PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada hakikatnya, usahatani adalah organisasi dari alam, kerja (tenaga kerja) dan
modal
untuk
menghasilkan produk
pertanian.
Dalam
usaha
mempertahankan
1.2 Tujuan
Adapun tujuan disusunnya laporan praktikum Usaha tani ini adalah
1. Untuk mengetahui secara langsung usahatani yang dilakukan oleh petani di dusun
Beru, desa Bumiaji, kota Batu.
2. Untuk mengetahui kegiatan-kegiatan yang diakukan oleh petani di rumah maupun di
lahan.
3. Untuk menganalisa biaya, pendapatan, BEP, B/C Ratio, dan R/C Ratio yang didapat
oleh petani.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari hasil praktikum lapang Usaha tani Pedesaan ini adalah
1. Mahasiswa dapat mengetahui keadaan masyarakat (khususnya masyarakat tani) yang
sebenarnya, baik dari segi pengelolaan usahatani dan tingkat kesejahteraannya.
2. Sebagai langkah awal dalam penelitian, khususnya bagi mahasiswa yang berminat
dalam penelitian usahatani.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Usaha Tani
Usahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempatitu
yang diperlukan untuk produksi pertanian seperti tubuh tanah dan air,perbaikan-perbaikan
yang telah dilakukan atas tanah itu, sinar matahari,bangunan yang didirikan di atas tanah
dsb. Farm, yaitu sebagai sutu tempat atau bagian dari permukaamn bumi dimanapertanian
diselenggarakan oleh seorang petani tertentu apakah ia seorangpemilik, penyakap ataupun
manger yang digaji.Ilmu usahatani (farm management), yaitu bagian dari ilmu ekonomi
pertanianyang mempelajari cara-cara petani menyelenggarakan usahatani.
Ilmu usaha tani
produksi adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh pengusaha untuk dapat diambil
kesimpulan bahwa biaya apa saja yang diperlukan untuk membuat produk, baik barang
maupun jasa. Biaya produksi dapat dibagi menjadi dua, yaitu
1. Biaya eksplisit adalah pengeluaran-pengeluaran nyata dari kas perusahaan untuk
membeli atau menyewa jasa-jasa faktor produksi yang dibutuhkan dalam berproduksi.
Contoh: biaya tenaga kerja, sewa gedung, dll.
2. Biaya implicit adalah biaya yang tidak terlihat. Biaya implicit ini tidak dikeluarkan
langsung dari kas perusahaan. Biaya implicit diperhitungkan dari faktor-faktor
produksi yang dimiliki sendiri oleh perusahaan. Contoh: Penggunaan gedung milik
perusahaan sendiri.
Biaya produksi tidak dapat dipisahkan dari proses produksi sebab biaya produksi
merupakan masukan atau input dikalikan dengan harganya. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa ongkos produksi adalah semua pengeluaran atau semua beban yang
harus ditanggung oleh perusahaan untuk menghasilkan suatu jenis barang atau jasa yang
siap untuk dipakai konsumen. Karena fokus kajian kita adalah pada beban yang harus
ditanggung oleh perusahaan, maka pengertian tentang biaya tersebut dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu biaya swasta (private cost) dan biaya sosial (social cost). Pembedaan
biaya ini ada hubungannya dengan penggolongan biaya menjadi internal (private) dan
eksternal (social). Dalam pengertian biaya produksi seharusnya mencakup biaya internal
dan eksternal. Kalau dalam teori produksi dikenal adanya periode produksi jangka
pendek dan jangka panjang, maka dalam teori biaya produksi juga mengenal biaya
produksi jangka pendek dan biaya produksi jangka panjang. Biaya produksi jangka
pendek meliputi biaya tetap (fixed cost) dan biaya berubah (variable cost).
Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menghasilkan
sejumlah output tertentu, yang mana biaya tersebut besarnya tetap tidak tergantung dari
output yang dihasilkan. Biaya seperti ini biasa disebut dengan biaya overhead atau biaya
yang tidak dapat dihindari (unavoidable cost). Sedangkan dalam produksi jangka
panjang, semua biaya adalah biaya berubah. Biaya berubah adalah biaya yang besarnya
berubah-ubah tergantung dari sedikit banyaknya jumlah output yang dihasilkan. Biaya
ini sendiri disebut dengan biaya langsung atau biaya yang dapat dihindari (avoidable
cost).
Kalau dalam jangka pendek ada faktor produksi tetap dan faktor produksi
berubah, maka dengan sendirinya biaya produksi yang ditimbulkan oleh proses produksi
juga menyangkut biaya tetap dan biaya variabel. Yang dimaksud biaya tetap adalah biaya
yang jumlahnya tidak tergantung dari banyak sedikitnya jumlah output. Bahkan bila
untuk sementara produksi dihentikan, biaya tetap ini harus tetap dikeluarkan dalam
jumlah yang sama. Yang termasuk dalam biaya tetap ini misalnya gaji tenaga
administrasi, penyusutan mesin, penyusutan gedung dan peralatan lain, sewa tanah, sewa
kantor dan sewa gudang. Dalam jangka panjang biaya tetap ini akan mengalami
perubahan. Biaya variabel merupakan biaya yang besarnya berubah-ubah tergantung dari
banyak sedikitnya output yang dihasilkan. Semakin besar jumlah output semakin besar
pula biaya variabel yang harus dikeluarkan. Yang termasuk dalam biaya variabel ini
adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, bahan bakar, listrik dsb. Biaya
tetap dan biaya variabel ini jika dijumlahkan hasilnya merupakan biaya total. Jika
digambarkan dalam kurva, maka pola biaya tetap total (TFC), biaya variabel total (TVC)
dan biaya total (TC) dapat dilihat sebagai berikut:
2.3 Pengertian Penerimaan dan Pendapatan
Penerimaan usahatani adalah perkalian antara jumlah produksi yang diperoleh
dengan harga produksi. Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan
seluruh biaya yang dikeluarkan dalam sekali periode. (Suratiyah, 2006).
Menurut Suratiyah (2006) pendapatan dan biaya usahatani ini dipengaruhi oleh
faktor internal dan eksternal. Faktor eksternal terdiri dari umur petani, pendidikan,
pengetahuan, pengalaman, keterampilan, jumlah tenaga kerja, luas lahan dan modal.
Faktor eksternal berupa harga dan ketersedian sarana produksi. Ketersedian sarana
produksi dan harga tidak dapat dikuasai oleh petani sebagai individu meskipun dana
tersedia. Bila salah satu sarana produksi tidak tersedia maka petani akan mengurangi
penggunaan
misalnya harga pupuk sangat tinggi bahkan tidak terjangkau akan mempengaruhi biaya
dan pendapatan.
Untuk menganalisa imbangan penerimaan dan biaya, metode yang digunakan
adalah Return Cost Ratio (R/C), R/C bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan dari
suatu kegiatan cabang usahatani berdasarkan perhitungan finansial. Analisa ini akan
menguji seberapa jauh setiap nilai rupiah biaya yang dipakai dalam kegiatan cabang
usahatani
yang
bersangkutan
dapat
memberikan
sejumlah
penerimaan
Jika R/C Ratio > 1, maka usahatani yang dijalankan mengalami keuntungan atau
layak untuk dikembangkan. Jika R/C Ratio < 1, maka usahatani tersebut mengalami
kerugian atau tidak layak untuk dikembangkan, sedangkan bila R/C Ratio = 1, maka
cabang usahatani ini tidak rugi dan juga tidak untung (Soekartawi, 1995).
Break Even point atau BEP adalah suatu analisis untuk menentukan dan mencari
jumlah barang atau jasa yang harus dijual kepada konsumen pada harga tertentu untuk
menutupi biaya-biaya yang timbul serta mendapatkan keuntungan / profit.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Wawancara Responden
Berikut ini adalah kegiatan kami selama berada di kediaman Bapak Suwi untuk
survey rumah tangga petani di Desa Beru, Bumiaji.
Waktu
11.15
Kegiatan
Sampai di kediaman Bapak Suwi
11.40 12.10
Sholat
12.10 12.30
Makan siang
12.30 13.20
Istirahat
13.20 15.15
15.15 16.30
16.30 malam
Kegiatan pribadi
: Arief Alfianto
2. Umur
: 31 tahun
3. Pendidikan
: SMP
4. Pekerjaan Utama
: Petani
5. Pekerjaan Sampingan
:-
: 3 orang
No.
Nama
Hub dgn
Pendidi-
Umur
KK
kan
Pekerjaan
Utama
Samp
Ket
ingan
1.
31 tahun
SMA
Ibu
rumah
tangga
2.
Zulkifli
Anak
9 tahun
SD
siswa
2 tahun
kandung
3.
Iktisa
Amila Anak
Asta
kandung
PERINCIAN
SATUAN
NILAI (RP)
Modal
Rp.6.000.000,-
8000
400.000
Jumlah Pengeluaran
1
Arang sekam
50 karung
Sewa lahan
1000m2
Pupuk
Kandang
Hidro
komplek
670.000
25 karung
10.000
250.000
60 kg
7.500
450.000
Pestisida
Organik
200.000
Anorganik
400.000
Peralatan
gunting
Total pengeluaran
3.750
22.500
2.392.500
Total (a)
5. Biaya Tenaga Kerja
Pengolahan tanah
: 1 orang
100.000
Penanaman
: 1 orang
25.000
Pemupukan
: 1 orang
25.000
Pemeliharaan
: 1 orang
25.000
Pemberantasan HPT
:1 orang
25.000
Panen
:1 orang
25.000
225,000
kualitas
jumlah
Harga satuan
harga
Kualitas super
5000
200
1,000,000
Kualitas baik
5000
175
875,000
Kualitas sedang
5000
165
825,000
35.000
150
5,250,000
total
7,950,000
Total (b)
Penerimaan
Total Biaya
7,950,000
2,392,500 + 225,000
Jumlah
Pendapatan
2,617,500
5,332,500
Kegiatan
Laki-laki
Pembibitan/persemaian
Perempuan
Bersama
panen
Menanam
Pemeliharaan
Menyiang
Memupuk
Menyemprot
menyiram/irigasi
Panen
Pasca panen
Kendala
Kendala Produksi
Manajemen Kendala
Selama ini Bapak Arief menerapkan
Pengadaan modal
Pengadaan bibit
Ketergantungan tanaman
krisan,
terhadap musim
merupakan
Kerusakan tanaman
hama
karena
Pak
kelembagaan
kelembagaan
Arief
daya
ini
yang
menggunakan
2.
3.
Kendala Sosial
Persaingan
lain
masing bidang.
Kendala Pemasaran
Kurangnya pengetahuan
sebagai
media
komunikasi
internet
Hubungan dengan
penyuluh
konsumen
menerapkan
lapang.
rasa
Pak
dan
Arief
saling
percaya
kepada konsumen.
Kegiatan
Waktu
Jumlah Jam
Keterangan
1.
Bangun Tidur
05.00
Bangun tidur
2.
Kesibukan dirumah
05.00-06.30
1,5 Jam
Untuk
satu
bangun
1,5
tidur,
menyempatkan
membantu
jam
setelah
Pak
Arief
diri
untuk
beres-beres
dan
Persiapan ke lahan
06.30-07.00
0,5 Jam
4.
Perawatan perakaran
07.00-09.00
2 Jam
5.
Pemotongan pucuk
09.00-11.00
2 Jam
Setelah
melakukan
perawatan
akar.
Pak
Arif
melakukan
pemotongan pucuk.
6.
Penyiraman kebun
11.00-12.00
1 Jam
7.
Istirahat
12.00-15.00
3 Jam
8.
Penanaman
hasil 15.00-17.00
2 Jam
pemotongan
9.
4 Jam
bersama keluarga
bersama
keluarga.
21.00-05.00
24 Jam
Penyakit yang pernah diderita anggota keluarga 1 tahun terakhir : Pak Arif
mengalani Gejala Typus
3.2
Makan
30%
Pakaian
5%
Perumahan
10%
Sekolah
15%
Modal Usaha
30%
Tabungan
5%
Lainnya
5%
tertentu sehingga gajinya dibayar harian. Per harinya, tenaga kerja dalam usaha tani
Pak Arief di bayar Rp 25.000,00. Sehingga untuk alokasi tenaga kerja Pak Arief
mengeluarkan biaya sebanyak Rp 225.000,00.
Dari hasil penjualan, Pak Arief menerima total penerimaan Rp 7.950.000,00
dengan rincian pendapatan seperti pada tabel. Dari akumulasi total penerimaan dan
total biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi, Pak Arief menerima pendapatan
sejumlah RP 5.332.500,00.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil wawancara kami dengan narasumber petani krisan Pak Arif, kami
mengetahui bahwa dalam usahatani krisan, dibutuhkan perawatan yang berbeda dibandingkan
dengan usahatani sayur mayur semusim. Diperlukan perawatan seperti penanaman,
pemupukan, pengolahan lahan, pemberantasan HPT dan panen. Dalam mengelola
usahataninya, Pak arif dibantu satu orang tenaga kerjanya yang diberi upah sebesar Rp
25.000. total penerimaan yang diterima oleh Pak Arif dari berusahatani bunga krisan ialah
sebesar Rp 7.950.000 .
4.2 Saran
Di desa Bumiaji, petani krisan terutama pak Arif kurang mendapatkan akses dalam
mengetahui keadaan pasar. Sehingga, pak Arif harus mencari informasi sendiri. Selain itu,
kurang adanya gerakan dari kelompk tani untuk saling mendukung dalam pemasaran hasil
panen krisan. Sehingga hasil panen dijual secara individualis. Maka, kami mahasiswa jurusan
agribisnis, diminta untuk memberikan pengetahuan terbaru seperti pemasaran dan ilmu lain
mengenai agribisnis. Diskusi antara mahasiswa dan petani diharapkan dapat meningkatkan
keakraban dan kemajuan yang nyata pada petani di bumiaji.
LAMPIRAN
Tempat pembibitan krisan
Tempat perakaran
Anggota Kelompok:
Maren Rose Kamaratih
115040100111033
Imas Minarsih
115040101111137
Mulyani
115040101111176
115040101111191
Anindya H.P
115040101111197
Kelas A
Nama Asisten:
1. Ary Romadhona
2. Hania Fildzah
Kalender musim
bulan
Komo-
ditas
musim
KRISAN
PETA
10
11
12