(DOKTER MUDA)
I.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
II.
1.
2.
KEGIATAN DI SMF
Melaporkan diri kepada ketua SMF.
Mengikuti kegiatan dan peraturan di SMF.
A. POLIKLINIK
1.
Melaporkan diri ke Dokter Pendidik yang bertugas dan Perawat penanggungjawab
Poliklinik.
2.
Membuat status pasien baru pada lembar rekam medis dokter muda : anamnesa,
pemeriksaan, rencana pemeriksaan penunjang, diagnosis, differensial diagnosis,
rencana terapi dan menulis resep dan mendiskusikan ke dokter pendidik.
B. BANGSAL / RUANG RAWAT
1.
Melaporkan diri ke Perawat penanggungjawab Bangsal dan Dokter Bangsal yang
bertugas saat jaga.
2.
Setiap dokter muda wajib melakukan follow up pasien terlebih dahulu pada pagi
sebelum visite Dokter
3.
Mengikuti visite Dokter dan melaporkan keadaan pasien yang menjadi
tanggungjawabnya.
4.
Melaporkan ke Dokter Bangsal, jika terdapat :
a. Pasien baru
b. Pasien yang perlu penanganan dokter bangsal
5.
6.
III.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
VI.
Pasal 3
Tujuan diadakan Tata Tertib Dokter Muda adalah untuk:
d.
Terciptanya suasana yang kondusif bagi berlangsungnya proses belajar
mengajar di RS atau wahana pendidikan lain P3D FKIK UMY.
e.
Terpeliharanya martabat Universitas Muhammadiyah Yogyakarta sebagai
amal usaha Persyarikatan Muhammadiyah dibidang pendidikan tinggi.
f.
Terpeliharanya martabat RS atau wahana pendidikan lain sebagai pusat
pelayanan kesehatan, pendidikan dan penelitian kesehatan masyarakat.
g.
Menjadikan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta sebagai dokter muslim
yang berakhlak mulia.
JENIS TINDAKAN DAN SANKSI
Pasal 4
Jenis tindakan Disiplin yang dapat diterapkan pada setiap pelanggaran Tata Tertib
terdiri atas:
h.
Tidak boleh memasuki lingkungan RS atau wahana pendidikan tahap
profesi lain.
i.
Tidak boleh mengikuti kegiatan pendidikan profesi.
j.
Tidak berhak memperoleh pelayanan akademik tahap profesi.
k.
Pasal 5
Jenis Sanksi yang dapat diterapkan dalam Tata Tertib ini terdiri atas:
a.
Membayar ganti rugi untuk sebagian atau seluruhnya terhadap akibat yang
ditimbulkan dari pelanggaran Tata Tertib ini.
b.
Larangan mengikuti semua kegiatan pendidikan tahap profesi Prodi
Pendidikan Dokter FKIK UMY untuk jangka waktu tertentu / skorsing.
c.
Diberhentikan dengan hormat sebagai dokter muda progam pendidikan
tahap profesi Prodi Pendidikan Dokter FKIK UMY.
d.
Diberhentikan dengan tidak hormat sebagai dokter muda progam
pendidikan tahap profesi Prodi Pendidikan Dokter FKIK UMY.
1.
1.
2.
3.
4.
5.
2.
BAB IV
PELAKSANAAN TINDAKAN
DISIPLIN DAN SANKSI
Bagian Pertama
Pasal 6
Pelaksanaan Tindakan Disiplin
Dokter muda Universitas Muhammadiyah dilarang melakukan perbuatan
dilingkungan kampus, sebagi berikut:
Mengganggu proses kegiatan belajar mengajar dan ketertiban kampus.
Berpakaian yang tidak sopan, seperti memakai kaos oblong atau baju yang sengaja
disobek.
Bersandal pada saat jam kerja RS.
Khusus bagi dokter muda putra dilarang berambut gondrong dan memakai
assesoris seperti kalung dan atau anting-anting.
Khusus bagi dokter muda putri dilarang mengenakan busana yang tidak sesuai
dengan busana muslimah.
Dokter muda yang melakukan perbuatan sesuai dengan bunyu ayat (1) diatas
dikenakan tindakan disiplin sebagai mana yang diatur dalam pasal 4.
(1)
(2)
(3)
(1)
(2)
(3)
(1)
(2)
(3)
(1)
(2)
(3)
(1)
(2)
(3)
(1)
(2)
(3)
(4)
Pasal 10
Melakukan Perusakan
(1) Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 7 huruf c dikenakan sanksi
sebagaimana ketentuan Pasal 5 huruf b selama jangka waktu maksimal dua
(2) semester dan atau membayar ganti rugi sesuai dengan nilai kerusakan
yang ditimbulkan.
(2) Perbuatan seperti yang dimaksudkan dalam ketentuan Pasal 7 butir c akan
ditangani apabila ada laporan dan atau aduan dari pihak manapun yang
disampaikan kepada Ketua BKP atau Pimpinan Fakultas.
(3) Pemberian sanksi ini diberikan oleh Ketua BKP melalui rapat BKP dan
dengan Surat Keputusan BKP.
Pasal 11
Berjudi
Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 7 huruf d dikenakan sanksi sebagaimana
ketentuan Pasal 5 huruf b selama jangka waktu satu (1) semester.
Perbuatan seperti yang dimaksudkan dalam ketentuan Pasal 7 butir d akan ditangani
apabila ada laporan dan atau aduan dari pihak yang berwajib dan atau pihak
manapun yang disampaikan kepada Ketua BKP atau Pimpinan Fakultas.
Pemberian sanksi ini diberikan oleh Ketua BKP melalui rapat BKP dan dengan Surat
Keputusan BKP.
Pasal 12
Meminum Minuman Keras
Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 7 huruf e dikenakan sanksi sebagaimana
ketentuan Pasal 5 huruf b maksimal dua (2) semester.
Perbuatan seperti yang dimaksudkan dalam ketentuan Pasal 7 butir e akan ditangani
apabila ada laporan dan atau aduan dari pihak berwajib atau pihak manapun yang
disampaikan kepada Ketua BKP atau Pimpinan Fakultas.
Pemberian sanksi ini diberikan oleh Ketua BKP melalui rapat BKP dan dengan Surat
Keputusan BKP.
Pasal 13
Membawa dan Menggunakan Senjata Dengan Tujuan Mengancam
Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 7 huruf f dikenakan sanksi sebagaimana
ketentuan Pasal 5 huruf b maksimal dua (2) semester.
Perbuatan seperti yang dimaksudkan dalam ketentuan Pasal 7 butir f akan ditangani
apabila ada laporan dan atau aduan dari pihak berwajib atau pihak manapun yang
disampaikan kepada Ketua BKP atau Pimpinan Fakultas.
Pemberian sanksi ini diberikan oleh Ketua BKP melalui rapat BKP dan dengan Surat
Keputusan BKP.
Pasal 14
Obat Terlarang
Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 7 huruf g dikenakan sanksi sebagaimana
ketentuan Pasal 5 huruf d.
Perbuatan seperti yang dimaksudkan dalam ketentuan Pasal 7 butir g akan ditangani
apabila ada laporan dan atau aduan dari pihak berwajib atau pihak manapun yang
disampaikan kepada Ketua BKP atau Pimpinan Fakultas..
Ketua BKP atau Pimpinan Fakultas terkait dapat mengajukan usulan pemberian
sanksi terhadap seorang dokter muda kepada Rektor setelah menerima laporan dan
aduan dari pihak manapun, atau hasil keputusan pengadilan.
Pemberian sanksi dilakukan oleh Rektor dengan Surat Keputusan Rektor.
(1)
(2)
(3)
(1)
(2)
(3)
Pasal 15
Melakukan Penipuan
(1) Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 7 huruf h dikenakan sanksi
sebagaimana ketentuan Pasal 5 huruf b maksimal dua (2) semester dan atau
membayar ganti rugi sebagai akibat kerugian yang ditimbulkan.
(2) Perbuatan seperti yang dimaksudkan dalam ketentuan Pasal 7 butir h akan
ditangani apabila ada laporan dan atau aduan dari pihak berwajib atau pihak
manapun yang disampaikan kepada Ketua BKP atau Pimpinan Fakultas.
(3) Pemberian sanksi ini diberikan oleh Ketua BKP melalui rapat BKP atau
Pimpinan Prodi melalui rapat Prodi dan dengan Surat Keputusan BKP atau
SK Kaprodi.
Pasal 16
Pemalsuan
Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 7 huruf i dikenakan sanksi sebagaimana
ketentuan Pasal 5 huruf b, yaitu memalsu tandatangan atau paraf mendapat skorsing
1 (satu) bulan atau 1 (satu) stase; memalsu nilai mendapat skorsing 1 (satu) bulan
atau 1 (satu) stase. Pemalsuan kedua hal tersebut akan dikenakan skorsing dengan
sesuai dengan beban sanksi pemalsuan. Selain itu, tindakan pemalsuan akan
diberitahukan kepada orang tua dokter muda melalui informal maupun formal (surat
pemberitahuan).
Perbuatan seperti yang dimaksudkan dalam ketentuan Pasal 7 butir h akan ditangani
apabila ada laporan dan atau aduan dari pihak berwajib atau pihak manapun yang
disampaikan kepada Ketua BKP atau Pimpinan Fakultas.
Pemberian sanksi ini diberikan oleh Ketua BKP melalui rapat BKP atau Pimpinan
Prodi melalui rapat Prodi dan dengan Surat Keputusan BKP atau SK Kaprodi.
Pasal 17
Mencuri
(1) Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 7 huruf j dikenakan sanksi
sebagaimana ketentuan Pasal 5 huruf b maksimal empat (4) semester.
(2) Perbuatan seperti yang dimaksudkan dalam ketentuan Pasal 7 butir j akan
ditangani apabila ada laporan dan atau aduan dari pihak berwajib atau pihak
manapun yang disampaikan kepada Ketua BKP atau Pimpinan Fakultas..
(3) Pemberian sanksi ini diberikan oleh Ketua BKP melalui rapat BKP atau
Pimpinan Prodi melalui rapat Prodi dan dengan Surat Keputusan BKP atau
SK Kaprodi.
Pasal 18
Bahan Peledak
Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 7 huruf k dikenakan sanksi sebagaimana
ketentuan Pasal 5 huruf b maksimal empat (4) semester.
Perbuatan seperti yang dimaksudkan dalam ketentuan Pasal 7 butir k akan ditangani
apabila ada laporan dan atau aduan dari pihak berwajib atau pihak manapun yang
disampaikan kepada Ketua BKP atau Pimpinan Fakultas..
Pemberian sanksi ini diberikan oleh Ketua BKP melalui rapat BKP atau Pimpinan
Prodi melalui rapat Prodi dan dengan Surat Keputusan BKP atau SK Kaprodi.
(1)
(2)
(3)
(4)
(1)
(2)
(3)
(4)
(1)
(2)
(3)
(4)
Pasal 19
Melakukan Zina
Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 7 huruf l dikenakan sanksi sebagaimana
ketentuan Pasal 5 huruf c dan atau d.
Perbuatan seperti yang dimaksudkan dalam ketentuan Pasal 7 butir h akan
ditangani apabila ada laporan dan atau aduan dari pihak berwajib atau pihak
manapun yang disampaikan kepada Ketua BKP atau Pimpinan Fakultas.
Ketua BKP melaporkan ke Pimpinan Fakultas dan atau Pimpinan Fakultas
terkait dapat mengajukan usulan pemberian sanksi terhadap dokter muda yang
berzina.
Pemberian sanksi dilakukan oleh Rektor dengan Surat Keputusan Rektor.
Pasal 20
Membunuh
Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 7 huruf m dikenakan sanksi sebagaimana
ketentuan Pasal 5 huruf d.
Perbuatan seperti yang dimaksudkan dalam ketentuan Pasal 7 butir m akan ditangani
apabila ada laporan dan atau aduan dari pihak berwajib atau pihak manapun yang
disampaikan kepada Ketua BKP atau Pimpinan Fakultas..
Ketua BKP melaporkan ke Pimpinan Fakultas dan atau Pimpinan Fakultas dapat
mengajukan usulan pemberian sanksi terhadap dokter muda yang membunuh.
Pemberian sanksi dilakukan oleh Rektor dengan Surat Keputusannya.
Pasal 21
Narkotik
Pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 7 huruf n dikenakan sanksi sebagaimana
ketentuan Pasal 5 huruf d.
Perbuatan seperti yang dimaksudkan dalam ketentuan Pasal 7 butir n akan ditangani
apabila ada laporan dan atau aduan dari pihak berwajib atau pihak manapun yang
disampaikan kepada Ketua BKP atau Pimpinan Fakultas.
Ketua BKP melaporkan ke Pimpinan Fakultas dan atau Pimpinan Fakultas terkait
dapat mengajukan usulan pemberian sanksi terhadap dokter muda yang melakukan
perbuatan sesuai dengan ketentuan Pasal 7 huruf n.
Pemberian sanksi dilakukan oleh Rektor dengan Surat Keputusannya.
BAB V. PEMBELAAN
Pasal 22
(1) Dokter muda yang diduga melanggar peraturan tata tertib ini dapat mengajukan
pembelaan dengan alasan-alasan dan saksi-saksi yang meringankan atau
membebaskannya dari sanksi.
(2) Di dalam pembelaannya, dokter muda yang bersangkutan dapat meminta bantuan
hukum dari pihak manapun dan atau pembelaan dari Badan Perwakilan Dokter muda
dari Fakultas yang terkait.
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Lampiran
KETIDAKHADIRAN DOKTER MUDA
1. Ketidakhadiran dokter muda dalam kegiatan profesi diberikan sanksi MENGULANG
STASE sesuai dengan jumlah hari dan tempat stase, seperti pada Tabel berikut ini :
BAGIAN
BESAR
BAGIAN
SEDANG
1.
< 3 hari
dengan
alasan bisa
diterima*
2.
NO
BAGIAN KECIL
SANKSI
< 2 hari
dengan
alasan bisa
diterima
Tidak
mengulang
< 3 hari
dengan
alasan tidak
bisa
diterima**
< 3 hari
dengan
alasan tidak
bisa
diterima
Mengulang
1 minggu
3.
4-6 hari
dengan
alasan
apapun
4-6 hari
dengan
alasan
apapun
Mengulang
1 minggu.
4.
7-12 hari
kerja dengan
alasan
apapun
7-12 hari
kerja dengan
alasan
apapun
Mengulang
2 minggu
5.
13-24 hari
kerja dengan
alasan
apapun
13-18 hari
kerja dengan
alasan
apapun
6.
24-30 hari
kerja dengan
alasan
apapun
7.
Lebih dari 30
hari kerja
Mengulang
4 minggu
Mengulang
6 minggu
Lebih dari
18 hari kerja
Mengulang
stase
Keterangan :
*Alasan bisa diterima : sakit dengan surat keterangan dokter, keperluan keluarga (dengan
surat ijin keluarga), keperluan Fakultas/RS dengan surat keterangan dari yang berwewenang.
** Alasan tidak bisa diterima: adalah alasan selain tersebut diatas.
Apabila waktu ujian mundur sampai waktu < 6 bulan sejak stase berakhir, maka tidak
perlu mengulang stase.
Apabila waktu ujian mundur sampai waktu 6-12 bulan sejak stase berakhir, maka
mengulang stase 2 minggu.
Apabila waktu ujian mundur sampai waktu > 12 bulan sejak stase berakhir, maka
mengulang stase 1 bulan.