Studi Tipomorfologis Bangunan Kantor PDF
Studi Tipomorfologis Bangunan Kantor PDF
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bangunan kolonial, arsitektur
cangkokan dari negeri induknya
(Eropa) ke daerah koloni di seberang
laut (Cyril M. dalam Dwi Suci 1994)
tersebar
terkecuali
di
seluruh
Indonesia
dunia.
Tak
(Nusantara,
keuangan
mengkhawatirkan
(Vereenigde
Indische
dengan
di
Boyolali
didemolisi),
dalam
Oost
Compagnie/VOC).
Ungaran,
Yakni
Salatiga,
Surakarta
dan
negaranya
Dwi
yang
akibat
Suci,
adanya
1994)
yang
pulau Jawa.
Dikehendaki
tidak,
Indonesia.
budaya
atau
Apalagi,
(heritage)
peninggalan
telah
sebagai
hasil
kekayaan
pengurasan
Nusantara,
semasa
politik
(Cultuurstelsel)
digantikan
(politik
yang
paksa
terutama
Tanam
dengan
balas
kebijakan
karena
Paksa
kemudian
politik
budi).
Etis
Awalnya
Cultuurstelsel
yang
mentah
dan
armadanya
menjadi
kota
Negara-kota
Karaton
(KKSH)
kemerdekaan
Belanda
ditolak
tidak
lembaga
(Nederland)
berperikemanusiaan
dewan
oleh
perwakilan
pada
(preservation)
masa
sebelum
hingga
masa
ataupun
tindakan-
payung
konservasi
kebutuhan
kegiatan
baru
sesuai
dengan
perancangan
hanya
diibaratkan
maka
sasaran
sebenarnya
stagnan
perlu
dan
dicermati
konservasinya,
yang
mengarahkan
kegiatan
keselarasan
antara
pelestarian
pemenuhan
dengan
kebutuhan
baru
dimaksud.
mereka
negaranyapun
tipomorfologi
hal
arsitektur
ini
kolonial
bangunan
yang
punya
ini
kantor
di
Penggalian
dari
dimungkinkan
akan berpengaruh
karya-karya
(dalam
yang
bangunan-bangunan
pula
terhadap
bangunan-bangunan
Surakarta
dimaksud.
sumber-sumber
asal
timbulnya
wahana
eksplorasi
Surakarta,
pemaduan
arsitektur
tradisional
ini
merupakan
cara
berguna
dalam
pertimbangan
karya-karya
pertimbangan-
proses
pelestarian
arsitektural
perkembangan
baru
ataupun
heritage
latar
identitas
belakang
penciptaannya.
arsitektur
di
Indonesia
sangat
umumnya
berlainan
diciptakan
dan
bangunan-bangunan
antara
tempat
yang
layak
didirikannya
dengan
kantor
di
demikian
Surakarta.
memandang
disikapi
pula
pencarian
khususnya
untuk
a. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini adalah
terukur
yang
memiliki
acuan
utama
(kualitatif).
sampel
studi
historis).
(sebagai
Tinjauan
artefak
tipomorfologis
morfologi
b. Sasaran penelitian
Sasaran
Berpedoman
sampel
yang
menjadi
penelitian
ini
sebagai berikut.
(Belanda).
relevan
(modifikasi
(obyek
studi)
di
Surakarta.
ciri
bersifat
arsitektural
Eropa/Belanda).
2) Menungkapkan
keunikan
Penelitian
lain
keunikandari
sample
2.2
Obyek Studi
Berdasarkan
Dwi
Suci
bangunan
Metode
penelitian
adalah
dan
historis.
Yakni
pada
pengidentifikasian
2.1 berikut.
bertipologi
kantor
Tabel 2.1.
Obyek studi bertipologi kantor tahun 1870-1940 di Surakarta
No.
1.
K. Bank Indonesia
Cabang Ska.
Kantor Perparkir-an
(Eks. Kantor DPU Kodya
Ska.)
Eks. Kantor Brigif 6.
Eks.Kantor Bondo
Lumakso
2.
3.
4.
Tahun
bangun-an
1910
1929
1917
1917
Lokasi
Arsitek
Fermont -Cuypers
Di kawasan
luar Benteng
KKSH
Di kawasan
tepi Benteng
KKSH
Herman
Karsten
Jenis fungsi
KepemiLama Terakhir likan lama
KP
KP
HB.
KP
KP
KKSH.
KP
KP
HB.
KP
RT
KKSH.
Thomas
-(belum diketahui)
-(belum diketahui)
Keterangan tabel:
KP: Kantor pemerintah
RT: rumah tinggal
HB
: Hindia Belanda
KKSH : Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.
Balaikota
Surakarta
Gapura Gladag
Alun-alun Utara
Jalan Supit Urang
Jalan Supit Urang
Alun-alun Selatan
Jalan Kedunglumbu
Keterangan:
(th)
: tahun berdiri
Gambar 2.1
Obyek-obyek studi bangunan kantor di Surakarta
3. TINJAUAN
TEORI
DAN
DATA
1994)
arsitektur
banyak
laut.
merupakan
Karakter
bangunannya,
mempengaruhi
arsitektur
adalah
Dwi
Indische
Suci,
1994),
didominasi
Techische
Hogeschool
Institut
Teknologi
(sekarang
dalam
sebagai
dengan
individual
bangunan-bangunan
demikian,
(khususnya
hal
ini
Belanda
selera
perancangnya.
Dengan
Aula
pokoknya
Barat
yang
batu,
dalam
bebas
diimitasikan
dari
imitasi
ke
model-model
Eropa.
kaidah
khas
arsitektur
persenyawaan
bangunan
kolonial
yang
dan
yang
tidak
selalu
setempatnya,
yang
Neo
rumah
gadang
dalam
Arsitektur
tradisional Minangkabau.
Hemat
perjalanan
dengan
macam
penulis,
sejarah
Klasik
dalam
arsitektural
dari Nusantara:
misal elemen
hasil
pengaruh
muatan
dampak
karyanya
budaya
sekitarnya).
yang
lokalnya
menjadi
sebagai
Perancis
(bekas
perjalanan
di
Ir.
Hendrik
Belanda
dan
di
(Arsitektur
Belanda)
arsitektur
Italia.
perjalanan
Langgam
dalamnya
Nieuwe
Kunst
Art
Nouveau
beserta
sintesisnya
organik
(hasil
Berlage
bertemu
kesejarahan
fungsional,
Belanda
hingga
terbawa
yang
dalam
menjadi
Amsterdam
School
(menitik
beratkan
pada
sebagai berikut.
a. Arsitektur Renaisan
Stijl
fungsi).
c. Arsitektur
Neo
Klasik
(Neo
Renaisan,
Neo
Barok,
Neo
(menitik
f. Arsitektur
beratkan
Organik
Rasionalisme Awal
pada
dan
3.2 Tipomorfologi.
Tipomorfologis,
kependekan
dari
merupakan
dan
Selanjutnya
dalam
bawah
hal
ini
arsitektural.
tipologi
bentuk
Dengan
tipomorfologi adalah
fisik
demikian
dalam
sebagai
pasar
multi
fungsi,
perluasan
yang berada
di
fungsi
seberang
ilmu tentang
menjadi
model
populer
sebagai
Sejarah
singkat
bangunan
kantor
sebagai
ganda:
balaikota
dan
di
Italia.
Perkembangan
dinas
kepala
kantornya.
rumah
salah
seorang
arsitek
Rohe,
mengekspresikan
selalu
berupaya
semangat
(kantilever),
agar
menjadi
dinding
kantor di Nederland.
merupakan
plan).
pembangunan
masa
pesat
arsitektur
kedua
kolonial;
kota
Surakarta
dikeluarkannya
Pertimbangan
periode
obyek
desentralisasi,
praja
antara
tahun
(gemeente)
setelah
Undang-undang
serta
bangunan-
1900-1940,
emigrasi.
3.5
1870-1900:
di Belanda
era
politik
kolonial,
dampak
Tabel 3.1
Negara-negara sekitar Belanda sebagai pemberi pengaruh
tipomorfologi kantor di Belanda
No.
Era
1.
Renaisan
2.
Barok/Klasikisme dan Rokoko
3.
Neo Klasikisme, Historikisme, Art Nouveau
dan Arsitektur Organik
4.
Rasionalisme Awal
Negara
Italia, Perancis, Belgia dan Polandia
Italia dan Perancis.
Inggris, Perancis, Jerman, Belgia dan
Spanyol
Jerman
serapan
tipologi
adalah
tiga
macam
sebagai berikut.
ataupun
sumbu
jalan,
sebagai
berikut.
sebagai berikut:
1) sebagai pembatas square baru
dan
bentuk
pengaruh
jalan penting.
tipomorfologis
relevan
sebagai
pengaruh
dari
sekitarnya/luar
tabel
3.1
yang
hasil
serapan
negara-negara
di
Belanda
(periksa
lalu),
rincian
berdasarkan
Verheul
berikut.
Tabel 3.2
Morfologi tata letak bangunan kantor di Belanda pada era Renaisan sampai
dengan Reasionalisme Awal
Lokasi
No As- Uraian
pek
Pembatas
square
baru
Pemsejajar batas
kanal square
1.
Grafis
tata
letak
Kanal
Square
BalaiKota
Oude Beurs
Rotterdam
Haarlem
Mandiri di
tepi
square
Balaikota
lama/
Amsterdam
Royal
Palace
Square
BalaiMandiri
Kota
Square
Middleburg
Sumbu / Jalan
2.
Meng- Kanal
hadap Balaikota
sumbu/
jalan
penting
dengan
/tanpa
kanal di Jalan
bela- penting
kang/
Kantor
di
depan
Balaikota
Hilversum
Kanal
-
Jalan
penting
BalaiKota
Leiden
Balaikota
Enkhuizen
Jalan
penting
Sekolah di
Zwalluwplein,
Hillversum
Royal Palce
Amsterdam
Kantor Asuransi
Utrecht
Keterangan:
NK, H, AN & AO
R. Awal
B.k.
:
:
:
3.6.2
kriteria
Tata ruang
ruang
tata
ruang
adanya
sebagai berikut.
a. Tipe dasar
ringkas,
relevan
ataupun
bagi
Secara
ruang
sirkulasi
terdapat
ruang
antara,
ruang
dua
menghadap
matahari
datangnya
langsung:
sinar
menghadap
e. Kesimetrisan
Sebelum
ruang:
ruang
terbuka/halaman, 2) mengelilingi
halaman
1)
mengelilingi
tengah
(inner
court)
tertutup.
timbulnya
sebenarnya
konsep
c. Sifat dasar
telah
baru
Arsitektur
mencetuskan
rumah
melalui
satunya
meninggalkan
prinsip
arsitek/perancang
bangunan
sebelum
kemerdekaan
dulu,
radial.
f. Hirarkhi
organisasi terpusat.
3.3 berikut.
Ruangruang
mirip sel
otonom
Tipe dasar
1.
Grafis
tata
ruang
2.
Ruangruang
mirip sel
otonom
Paduan
ruangruang
mirip sel
otonom
dan ruang mengalir
Ruangruang
mengelilingi halaman/
mengha
dap sebagian
halaman
Mauritshuis
Den Haag
Ruang-ruang mirip
sel otonom
Ruang
mengalir
Amsterdam
Beurs & Exchange
-
Balaikota
Midelburg
Royal Palace
Amsterdam
Balaikota
Hilversum
-
Tata ruang
No As- Uraian
pek
Grafis
tata
ruang
Ruangruang
mengelilingi
hall
pusat
Royal Palace
Amsterdam
De Koninklijke
Stallen Den Haag
Balaikota
Hilversum
Balaikota
Middleburg
Organisasi
terpusat
Sifat dasar
Mauritshuis, Den
Haag
Balaikota
Hilversum
-
Amsterdam
Beurs & Exchange
Berselasar
dalam
Berrselasar
4
.
Balaikota
Middleburg
Tanpa
selasar
Balaikota
Hilversum
Balakota lama/
Royal Palace
Amsterdam
De Koninklijke
Stallen Den Haag
Balaikota
Hilversum
Tata ruang
No As- Uraian
pek
Grafis
tata
ruang
luar
Kesimterisan
5
.
Tidak
simetris
Royal Palace
Amsterdam
De Koninklijke
Stallen Den Haag
Royal Palace
Amsterdam
Rijkmuseum
Amsterdam
Balaikota
Hilversum
Pada
pusat
organisasi
linier
B.k.Hilversum
Palais Soetsdijk,
Den Haag
Pada
pusat
organisasi
terpusat
Keterangan:
NK, H, AN & AO
R. Awal
B.k.
RS
:
:
:
:
Royal Palace
Amsterdam
Tabel 3.4
Morfologi bentuk arsitektural bangunan kantor di Belanda pada era
Renaisan sampai dengan Rasionalisme Awal
Bentuk
arsitektural
No
Aspek
Uraian
1.
Masif
bergeometri
beraturan
Berbentuk huruf
L
Balaikota
Middleburg
Royal Palace
Amsterdam
Oude Beurs
Rotterdam
Balaikota
Hilversum
Palais Soetsdijk,
Den Haag
-
American Hotel
Amsterdam
Penampilan entranse
2.
-
Tanpa
kanopi +
tidak
berpedimen
Balaikota Delft
Stadhuis (B.k.)
Javastraat
B.k. Hilversum
Bentuk
arsitektural
No
Aspek
Uraian
Tanpa
kanopi +
berpedimen
Berkanopi + berpedimen
Buitenhuis
Den Haag
-
B.k. Haarlem
Posisi entrance
menyudut
dengan
lantai
berundak
/bertangga
Keterangan:
NK, H, AN & AO
R. Awal
B.k.
:
:
:
diungkapkan
Secara
ber-
data
besar,
kantor
garis
ruang
telah
dan
bentuk
arsitektural
4.1 berikut.
Tabel 4.1
Gambaran umum tipomorfologi obyek studi di Surakarta
Obyek studi
OS-1
Aspek
1. Tahun berdiri
1910
2. Nama obyek Bank Indonesia
No.
OS-2
1917
Eks Brigif-6
OS-3
1917
Eks Kantor Bondo
OS-4
1930
Eks Kantor DPU
Obyek studi
OS-1
Aspek
studi
3. Arsitek
Fermont-Cuypers
4.
Luar benteng KKSH
Kawasan
No.
Keterangan:
Tampak
depan
(timur)
OS-2
OS-3
OS-4
Lumakso
Hindia Belanda
Kodya Ska.
H. Thomas Karsten
Tepi benteng KKSH Luar
benteng
KKSH
KKSH
KKSH
Jalan
Jalan
Perspektif tampak
depan (barat daya)
Jalan
Tampak timur
perkembangan
bentuk
arsitektural
yang
Tabel 4.2
Tipomorfologi tata letak bangunan kantor di Surakarta tahun 1900-1940
1940
PERIODISASI
TIPO-LOGI ARSITEKTUR-AL
TNA
BANGUNAN
1900
Kepemi- Hindia Belanda
likan
KKSH
lama
1910
1917
OS-1
OS-2
OS-3
Bangunan
komersial
populer Eropa
abad XVII
Kantor dan
rumah dinas di
Nederland
1930
1940
OS-4
OS-4
Hasil renovasi: lantai dasar
seperti perluasan pasar di
depannya, lantai atas
kantor.
OS-1
Sebelum era
kemerdeka-
Sederhana mirip
rumah tinggal
Terkait
square
Terkait
jalan
penting
OS-3
Mandiiri di
tengah square
kecil baru sejajar
kanal
Menghadap
sumbu jalan
penting
Keterangan:
OS-4
OS-1
OS-2
OS-3
Dalam
tipologi
obyek
studi
di
terkait
duga
obyek
sebagai
lokasinya
konsekuensi
berada
dekat
logis
dengan
kanal.
studi
Sumohardjo,
Pranoto)
Hardjanagara.
dari
bangunan-bangunan
kantor
serta
tingginya
menara
ke-4
dimaksud,
(Jalan
RE.
tinggi
Square
dan
dan
Jalan
Pasar
Suryo
Gede
Sanggabuwana,
letak
4.3. berikut.
Panggung
terdapat
pengurangan
Tabel 4.3
Tata ruang bangunan kantor di Surakarta tahun 1900-1940
1940
PERIODISASI
1900
Kepemilikan
lama
Sifat dasar
Hindia Belanda
1910
1917
OS-1
OS-2
OS-3
KKSH
Ruang-ruang
mirip selel
otonom
OS-1
OS-2
Pengeliling
halaman/sebag
ian halaman
Pengeliling hall
pusat
1923
OS-4
OS-4
OS-2
OS-1
OS-3
OS-4 Penulis
menginterpretasi
karya Karsten ini
semula beratrium/
inner court
Pengeliling
halaman
tengah/ inner
court tertutup
Paduan linier
dan grid
OS-2
Terpusat
Berselasar
depan
pengantisipasi
panas
Tanpa selasar
depan pengantisipasi
panas
Hi
ra
rk
i
Kesimetrisan
ru
a
n
g
Pada pusat
OS-3
OS-4
OS-1
Kondisi awal
(Sebelum :
Kemerdekaan) terdapat
selasar depan kanan-kiri
merangkap entrance dan
exit)
OS-1
Kondisi akhir (setelah kemerdekaan), selasar depan hilang,
entrance di tengah
Simetris bilateral
seimpurna
Simetris bilateral
seimbang
1940
OS-3
OS-1
Tipe dasar
TNA
BANGUNAN
OS-4
OS-2
OS-3
OS-2
OS-1
OS-3
OS-2
1940
PERIODISASI
1900
TNA
BANGUNAN
Kepemilikan
lama
Hindia Belanda
1910
1917
OS-1
OS-2
1923
OS-3
KKSH
1940
OS-4
orgamisasi linier
OS-2
Pada pusat
organisasi terpusat
OS-1
OS-2
OS-4
berinner
1) Dalam
pola
organisai
ruang
court.
dulunya
pertama
berinner court.
mengelilingi
Meskipun
ruang
dimaksudkan
untuk
mengelilingi
4.4. Bentuk
sebagian
tidak
terdapat
studi
secara
garis
besar
jenis
berikut.
Tabel 4.4
Morfologi bentuk bangunan kantor di Surakarta tahun 1900-1940
1940
PERIODISASI
1900
TNA
BANGUNAN
Kepemi
-likan
lama
Hindia Belanda
1910
1917
OS-1
OS-3
1923
1940
a
OS-4
KKSH
a
OS-1
OS-4
OS-2
OS-3
a
OS-3
aa
Tampak 2 lantai
bangunan
Neo klasik
Massa masif
persegi empat
beraturan
Massa segi tiga
beraturan terpotong
Massa berbentuk
huruf L+ berbentuk
huruf l
Tampak 1 lantai
bangunan
OS-2
OS-1
OS-2
a
OS-4
1940
PERIODISASI
1900
TNA
BANGUNAN
Kepemi
-likan
lama
1910
Hindia Belanda
OS-1
1917
1923
1940
a
OS-3
OS-4
KKSH
OS-1
OS-2
OS-2
OS-3
a
Sinkretisme
Eropa + Jawa
OS-4
Penampilan entranse
a
aa
Tanpa kanopi +
berpediment/tidak
OS-1
OS-3
a
Berkanopi + berpe-didimen
OS-2
a
Posisi entrance
menyudut dengan
lantai berundak/
bertangga
entrance utara
OS-2
kantor lantai atas
menyudut dan bertangga
berasal
bangunan
terdapat
pengurangan
macam;
dari
kantor
terkenal:
walau
American
terdapat
berinner
pola
disebabkan
seperti
lebih
untuk
itu
dengan
biasa
kantor
balaikota
tapak
court
yang
luas;
dipergnakan
besar
huruf
massa
menerus,
berbentuk
memungkinkan
untuk
semacam
membutuhkan
sedangkan
di
dalam
obyek
studi,
memungkinkan dibentuk
lebih
dua
Belanda,
persegi
empat
di
tengah
rangkaiannya.
selalu
berupaya
setempat.
5.
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas,
Bondo Lumakso)
di dalam
baru
yaitu
adanya
gaya
berkarakter
sinkretisme
bangunan
antara
kurang/miskin
lebih
memang
arsitektur
Hindia Belanda.
arsitektur
bertingkat
gaya
Jawa
sebagai
negara
kondisi
iklim
dan
budaya
kerajaan
(vorstenlanden),
Keraton
Karsten
sejak
yang
meskipun
Kasunanan
awal
Surakarta
periode
lingkungan
tradisional
tipologi
KKSH
pemerintah
mulai
dikenal
tingkat.
d. Dalam
morfologi
tata
letak
c. Macam
tipologi
asal
tipe
hal
ini
square
kecil
dalam
merupakan
Kantor
ini
dimaksud
Urip
Bondo
Lumakso)
di
dekat
benteng
jalan
Sumohardjo,
pengeliling
dan
Jalan
dimaksud
eksistensi
melalui
kompleks
(Pecinan).
berbeda
bangunan
KKSH
Kraton/KKSH.
dengan
Ini
bangunan-
kantor
di
Eropa
jauh
dari
benteng,
ngelilingi
(miskin
mengelilingi
dibantu
ruang),
itupun
dengan
telah
ruang
terbuka
sebagian
reklamasi-
reklamasi
pantai
yang
menimbulkan
kota-kota
baru
sebagaimana
bangunan
Belanda.
bangunan-bangunan
di
kantor
Indonesia,
sebaiman
Surakarta,
antara
lain
karena
sedikit
Bondo
Lumakso),
telah
diuraikan
bangunan.
bangunan
Terdapatnya
beselasar
luar
karena
DPU),
ke-
iklim
ke-
dalamnya.
membuktikan
setempat
guna
pengaruh
budaya
sebagai berikut.
Karsten
yang
merupakan
meskipun
arsitek
/Belanda,
dengan
pola
tertutup,
selalu
asing
berupaya
setempat>
yang
perbedaan
diduga
selain
pola
lokasi,
masyarakat
(organisasi
swasta
VOC,
EA.
konservasi
bangunan-
jika
tetap
diinginkan
6. DAFTAR PUSTAKA
Akihary, Huib. (1990). Architectuur
en Stedebouw in Indonesi
1870/1970.
Penerbit
de
Walburg Pers.
Anonim (1932). Boekbespreking:
HP. Berlage Mijn Indische
Reis. Nederlandsch Indie Oud
en Nieuw (NION), edisi ke
VII, Den Haag.
Blijstra,
R.
(1966).
Dutch
Architecture after 1900.
Penerbit NV. PN. Van
Kampen & Zoon, Amsterdam.
Broek, JH. van den. (1955). Gids voor
Nederlandse
Architectuur.
Penerbit NV. WL. & J.
Brusse, Rotterdam.
Ching,
Francis
DK.
(1985).
Architecture: Space, Form
and Order, diindonesiakan
oleh Paulus Hanoto Ajie.
Arsitektur:Ruang,
Bentuk
dan
Susunannya.Penerbit
Erlangga.
Gutkind.
(1971).
Urban
Development in Western
Europe: The Netherlands
and Great Britain. Penerbit
The Free Press, New York.
Architectureil
Design,
penerbit
Van
Nostrand
Reinhold, New York.
Muhadjir, Noeng. (1990). Metode
Penelitian
Positivistik
Rasionalistik
dan
Naturalistik,
penerbit
Pascasarjana
UGM.,
Yogyakarta.
Nas, Peter JM. (ed.) (1986). The
Indonesian City: Studies in
Urban Development and
Plannin.,
Penerbit Foris
Publications, Holand.
Nix, Thomas. (t. th.). Stedebouw in
Indonesie
en
de
Stedebouwkundige
Vormgeving. Penerbit Nix,
Bandung.
Pevsner, Nikolaus. (1976). A History
of Building Types. Penerbit
Princeton University Press.
Pothorn, Herbert. (1982). A Guide to
Architecture Style. Penerbit
Phaidon Press Ltd, Oxford.
Regt,
Evelyn
de.
(1986).
Monumenten in den Haag.
Gebouwen
van
de
Rijksmonumentenlijst.
Penerbit
Negara
(Staatuitgeverij). Den Haag.
Reid,
Biodata Penulis
Dwi Suci Sri Lestari, alumni S-1
Jurusan Teknik Arsitektur Fakultas
Teknik Universitas Diponegoro (FT.
UNDIP) Semarang (1985), S-2
Teknik Arsitektur pada alur Sejarah
dan Teori Arsitektur Program Pasca
Sarjana Institut Teknologi Bandung
(1994), dan pengajar Program Studi
Arsitektur
Fakultas
Teknik
Universitas Tunas Pembangunan (FT.
UTP) Surakarta (1987- sekarang).