Anda di halaman 1dari 11

TATA TERTIB PESERTA PENDIDIKAN PROFESI

(DOKTER MUDA)
I.
1.
2.

3.
4.
5.

6.
7.
8.
9.
10.
11.
II.
1.
2.

KEWAJIBAN UMUM DOKTER MUDA


Dokter muda wajib mengikuti tata tertib dan peraturan yang berlaku di rumah sakit
(RS) dan Fakultas
Dokter muda wajib hadir pada jam kerja RS yaitu ;
a.
Senin Kamis ( 07.00-14.00 WIB )
b.
Jumat ( 07.00-12.00 WIB )
c.
Sabtu ( 07.00-13.00 WIB )
Wajib mengikuti acara penerimaan dan kegiatan orientasi
Presensi dilakukan tiap hari, saat datang dan pulang di masing-masing SMF, serta
IGD bagi Dokter muda yang jaga IGD.
Bila berhalangan hadir harus ada surat keterangan (dari Dokter jika sakit, keluarga
jika ada acara keluarga, Prodi jika ada keperluan institusi) yang ditujukan kepada
pembimbing klinik tempat stase dan diserahkan kepada BKP setelah mendapat izin
dari dokter pendidik klinik.
Menjaga/membina hubungan yang baik dengan semua tenaga medis, para medis dan
non medis yang ada di RS serta dengan pasien dan keluarga pasien
Menjaga perilaku dan etika kedokteran sesuai dengan Janji Dokter Muda.
Pakaian dokter muda harus sopan dan rapi dilengkapi dengan jas putih dan tanda
pengenal, tidak diperkenankan memakai celana jeans, kaos oblong (tanpa
krah) dan sepatu sandal.
Mengikuti semua kegiatan SMF secara aktif sesuai dengan ketentuan setiap SMF.
Mengisi buku kegiatan sesuai dengan kegiatan yang dilaksanakan dan meminta
tanda tangan dokter pendidik sesuai stase.
Membawa peralatan wajib, yaitu Stethoscope, Senter, Tensimeter, saat Jaga IGD
dan Bangsal.

KEGIATAN DI SMF
Melaporkan diri kepada ketua SMF.
Mengikuti kegiatan dan peraturan di SMF.

A. POLIKLINIK
1.
Melaporkan diri ke Dokter Pendidik yang bertugas dan Perawat penanggungjawab
Poliklinik.
2.
Membuat status pasien baru pada lembar rekam medis dokter muda : anamnesa,
pemeriksaan, rencana pemeriksaan penunjang, diagnosis, differensial diagnosis,
rencana terapi dan menulis resep dan mendiskusikan ke dokter pendidik.
B. BANGSAL / RUANG RAWAT
1.
Melaporkan diri ke Perawat penanggungjawab Bangsal dan Dokter Bangsal yang
bertugas saat jaga.
2.
Setiap dokter muda wajib melakukan follow up pasien terlebih dahulu pada pagi
sebelum visite Dokter
3.
Mengikuti visite Dokter dan melaporkan keadaan pasien yang menjadi
tanggungjawabnya.
4.
Melaporkan ke Dokter Bangsal, jika terdapat :
a. Pasien baru
b. Pasien yang perlu penanganan dokter bangsal

5.
6.
III.
1.

KEGIATAN DI INSTALASI GAWAT DARURAT


Melaporkan diri ke Dokter Jaga IGD yang bertugas dan Perawat penanggungjawab
IGD.
Datang dan pulang sesuai dengan jadwal jaga (Bagian besar jam 14.00 s/d 04.00
WIB)
Untuk stase bagian 4 besar diwajibkan jaga IGD dan Bangsal jam 14.00 s/d 04.00
WIB, sedangkan bagian saraf jam 14.00 s/d 21.00 WIB. Dokter muda mendapatkan
surat penyerahan wewenang (delegasi) dari SMF ke IGD.
Setelah selesai menjalani jaga/stase di IGD atau Bangsal, Dokter muda
menyerahkan surat puas dari IGD dan Bangsal ke SMF.
Bila berhalangan hadir pada saat jaga IGD, harus mengganti jaga di waktu lain.
Bertugas membantu kelancaran tugas-tugas di IGD
Menerima pasien baru, melakukan anamnesa, pemeriksaan, rencana terapi tindakan
dan melaporkan ke dokter IGD, sesuai dengan kompetensi atau pendelegasian tugas
dari dokter pendidik klinik ke dokter UGD.
Terapy diberikan setelah mendapat persetujuan dari dokter IGD
Tindakan dilakukan dengan pengawasan dokter IGD
Jika keperluan keluar IGD, harus melapor kepada dokter IGD dan harus tetap ada
yang tinggal di IGD
Tidak boleh memulangkan / memondokan pasien tanpa izin dokter IGD

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.

c. Pasien yang perlu penanganan darurat dokter bangsal


Waktu jaga bangsal jam 14.00 s/d 04.00 WIB
Pada saat jaga harus bekerja sama dengan dokter IGD

IV. KEHADIRAN DOKTER MUDA


1.
Dokter muda wajib hadir pada seluruh kegiatan profesi.
2.
Apabila terpaksa tidak bisa hadi pada kegiatan profesi, dokter muda diwajibkan
membawa surat keterangan sesuai alasannya, apabila sakit berasal dari dokter dan
surat keterangan lain sesuai dengan kepentingannya.
3.
Surat keterangan tersebut diberikan kepada dokter pendidik sesuai stase dengan
tembusan Ketua BKP dan diberikan sebelum atau saat dokter muda tidak hadir ke
RS.
V.

WAKTU UJIAN MUNDUR


1.
Apabila dokter muda belum melaksanakan ujian sesuai waktu yang ditentukan,
maka dokter muda tersebut wajib melakukan refreshing (mengulang stase) sebagai
berikut :
1.
Apabila waktu ujian mundur sampai waktu < 6 bulan sejak stase berakhir, maka
tidak perlu mengulang stase.
2.
Apabila waktu ujian mundur sampai waktu 6-12 bulan sejak stase berakhir, maka
mengulang stase 2 minggu.
3.
Apabila waktu ujian mundur sampai waktu > 12 bulan sejak stase berakhir, maka
mengulang stase 1 bulan.

VI.

PERATURAN TATA TERTIB LAIN, berlaku sesuai ketentuan dari , sebagai


berikut :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Tata Tertib Dokter Muda Program Pendidikan Profesi Dokter (P3D)
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini (UMY), yang dimaksud dengan:
a. Tata tertib adalah peraturan yang mengatur sikap, perkataan dan sikap Dokter
muda Universitas Muhammadiyah Yogyakata.
b. Dokter muda Universitas Muhammadiyah Yogyakata adalah anggota
masyarakat yang sedang mengikuti proses pendidikan di Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
c. Rektor adalah pimpinan tertinggi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
d. Pimpinan Universitas terdiri dari Rektor, Wakil Rektor I, Wakil Rektor II dan
Wakil Rektor III.
e. Pimpinan Fakultas adalah pimpinan tertinggi di Fakultas, yang terdiri dari
Dekan, Wakil Dekan, Kaprodi dan Sekprodi.
f. Pelanggaran Tata Tertib adalah setiap sikap, perkataan dan perbuatan yang
bertentangan dengan Tata Tertib Dokter Muda, yang diketahui pada waktu
sedang atau setelah melakukan berdasarkan laporan dari pengaduan oleh
keluarga besar RS dan UMY.
g. Proses pemerikasaan adalah usaha yang dilakukan dalam rangka mencari dan
menemukan bukti-bukti, keterangan dan informasi tentang ada dan tidak
adanya pelanggaran Tata Tertib ini.
h. Tindakan disiplin adalah tindakan yang dikenakan karena terjadi pelanggaran
disiplin oleh dokter muda yang dilakukan oleh Ketua Badan Koordinasi
Pendidikan (BKP) atau Pimpinan FKIK UMY.
i. Sanksi adalah suatu konsekuensi yang mempunyai fungsi agar Tata Tertib
ditaati dan atau sebagai akibat hukum atas pelanggaran Tata Tertib yang
dilakukan oleh dokter muda.
j. Pembelaan adalah upaya dokter muda yang dinyatakan melakukan
pelanggaran sesuai dengan ketentuan yang berlaku dilingkungan RS dan
UMY untuk mengajukan alasan-alasan dan atau saksi-saksi yang meringankan
atau membebaskanya dari sanksi.
k. Keberatan adalah upaya terakhir dokter muda terhadap keputusan sanksi yang
dikeluarkan oleh BKP atau Pimpinan Fakultas.
l. Rehabilitasi adalah pemulihan hak dokter muda yang terkena sanksi.
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
Maksud diadakan Tata Tertib Dokter Muda adalah untuk:
a.
Menegakkan dan menjujung tinggi agama islam
b.
Menanamkan sikap akhlakul karimah dalam kehidupan dokter muda.
c.
Memeberikan landasa dan arahan kepada dokter muda dalam bersikap,
berkata, dan berbuat selama menjalani pendidikan profesi di RS atau
wahana pendidikan lain.

Pasal 3
Tujuan diadakan Tata Tertib Dokter Muda adalah untuk:
d.
Terciptanya suasana yang kondusif bagi berlangsungnya proses belajar
mengajar di RS atau wahana pendidikan lain P3D FKIK UMY.
e.
Terpeliharanya martabat Universitas Muhammadiyah Yogyakarta sebagai
amal usaha Persyarikatan Muhammadiyah dibidang pendidikan tinggi.
f.
Terpeliharanya martabat RS atau wahana pendidikan lain sebagai pusat
pelayanan kesehatan, pendidikan dan penelitian kesehatan masyarakat.
g.
Menjadikan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta sebagai dokter muslim
yang berakhlak mulia.
JENIS TINDAKAN DAN SANKSI
Pasal 4
Jenis tindakan Disiplin yang dapat diterapkan pada setiap pelanggaran Tata Tertib
terdiri atas:
h.
Tidak boleh memasuki lingkungan RS atau wahana pendidikan tahap
profesi lain.
i.
Tidak boleh mengikuti kegiatan pendidikan profesi.
j.
Tidak berhak memperoleh pelayanan akademik tahap profesi.
k.
Pasal 5
Jenis Sanksi yang dapat diterapkan dalam Tata Tertib ini terdiri atas:
a.
Membayar ganti rugi untuk sebagian atau seluruhnya terhadap akibat yang
ditimbulkan dari pelanggaran Tata Tertib ini.
b.
Larangan mengikuti semua kegiatan pendidikan tahap profesi Prodi
Pendidikan Dokter FKIK UMY untuk jangka waktu tertentu / skorsing.
c.
Diberhentikan dengan hormat sebagai dokter muda progam pendidikan
tahap profesi Prodi Pendidikan Dokter FKIK UMY.
d.
Diberhentikan dengan tidak hormat sebagai dokter muda progam
pendidikan tahap profesi Prodi Pendidikan Dokter FKIK UMY.

1.
1.
2.
3.
4.
5.
2.

BAB IV
PELAKSANAAN TINDAKAN
DISIPLIN DAN SANKSI
Bagian Pertama
Pasal 6
Pelaksanaan Tindakan Disiplin
Dokter muda Universitas Muhammadiyah dilarang melakukan perbuatan
dilingkungan kampus, sebagi berikut:
Mengganggu proses kegiatan belajar mengajar dan ketertiban kampus.
Berpakaian yang tidak sopan, seperti memakai kaos oblong atau baju yang sengaja
disobek.
Bersandal pada saat jam kerja RS.
Khusus bagi dokter muda putra dilarang berambut gondrong dan memakai
assesoris seperti kalung dan atau anting-anting.
Khusus bagi dokter muda putri dilarang mengenakan busana yang tidak sesuai
dengan busana muslimah.
Dokter muda yang melakukan perbuatan sesuai dengan bunyu ayat (1) diatas
dikenakan tindakan disiplin sebagai mana yang diatur dalam pasal 4.

3. Pemberian tindakan disiplin dilakukan oleh Ketua Badan Koordinasi Pendidikan


(BKP) atau dokter pendidik klinik.
Bagian Kedua
Pasal 7
Perbuatan di Dalam dan Diluar Linkungan Kampus

(1)
(2)
(3)

(1)
(2)
(3)

Setiap dokter muda FKIK Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dilarang


melakukan perbuatan sebagai mana disebut dibawah ini baik dilingkungan kampus
ataupun diluar lingkungan kampus:
a.
Berkata dan berbuat tidak senonoh.
b.
Berkelahi.
c.
Melakukan perusakan.
d.
Berjudi.
e.
Meminum minuman keras
f.
Membawa dan menggunakan senjata dengan tujuan mengancam jiwa orang
lain.
g.
Memiliki, membawa, menyimpan, memperdagangkan, menyebarkan, atau
membuat obat terlarang dan menggunakanya untuk diri sendiri atau orang
lain diluar tujuan pengobatan.
h.
Melakukan penipuan.
i.
Memalsukan sesuatu untuk memperoleh keuntungan, misalnya memalsukan
tanda tangan atau nilai.
j.
Melakukan pencurian.
k.
Membawa dan atau menggunakan bahan peledak.
l.
Melakukan zina.
m. Membunuh.
n.
Memiliki, menyimpan, memperdagangkan, menyebarkan, membuat atau
menggunakan narkotika dan mariyuana serta obat terlarang lainya.
o.
Perbuatan pidana-pidana lain yang dilarang oleh peraturan perundang
undangan yang berlaku di Indonesia dan terbukti dilakukan dengan putusan
di pengadilan.
Pasal 8
Berkata dan Berbuat yang Tidak Senonoh
Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 7 huruf a dikenakan sanksi sebagaimana
ketentuan Pasal 5 butir b selama jangka waktu satu (1) semester.
Perbuatan seperti yang dimaksudkan dalam ketentuan Pasal 7 butir b akan ditangani
apabila ada laporan dan atau aduan dari pihak manapun yang disampaikan kepada
Ketua BKP atau Pimpinan Fakultas.
Pemberian sanksi ini diberikan oleh Ketua BKP melalui rapat BKP dan dengan Surat
Keputusan BKP.
Pasal 9
Berkelahi
Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 7 huruf b dikenakan sanksi sebagaimana
ketentuan Pasal 5 huruf b selama jangka waktu satu (1) semester.
Perbuatan seperti yang dimaksudkan dalam ketentuan Pasal 7 butir b akan ditangani
apabila ada laporan dan atau aduan dari pihak manapun yang disampaikan kepada
Ketua BKP atau Pimpinan Fakultas.
Pemberian sanksi ini diberikan oleh Ketua BKP melalui rapat BKP dan dengan Surat
Keputusan BKP.

(1)
(2)
(3)

(1)
(2)
(3)

(1)
(2)
(3)

(1)
(2)
(3)
(4)

Pasal 10
Melakukan Perusakan
(1) Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 7 huruf c dikenakan sanksi
sebagaimana ketentuan Pasal 5 huruf b selama jangka waktu maksimal dua
(2) semester dan atau membayar ganti rugi sesuai dengan nilai kerusakan
yang ditimbulkan.
(2) Perbuatan seperti yang dimaksudkan dalam ketentuan Pasal 7 butir c akan
ditangani apabila ada laporan dan atau aduan dari pihak manapun yang
disampaikan kepada Ketua BKP atau Pimpinan Fakultas.
(3) Pemberian sanksi ini diberikan oleh Ketua BKP melalui rapat BKP dan
dengan Surat Keputusan BKP.
Pasal 11
Berjudi
Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 7 huruf d dikenakan sanksi sebagaimana
ketentuan Pasal 5 huruf b selama jangka waktu satu (1) semester.
Perbuatan seperti yang dimaksudkan dalam ketentuan Pasal 7 butir d akan ditangani
apabila ada laporan dan atau aduan dari pihak yang berwajib dan atau pihak
manapun yang disampaikan kepada Ketua BKP atau Pimpinan Fakultas.
Pemberian sanksi ini diberikan oleh Ketua BKP melalui rapat BKP dan dengan Surat
Keputusan BKP.
Pasal 12
Meminum Minuman Keras
Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 7 huruf e dikenakan sanksi sebagaimana
ketentuan Pasal 5 huruf b maksimal dua (2) semester.
Perbuatan seperti yang dimaksudkan dalam ketentuan Pasal 7 butir e akan ditangani
apabila ada laporan dan atau aduan dari pihak berwajib atau pihak manapun yang
disampaikan kepada Ketua BKP atau Pimpinan Fakultas.
Pemberian sanksi ini diberikan oleh Ketua BKP melalui rapat BKP dan dengan Surat
Keputusan BKP.
Pasal 13
Membawa dan Menggunakan Senjata Dengan Tujuan Mengancam
Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 7 huruf f dikenakan sanksi sebagaimana
ketentuan Pasal 5 huruf b maksimal dua (2) semester.
Perbuatan seperti yang dimaksudkan dalam ketentuan Pasal 7 butir f akan ditangani
apabila ada laporan dan atau aduan dari pihak berwajib atau pihak manapun yang
disampaikan kepada Ketua BKP atau Pimpinan Fakultas.
Pemberian sanksi ini diberikan oleh Ketua BKP melalui rapat BKP dan dengan Surat
Keputusan BKP.
Pasal 14
Obat Terlarang
Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 7 huruf g dikenakan sanksi sebagaimana
ketentuan Pasal 5 huruf d.
Perbuatan seperti yang dimaksudkan dalam ketentuan Pasal 7 butir g akan ditangani
apabila ada laporan dan atau aduan dari pihak berwajib atau pihak manapun yang
disampaikan kepada Ketua BKP atau Pimpinan Fakultas..
Ketua BKP atau Pimpinan Fakultas terkait dapat mengajukan usulan pemberian
sanksi terhadap seorang dokter muda kepada Rektor setelah menerima laporan dan
aduan dari pihak manapun, atau hasil keputusan pengadilan.
Pemberian sanksi dilakukan oleh Rektor dengan Surat Keputusan Rektor.

(1)

(2)
(3)

(1)
(2)
(3)

Pasal 15
Melakukan Penipuan
(1) Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 7 huruf h dikenakan sanksi
sebagaimana ketentuan Pasal 5 huruf b maksimal dua (2) semester dan atau
membayar ganti rugi sebagai akibat kerugian yang ditimbulkan.
(2) Perbuatan seperti yang dimaksudkan dalam ketentuan Pasal 7 butir h akan
ditangani apabila ada laporan dan atau aduan dari pihak berwajib atau pihak
manapun yang disampaikan kepada Ketua BKP atau Pimpinan Fakultas.
(3) Pemberian sanksi ini diberikan oleh Ketua BKP melalui rapat BKP atau
Pimpinan Prodi melalui rapat Prodi dan dengan Surat Keputusan BKP atau
SK Kaprodi.
Pasal 16
Pemalsuan
Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 7 huruf i dikenakan sanksi sebagaimana
ketentuan Pasal 5 huruf b, yaitu memalsu tandatangan atau paraf mendapat skorsing
1 (satu) bulan atau 1 (satu) stase; memalsu nilai mendapat skorsing 1 (satu) bulan
atau 1 (satu) stase. Pemalsuan kedua hal tersebut akan dikenakan skorsing dengan
sesuai dengan beban sanksi pemalsuan. Selain itu, tindakan pemalsuan akan
diberitahukan kepada orang tua dokter muda melalui informal maupun formal (surat
pemberitahuan).
Perbuatan seperti yang dimaksudkan dalam ketentuan Pasal 7 butir h akan ditangani
apabila ada laporan dan atau aduan dari pihak berwajib atau pihak manapun yang
disampaikan kepada Ketua BKP atau Pimpinan Fakultas.
Pemberian sanksi ini diberikan oleh Ketua BKP melalui rapat BKP atau Pimpinan
Prodi melalui rapat Prodi dan dengan Surat Keputusan BKP atau SK Kaprodi.
Pasal 17
Mencuri
(1) Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 7 huruf j dikenakan sanksi
sebagaimana ketentuan Pasal 5 huruf b maksimal empat (4) semester.
(2) Perbuatan seperti yang dimaksudkan dalam ketentuan Pasal 7 butir j akan
ditangani apabila ada laporan dan atau aduan dari pihak berwajib atau pihak
manapun yang disampaikan kepada Ketua BKP atau Pimpinan Fakultas..
(3) Pemberian sanksi ini diberikan oleh Ketua BKP melalui rapat BKP atau
Pimpinan Prodi melalui rapat Prodi dan dengan Surat Keputusan BKP atau
SK Kaprodi.
Pasal 18
Bahan Peledak
Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 7 huruf k dikenakan sanksi sebagaimana
ketentuan Pasal 5 huruf b maksimal empat (4) semester.
Perbuatan seperti yang dimaksudkan dalam ketentuan Pasal 7 butir k akan ditangani
apabila ada laporan dan atau aduan dari pihak berwajib atau pihak manapun yang
disampaikan kepada Ketua BKP atau Pimpinan Fakultas..
Pemberian sanksi ini diberikan oleh Ketua BKP melalui rapat BKP atau Pimpinan
Prodi melalui rapat Prodi dan dengan Surat Keputusan BKP atau SK Kaprodi.

(1)
(2)
(3)
(4)

(1)
(2)
(3)
(4)

(1)
(2)
(3)
(4)

Pasal 19
Melakukan Zina
Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 7 huruf l dikenakan sanksi sebagaimana
ketentuan Pasal 5 huruf c dan atau d.
Perbuatan seperti yang dimaksudkan dalam ketentuan Pasal 7 butir h akan
ditangani apabila ada laporan dan atau aduan dari pihak berwajib atau pihak
manapun yang disampaikan kepada Ketua BKP atau Pimpinan Fakultas.
Ketua BKP melaporkan ke Pimpinan Fakultas dan atau Pimpinan Fakultas
terkait dapat mengajukan usulan pemberian sanksi terhadap dokter muda yang
berzina.
Pemberian sanksi dilakukan oleh Rektor dengan Surat Keputusan Rektor.

Pasal 20
Membunuh
Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 7 huruf m dikenakan sanksi sebagaimana
ketentuan Pasal 5 huruf d.
Perbuatan seperti yang dimaksudkan dalam ketentuan Pasal 7 butir m akan ditangani
apabila ada laporan dan atau aduan dari pihak berwajib atau pihak manapun yang
disampaikan kepada Ketua BKP atau Pimpinan Fakultas..
Ketua BKP melaporkan ke Pimpinan Fakultas dan atau Pimpinan Fakultas dapat
mengajukan usulan pemberian sanksi terhadap dokter muda yang membunuh.
Pemberian sanksi dilakukan oleh Rektor dengan Surat Keputusannya.
Pasal 21
Narkotik
Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 7 huruf n dikenakan sanksi sebagaimana
ketentuan Pasal 5 huruf d.
Perbuatan seperti yang dimaksudkan dalam ketentuan Pasal 7 butir n akan ditangani
apabila ada laporan dan atau aduan dari pihak berwajib atau pihak manapun yang
disampaikan kepada Ketua BKP atau Pimpinan Fakultas.
Ketua BKP melaporkan ke Pimpinan Fakultas dan atau Pimpinan Fakultas terkait
dapat mengajukan usulan pemberian sanksi terhadap dokter muda yang melakukan
perbuatan sesuai dengan ketentuan Pasal 7 huruf n.
Pemberian sanksi dilakukan oleh Rektor dengan Surat Keputusannya.

BAB V. PEMBELAAN
Pasal 22
(1) Dokter muda yang diduga melanggar peraturan tata tertib ini dapat mengajukan
pembelaan dengan alasan-alasan dan saksi-saksi yang meringankan atau
membebaskannya dari sanksi.
(2) Di dalam pembelaannya, dokter muda yang bersangkutan dapat meminta bantuan
hukum dari pihak manapun dan atau pembelaan dari Badan Perwakilan Dokter muda
dari Fakultas yang terkait.

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

BAB VI. KEBERATAN


Pasal 23
Dokter muda yang terkena sanksi sebagaimana yang tercantum dapam Pasal
5 butir a dan b dapat mengajukan keberatan kepada Pimpinan Fakultas
melalui Sekretaris Prodi Bidang Profesi.
Dokter muda yang terkena sanksi sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 5
butir c dan d dapat mengajukan keberatan terhadap Rektor melalui Pembantu
Rektor Bidang Kemahasiswaan.
Keberatan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) dan (2) harus diajukan
secara tertulis oleh dokter muda yang bersangkutan dalam jangka waktu 7
(tujuh) hari kerja sejak diterimanya Surat Keputusan.
Dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari kerja sejak menerima keberatan
seperti yang dimaksud dalam ayat (1) dan (2) di atas, Rektor/Dekan harus
memberikan jawaban tertulis kepada dokter muda yang bersangkutan.
Apabila dalam jangka waktu sebagaimana yang ditentukan dalam ayat (4)
tidak memperoleh jawaban dari Rektor/Dekan, maka pengajuan keberatan
dianggap dikabulkan.

BAB VII. REHABILITASI


Pasal 24
Setelah menjalani sanksi dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan ketentuan Pasal
5 butir a dan b yang bersangkutan dapat direhabilitasi.
BAB VIII. PENUTUP
Pasal 25
Dengan berlakunya tata tertib ini sebagai Keputusan bersama anatar RS dengan
Pimpinan FKIK UMY, maka semua ketentuan yang berkaitan dengan pedoman
sikap, perilaku dan perbuatan dokter muda FKIK UMY dianggap tidak berlaku lagi.

Lampiran
KETIDAKHADIRAN DOKTER MUDA
1. Ketidakhadiran dokter muda dalam kegiatan profesi diberikan sanksi MENGULANG
STASE sesuai dengan jumlah hari dan tempat stase, seperti pada Tabel berikut ini :
BAGIAN
BESAR

BAGIAN
SEDANG

1.

< 3 hari
dengan
alasan bisa
diterima*

2.

NO

BAGIAN KECIL

SANKSI

< 2 hari
dengan
alasan bisa
diterima

< 2 hari dengan


alasan bisa
diterima

Tidak
mengulang

< 3 hari
dengan
alasan tidak
bisa
diterima**

< 3 hari
dengan
alasan tidak
bisa
diterima

< 3 hari dengan


alasan tidak bisa
diterima

Mengulang
1 minggu

3.

4-6 hari
dengan
alasan
apapun

4-6 hari
dengan
alasan
apapun

4-6 hari dengan


alasan apapun

Mengulang
1 minggu.

4.

7-12 hari
kerja dengan
alasan
apapun

7-12 hari
kerja dengan
alasan
apapun

7-12 hari kerja


dengan alasan
apapun

Mengulang
2 minggu

5.

13-24 hari
kerja dengan
alasan
apapun

13-18 hari
kerja dengan
alasan
apapun

6.

24-30 hari
kerja dengan
alasan
apapun

7.

Lebih dari 30
hari kerja

Mengulang
4 minggu

Mengulang
6 minggu

Lebih dari
18 hari kerja

Lebih dari 12 hari


kerja

Mengulang
stase

Keterangan :
*Alasan bisa diterima : sakit dengan surat keterangan dokter, keperluan keluarga (dengan
surat ijin keluarga), keperluan Fakultas/RS dengan surat keterangan dari yang berwewenang.
** Alasan tidak bisa diterima: adalah alasan selain tersebut diatas.

WAKTU UJIAN MUNDUR


Apabila dokter muda belum melaksanakan ujian sesuai waktu yang ditentukan, maka dokter
muda tersebut wajib melakukan refreshing (mengulang stase) sebagai berikut :

Apabila waktu ujian mundur sampai waktu < 6 bulan sejak stase berakhir, maka tidak
perlu mengulang stase.

Apabila waktu ujian mundur sampai waktu 6-12 bulan sejak stase berakhir, maka
mengulang stase 2 minggu.

Apabila waktu ujian mundur sampai waktu > 12 bulan sejak stase berakhir, maka
mengulang stase 1 bulan.

Anda mungkin juga menyukai