Anda di halaman 1dari 33

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Maksud dan Tujuan

Studi kelayakan mekanikal dilakukan dengan melakukan survey di


lapangan dengan tujuan untuk memilih jenis dan spesifikasi peralatan
mekanikal elektrikal yang sesuai setelah studi kelayakan sipil. Jadi studi ini
merupakan kelanjutan dan baru dapat dilakukan setelah studi kelayakan
hidrologi dan sipil (Buku Pedoman 2A dan 2B). Maksud dan tujuan studi ini
adalah mendapatkan tipe dan spesifikasi peralatan mekanikal dan elektrikal
yang sesuai dengan kelayakan sipil dan hidrologi sebelumnya untuk digunakan
PLTMH yang akan dibangun. Dengan studi kelayakan ini, maka peralatan PLTMH
tersebut :
a. Dapat dioperasikan dengan stabil sehingga bertahan untuk jangka
lama.
b. Mudah dioperasikan oleh operator atau penduduk desa dengan
keterampilan yang minimum.
c. Mesin buatan lokal Indonesia untuk memudahkan perawatan dan
perbaikan.
d. Meminimalkan biaya peralatan dan pemasangannya.
e. Garansi mesin mudah dan secara keteknikan dapat diterima dengan
data tes dan rekaman suplai yang dapat dipercaya.
1.2.

Lingkup Kegiatan Studi

Lingkup kegiatan dari studi ini adalah kegiatan studi kelayakan dan
perancangan spesifikasi peralatan mekanikal elektrikal ini dilakukan dengan :
a. Desk study referensi pemilihan alat mekanikal utama dalam PLTMH,
yakni turbin berdasarkan hasil studi kelayakan hidrologi (Buku
Pedoman 2A) dan studi kelayakan sipil (Buku Pedoman 2B) yang
mendeskripsikan skema sistem PLTMH khususnya desain konstruksi
pipa pesat (penstock).
b. Mendapatkan informasi, diskusi dan bimbingan dari pabrikan penyedia
peralatan mekanikal elektrikal atau konsultan jasa instalasi yang
berpengalaman dalam pembangunan PLTMH.
c. Mengumpulkan informasi dari sumber lain pemangku (stakeholders)
pembangunan mikrohidro (PLTMH) sebagai perbandingan (benchmarking) dari sisi kehandalan peralatan dan harganya.

2
BAB II
KETENTUAN UMUM DAN STANDAR
INSTALASI PERALATAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL PLTMH
Komponen mekanikal hanya terdiri dari dua bagian yaitu turbin dan
transmisi. Kedua sistem ini menghubungkan antara sumber energi air dengan
generator yang menghasilkan listrik.
2.1. Sistem Mekanik Elektrik PLTMH
Mikrohidro dibangun berdasarkan kenyataan bahwa adanya air yang
mengalir di suatu daerah dengan kapasitas dan ketinggian yang memadai.
Istilah kapasitas mengacu kepada jumlah volume aliran air persatuan waktu
(flow capacity) sedangkan beda ketinggian daerah aliran sampai ke instalasi
dikenal dengan istilah head. Mikrohidro juga dikenal sebagai white resources
dengan terjemahan bebas bisa dikatakan "energi putih". Dikatakan demikian
karena instalasi pembangkit listrik seperti ini mengunakan sumber daya yang
telah disediakan oleh alam dan ramah lingkungan. Suatu kenyataan bahwa
alam memiliki air terjun atau jenis lainnya yang menjadi tempat air mengalir.
Dengan teknologi sekarang maka energi aliran air beserta energi perbedaan
ketinggiannya dengan daerah tertentu (tempat instalasi akan dibangun) dapat
diubah menjadi energi listrik.
Seperti dikatakan di atas, Mikrohidro hanyalah sebuah istilah. Mikro
artinya kecil sedangkan hidro artinya air. Dalam prakteknya istilah ini tidak
merupakan sesuatu yang baku namun bisa dibayangkan bahwa mikrohidro,
pasti mengunakan air sebagai sumber energinya. Yang membedakan antara
istilah mikrohidro dengan minihidro adalah output daya yang dihasilkan.
Mikrohidro menghasilkan daya lebih rendah dari 100 W, sedangkan untuk
minihidro daya keluarannya berkisar antara 100 sampai 5000 W. Secara teknis,
Mikrohidro memiliki tiga komponen utama yaitu air (sumber energi), turbin dan
generator.
Air yang mengalir dengan kapasitas tertentu disalurkan dan ketinggian
tertentu menuju rumah instalasi (rumah turbin). Di rumah instalasi air tersebut
akan menumbuk turbin dimana turbin sendiri dipastikan akan menerima energi
air tersebut dan mengubahnya menjadi energi mekanik berupa berputarnya
poros turbin. Poros yang berputar tersebut kemudian ditransmisikan ke
generator dengan mengunakan kopling. Dari generator akan dihasilkan energi
listrik yang akan masuk ke sistem kontrol arus listrik sebelum dialirkan ke
rumah-rumah atau keperluan lainnya (beban). Begitulah secara ringkas proses
Mikrohidro merubah energi aliran dan ketinggian air menjadi energi listrik.

3
Secara singkat perinsip kerja dari suatu pembangkit PLTMH dapat
digambarkan sebagai berikut :

Gambar 1. Prinsip Kerja Suatu PLTMH


Dari keterangan di atas maka dapat disimpulkan bahwa suatu pembangkit
listrik tenaga mikro hidro tergantung dengan :
100Debit air
101Ketinggian (jatuh ketinggian) dan
102Efisiensi
Dengan demikian dapat diformulakan secara sederhana daya (P) yang
dibangkitkan dari suatu pembangkit PLTMH adalah :
P

= 9,8 x Q x H x

dimana :
P
= daya yang dibangkitkan (Watt)
Q
= Debit air (m3/det)
H
= Ketinggian (m)

= Efisiensi dari sistem


9,8
= Konstanta gravitasi bumi
PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro) merupakan pembangkit
listrik yang menggunakan energi potensial air dan dapat diklasifikasikan atau di
kelompokan berdasarkan metode mendapatkan head, sistem operasi dan jenis
turbin yang dipergunakan.

4
2.2. Pemilihan Turbin
Turbin air berperan untuk mengubah energi air (energi potensial, tekanan
dan energi kinetik) menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran poros.
Putaran poros turbin ini akan diubah oleh generator menjadi tenaga listrik.
Berdasarkan prinsip kerjanya, turbin air dibagi menjadi dua kelompok dan
digambarkan sebagai tabel di bawah :
Turbin runner
High
Impulse

Pelton
Turgo
Multi-jet Pelton

Reaction

Head Pressure
Medium
Crossflow
(Michel/Banki)
Turgo
Multi-jet Pelton
Francis
Pump-as-Turbine (PAT)

Low
Crossflow
(Michel/Banki)
Propeller
Kaplan

Cara kerja kedua tipe turbin tersebut digambarkan sebagai berikut :


a. Turbin impuls (cross-flow, pelton & turgo)
Turbin jenis ini, menggunakan tekanan pada setiap sisi sudut geraknya
/runnernya - bagian turbin yang berputar - sama.
b. Turbin reaksi (francis, Kaplan/propeller)
Turbin ini menggunakan energi kinetik dan tekanan dikonversi di
runner, biasanya jenis turbin ini tidak menerima tumbukan hanya
mengikuti aliran air.

Turbin Pelton

Turbin Crossflow

Turbin Kaplan

Turbin Francis

Daerah aplikasi berbagai jenis turbin air relatif spesifik. Pada beberapa
daerah operasi memungkinkan digunakan beberapa jenis turbin. Pemilihan
jenis turbin pada daerah operasi yang overlaping ini memerlukan perhitungan
yang lebih mendalam. Pada dasarnya daerah kerja operasi turbin menurut
Keller dikelompokkan menjadi :
a. Low head powerplant : dengan tinggi jatuhan air (head) : 10 m
b. Medium head power plant : dengan tinggi jatuhan antara low head
dan high-head.
c. High head power plant : dengan tinggi jatuhan air yang memenuhi
persamaan.
H 100 (Q) : 0-113 m 3/s
Dimana :
H =head, m Q = desain debit, m 3/s
Secara umum hasil survey lapangan mendapatkan potensi pengembangan
PLTMH dengan tinggi jatuhan (head) 6 - 60 m, yang dapat dikategorikan pada
head rendah dan medium. Berikut adalah grafik yang dapat membantu untuk
pemilihan turbin.

Grafik Pemilihan Turbin

Atau dapat juga dengan menggunakan grafik dibawah ini :

7
Gambar .......................
Yang pertama dilakukan adalah menguhubungkan garis antara debit air
dengan dengan ketinggian yang telah ditetapkan (garis berwarna hijau).
Kemudian membuat garis tegak lurus antara kecepatan turbin dengan garis
yang berwarna hijau (garis yang berwarna biru) sehingga akan mendapatkan
jenis turbin apa yang ideal yang harus digunakan. Untuk daerah Indonesia
turbin yang ideal adalah turbin cross flow dan turbin kaplan. Ini mengingat
kondisi alam dan karakteristik geografis dari daerah Indonesia.
Yang perlu diperhatikan juga di dalam pemilihan turbin adalah putaran
kecepatan generator yang tersedia. Hal ini sangat mempengaruhi umur dari
generator tersebut. Kecepatan turbin (rpm) sama dengan kemampuan
kecepatan (rpm) generator.
Tabel Daerah Operasi Turbin
Jenis Turbin

Variasi Head, m

Kaplan dan Propeller

2 < H < 20

Francis

10 < H < 350

Pelton

50 < H < 1000

Crossfiow

6 < H < 100

Turgo

50 < H < 250

Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk pemilihan jenis turbin dapat


ditentukan berdasarkan kelebihan dan kekurangan dari jenis-jenis turbin,
khususnya untuk suatu desain yang sangat spesifik. Pada tahap awal, pemilihan
jenis turbin dapat diperhitungkan dengan mempertimbangkan parameterparameter khusus yang mempengaruhi sistem operasi turbin, yaitu :
a.

Faktor tinggi jatuhan air efektif (Net Head) dan debit yang
akan dimanfaatkan untuk operasi turbin merupakan faktor utama
yang mempengaruhi pemilihan jenis turbin. Sebagai contoh : turbin
pelton efektif untuk operasi pada head tinggi, sementara turbin
propeller sangat efektif beroperasi pada head rendah.
b.
Faktor daya (power) yang diinginkan berkaitan dengan head
dan debit yang tersedia.
c.
Kecepatan (putaran) turbin yang akan ditransmisikan ke
generator. Sebagai contoh untuk sistem transmisi direct couple antara
generator dengan turbin pada head rendah, sebuah turbin reaksi

8
(propeller) dapat mencapai putaran yang diinginkan, sementara
turbin pelton dan crossflow berputar sangat lambat (low speed) yang
akan menyebabkan sistem tidak beroperasi.
2.3. Transmisi Daya Mekanik
Transmisi daya berperan untuk menyalurkan daya dari poros turbin ke
poros generator. Elemen-elemen transmisi daya yang digunakan terdiri dari :
sabuk (belt), pulley, kopling dan bantalan (bearing).
Belt berfungsi untuk menyalurkan daya dari poros turbin ke poros
generator. Belt harus cukup tegang sesuai dengan jenis dan ukurannya. Pulley
berfungsi untuk menaikkan putaran sehingga putaran generator sesuai dengan
putaran daerah kerjanya. Sedangkan kopling, bantalan dan cone clamp
merupakan komponen/elemen pendukung.
Secara umum sistem transmisi daya dapat dikelompokkan menjadi :

Sistem transmisi daya langsung (direct drives)

Sistem transmisi daya tidak langsung (indirect drives), dalam hal ini
menggunakan belt.

a. Sistem Transmisi Daya Langsung


Pada sistem transmisi daya langsung ini (direct drives), daya dari
poros turbin (rotor) langsung ditransmisikan ke poros generator yang
disatukan dengan sebuah kopling. Dengan demikian konstruksi sistem
transmisi ini menjadi lebih kompak, mudah untuk melakukan
perawatan, efisiensi tinggi dan tidak memerlukan elemen mesin lain
seperti belt dan pulley kecuali sebuah kopling.
Karena sistem transmisi dayanya langsung (direct drives), maka
generator yang digunakan harus memiliki kecepatan (putaran)
optimum yang hampir sama dengan kecepatan (putaran) poros turbin
(rotor), sekitar + 15% perbedaannya. Alternatif lain adalah menggunakan gearbox untuk mengoreksi rasio kecepatan (putaran) antara
generator dan poros turbin.
b. Sistem Trasmisi Daya dengan Sabuk (Belt)

9
Sabuk dipakai untuk memindahkan daya antara dua poros yang
sejajar. Pemilihan jenis sabuk bergantung pada besar kecilnya daya
yang akan ditransmisikan.
Sabuk memainkan peranan yang penting dalam menyerap beban kejut
dan meredam pengaruh getaran. Sabuk yang digunakan umumnya
jenis flat belt dan V-belt (vee velt).
Flat belt banyak digunakan pada sistem transmisi daya mekanik untuk
mikrohidro dengan daya yang besar. V-belt digunakan pada instalasi
PLTMH dengan daya di bawah 20 kW. Penggunaan sistem transmisi
sabuk ini memerlukan komponen pendukung seperti : pulley, bantalan
beserta asesorisnya dan kopling.
Pada sistem transmisi daya dengan sabuk, putaran turbin dan
generator yang dihubungkan dapat berbeda atau dengan kata lain ada
rasio putaran. Dengan demikian range generator yang akan digunakan
lebih luas dan bervariasi.
Transmisi adalah komponen yang menghubungkan antara turbin dan
generator. Sistem ini hanya memiliki dua sistem yaitu menggunakan belt,
atau langsung di kopel dan biasanya menggunakan gearbox.

Gambar.
2.4.

Generator

Turbin yang dihubungkan dengan menggunakan flat belt

10
a. Pemilihan Jenis Arus Listrik : Arus Bolak Balik (AC)
Pada umumnya tegangan yang keluar dari PLTMH adalah arus bolakbalik AC/Alternating Current) dapat juga searah (DC, direct current).
Tegangan AC dapat diubah menjadi tegangan tinggi secara mudah dan
murah dengan menggunakan transformator. Dengan demikian energi
listriknya dapat ditransmisikan pada jarak yang cukup jauh dari rumah
pembangkit (power house) sehingga lebih ekonomis, rugi-rugi
transmisinya dapat diminimalkan. Keuntungan lain dari penggunaan
arus AC ialah konstruksi generator AC yang lebih sederhana.
Arus AC menuntut frekuensi sistem tetap konstan, terutama jika
menggunakan motor induksi sebagai generator. Untuk itu diperlukan
pengaturan kecepatan putar generator di samping pengatur tegangan
(voltage regulator).
Pada prakteknya, kombinasi pengadaan tenaga listrik AC dan DC
merupakan pilihan yang baik. Penyimpanan tenaga listrik AC ke
baterai-baterai (accumulator) memberikan alternatif lain bagi
masyarakat yang tidak terjangkau oleh jaringan listrik PLTMH untuk
dapat menikmati penerangan, televisi, radio atau penerapan lainnya
yang memerlukan tenaga listrik dalam jumlah kecil.
Frekuensi yang dipakai untuk arus AC adalah 50 Hz. Tegangan standar
yang dihasilkan adalah 110 V dan/atau 240 V untuk generator satu
fasa, serta 240/415 V untuk generator tiga fasa.
b. Penentuan Sistem Satu Fasa atau Sistem Tiga Fasa
Pada dasarnya sistem satu fasa ini hampir sama dengan rangkaian DC.
Keuntungan sistem satu fasa adalah :

Instalasi listrik dengan sistem satu fasa lebih sederhana

Sistem pengaturan beban (ELC) untuk satu fasa atau lebih murah

Ukuran (size) generator ditentukan oleh beban maksimum


(kebutuhan konsumen), sementara pada sistem tiga fasa kapasitas
maksimum generator yang dipilih lebih besar daripada beban
maksimum (kebutuhan).

11
Sistem tiga fasa pada dasarnya terdiri dari tiga buah sistem satu fasa
dengan satu buah penghantar netral untuk pengubahan arus. Dalam
pelaksanaan/ praktek ada 2 cara membuat hubungan pada sistem tiga
fasa yaitu :

Hubungan delta (segi tiga)

Hubungan bintang (Y)


Hubungan delta diperoleh dengan cara menghubungkan ujung lilitan
fasa pertama ke pangkal lilitan fasa berikutnya berturut-turut,
sehingga diperoleh rangkaian tertutup yang simetris. Jika beban pada
setiap fasanya seimbang maka besarnya arus listrik untuk setiap fasa
sama.
Pada hubungan bintang (Y) ketiga ujung yang sejenis (boleh pangkal
maupun ujung) dari ketiga lilitan pada sistem tiga fasa disatukan.
Titik persambungannya disebut titik bintang atau titik nol. Sistem
penghantaran arus listriknya dapat menggunakan :

Tiga hantaran tanpa kawal nol (merah, kuning, biru)

Tiga hantaran kawat fasa (merah, kunig, biru) dan satu hantaran
kawal nol (hitam)

Keuntungan sistem tiga fasa ini adalah :

Generator dan motor induksi tiga fasa banyak tersedia di pasaran


dengan harga yang relatif murah dibandingkan bila menggunakan
generator satu fasa di atas 5 kW.

Dimensi generator dan motor induksi tiga fasa lebih kecil


dibandingkan generator satu fasa untuk rating (kapasitas) yang
sama.

Penggunaan sistem tiga fasa menghemat pemakaian penghantar


(tembaga) lebih dari 75% dibandingkan sistem satu fasa dengan
tegangan yang sama.

Pada prakteknya, pemilihan penggunaan sistem satu fasa atau tiga


fasa tergantung biaya yang tersedia dan kemudahan untuk

12
mendapatkan perlengkapan instalasi listrik yang diperlukan.
Umumnya untuk kapasitas di bawah 5 kW menggunakan sistem satu
fasa dan untuk kapasitas di atas 5 kW menggunakan sistem tiga fasa.
Bila sistem tiga fasa akan digunakan perlu dipertimbangkan batasan
agar saat sistem beban satu fasa dihubungkan tetap diperoleh
keseimbangan. Semua sistem beban satu fasa (rumah tangga) dapat
dihubungkan ke salah satu fasa dari jala-jala sistem tiga fasa.
c. Perhitungan Daya Arus Bolak-Balik dan Faktor Daya
Besarnya daya listrik yang dipakai oleh suatu alat listrik ditentukan
oleh besarnya tegangan (V) dan arus listrik (l) yang mengalir di dalam
listrik tersebut. Daya sesungguhnya yang terpakai (P) adalah :
P = E x ICos
Di mana :
P

= daya sesungguhnya dalam satuan watt (W)

Exl

= daya semu dalam satuan volt ampere (VA)

Cos

= faktor daya, Pf

= geseran sudut antara tegangan dan arus listrik

Pada peralatan listrik faktor daya ini penting sekali diketahui.


Semakin tinggi faktor dayanya, semakin tinggi mutunya. Sebaliknya
semakin rendah faktor dayanya, semakin rendah pula mutunya.
d. Pemilihan Generator
Generator adalah suatu peralatan yang berfungsi mengubah energi
mekanik menjadi energi listrik. Jenis generator yang digunakan pada
perencanaan PLTMH ini adalah :

Generator sinkron, sistem eksitasi tanpa sikat (brushless


excitation) dengan menggunakan dua tumpuan bantal (two
bearing)

13

Induction motor as Generator (IMAG) sumbu vertikal, yang


umumnya digunakan bersama turbin PAT dan turbin propeller
open flume.

Spesifikasi generator adalah putaran 1500 rpm, 50 Hz, 3 fasa dengan


keluaran tegangan 220V/380V. Efisiensi generator secara umum
adalah :

Aplikasi < 10 kVA, efisiensi 0,7 0,8

Aplikasi 10 20 kVA, efisiensi 0,8 0,85

Aplikasi 20 - 50 kVA, efisiensi 0,85

Aplikasi 50 100 kVA, efisiensi 0,85 0,9

Aplikasi > 100 kVA, efisiensi 0,9 0,95

Kecepatan sinkron untuk generator arus bolak-balik dinyatakan


dengan persamaan :
N = 120 . f
P
Di mana :
N

= kecepatan putar (rpm)

= frekuensi tegangan (Hz)

= jumlah kutub

14
1) Pemilihan Generator Sinkron
Kapasitas sebuah generator dinyatakan dalam Volt-Ampere atau
VA. Sebuah generator harus memiliki kapasitas (Volt-Ampere) yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan pada saat beban maksimum.
Dengan memperhatikan rugi-rugi generator serta untuk menjamin
kinerja generator maka perlu adanya faktor keamanan, biasanya
25%.
Jadi untuk memenuhi kebutuhan (beban) sebesar 100 kVA
dipergunakan generator 125 kVA. Bila akan digunakan pengontrol
beban (ELC, Electronic Load Controller) maka kapasitas daya
tambahan (ekstra) sebesar 60%. Di samping itu perlu
dipertimbangkan kemungkinan bertambahnya baban akibat adanya
penambahan permintaan suplai listrik.
Efisiensi generator sinkron umumnya meningkat sebanding dengan
kapasitasnya, dari 65% untuk daya 1 kVA sampai 90% untuk daya 20
kVA. Generator yang dipakai disesuaikan dengan sistem arus
bolak-balik yang dipilih, apakah sistem satu fasa atau tiga fasa.
2) Generator Asinkron
Penggunaan generator asinkron (generator induksi) sebagai
pembangkit listrik pada PLTMH dengan kapasitas yang kecil lebih
reliable (handal) dibandingkan bila menggunakan generator
sinkron. Biasanya sebagai generator asinkron digunakan motor
induksi.
Sistem IMAG (asynchronous) jika dibandingkan dengan sistem
syncronouse (generator sinkron) memiliki beberapa keunggulan
yang sangat berarti untuk proyek-proyek PLTMH, terutama dengan
kapasitas sampai 30 kW. Keunggulan utamanya antara lain :

Harga lebih murah dibandingkan generator sinkron

Produk memenuhi standar industri sehingga daya tahan lebih


terjamin

Tersedia dalam beberapa ukuran mulai dari 1 kW 100 kW

15

Tersedia dengan tiga ukuran putaran (1000, 1500 dan 3000


rpm) sehingga lebih mudah untuk disesuaikan dengan putaran
turbin

Motor tiga fasa dapat dipasang dengan sistem satu fasa tanpa
perubahan apapun pada motor

16
3) Karakteristik Generator Induksi (IMAG)
Motor induksi umumnya berputar dengan kecepatan konstan
mendekati kecepatan sinkronnya. Perubahan beban pada motor
induksi mempengaruhi putaran motor induksi. Akibatnya akan
terjadi perubahan frekuensi yang menimbulkan tenaga listrik.
Pada generator induksi (IMAG). Tegangan akan turun dengan cepat
pada saat beban bertambah, sehingga perlu adanya pengaturan
tegangan dan putaran. Saat ini untuk instalasi mikrohidro, dengan
menggunakan motor induksi sebagai generator, tersedia sistem
pengaturan IGC (Induction Generator Controller). Pada saat motor
induksi digunakan sebagai generator, tegangan yang dihasilkan
umumnya 10% lebih rendah dari tegangan yang diperlukan untuk
mengoperasikannya sebagai motor listrik dengan frekuensi yang
sama.
2.5. Sistem Kontrol
Frekuensi dan tegangan listrik yang dihasilkan oleh generator dipengaruhi
oleh kecepatan putar generator. Perubahan kecepatan putar generator akan
menimbulkan perubahan frekuensi dan tegangan listrik. Pada batas-batas
tertentu perubahan tersebut tidak membahayakan.
Tujuan pengontrolan pada PLTMH adalah untuk menjaga sistem elektrik
dan mesin agar selalu berada pada daerah kerja yang diperbolehkan. Semua
peralatan listrik didesain untuk beroperasi pada frekuensi dan tegangan
tertentu. Bila beroperasi pada frekuensi dan tegangan yang berbeda dapat
mengakibatkan peralatan listrik cepat rusak. Misalnya : pada malam hari 90%
rumah mematikan lampu, maka beban mikrohidro menjadi turun. Hal ini akan
mengakibatkan roda gerak berputar lebih cepat (run away speed). Akibatnya
frekuensi listrik akan naik dan bila terlalu tinggi akan merusak alat-alat
elektronik yang digunakan di rumah-rumah.
Sistem pengontrolan pada mikrohidro meliputi :
a. Pengontrolan aliran air yang memasuki turbin
b. Pengontrolan beban / daya listrik.

17
Mekanisme pengontrolannya dapat berlangsung secara manual, otomatis
atau semi otomatis. Sistem pengaturan yang banyak dipakai pada PLTMH
adalah sistem kontrol semi otomatis (load controller) yang relatif murah
dibandingkan dengan sistem kontrol otomatis. Bagian utama dari sistem
kontrol ini terdari dari panel kontrol dan ballast load. Prinsip pengaturannya
adalah menyeimbangkan antara daya yang dihasilkan oleh generator dengan
beban (daya) konsumen. Pada saat beban konsumen berkurang, kelebihan daya
yang dihasilkan generator akan dipindahkan ke ballast load sehingga beban
total pada generator tidak berubah.
Beberapa system pada PLTMH yang banyak digunakan adalah :
a. Instalasi PLTMH dengan kapasitas daya kurang dari 1 kW, sistem
pengaturan/kontrol dapat dilakukan secara manual.
b. IGC (Induction Generator Controller), sistem pengaturan beban untuk
menggunakan motor induksi sebagai generator (IMAG). Sistem ini
dapat digunakan untuk kapasitas daya kurang dari 50 kW.
c. ELC (Electronic Load Controller), sistem pengaturan beban untuk
generator sinkron umumnya digunakan untuk kapasitas daya diatas 50
kW.
d. DTC System (Digital Turbin Control System), sistem pengaturan turbin
secara otomatis sehingga memungkinkan untuk dihubungkan dengan
jaringan PLN.
Sistem kontrol tersebut khususnya IGC dan ELC telah dapat difabrikasi
secara lokal dan terbukti handal pada penggunaan di banyak PLTMH. Sistem
kontrol ini terintegrasi pada panel kontrol (switch gear). Fasilitas operasi panel
kontrol minimal terdiri dari :
a. Kontrol start/stop, baik otomatis, semi otomatis maupun manual
b. Stop/berhenti secara otomatis
c. Trip stop (berhenti pada keadaan gangguan : over under voltage, over
under frequency
d. Emergency shut down, bila terjadi gangguan listrik (misal arus lebih).
2.6. Pentanahan

18
Instalasi perumahan merupakan bagian terpenting di dalam pembangunan
suatu pembangkit dikarenakan hal ini juga dapat mengganggu sistem jika
instalasi perumahan (konsumen) tidak benar. Instalasi perumahan hendaknya
mengacu pada PUIL (Peraturan Umum Instalasi Listrik) yang merupakan standar
wajib yang harus diikuti sebagai acuan yang telah disahkan oleh pemerintahan
dan merupakan Standar Nasional Indonesia (SNI). Yang perlu diperhatikan di
dalam penginstalasian listrik perumahan hendaknya mengacu pada Aman,
Andal dan Akrab Lingkungan.
Masalah pentanahan merupakan salah satu faktor penting di dalam
pelistrikan seperti pada instalasi pembangkit, sistem transmisi dan distribusi.
Pentanahan berhubungan erat dengan perlindungan suatu sistem berikut semua
perlengkapannya. Pengusahaan pentanahan berarti mengusahakan agar arus
gangguan yang timbul pada saat tertentu, mengalir masuk tanah sehingga tidak
merusak peralatan listrik yang ada. Dalam pelaksanaannya pentanahan
meliputi :

Pentanahan sistem, berupa pengadaan hubungan dengan tanah untuk


suatu titik pada penghantar arus dari sistem seperti pada sistem
transmisi dan distribusi.

Pentanahan peralatan sistem, berupa pengadaan hubungan dengan


tanah untuk suatu bagian yang tidak membawa arus dari sistem,
seperti pada pipa baja, saluran tempat kabel, batang pemegang
saklar.

a. Konstruksi Sistem Pentanahan


Peralatan Konstruksi Sistem Pentanahan adalah :

Elektroda tanah (grounding electrode) adalah sejenis penghantar


yang ditanam di dalam tanah dan berfungsi agar potensial semua
penghantar yang dihubungkan sama dengan potensial tanah.
Perlengkapan ini juga merupakan alat pelepasan arus ke tanah.
Elektroda tanah memegang peran penting karena amat
menentukan seberapa besar arus gangguan yang dapat dilepaskan
ke tanah.

Penghantar tanah (grounding conductor) berfungsi menghubungkan peralatan sistem yang akan ditanahkan ke bus tanah atau
elektroda tanah.

19

b. Bahan-bahan Elektroda
Syarat-syarat utama bahan elektroda diantaranya adalah :

Tidak mudah berkarat seperti : baja dan tembaga

Kokoh atau tahan terhadap desakan, pukulan dan sebagainya

Memiliki daya hantar listrik yang baik


Penggunaan tembaga dapat membentuk sel galvanis dengan bahan
logam lain yang tertanam di dalam tanah seperti saluran pembungkus
kabel sehingga mempercepat terjadinya korosi pada logam tersebut.
Untuk pencegahannya dilakukan pelapisan timah pada tembaga atau
melapisi logam-logam lain dengan aspal, terutama yang dekat
dengan elektroda tembaga. Untuk elektoda baja tidak menimbulkan
masalah dan cocok untuk sistem grid maupun elektroda benam.

20
c. Hantaran Pentanahan
Hantaran pentanahan ialah hantaran yang menghubungkan bagian
yang harus ditanahkan dengan elektroda pentanahan. Luas
penampang minimum untuk hantaran :
1) Untuk hantaran dengan perlindungan mekanis yang kokoh :

Hantaran tembaga

Hantaran aluminium

: 1,5 mm2
: 2,5 m2

2) Untuk hantaran yang tidak diberi perlindungan mekanis yang


kokoh :

Hantaran tembaga

Pita baja, tebal minimum 2,5 mm : 50 mm

Hantaran aluminium tidak boleh digunakan

: 4 mm2

Sebagai perlindungan digunakan pipa baja. Jika tidak dipasang dalam


pipa untuk hantaran pentanahan sebaiknya digunakan hantaran
telanjang sehingga mudah dikontrol jika ada yang putus. Untuk rumah
tinggal sebaiknya jangan digunakan hantaran telanjang.
Untuk satu lagi komponen elektrik yang merupakan jaringan transmisi
koneksi ke PT PLN dengan skema Power Purchase Aggreemnet (PPA).
(Buku Pedoman...).

21

22
BAB 3
KETENTUAN UMUM DAN STANDAR INSTALASI
JARINGAN TRANSMISI DAN DISTRIBUSI
3.1.

Pemilihan Jalur Transmisi

Untuk mendesain jalur transmisi pendistribusian daya listrik yang


terbangkitkan beberapa hal yang dapat dijadikan dasar antara lain :
Mudah untuk akses dan perawatan
Kondisi tanah untuk tiang kuat dan stabil
Diharapkan tidak ada masalah dalam pengalihan/penggunaan lahan
Tidak ada masalah pada jarak dengan rumah dan pohon
Dipilih jalur distribusi paling pendek
Jika tiang dipasang di sekitar slope curam atau pada dasar jurang,
hindarkan dari potensi longsong
Ketinggian konduktor dari atas tanah harus lebih dari 4 m
Disamping hal-hal di atas, yang dapat dijadikan referensi untuk
mendesain jaringan transmisi dan distribusi dapat menggunakan standar dan
petunjuk PT. PLN. Setelah beberapa hal di atas untuk pemilihan jalur, maka
beberapa pada fasilitas pendukung dari jaringan transmisi dan distribusi yang
perlu diperhatikan adalah :
a. Tiang
Tiang standar yang dapat digunakan untuk jaringan transmisi dapat
diperlihatkan pada tabel berikut :
Struktur Pendukung
Tiang beton
Tiang kayu (termasuk bambu)
Tiang besi

Penerapan
Dipakai secara umum
Digunakan pada area dimana akses
untuk mesin-mesin besar sulit
Digunakan pada area dimana akses
untuk mesin-mesin besar sulit

Panjang bentangan tiang antara pendukung jaringan distribusi


ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut :
Bentangan yang direkomendasikan 50 M
Untuk jalur yang melewati area di luar pemukiman, persawahan
dan
Ruang terbuka maksimum 80 M
Untuk area pemukiman penduduk maksimum 50 M

23
Jarak bebas minimum konduktor dari atas tanah yang diijinkan
dengan kriteria sebagai berikut :
Ketinggian konduktor di atas tanah
Memotong jalan
Sepanjang jalan
Tempat lain

20 kV
6.5 M
6.0 M
6.0 M

Tegangan Rendah
4.0 M
4.0 M
4.0 M

Jarak bebas vertikal antara konduktor telanjang 20 kv dan


konduktor berpenyengat Tegangan Rendah
Jarak bebas antar fasa dari konduktor telanjang 20 kV
Jarak bebas vertikal antar konduktor telanjang 20 kV
Jarak bebas antara konduktor berpenyengat Tegangan Rendah

0.8 M
0.8 M
1.0 M
0.2 M

Ketinggian tiang ditentukan dengan memperhitungkan faktor-faktor


berikut
Ketinggian yang diperlukan konduktor feeder (penyulang) diatas
tanah diamankan dibawah lendutan terbesar
Jarak bebas yang diperlukan antara konduktor feeder dan
bangunan, kawat listrik lain atau pepohonan dapat diamankan di
bawah kedutan minimum
Ketinggian yang direkomendasikan dari struktur pendukung
adalah
Tegangan
20 kV
Tegangan Rendah

Panjang Tiang Yang Direkomendasi


9M
7M

Kedalaman minimum pemasangan tiang adalah satu per enam


dari panjang tiang (Jikan panjang 9 M, maka kedalaman 1,5 M).
Jika kondisi tanah tidak stabil, akar tiang diperkuat dengan
suatu konstruksi pendukung.

Ukuran tiang harus memperhitungkan momen pada tiang dengan


beban angin.
b. Tarik tegang
Tarik tegang harus dipasang untuk menyeimbangkan tiang. Jenis
beban untuk struktur pendukung adalah :
1) vertikal, meliputi : berat tiang, berat kabel, beban berat dari
tekanan kawat.

24
2) mendatar, meliputi : tekanan angin ke tiang, ketidakseimbangan
beban dari panjang bentangan yang tidak sama.
3) samping, meliputi : tekanan angin ke kabel, komponen beban
samping dari tekanan kawat.
c. Konduktor dan kabel
Ukuran konduktor harus dipilih dengan memperhitungkan jumlah
beban sekarang, jumlah beban yang diperkirakan, hubungan
pendek/konsleting, kapasitas arus konduktor,kerugian tegangan,
kerugian daya, kekuatan meknikal. Terlalu banyak ukuran tidak dapat
dipakai untuk percabangan feeder.
Perbandingan kelebihan dan kerugian konduktor dan kabel :
Konduktor

Kabel

Murah
d. Tidak aman
Mudah untuk menyambung tiap konduktor
Aman
Mahal
Dapat utk pemasangan Susah utk menyamdibawah tanah
bung tiap kabel

3.2. Penerapan Trafo Distribusi


Trafo distribusi step-up (menaikkan) dan step down (menurunkan) harus
pada kontruksi tiga -fasa, dan kapasitas standar adalah sebagai berikut : 5 kVA,
10 kVA, 16 kVA,25 kVA dan 50 kVA.
Dalam memutuskan penempatan lokasi trafo, dimana trafo step up harus
diletakkan dekat rumah pembangkit (power house), dan trafo step down harus
diletakkan dalam atau dekat area pusat beban. Dalam memutuskan tersebut
harus diuji dan dipertimbangkan beberapa hal sebagai berikut :
Mudah untuk akses dan pekerjaan-pekerjaan pergantian
Dipisahkan dari bangunan-bangunan lain atau pepohonan dengan jarak
yang cukup.
Untuk tipe dipasang pada tiang, pemasangan tiang harus tidak rumit.
Tipe di atas tanah harus dibangun dengan tidak menimbulkan masalah
umum.
Sebelum memutuskan kapasitas trafo baru, area suplai trafo baru harus
ditentukan dengan mempertimbangkan beberapa hal :
Area suplai dari trafo baru tidak overlap dengan suplai trafo lain dari
feeder lain.

25
Area suplai dari setiap trafo harus mandiri
Pembatasan kerugian tegangan harus memuaskan pada setiap bagian
dari area suplai.
Kapasitas trafo baru mempertimbangkan pertumbuhan permintaan yang
diharapkan dari area.
Hubungan antara kapasitas trafo dan generator digambarkan sebagai
berikut :
Kapasitas trafo
Kapasitas
generator

5 kVA
< 4 kW

10 kVA
4 kW
8 kW

16 kVA
8 kW
12 .8kW

25 kVA
12.8 kW
20 kW

50 kVA
20 kW 40
kW

3.3. Sambungan Rumah (House Connection-HC)


Untuk sambungan rumah (SR) kabel twisted berinti tembaga atau berinti
aluminium dapat digunakan, dengan ukuran sebagai berikut :
Ukuran dari bahan berinti tembaga
Ukuran dari bahan berinti aluminium

4 mm, 6 mm, 10 mm, 16 mm, 25 mm


10 mm,16 mm, 25 mm, 35 mm

Alangkah lebih baik untuk tidak menggunakan sebuah tiang diatap dengan
jalur masuk konsumen. Penggunaaan tiang di atap hanya untuk melayani
sambungan dari rumah ke rumah dan tidak diletakkan pada sisi yang sama
dengan jaringan tegangan rendah, Jarak bebas minimum 3 m untuk
halaman tertutup, 4 m untuk jalan umum. Untuk rumah yang
ketinggiannya kurang dari 3 m diperlukan tiang untuk pencapaian jarak.
Berdasarkan pengalaman, perhitungan kerugian maksimum SR adalah :
Untuk SR mengambil dari Tegangan Rendah kerugian tegangan
maksimum 2%.
Untuk SR yang mengambil langsung dari trafo, kerugian tegangan
maksimum 12%.

26

BAB 4
ESTIMASI BIAYA PENGADAAN PERALATAN
MEKANIKAL ELEKTRIKAL

4.1.

Komponen Biaya

Komponen harga untuk estimasi perkiraan biaya peralatan mekanikal


elektrikal dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Biaya transportasi pengiriman dari pabrikan ke lokasi PLTMH, dan jika
ada peralatan yang diimpor maka ada biaya masuk bea cukai (port
clerance fee).
b. Biaya pengadaan peralatan mekanikal elektrikal yang terdiri dari :
Turbin
Alat pengontrol

Ballast load
Generator
Aksesoris, suku cadang dan peralatan
Pengesetan dan pemasangan
c. Biaya pengetesan
d. Biaya uji coba (Pre commissioning Trial Run)
e. Biaya jaringan transmisi yang terdiri dari :
Tiang transmisi

Kabel

Trafo (Transformer)

Aksesoris

f. Sambungan konsumen, yang terdiri dari :


Kabel

Saklar (switch)

Aksesoris

27
4.2.

Formula Perhitungan Untuk Estimasi Biaya

Untuk membantu memformulasikan


digambarkan dengan tabel di bawah ini :

perhitungan

estimasi

biaya,

28
BAB 5
PENYUSUNAN LAPORAN SPESIFIKASI PERALATAN
MEKANIKAL ELEKTRIKAL

Sama seperti format penyusunan Laporan Hasil Studi Kelayakan Sipil


Pembangunan PLTMH, Laporan Spesifikasi Peralatan Mekanikal dan Elektrikal
tidak ada ketentuan standar, akan tetapi yang mememiliki ketentuan standar
spesifikasi untuk setiap peralatan sesuai dengan desain rencana daya
terbangkit yang ingin dicapai, lokasi dan jalur serta jarak jaringan transmisi
dan distribusi ke pelanggan.
Dengan demikian format laporan yang disajikan dalam Buku Pedoman ini
bukan merupakan standar baku. Pada pemangku (stakeholders) dapat
menyusun sesuai versi masing-masing. Format penyusunan laporan dalam Buku
Pedoman ini disusun justru sebagai petunjuk praktis membantu memudahkan
penulisan laporan hasil studi kelayakan dan spesifikasi peralatan mekanikal
elektrikal yang memudahkan untuk perencanaan dan studi kelayakan
pembangunan PLTMH.
Laporan Hasil Studi Kelayakan Sipil dapat disusun sebagai berikut :
1. Halaman Sampul Laporan
2. Ringkasan Eksekutif
3. Daftar Isi
4. Daftar Gambar
5. Daftar Tabel
6. Daftar Lampiran
7. Bab Pendahuluan
Pada bab ini berisi tentang project statement PLTMH , latar belakang,
maksud dan tujuan serta lingkup kegiatan studi potensi yang telah
dilakukan (boleh dijelaskan dengan jadwal waktu) dan gambaran hasil
yang dicapai.
Oleh karena kegiatan studi kelayakan dan spesifikasi peralatan
mekanikal elektrikal tidak dapat dilakukan oleh masyarakat awam
(perorangan dan institusi), maka disamping identitas maupun profil
lembaga yang diuraikan identitas, status, dan alamatnya dengan
jelas; profil pabrikan sebagi sumber informasi awal penetuan
spesifikasi peralatan mekanikal elektrikal sebaiknya dicantumkan juga
pada bab ini.

29
8. Bab Profil Teknis Lokasi PLTMH
Pada bab ini dijelaskan tentang gambaran teknis berdasarkan data
primer yang telah dilakukan dan didapat seperti : peta topografi
dengan dijelaskan skalanya, data curah hujan atau meteorologi
selama periode tertentu, data hidrologi, peta geologi dengan
skalanya. Menjelaskan pengumpulan data dan informasi primer
berdasarkan survey awal hasil wawancara dengan penduduk.
9. Bab Lokasi dan Desain Kasar Bangunan Sipil PLTMH
Pada bab ini digambarkan layout skema sistem PLTMH dan rencana
posisi bangunan sipil, profil teknis kondisi dan struktur tanahnya yang
mungkin telah didukung analisis berdasarkan pengolahan data hasil
studi pra-kelayakan.
Boleh juga pada bab ini dilengkapi dengan foto/gambar..... dan yang
paling substansi pada bab ini adalah sketsa layout rencana sistem
PLTMH, dan perkiraan potensi daya (kW) yang dapat dihasilkan.
10. Bab Spesifikasi Peralatan Mekanikal Elektrikal
Pada bab ini diuraikan spesifikasi setiap peralatan mekanikal
elektrikal yang akan digunakan untuk memperoleh besar daya
terbangkit yang ingin dicapai. Jika memungkinkan dijelaskan juga
persyaratan standar instalasi dan pengesetan operasinya.
11. Bab Perkiraan Biaya
Pada bab ini menggambarkan profil dari aspek perkiraan biaya,
perkiraan kuantitas,jumlah dan volume serta perkiraan harga satuan
setiap komponen peralatan mekanikal elektrikal sesuai jumlah dan
spesifikasinya, termasuk perkiraan biaya jasa transportasi , instalasi,
pengujian dan komisioning.
Pada bab ini juga dapat juga dijelaskan skema kontribusi sumber
pembiayaan atau kontribusi sumber investasi.
12. Bab Rekomendasi Studi Kelayakan
Pada bab ini disampaikan saran dan rekomendasi review dan beberapa
pengujian menuju tahap kegiatan perencanaan Detal Desain Bangunan
Sipil PLTMH, sebagai suatu syarat desain fasilitas sipil penunjang
operasi PLTMH yang layak.
13. Lampiran-lampiran data, gambar, foto, brosur , referensi
14. Profil Pabrikan sebagi sumber informasi awal perencanaan
spesifikasi..

30

BUKU 2C
BUKU PEDOMAN STUDI KELAYAKAN
MEKANIKAL ELEKTRIKAL
PEMBANGUNAN PLTMH

INTEGRATED MICROHYDRO DEVELOPMENT AND


APPLICATION PROGRAM (IMIDAP)

KERJA SAMA ANTARA DIREKTORAT JENDERAL


LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI (DJLPE) DAN
UNITED NATIONS DEVELOPMENT PROGRAMME
(UNDP)

Jakarta,

Mei 2009

31

32
KATA PENGANTAR

33
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

i
ii

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1. Maksud dan Tujuan
1.2. Lingkup Kegiatan Studi

1
1
1

BAB 2

KETENTUAN UMUM DAN STANDAR INSTALASI


PERALATAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL PLTMH
2.1. Sistem Mekanik Elektrik PLTMH
2.2. Pemilihan Turbin
2.3. Transmisi Daya Mekanik
2.4. Generator
2.5. Sistem Kontrol
2.6. Pentanahan

2
2
4
8
9
14
15

KETENTUAN UMUM DAN STANDAR INSTALASI JARINGAN


TRANSMISI DAN DISTRIBUSI
3.1. Pemilihan Jalur Jaringan Transmisi
3.2. Penerapan Trafo Distribusi
3.3. Sambungan Rumah (House Connection-HC)

18
18
20
21

ESTIMASI BIAYA PENGADAAN PERALATAN MEKANIKAL


ELEKTRIKAL
4.1. Komponen Biaya
4.2. Formula Perhitungan Estimasi Biaya

22
22
23

BAB 3

BAB 4

BAB 5
LAMPIRAN
REFERENSI

PENYUSUNAN LAPORAN SPESIFIKASI PERALATAN


MEKANIKAL ELEKTRIKAL

24

Anda mungkin juga menyukai