Anda di halaman 1dari 16

RESUME DISLOKASI, MEKANISME PENGUATAN, DAN

DIAGRAM FASA

Disusun Oleh :
Maghfur Umuluddin (3210141002)
Afif Nur Ayu S (3210141006)
Adirhesa Hermawan (3210141010)
Karina Putri Nurma Gumpita (3210141020)
Ainun Fitra Darmawan (3210141027)

PROGRAM STUDI SISTEM PEMBANGKITAN ENERGI


DEPARTEMEN MEKANIKA DAN ENERGI
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA
2014/2015

7.1.
Dislokasi dan deformasi plastis
Pada saat terjadinya deformasi plastis maka melibatkan pergerakan sejumlah
besar dislokasi ,
Contoh pergerakan dislokasi garis bisa dilihat pada gambar 7.1.

Proses dimana deformasi plastis terjadi karena gerakan dislokasi disebut slip.
Bidangnya disebut bidang slip.
Gerakan dislokasi bisa digambarkan seperti gerakan seekor ulat ( gb. 7.3 ).

Secara makroskopis deformasi plastis karena gerakan dislokasi garis diperlihat


kan pada gambar 7.2 dan karena gerakan dislokasi ulir / sekrup diperlihatkan
pada gambar 7.2 b.

Dislokasi terbentuk pada saat pembekuan material, selama proses deformasi


plastis dan karena tegangan termal pada proses pendinginan cepat
Kerapatan dislokasi ; adalah total panjang dislokasi per satuan volume .
satuan : mm dislokasi /mm
logam, : kerapatan 10 / mm
metal terdeformasi berat : kerapatan 10 10 /mm
Asyari D. Yunus - Struktur dan Sifat Material
Universitas Darma Persada - Jakarta
35
KARAKTERISTIK DISLOKASI
Beberapa karakteristik dislokasi berpengaruh kepada sifat mekanik
material . Termasuk medan regangan yang berada disekitar dislokasi yang akan
menentukan mobilitas dislokasi dan kemampuan untuk bertambah .
Jika logam mengalami deformasi , 5% energi deformasi tetap berada pada
material , sisanya menjadi panas. Sebagian besar energi yang disimpan tersebut
berupa energi pegangan dan berada disekitar dislokasi . Energi regangan berupa
:tekan , tarik dan geser ( gb. 7.4 ).

Energi regangan disekitar dislokasi bisa berinteraksi dengan dislokasi tetangga


berupa tarik-menarik atau tolak menolak dan sebaliknya. Ilustrasinya
diperlihatkan pada gambar 7.5.
SISTEM SLIP
Gerakan dislokasi pada suatu bahan tidak sama kesetiap arah , ada
bidang yang disukai (prefer plane) untuk terjadi gerakan dislokasi . Bidang ini
disebut bidang slip . Sedangkan arah gerakan disebut arah slip. Gabungan dari
keduanya disebut sistem slip.

Slip sistems : { 111 } <110>


bidang : 111
arah : 110
Dari gambar : slip terjadi pada arah < 110 > didalam bidang
{ 111 }.

SLIP PADA KRISTAL TUNGGAL


Walaupun tegangan yang diberikan ke bahan murni tarik (atau tekan ),
komponen geser tetap timbul tetapi paralel atau tegak lurus terhadap arah stress.
Hal ini disebut tegangan geser putus (resolved shear stress). Tegangan geser ini
bergantung pada tegangan yang diberikan, dan orientasi bidang slip serta arah
slip.
R
= COS

COS

R
= tegangan geser putus

=
sudut antara normal bidang slip
dengan arah gaya
=
sudut antara arah slip dan arah gaya
= tegangan yang diberikan

Pada logam kristal tunggal mempunyai sejumlah sistem slip yang berbeda.
Tegangan geser putus besarnya akan berbeda pada setiap sistem slip karena
besar dan j uga berbeda. Tapi ada satu bidang yang lebih disukai untuk
terjadinya slip, biasanya pada bidang yang r paling besar atau disebut juga
r(max)

R(max) = (cos cos max


Karena tegangan tarik atau tekan maka slip pada kristal tunggal dimulai pada
bidang yang mempunyai r ( max ) .
TEGANGAN GESER PUTUS KRITIS, CRSS
Adalah minimum tegangan geser yang diperlukan untuk mulai terjadinya slip.
Pada sifat mekanik material titik dimana luluh mulai terjadi.
Titik luluh terjadi bila R ( MAX ) =CRSS

Minimum tegangan untuk terjadinya luluh adalah jika =


=
45 sehingga, Y =
2 CRSS
DEFORMASI PLASTIS BAHAN POLIKRISTAL
Deformasi dan slip pada bahan polikristal lebih kompleks. Polikristal terdiri
dari banyak butiran ( grain ) yang arah slip berbeda satu sama lain. Gerakan
dislokasi pada satu butir terjadi pada bidang yang lebih disukai (r max).
Deformasi plastis secara keseluruhan terjadi pada masing masing butiran,
namun butiran tidak robek atau terbuka, namun tetap utuh, hanya bentuk butir
yang berubah.
(coscos)max

7.2.
Mekanis penguatan material
Spesies utama yang bertanggung jawab untuk bekerja pengerasan adalah dislokasi. Dislokasi
berinteraksi satu sama lain dengan menghasilkan medan tegangan dalam materi. Interaksi
antara medan tegangan dislokasi dislokasi dapat menghambat gerak oleh menjijikkan atau
interaksi menarik. Selain itu, jika dua dislokasi lintas, garis dislokasi belitan terjadi,
menyebabkan pembentukan jogging yang menentang pergerakan dislokasi. Jog keterbelitan
ini dan bertindak sebagai poin menjepit, yang menentang gerak dislokasi. Sebagai proses
kedua lebih mungkin terjadi ketika lebih dislokasi hadir, ada korelasi antara kerapatan
dislokasi dan kekuatan luluh,
di mana G adalah modulus geser, b adalah vektor Burgers, dan adalah kerapatan dislokasi.
Meningkatkan kerapatan dislokasi meningkatkan kekuatan luluh yang menghasilkan
tegangan geser yang lebih tinggi diperlukan untuk memindahkan dislokasi. Proses ini mudah
diamati saat bekerja suatu material. Secara teoritis, kekuatan dari suatu material tanpa
dislokasi akan sangat tinggi ( = G / 2) karena deformasi plastis akan memerlukan pemecahan
banyak ikatan secara bersamaan. Namun, pada nilai-nilai kerapatan dislokasi moderat sekitar
10 7 -10 9 dislokasi / m 2, material akan memperlihatkan jauh lebih rendah kekuatan
mekanik. Analog, lebih mudah untuk memindahkan karpet karet di permukaan dengan
menyebarkan beriak kecil daripada dengan menyeret seluruh karpet. Pada kepadatan
dislokasi 10 14 dislokasi / m 2 atau lebih tinggi, kekuatan bahan menjadi tinggi sekali lagi.
Perlu dicatat bahwa kerapatan dislokasi tidak bisa jauh tinggi karena materi maka akan
kehilangan struktur kristal.

Gambar 1: Ini adalah skema menggambarkan bagaimana kisi tegang dengan penambahan zat
terlarut substitusi dan interstisial. Perhatikan ketegangan dalam kisi bahwa atom terlarut
penyebabnya. Interstisial terlarut dapat karbon dalam besi misalnya. Atom karbon dalam situs
interstisial kisi menciptakan lapangan stres yang menghambat gerakan dislokasi.
1. strain hardening
Strain hardening (pengerasan regangan) adalah penguatan logam untuk deformasi plastik
(perubahan bentuk secara permanen atau tidak dapat kembali seperti semula). Penguatan ini
terjadi karena dislokasi gerakan dalam struktur kristal dari material. Deformasi bahan
disebabkan oleh slip (pergeseran) pada bidang kristal tertentu. Jika gaya yang menyebabkan
slip ditentukan dengan pengandaian bahwa seluruh atom pada bidang slip kristal serempak
bergeser, maka gaya tersebut akan besar sekali. Dalam kristal terdapat cacat kisi yang
dinamakan dislokasi. Dengan pergerakan dislokasi pada bidang slip yang menyebabkan
deformasi dengan memerlukan tegangan yang sangat kecil.
Kalau kristal dipotong menjadi pelat tipis dan dipoles secara elektrolisa, maka akan
terlihat di bawah mikroskop elektron, sejumlah cacat yang disebut dislokasi. Dislokasi
merupakan cacat kisi yang menentukan kekuatan bahan berkristal. Karena adanya tegangan
dari luars, dislokasi akan bergerak kepermukaan luar, sehingga terjadi deformasi. Selama
bergerak dislokasi bereaksi satu sama lain. Hasil reaksi ada yang mudah bergerak dan ada
yang sulit bergerak. Yang sulit bergerak berfungsi sebagai sumber dislokasi baru (multiplikasi
dislokasi). Sehingga kerapatan dislokasi semakin tinggi. Semakin tinggi kerapatan dislokasi,
maka semakin sulit dislokasi bergerak sehingga kekuatan logam akan naik.
Strain hardening (pengerasan regangan) terjadi selama pengujian tarik. Pada proses uji
tarik regangan akan bertambah sehingga kekuatan tarik, kekuatan mulur dan kekerasannya
akan meningkat pula sedangkan massa jenis dan hantaran listriknya menurun. Hal ini juga
mengakibatkan menurunnya keuletan.
Kristal logam mempunyai kekhasan dalam keliatan yang lebih besar dan pengerasan yang
luar biasa. Sebagai contoh, kekuatan mulur baja lunak sekitar 180 MPa dan dapat
ditingkatkan sampai kira kira 900 MPa oleh pengerasan regangan (Surdia Tata : 1984).
Inilah yang melatarbelakangi mengapa mekanisme pengerasan logam merupakan sesuatu
yang berguna.
Tegangan di daerah elastis sampai sekitar titik mulur didapat dengan jalan membagi
beban oleh luas penampang asal batang uji, biasanya dipakai pada perencanaan mesin
mesin. Tegangan ini dinamakan tegangan teknis atau tegangan nominal. Ketika deformasi
bertambah, maka luas penampang batang uji menjadi lebih kecil sehingga tegangan dapat
dinyatakan dalam tegangan sebenarnya. Kekuatan tarik atau kekuatan maksimum yang
dinyatakan dalam tegangan teknis atau tegangan nominal sering dipakai dalam bidang
teknik,yaitu tegangan dalam ordinat fasa gambar 1.2 dinyatakan dalam tegangan nominal.
Kalau tegangan dinyatakan dalam tegangan sebenarnya dan regangan dalam regangan
sebenarnya
= ln ( l / lo )
dan dengan regangan teknik

= ln ( 1 + )
Hubungan antara tegangan sebenarnya dan regangan sebenarnya didekati oleh persamaan
= K n
dengan
n = eksponen pengerasan regangan (sebagai ukuran pengerasan)
1 = koefisien kekuatan
K = konstanta
n = konstanta
Gambar 1.2
K dan n adalah konstanta yang ditentukan oleh jenis bahan dan keadaan deformasi tertentu.
Gambar diatas menyatakan perbandingan antara kurva tegangan regangan teknis dan kurva
tegangan regangan sebenarnya. Dan persamaannya dapat dirumuskan
log = log K + n
Jadi kalau tegangan sebenarnya dan tegangan sebenarnya diplot pada kertas grafik
logaritma, daerah deformasi plastis merupakan garis lurus, sedangkan gradiennya merupakan
harga n. Kalau keadaan deformasi tertentu diperhitungkan, regangan sebenarnya sama dengan
perubahan regangan memanjang dan melintang, atau regangan dari tarikan dan tekanan.
Selanjutnya regangan neck pada permulaan pengecilan setempat dari pengujian tarik sama
dengan harga n.
Pada daerah elastic bahan mengikuti Hukum Hook ( E = / ). Kemudian setelah
melewati titik luluh Y akan mengalami deformasi plastis. Seperti yang telah dijelaskan,
deformasi berlanjut jika tegangan bertambah sehingga K lebih besar dari Y dan n lebih dari 0.
Flow curve biasanya dinyatakan dalam sebagai fungsi linier dengan sumbu logaritma.
2. grain boundaries
Dalam polikristalin logam, ukuran butir mempunyai pengaruh yang sangat besar pada sifat
mekanik. Karena biji-bijian biasanya memiliki orientasi kristalografi yang berbeda-beda,
batas butir muncul. Sementara yang mengalami deformasi, slip gerakan akan terjadi. Batas
butir bertindak sebagai penghambat gerakan dislokasi untuk dua alasan berikut:
1. Dislokasi harus mengubah arah gerak karena orientasi yang berbeda butir.
2. Diskontinuitas slip pesawat dari butir 1 sampai butir 2.
Tegangan yang diperlukan untuk memindahkan sebuah dislokasi dari satu butir lain untuk
terdeformasi plastis bahan tergantung pada ukuran butir. Jumlah rata-rata per butir dislokasi
berkurang dengan rata-rata ukuran butir (lihat Gambar 3). Jumlah yang lebih rendah dislokasi
per butir hasil dislokasi yang lebih rendah tekanan membangun pada batas butir. Hal ini
membuat lebih sulit bagi dislokasi untuk pindah ke butir berdekatan. Hubungan ini adalah
Hall-Petch Hubungan dan dapat matematis di mana k adalah konstanta, d adalah diameter
butir rata-rata dan y, 0 adalah hasil asli stres.
Kenyataan bahwa kekuatan luluh meningkat dengan penurunan ukuran butir tersebut
dibarengi dengan peringatan bahwa ukuran butir tidak dapat berkurang jauh. Sebagai ukuran
butir menurun, lebih bebas dihasilkan volume kisi mengakibatkan ketidakcocokan. Namun,

di bawah ini kira-kira 10 nm, batas butir akan cenderung slide instead; sebuah fenomena yang
dikenal sebagai butir-batas geser. Jika ukuran butir terlalu kecil, menjadi lebih sulit untuk
sesuai dengan dislokasi dalam gandum dan stres diperlukan untuk memindahkan mereka
kurang. Tidak mungkin untuk memproduksi bahan-bahan dengan ukuran butir di bawah 10
nm sampai baru
baru ini, sehingga penemuan bahwa kekuatan berkurang di bawah ukuran butir kritis masih
menarik.
3. solid solution
Untuk memperkuat mekanisme ini, terlarut atom dari satu elemen yang ditambahkan ke yang
lain, sehingga baik substitusi atau interstisial cacat titik dalam kristal (lihat Gambar 1). Atom
terlarut kisi menyebabkan dislokasi distorsi yang menghalangi gerak, meningkatkan tegangan
luluh bahan. Terlarut atom memiliki ladang di sekitar mereka stres yang dapat berinteraksi
dengan orang-orang dislokasi. Kehadiran atom terlarut menanamkan tegangan tekan atau
tarik ke kisi, tergantung pada ukuran zat terlarut, yang mengganggu dengan dislokasi dekat,
yang menyebabkan atom terlarut bertindak sebagai hambatan potensial dislokasi propagasi
dan / atau perkalian.
Tegangan geser yang diperlukan untuk bergerak dislokasi dalam suatu material adalah:
di mana c adalah konsentrasi zat terlarut dan adalah regangan pada bahan yang disebabkan
oleh zat terlarut.
Meningkatkan konsentrasi atom terlarut akan meningkatkan kekuatan luluh material, namun
ada batasan untuk jumlah zat terlarut yang dapat ditambahkan, dan satu harus melihat pada
diagram fase untuk material dan paduan untuk memastikan bahwa fase kedua tidak
diciptakan.
Secara umum, penguatan larutan padat tergantung pada konsentrasi zat terlarut atom,
modulus geser terlarut atom, ukuran atom terlarut, valensi atom terlarut (untuk bahan ionik),
dan simetri stres terlarut lapangan. Perhatikan bahwa besarnya penguatan yang lebih tinggi
untuk non-simetris bidang stres karena zat terlarut ini dapat berinteraksi dengan kedua tepi
dan dislokasi ulir sedangkan medan tegangan simetris, yang hanya menyebabkan perubahan
volume dan bentuk tidak berubah, hanya dapat berinteraksi dengan dislokasi sisi.
Recovery, Recrystallization, and Grain Growth
1. Recovery
Pada Fase Recovery ini terjadi pada awal pemanasan kembali dan dengan temperatur
pemanasan yang rendah (A low-temperature annealing heat treatment), hal ini bertujuan
untuk mengurangi tegangan dalam yang terjadi selama deformasi dan pada tahapan ini belum
terjadi perubahan sifat mekanik maupun struktur mikro.
2. Recrystallization
Pada fase rekristalisasi ini dilakukan pemanasan kembali dengan temperatur pemanasan yang
lebih tinggi (A medium-temperature annealing heat treatment), hal ini bertujuan untuk
mengeliminasi semua akibat dari pengerasan regangan yang terjadi (strain hardening) selama

pengerjaan dingin. Rekristalisasi terjadi melalui tahapan nucleaction (pengintian)


dan growth (pertumbuhan).
3. Grain growth
Pertumbuhan dari batas butir dengan proses difusi yang bertujuan untuk mengurangi jumlah
dari Area Batas Butir.

BAB 9

Diagram Fasa
Diagram Fasa adalah diagram yang menampilkan hubungan antara temperatur dimana terjadi
perubahan fasa selama proses pendinginan dan pemanasan yang lambat dengan kadar karbon.
Tidak seperti struktur logam murni yang hanya dipengaruhi oleh suhu, sedangkan struktur
paduan dipengaruhi oleh suhu dan komposisi. Pada kesetimbangan, struktur paduan ini dapat
digambarkan dalam suatu diagram yang disebut diagram fasa (diagram kesetimbangan)
dengan parameter suhu (T) versus komposisi (mol atau fraksi mol). (Fase dapat didefinisikan
sebagai bagian dari bahan yang memiliki struktur atau komposisi yang berbeda dari bagian
lainnya). Diagram fasa khususnya untuk ilmu logam merupakan suatu pemetaan dari kondisi
logam atau paduan dengan dua variabel utama umumnya ( Konsentrasi dan temperatur).
Diagram fasa secara umum dipakai ada 3 jenis :
1.

Diagram fasa tunggal/Uner ( 1 komponen/Komposisi sama dengan Paduan )

2.

Diagram fasa Biner ( 2 komponen unsur dan temperatur)

3.

Diagram fasa Terner ( 3 komponen unsur dan temperatur)


Diagram fasa tunggal memiliki komposisi yang sama dengan paduan, misalnya timbale dan
timah. Diagram fasa biner misalnya paduan kuningan ( Cu-Zn), (Cu-Ni) dll. Diagram fasa
terner misalnya paduan stainless steel (Fe-Cr-Ni) dll. Diagram pendinginan merupakan
diagram yang memetakan kondisi struktur mikro apa yang anda akan dapatkan melalui dua
variabel utama yaitu ( Temperatur dan waktu) disebut juga diagram TTT atau juga dua
variabel utama yaitu (temperatur dan cooling rater) disebut juga diagram CCT. Diagram ini
berguna untuk mendapatkan sifat mekanik tertentu dan mikrostruktur tertentu, Fasa bainit
misalnya pada baja hanya terdapat pada diagram TTT bukan diagram isothermal Fe-Fe3C.
Kegunaan Diagram Fasa adalah dapat memberikan informasi tentang struktur dan komposisi
fase-fase dalam kesetimbangan. Diagram fasa digunakan oleh ahli geologi, ahli kimia,
ceramists, metallurgists dan ilmuwan lain untuk mengatur dan meringkas eksperimental dan
data pengamatan serta dapat digunakan untuk membuat prediksi tentang proses-proses yang
melibatkan reaksi kimia antara fase.

Gambar 1.1 Perkiraan diagram fasa kesetimbangan tekanan dan suhu untuk air
murni.

Hukum Fasa Gibbs (Gibbs Phase Rule)


J.W. Gibbs (1839-1903) menurunkan suatu persamaan yang mampu menghitung
jumlah fasa yang ada dalam kesetimbangan pada suatu sistem yang ditentukan/dipilih.
P+F=C+2
dengan : P : jumlah fasa yang ada pada sistem terpilih
F : derajat kebebasan (jumlah variable (tekanan, suhu, komposisi) yang dapatt
diiubah bebas ttanpa mengubah jjumllah ffasa dallam kesettiimbangan.
C : jumlah komponen dalam sistem (suatu elemen, campuran atau larutan/cairan)

SOLUBILITY LIMIT
Hubungan kelarutan dan suhu untuk beberapa jenis garam.Kelarutan atau solubilitas adalah
kemampuan
suatu zat
kimia tertentu, zat
terlarut (solute),
untuk
larut
dalam
suatupelarut (solvent). Kelarutan dinyatakan dalam jumlah maksimum zat terlarut yang larut
dalam suatu pelarut pada kesetimbangan. Larutan hasil disebut larutan jenuh. Zat-zat tertentu
dapat larut dengan perbandingan apapun terhadap suatu pelarut. Contohnya adalah etanol di
dalam air.

Gbr. Kelarutan dari Gula(C12H22O11) di dalam air (sirup).

FASA
Sering istilah fasa diidentikkan dengan wujud atau keadaan suatu materi, misalnya
es berwujud padat, air berwujud cair atau uap air yang berwujud gas. Konsep ini tidak
benar karena sistem padatan dan sistem cairan dapat terdiri dari beberapa fasa. Sedangkan
gas cenderung bercampur sempurna sehingga dalam sistem gas hanyaterdapat satu fasa. Fasa
dapat didefinisikan sebagai setiap bagian sistem yang :
a. homogen dan dipisahkan oleh batas yang jelas
b. sifat fisik dan sifat kimia berbeda dari bagian sistem lain
c. dapat dipisahkan secara mekanik dari bagian lain sistem itu
Contoh :
- sistem satu fasa : Dua cairan yang bercampur homogen
- sistem 2 fasa : cairan polar (misal air) dan non polar (misal :minyak) sistem belerang padat
(monoklin dan rombik)
- sistem 3 fasa : es, uap air dan air
SISTEM SATU KOMPONEN

Untuk sistem 1 komponen aturan fasa berubah menjadi


Karena fasa tidak mungkin = 0, maka derajat kebebasan maksimum adalah 2
artinya sistem 1 komponen paling banyak memiliki 2 variabel intensif untuk
menyatakan keadaan sistem yaitu P (tekanan) dan T (suhu). Diagram fasa
adalah diagram yang menggambarkan keadaan sistem (komponen dan fasa)
yang dinyatakan dalam 2 dimensi. Dalam diagram ini tergambar sifat- sifat zat
seperti titik didih, titik leleh, titik tripel. Sebagai contoh adalah diagram fasa 1
komponen adalah diagram fasa air. Diagram ini menggambarkan hubungan
antara tekanan dan suhu pada sistem 1 komponen air. Titik tripel
memperlihatkan suhu dimana air mempunyai 3 fasa yaitu padat, cair dan gas.

SISTEM DUA KOMPONEN


Diagram fase dengan lebih dari dua dimensi dapat dibuat yang menunjukkan
efek
lebih dari dua variabel pada fase suatu zat. Diagram fasa dapat menggunakan
variabel lain di
samping atau sebagai pengganti dari suhu, tekanan dan komposisi, misalnya
kekuatan listrik
yang diterapkan atau medan magnet dan mereka juga dapat melibatkan bahanbahan yang
mengambil lebih dari sekadar tiga negara dari materi. Satu jenis plot diagram
fase temperatur
terhadap konsentrasi
disebut diagram fase

relatif

dari

dua

zat

dalam

biner

campuran

yang

biner,

Eutektik biner diagram fase menjelaskan perilaku kimia dua tidak bercampur
(unmixable) kristal dari yang benar-benar bercampur (mixable) meleleh, seperti olivin dan
pyroxene, atau pyroxene dan Ca plagioclase. Tipe lain dari diagram fasa biner
adalah diagram titik didih campuran dari dua komponen, yaitu senyawa kimia. Selama dua
khusus volatile komponen pada tekanan tertentu seperti tekanan atmosfer, diagram titik didih
menunjukkan apa uap(gas) komposisi berada dalam kesetimbangan dengan komposisi cairan
yang diberikan tergantung pada suhu. Dalam biner khas titik didih diagram suhu diplot pada
sumbu vertikal dan campuran komposisi pada sumbu horizontal.
Reaksi Eutektik dapat disebut juga dengan Reaksi Invarian. Reaksi ini memiliki
jumlah fasa maksimum adalah tiga, dimana terdapat secara bersamaan dalam kondisi
kesetimbangan pada sistem biner yang melibatkan larutan cairan. Reaksi Invarian Kedua
disebut dengan Peritektik. Bentuk Generik dari Reaksi Peritektik adalah :
Arah panah pada persamaan di atas menyatakan bahwa terdapat 2 proses yang dapat
digunakan, yaitu pendinginan dan pemanasan. Reaksi Invarian Ketiga adalah Reaksi
Eutektoid. Reaksi ini melibatkan larutan padat.
Seperti halnya penjelasan pada Reaksi Peritektik, persamaan diatas menyatakan bahwa
terdapat 2 proses yang dapat digunakan, yaitu pemanasan dan pendinginan. Reaksi Invarian
lainnya dapat dikelompokkan menjadi beberapa macam, yaitu :
Monotektik
Peritektoid
Sintektik
Ketika satu fase padat berubah menjadi dua fasa padat selama pemanasan, disebut eutektoid.
Lain halnya dengan eutektoid, Peritectoid merupakan suatu titik di mana dua fasa padat
bergabung menjadi satu fase padat selama pemanasan.

Dua fasa yang terdiri dari padat dan cair secara kolektif terkondensasi dikenal
sebagai fase terkondensasi. Analisis kesetimbangan antara fase terkondensasi biasanya
mengabaikan fase gas. Kombinasi fase terkondensasi termasuk cair-padat dan padat-padat.
Banyak kristalografi bentuk padatan masing-masing dianggap sebagai tahap yang berbeda,
jadi kesetimbangan ini menunjukkan cukup beragam. Subjek ini dikenal sebagai
representasi diagram fase biner. Pada masing-masing contoh di atas, tujuannya adalah untuk
menentukan konsentrasi. komponen A dan B dalam dua fase bersamaan. Dalam fase
kental kesetimbangan, identifikasi stabil fase I dan II juga merupakan objektif.
Komposisi kimia dua fasa terletak di dua ujung isoterm, atau garis hubung
yang melalui daerah dua fasa. Sebagai gambaran, ambillah solder 80 Pb-20 Sn pada 150
derajat. Dengan bantuan isoterm lainnya, kita dapat menentukan komposisi kimia dua fasa
dari sebarang paduan Pb-Sn pada sebarang suhu terkait.

Anda mungkin juga menyukai