Anda di halaman 1dari 25

TUGAS ANALISA DATA WELL LOG 2

ANALISA PETROFISIKA SUMUR BUDI-1


Nama: INNANDA RIZQIANI P
NRP : 3712100021
Pengolahan data well log pada tugas ini dilakukan menggunakan Software Interactive
Petrophysics (IP). Pada tugas ini akan dijelaskan mengenai langkah-langkah pengerjaan dan
analisa dari formasi ini. Berikut ini langkah langkah pengolahan data well log:
INPUT DATA
Langkah pertama adalah Open Database yang ada pada komputer. Kemudian klik OK.
Maka akan tampil gambar seperti dibawah ini:

Kemudian langkah selanjutnya, load data LAS yang diakan diolah. Pada tugas ini yaitu
data Budi-1_EDITED_AW_ ITB_W1. Utuk load data, klik Input/Output pada toolbar IP, lalu
klik LAS3 LOAD. Seperti gambar dibawah ini:

Langkah selanjutnya setelah klik OK, maka akan tampil data-data yang terdapat pada LAS
DATA tersebut, pada data BUDI-1 terdapat 11 log yang akan di load. Lalu klik LOAD.
Kemudian klik CLOSE. Seperti gambar dibawah ini:

Langkah selanjutnya adalah melihat database yang sudah terload, yaitu dengan cara pada
toolbar klik VIEW DATABASE BROWSER. Maka akan tampil seperti gambar dibawah
ini:

Maka
akan
tampil
gambar
seperti
disampi
ng.

Dimana DEPTH (M) adalah kedalaman formasi, DTCO_SPL (US/F) adalah Sonic, DTSM_SPL
(US/F) adalah Shear Sonic, GR_SPL(GAPI) adalah Gamma Ray, HCAL_SPL(IN) adlaah Caliper,
PEFZ_SPL(B/E) adalah PEF/Photoelectric, RHOZ_SPL(G/C3) adalah Density, RT_SPL(OHMM) adalah
DeepRes atau Formation Resistivity, RXO_SPL (OHMM) adalah MicroRes atau Flushed Zone

Resistivity, SP_SPL(MV) adalah Spontaneuous Potential dan TNPH_SPL(V/V) adalah Neuton


Porosity.
PARAMETER SET
Setelah me-load data, maka langkah yang dilakukan selanjutnya adalah memasukkan
parameter set. Yaitu parameter zonasi. Pada data las Budi-1 terdapat 7 formasi.
Pada toolbar klik WELL MANAGE ZONES/TOPS. Maka akan tampil gambar seperti
dibawah ini:
Pada toolbar klik Well Manage
Zones/Tops
Hal ini dilakukan agar memudahkan
zonasi masing-masing formasi.
Formasi yang akan di zonasi adalah
Pleistocene, Muara Enim, Air Benakat,
Gumai, Talangakar, Talangakar Sand

Langkah selanjutnya klik NEW TOPS, untuk membuat formasi baru. Maka akan tampil
gambar dibawah ini, lalu dimasukkan data kedalaman masing-masing formasi pada tabel
dibawah ini. Kalau sudah dimasukkan data top dan bottom masing-masing zona, maka klik
OK.

Lalu langkah selanjutnya, untuk melihat parameter set zonasi yang telah di input yaitu,
pada track depth klik kiri pada mouse ADD TRACK BUDI-1 FORMATION. Maka akan
tampil gambar seperti gambar dibawah ini:

MENGHITUNG VOLUME CLAY


Setelah dimasukkan parameter set dari formasi, maka selanjutnya dilakukan langkan interpretasi
kandungan volume clay yang terdapat pada masing-masing formasi. Untuk langkah-langkah
menentukan volume clay seperti di bawah ini:
Langkah pertama yaitu, pada toolbar klik INTEPRETATION CLAY VOLUME. Seperti
gambar dibawah ini:

Kemudian setelah di klik Clay Volume maka akan tampil gambar seprti dibawah ini. Untuk
menghitung volume clay ini dapat menggunakan indikator single atau double. Pada single
clay indikator terdapat 4 log, yaitu Gamma Ray, Neutron, Resistivity dan SP. Pada double
clay indokator terdapat Density-Neutron, Density-Sonic, dan Sonic Neutron. Seperti
gambar dibawah ini:

Pada tugas ini, untuk


mengidentifikasikan gross
litologi, digunakan single
clay indicator. Yaitu
Gamma Ray.
Hal ini dilakukan karena
untuk mempermudah
analisa. Setelah di check list
Gamma Ray, maka langkah
selanjutnya adalah menginput kurva dari Gamma
Ray. Yaitu GR_SPL. Lalu

Langkah selanjutnya adalah load parameter set yang sebelumnya sudah dibuat. Yaitu
parameter set zonasi. Klik LOAD/SAVE PARAMETER SETS ALL SETS BUDI-1
FORMATION LOAD FROM DATABASE OK. Lalu senlanjutnya Close Parameter Sets.
Seperti gambar dibawah ini:

Kemudian klik RUN pada Clay Volume Analysis. Maka akan tampil grafik seperti dibawah
ini. Pada track pertama adalah depth, track kedua adalah Zona Formasi, track ketiga
adalah Log Gamma Ray, dan track keempat adalah Volume clay yang dicari.

Analisa pada track 3 (Log Gamma Ray): Masing-masing litologi mempunyai batas GR
max dan GR min tersendiri, sehingga tiap-tiap formasi harus di edit nilai GR max dan GR
min nya sendiri-sendiri. Untuk menentukan nilai GR max dan GR min dapat digunakan
Gamma Ray Histogram pada masing-masing Formasi.

Langkah untuk menentukan GR max dan GR min, yaitu menggunakann histogram. Pada
kolom Gamma Ray klik kanan, lalu klik GR_SPL Histogram. Seperti gambar dibawah ini:

Lalu untuk mengubah skala pada histrogram dapat dilihat pada gambar diatas sebelah
kanan. Kemudiian klik OK.

Lalu masing-masing formasi ditentukan GR max dan GR min, melalui histogram dibawah
ini. Garis merah adalah GR clean (nilai GR menunjukkan rendah), garis merah ini sebagai
GR min. Lalu garis hijau adalah GR Clay (nilai GR menunjukkan tinggi), garis hijau ini
sebagai GR max. Kolom kotak-kotak yang ada di sebelah kanan menunjukkan zona yang
sedang aktif. Lalu kolom dbawah histogram terdapat nilai Top dan Bottom formasi, nilai
max dan min nilai Gamma Ray.

Histogram GR Formasi Pleistocene

Histogram GR Formasi Muara Enim

Histogram GR Formasi Air Benakat

Histogram GR Formasi Gumai

Histogram GR Formasi Talangakar

Histogram GR Formasi Talangakar Sand

Histogram GR Basement

Langkah selanjutnya adalah membuat baseline pada track keempat, yaitu Volume Clay.
Untuk membuat baseline, yaitu klik pada kolom scale VCLGR, lalu pilh SHADING. Lalu
memasukkan parameter dibawah ini. Nilai 0.4 adalah nilai yang digunakan untuk Baseline.
Kemudian klik APPLY

Setelah didapatkan baseline, maka dengan mudah kita membuat zonasi, yang mana sand
stone dan yang mana clay. Warna kuning pada track VCLGR menunjukkan indikasi
sandstone dan warna hijau menunjukkan indikasi lapisan shale. Lapisan shale
diindikasikan dengan tingginya nilai VCLGR, karena di dalam shale secara relatif lebih
banyak dijumpai mineral-mineral radioaktif seperti K, Th, dan U. Berikut ini persamaan
untuk menghitug nilai Volume Clay:

Dari persamaan diatas, sangat jelas bahwa ada nilai GR max(clay) dan GR min(clean)
sangat mempengaruhi nilai volume clay. Sehingga untuk mencari nilai volume clay maka
harus memasukkan parameter Log gamma ray, Maximum GR, dan Minumum GR. Seperti
gambar dibawah ini:

Step selanjutnya adalah membuat zonasi litologi formasi dengan menggunakan analisa
VCLGR. Caranya yaitu pada kolom Clay Volume klik Kanan SPLIT ZONE. Seperti gambar
dibawah ini:

Lalu langkah selanjutnya adalah, membuat litologi dengan cara pada toolbar Sooftware IP
klik EDIT CREATE/EDIT LITHOLOGY CURVE. Setelah itu akan muncul gambar dibawah
ini sebelah kanan (Edit Lithology). Lalu select track 5 (LITHOLOGI). Lalu select lithologi,
yaitu diisikan Sandstone.
Kemudian Start EDIT, Lalu drag kursor ke zona yang dianggap reservoir. Lalu klik Stop
EDIT. Lalu CLOSE. Seperti gambar dibawah ini:

Jika semua zona reservoir sudah dibuat lithologi


berdasarkan Gamma Ray, maka akan muncul seperti
gamabr dibawah ini. Pada tugas ini terdapat 12 zona
reservoir dari 7 Formasi.

Untuk mengetahui Clay Volume parameternya dengan, pada Toolbar IP klik


INTERPRETATION CLAY VOLUME PARAMETERS.

Pada gambar kiri terdapat masing-masing formasi/zona dengan top dan bottop. Pada gambar
kanan adalah nilai Grmin (clean) dan Grmax (clay) masing-masing reservoir. Dan pada tugas ini
menggunakan GR method LINIER, yaitu menggunakan persamaan:

Untuk lebih detailnya maka:


Botto Gr
Gr
Top
m
Clean
Clay
RES1
53.34
62.48
28
91
RES2
69.34
74
28
91
541.3
RES3
2
555.8
62
136
RES4
650.2
669.3
62
136

RES5
RES6
RES7
RES8
RES9
RES1
0
RES1
1
RES1
2

9
831.1
9
1299.
97
1534.
66
1824.
69
1990.
04
2013
2111.
04
2147.
32

4
859.9
9
1420.
06
1620.
01
1901.
04

62

136

76

147

76

147

103

161

2013
2033.
32
2122.
17

152

360

39

279

39

279

2153

39

279

Perhitungan Volume Clay ini akan mempengaruhi nilai porositas dan saturasi air. Selanjutnya
akan dilakukan pehitungan analisa porositas dan saturasi air.
POROSITAS DAN SATURASI AIR
Langkah pertama untuk mengkalkulasi nilai porositas dan saturasi air adalah dengan
memasukkan parameter Temperatur. Pada toolbar, klik CALCULATION TEMPERATURE
GRADIENT

Pada temperatur dimasukkan nilai, untuk top sumur (depth = 0) temperaturnya 60 F, lalu
pada bottom sumur (depth = 2304) temperaturnya 300 F. Lalu selanjutnya klik RUN. Maka
parameter temperatur sudah ada.

Selanjutnya dimasukkan parameter lainnya untuk menghitung porosity dan saturasi air.

Pada toolbar IP klik CALCULATION


BASIC LOG FUCTIONS.
Kemudian akan muncul Fuction yang
digunakan. Yaitu terdapat Porosity,
Matrix, Rw Apparent/Sw, Permeability,
Derivatives, Conversions, dan
Conversions 2. Untuk lebih jelasnya akan
dijelaskan di bawah ini.

Porosity
Pada tahap ini kita akan
memasukkan parameterparameter untuk
menghitung porositas.
Untuk menentukan nilai
porosity, dapat dihitung
melalui 3 log yaitu; Density,
Sonic, Neutron.

Menghitung porositas dari densitas, inputnya RHOZ_SPL dengan output RhoB. Matriks
Densitasnya 2,68 gm/cc dan Fluid densitasnya 1 gm/cc. Nilai ini didapat dari PPT Kuliah Minggu
ke 10. Persamaan yang digunakan seperti dibawah ini, sehingga dari mengetahui persamaannya
kita dapat menentukan parameter input yang diperlukan untuk menghitung porositas.

Porositas menggunakan Sonic dengan input DTCO_SPL dan outputnya PhiSon. Parameter yang
dimasukkan, untuk DT matrixnya 55.5 uSec/ft dan DT fluida 189 uSec/ft. Persamaan yang
digunakan adalah Persamaan Wyllie:

Porositas menggunakan Neutron dengan input TNPH_SPL dan outputnya PhiNeu. Dengan
persamaan:

Kemudian langkah selanjutnya adalah input parameter matrix, seperti dibawah ini. Lalu
kalau sudah selesai memasukkan parameter input matrix. Maka klik RUN TAB.

Lalu memasukkan parameter Rw/Sw. Nilai m, n, dan a dimasukkan. Setelah memasukkan


parameternya. Kemudian klik RUN TAB.

POROSITY
Lalu setelah memasukkan parameter input porositas, maka akan dilakukan penghitungan nilai
porositas dan saturasi air dalam formasi.
Pada toolbar, klik INTERPRETATION POROSITY AND WATER SATURATION. Seperti gambar
dibawah ini:

Lalu step selanjutnya adalah memasukkan input. Model yang digunakan adalah Neutron
Density model, dengan metode persamaan saturasi adalah Archie dengan persamaan:

Kemudian step selanjutnya adalah checklist untuk output kurva yang diinginkan. Seperti
Phi total, Phi efektif, dll. Seperti gambar dibawah ini:
Kemudian klik OK.

Lalu selanjutnya adalah Plot Options. Ini untuk mengatur scale, dan juga main lithologi
pada reseroir dipilih Sandstone. Kemudian klik OK.

Gambar diatas adalah plot hasil perhitungan porositas dan saturasi air. Pada kolom
pertama menunjukkan kedalaman formasi. Pada kolom kedua adalah ZONASI daerah reservoir
pada masing-masing. Kolom selanjutnya adalah Log Gamma Ray, yang bisa menentukan gross
litologi. Pada kolom 4 terdapat log yang sudah diinputkan. Ada 4 log, yaitu TNPH_SPL, RHOZ_SPL,
DTCO_SPL dan PEFZ_SPL. Bagian warna hijau pada track 4 ini mengidentifikasikan adanya shale.
Dan warna kuning adalah sand. Kemudian kolom selanjutnya, kolom 5 adalah resistivity.
Sebelumnya kita sudah menginputkan parameter resistivity, pada kolom ini terdpat 2 log. Yaitu
RT (Resistivity yang terdapat pada invaded zone) dan RXO (Resistivity yang terdapat pada flused
zone).
Pada kolom selanjutnya terdapat salinity. Pada kolom 6 ini terdapat 2 log, yaitu log RwApp
(Apparent water resistivity) dan RmfApp (Apparent mud filtrade resistivity) Kemudian kolom
selanjutnya adalah Matriks. Dimana kolom 7 ini ada 3 log, yaitu RHOMA (Rho matrik), DTMA
(sonic matrix value), dan RHOHY (Rho Hidrocarbon). Kemudian kolom selanjutnya, terdapat
kolom saturasi. Kolom ini adalah hasil dari perhitungan kolom saturasi, dimana kolom ini terdapat
2 log yaitu SWU (Effective water saturation unlimited) dan SXOU (Saturasi flush zone unlimited).
Kemudian kolom selanjutnya adalah kolom porosity, kolom ini menjelaskan mengenai kalkulasi
porosity pada masing-masing zona reservoir. Dimana terdapat 3 log pada kolom ini, yaitu PHIT
(Total porosity), PHIE (Effective porosity) digunakan untuk menentukan zona yang potensial,
BVWSXO (Bulk volume water flushed zone), dan BVW (Bulk volume water). Sehingga pada
analisa porosity dapat diketahui kandungan gas, minyak dan air pada zone tersebut. Kemudian
kolom terakhir adalah litologi, dimana pada kolom ini terdapat 2 log, yaitu VWCL (Volume wet
clay) dan PHIE (Effective porosity). Sehingga dari 2 log ini dapat diidentifikasikan jenis litologinya.

CUT OFF
Untuk menentukan zona reservoir dan zona yang produktif dilakukan secara manual, maka
diperlukan batas-batas zona berupa batas litologi dan batas fluida. Batas litologi merupakan
suatu batas yang membedakan anatar lapisan batuan yang berpotensi menjadi reservoir atau
tidak. Reservoir cut off value ditentukan untuk membedakan interva; produktif dengan non produktif.
Langkah awal pada toolbar klik INTERPRETATION CUTOFF AND SUMMATION

Kemudian akan tampil seperti gambar dibawah ini. Dimana kita akan memasukkan kurva
yang akan di cutoff. Pada tugas ini kita akan meng-cutoff Clay Volume, Porosity dan Water
Saturation.

Kemudian kita men-set up cut off. Pada tugas ini Cut off dari Clay volume adalah 0.4,
Porositas 0.12 dan Saturasi Water 0.5. Nilai-nilai ini dimasukkan ke dalam kolom cut off
value seperti dibawah ini:

Lalu seperti biasa kita akan men set output kurvanya. Yaitu untuk Porosty outputnya
adalah ResPhiH dan PayPhiH, untuk water saturation outputnya adalah ResPhiSoH dan
PayPhiSoH. Untuk clay volume outputnya ResVclH DAN PayVclH. Seperti gambar dibawah
ini:

Lalu jika sudah memasukkan parameternya, akan muncul log hasil cut off. Dengan
menentukan nilai cut off dari porosity, clay volume dan water saturation. Zona net
reservoir akan dihasilkan dari nilai cut off clay volume dan porositas. Sedangkan zona net
reservoir ditambahkan nilai cuf off saturasi water akan menghasilkan zona net pay. Hasil
dari cut off dapat dilihat gambar dibawah ini:

Dengan nilai cut off clau volume 40%, porositas 12% dan saturasi water 50%. Maka akan
didapatkan net reservoir dan zona net pay. Untuk mendapatkan nilai tersebut maka: Pada toolbar

klik INTERPRETATION CUTOFF AND SUMMATION PARAMETERS.

Maka akan muncul gambar seperti dibawah ini. Pada Zona Depth terdapat kedalaman
masing-masing zona, pada Reservoir Cut offs adalah nilai dari cuut off pada masingmaisng zna reservoir. Seperti gambar dibawah ini:

Lalu untuk nilai net reservoir dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Lalu untuk nilai net pay dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Anda mungkin juga menyukai