1,2746,920)
0,019
Kriteria Rumah
Rumah
Rumah Tidak Sehat
Sehat
N
%
N
%
37
53
100
69,8
16
30,2
Total
13
32,5
27
67,2
40
100
50
53,8
43
46,2
93
100
OR
(CI
95%)
P
Value
4,803
(1,98411,627)
0,001
Artikel Penelitian
Tabel 6. Hubungan Tempat Pembuangan Air Limbah dengan Rumah Sehat di
Wilayah Kerja Puskesmas Pekanbaru Kota
Tempat
Pembuangan
Sampah
Tidak
Memenuhi
Syarat
Memenuhi
Syarat
Total
Kriteria Rumah
Rumah
Rumah Tidak Sehat
Sehat
N
%
N
%
35
53
100
66
18
34
Total
15
37,5
25
62,5
40
100
50
53,8
43
46,2
93
100
OR
(CI
95%)
P
Value
3,241
(1,3777,629)
0,012
4. Pembahasan
a. Hubungan Tingkat
Pengetahuan
dengan Rumah Sehat
Berdasarkan tabel 1 diatas dapat
disimpulkan bahwa kriteria rumah tidak
sehat banyak terjadi pada tingkat
pengetahuan responden yang rendah
sebesar 34 responden (68%). Hasil uji
statistik dengan Chi Square diperoleh hasil
bahwa P value0,006<lpha (0,05), artinya
ada hubungan yang bermakna antara
tingkat pengetahuan dengan kriteria rumah
sehat.
Analisa
keeratan
hubungan
diperoleh dari nilai OR = (Odds Ratio) =
3,586 (1,521-8,454). Hal ini menunjukkan
bahwa tingkat pengetahuan responden
yang rendah mempengaruhi 3,586 kali
kriteria rumah sehat.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian sebelumnya yang di lakukan
oleh Suryani (2012) mengemukakan
Artikel Penelitian
Penelitian ini tidak sesuai dengan
penelitian yang di lakukan oleh
Suryani(2013)di
Kelurahan
Meranti
Pandak Kecamatan Rumbai Pesisir yang
mengemukakan bahwa terdapat hubungan
yang bermakna antara tingkat pendidikan
dengan rumah sehat dengan OR = 3,284
yang artinya tingkat pendidikan yang
rendah mempunyai resiko 3,284 kali
kriteria rumah sehat.
Dari hasil kuesioner yg dilakukan
maka didapat hasil pada Tabel 4.6 maka
dapat
disimpulkan
bahwa
tingkat
pendidikan tidak berpengaruh besar
terhadap rumah sehat. Karena meskipun
tingkat pendidikan tinggi ada juga warga
yang tidak sempat membersihkan tempat
tinggalnya
dikarenakan
kesibukan
pekerjaan diluar rumah, sedangkan warga
yang berpendidikan rendah justru rajin
membersihkan tempat tinggal karena lebih
banyak waktu di rumah dibandingkan
waktu di luar rumah.
c. Hubungan Penyediaan Air Bersih
dengan Rumah Sehat
Berdasarkan tabel 3. diatas dapat
disimpulkan bahwa kriteria rumah tidak
sehat banyak terjadi pada penyediaan air
bersih yang tidak memenuhi syarat sebesar
68,9%. Hasil uji statistik dengan Chi
Square diperoleh hasil bahwa P
value0,009<lpha (0,05), artinya ada
hubungan
yang
bermakna
antara
penyediaan air bersih dengan kriteria
rumah sehat. Analisa keeratan hubungan
diperoleh dari nilai OR = (Odds Ratio) =
3,380 (1,436-7,956).Hal ini menunjukkan
bahwa penyediaan air bersih yang tidak
memenuhi syarat mempengaruhi 3,380
kali kriteria rumah sehat.
Hasil penelitian ini tidak sesuai
dengan penelitian yang di lakukan oleh
Fajar (2008) di Wilayah Kerja Puskesmas
Cangkringan
Kabupaten
Sleman
menyatakan
bahwa
tidak
terdapat
hubungan antara penyediaan air bersih
dengan rumah sehat dengan p value =
1,000 > alpha 0,05, artinya terdapat
hubungan
yang
bermakna
antara
penyediaan air bersih dengan rumah sehat.
Artikel Penelitian
Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian yang di lakukan oleh
Suryani(2013)di
Kelurahan
Meranti
Pandak Kecamatan Rumbai Pesisir yang
mengemukakan bahwa terdapat hubungan
yang bermakna antara tempat pembuangan
kotoran manusia dengan rumah sehat p=
0,011 ; OR = 3,8 , artinya terdapat
hubungan bermakna antara tempat
pembuangan kotoran manusia dengan
rumah sehat.
Berdasarkan hasil pengamatan dan
wawancara di lapangan dengan responden
di ketahui bahwa rata rata masyarakat di
sana masih menggunakan jamban angsa.
Hal ini sangat berpengaruh terhadap
terciptanya rumah sehatjika dilihat dari
segi kesehatan masyarakat. Menurut
Kemenkes No. 829/Menkes/SK/VII/1999
masalah pembuangan kotoran manusia
merupakan masalah yang pokok untuk
sedini mungkin diatasi karena kotoran
manusia (feses) adalah sumber penyebaran
penyakit yang multikomplek.
e. Hubungan Tempat Pembuangan
Sampah dengan Rumah Sehat
Berdasarkan
tabel
5.
dapat
disimpulkan bahwa kriteria rumah tidak
sehat banyak terjadi pada tempat
pembuangan sampahyang tidak memenuhi
syarat sebesar 69,8%. Hasil uji statistik
dengan Chi Square diperoleh hasil bahwa
P value0,001<lpha (0,05), artinya ada
hubungan yang bermakna antara tempat
pembuangan sampah dengan kriteria
rumah sehat. Analisa keeratan hubungan
diperoleh dari nilai OR = (Odds Ratio) =
4,803 (1,984-11,627).Hal ini menunjukkan
bahwa pembuangan sampah yang tidak
memenuhi syarat mempengaruhi 4,803
kali kriteria rumah sehat.
Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian yang di lakukan oleh Suriyani
(2010) di Kelurahan Meranti Pandak
Kecamatan
Rumbai
Pesisir
mengemukakan bahwa terdapat hubungan
antara tempat pembuangan sampah dengan
rumah sehat (p value = 0,021; OR =
4,128).
Artikel Penelitian
bahan kedap air, tidak merupakan sumber
pencemar(Azrul,2006).
Hasil penelitian ini tidak sesuai
dengan penelitian yang di lakukan oleh
Fajar (2008) menyatakan bahwa tidak
terdapat
hubungan
antara
tempat
pembuangan air limbah dengan rumah
sehat dengan p value = 0,932 > alpha 0,05,
maka H0 gagal di tolak,artinya tidak
terdapat hubungan yang bermakna antara
tempat pembuangan air limbah.
Berdasarkan observasi di lapangan di
ketahui bahwa saluran pembuangan air
limbah responden rata- rata mengalirkan
air kotor ke belakang rumah dengan
menggali berupa selokan untuk bisa di
lalui air kotor, ada juga beberapa rumah
responden yang mengalirkan ke lubang
pembuangan jamban. Pada penelitian ini
menunjukkan bahwa pembuangan air
limbah yang tidak memenuhi syarat
mempengaruhi 4,803 kali kriteria rumah
sehat.
Artikel Penelitian
Anggraeni, A. (2007). Rumah Sehat
Idamanku, Jakarta. PT sunda kelapa
pustaka.
Chandra, B. (2006). Pengantar Kesehatan
Lingkungan, Jakarta. ECG.
Dimas,
Kesehatan
Provinsi
Riau,
(http.//www. Depkes. go. Id/
download/ Profil Riau ub. Pdf. 27
jan 2009).