1 Dokumen Spmpi Undiksha PDF
1 Dokumen Spmpi Undiksha PDF
Kode Dokumen
Revisi
Tanggal
Diajukan oleh
:
:
:
Ketua UJM
Ttd
Dikendalikan oleh
Pembantu Rektor I
Ttd
Disetujui oleh
Rektor
Ttd
ii
PRAKATA
Buku Sistem Penjaminan Mutu ini merupakan buku ke-1 yang diterbitkan oleh Unit
Jaminan Mutu UNDIKSHA dalam versi bahasa Indonesia. Buku ini dimaksudkan sebagai
panduan di dalam menjalankan penjaminan mutu di UNDIKSHA. Penjaminan mutu
dimaksud bertujuan untuk memenuhi atau melampaui Standar Nasional Pendidikan
sebagaimana yang dituangkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19
tahun 2005.
Buku Sistem Penjaminan Mutu ini mencakup kebijakan mutu, manual mutu,
standar mutu, prosedur operasional standar (POS), dan formulir. Kebijakan mutu memuat
tentang bagaimana UNDIKSHA memahami, merancang, dan melaksanakan SPMI dalam
penyelenggaraan pelayanan pendidikan tinggi kepada masyarakat sehingga terwujud
budaya mutu UNDIKSHA. Standar mutu memuat tentang kriteria, ukuran, patokan atau
spesifikasi dari seluruh kegiatan penyelenggarakan pendidikan tinggi di UNDIKSHA
untuk meujudkan visi dan misi UNDIKSHA. Manual berisi tentang petunjuk praktis
mengenai cara, langkah, atau prosedur tentang bagaimana SPMI UNDIKSHA
dilaksanakan, dievaluasi, dan ditingkatkan mutunya secara berkelanjutan. Prosedur
operasional standar memuat tentang uraian bagaimana dan kapan pekerjaan/tugas itu harus
dilaksankan. Adapun formulir berisi tentang dokumen tertulis yang berfungsi untuk
mencatat atau merekam hal atau informasi atau kegiatan tertentu sebagai bagian tak
terpisahkan dari standar mutu dan manual mutu atau prosedur mutu.
Dengan diterbitkannya dokumen ini maka perangkat yang dapat dijadikan rujukan
untuk mengimplementasikan sistem penjaminan mutu internal UNDIKSHA telah tersedia.
Kami mengucapkan terima kasih kepada tim yang telah dengan tekun untuk menyelesaikan
buku ini. Kami berharap bahwa buku ini mampu memberi inspirasi kepada semua pihak
dalam rangka meningkatkan mutu di UNDIKSHA, sehingga menimbulkan daya dorong
bagi upaya pengembangan daya saing perguruan tinggi.
Singaraja, Desember 2012
Ketua UJM UNDIKSHA
Ttd
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I PENDAHULUAN
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, dan keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Pendidikan dapat menyiapkan menyiapkan sumber daya manusia berkualitas yang siap
mengisi pembangunan dan memajukan bangsa.
Pendidikan yang diselenggarakan di Indonesia terdiri atas berbagai jenjang, yaitu
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan tinggi adalah
jenjang
pendidikan
formal
setelah
pendidikan
menengah.
Pendidikan
tinggi
dibuat,
standar
mutu
dirumuskan,
kemudian
dikendalikan
dan
terakhir
dibutuhkan sebagai acuan dasar dalam rangka mewujudkan visi dan menjalankan misi
UNDIKSHA. Acuan dasar tersebut meliputi kriteria minimal berbagai aspek yang terkait
dengan penyelenggaraan UNDIKSHA. Selain itu, standar juga dimaksudkan untuk
memacu UNDIKSHA agar dapat meningkatkan kinerjanya dalam memberikan pelayanan
yang bermutu dan sebagai perangkat untuk mendorong terwujudnya transparansi dan
akuntabilitas publik dalam penyelenggaraan tugas pokoknya. Standar mutu juga
merupakan kompetensi/kualitas minimum yang dituntut dari lulusan UNDIKSHA, yang
dapat diukur dan diuraikan menjadi parameter dan indikator. Dengan demikian,
penjaminan mutu UNDIKSHA merupakan kegiatan sistemik untuk meningkatkan mutu
UNDIKSHA secara berencana dan berkelanjutan. Penjaminan mutu dilakukan melalui
penetapan, pelaksanaan, evaluasi, pengendalian, dan peningkatan standar mutu
UNDIKSHA.
Penjaminan mutu UNDIKSHA dilakukan untuk memenuhi kepuasan pelanggan
(customers, stakeholders). Untuk memenuhi kepuasan pelanggan, dilakukan peningkatan
kualitas secara terus-menerus melalui penetapan, pelaksanaan, pengendalian, dan
pengembangan standar (continuous quality improvement) dan melakukan yang terbaik
sejak awal dan setiap saat (right first time and every time). Dengan cara demikian, akan
dapat dihasilkan lulusan yang kompeten yang sesuai dengan kualifikasi tujuan (quality in
fact) dan lulusan tanpa catat (zero defect).
Ada dua jenis pelanggan, yaitu pelanggan eksternal dan internal. Pelanggan internal
adalah pendidik dan tenaga kependidikan yang terlibat dalam proses pendidikan.
2
Pelanggan eksternal dapat dibagi menjadi tiga. Pertama, pelanggan utama (primer) adalah
mahasiswa yang secara langsung menerima jasa dan terkena dampak dari proses
pendidikan.
Kedua,
pelanggan
sekunder
adalah
orang
tua
mahasiswa
yang
menginvestasikan dana, pikiran, tenaga, dan waktu untuk anaknya. Ketiga, pelanggan
tersier adalah pengguna lulusan. Dalam hal ini adalah dunia kerja. Dunia kerja akan merasa
puas jika suatu lulusan itu kompoten dalam melaksanakan pekerjaannya sehingga
diperoleh keuntungan, baik keuntungan materiil mapun keuntungan nonmateriil. Selain itu,
pelanggan tersier adalah pemerintah yang sudah menanam investasi untuk pendidikan,
termasuk membangun gedung, menyediakan fasilitas pendidikan, dan gaji bagi pendidik
dan tenaga kependidikan.
6. Pasal 86:
Ayat (1): Pemerintah melakukan akreditasi pada setiap jenjang dan satuan pendidikan
untuk menentukan kelayakan program dan/atau satuan pendidikan.
Ayat (2): Kewenangan akreditasi sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) dapat pula
dilakukan oleh lembaga mandiri yang diberi kewenangan oleh pemerintah
untuk melakukan akreditasi.
Ayat (3): Akreditasi sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) dan Ayat (2) sebagai bentuk
akuntabilitas publik dilakukan secara obyektif, adil, transparan, dan
komprehensif dengan menggunakan instrumen dan kriteria yang mengacu
kepada SNP.
7. Pasal 87:
Ayat (1): Akreditasi oleh pemerintah sebagaimana dimaksud dalam pasal 86 Ayat (1)
dilaksanakan oleh BAN-PT terhadap program dan/atau satuan pendidikan
jenjang pendidikan tinggi.
Ayat (3): Badan akreditasi sebagaimana dimaksud padaAayat (1) berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada menteri.
Ayat (4): Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya badan akreditasi sebagaimana
dimaksud pada Ayat (1) bersifat mandiri.
8. Pasal 91:
Ayat (1): Setiap satuan pendidikan pada jalur formal dan nonformal wajib melakukan
penjaminan mutu pendidikan.
Ayat (2): Penjaminan mutu pendidikan sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) bertujuan
untuk memenuhi atau melampaui SNP.
Penjelasan Pasal 91:
Pemerintah dan pemerintah daerah mendorong dan membantu satuan pendidikan formal
dalam melakukan penjaminan mutu (quality assurance) agar memenuhi atau melampaui
SNP sehingga dapat dikategorikan ke dalam kategori mandiri. Dalam rangka lebih
mendorong penjaminan mutu ke arah pendidikan yang relevan dengan kebutuhan
masyarakat, pemerintah dan pemerintah daerah memberikan perhatian khusus pada
penjaminan mutu satuan pendidikan tertentu yang bersifat keunggulan lokal. Dalam
rangka lebih mendorong penjaminan mutu ke arah pendidikan yang berdaya saing pada
tingkat global, pemerintah dan pemerintah daerah memberikan perhatian khusus pada
satuan pendidikan tertentu yang berkategori mandiri dan berorientasi untuk bertaraf
internasional.
9. Pasal 92 Ayat (1):
Menteri mensupervisi dan membantu satuan perguruan tinggi melakukan penjaminan
mutu.
10. Pasal 92 Ayat (8):
Menteri menerbitkan pedoman penjaminan mutu satuan pendidikan pada semua jenis,
jenjang, dan jalur pendidikan.
C. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 63 Tahun 2009 tentang Sistem
Penjaminan Mutu Pendidikan
1. Pasal 1:
Ayat (2): Penjaminan mutu pendidikan adalah kegiatan sistemik dan terpadu oleh satuan
atau program pendidikan, penyelenggara satuan atau program pendidikan,
pemerintah daerah, Pemerintah, dan masyarakat untuk menaikkan tingkat
kecerdasan kehidupan bangsa melalui pendidikan.
Ayat (3): Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan yang selanjutnya disebut SPMP adalah
subsistem dari Sistem Pendidikan Nasional yang fungsi utamanya
meningkatkan mutu pendidikan.
2. Pasal 2:
Ayat (1): Tujuan akhir penjaminan mutu pendidikan adalah tingginya kecerdasan
kehidupan manusia dan bangsa sebagaimana dicita-citakan oleh Pembukaan
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang dicapai
melalui penerapan SPMP.
Ayat (2): Tujuan antara penjaminan mutu pendidikan adalah terbangunnya SPMP
termasuk:
a. terbangunnya budaya mutu pendidikan formal, nonformal, dan/atau
informal;
b. pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas dan proporsional dalam
penjaminan mutu pendidikan formal dan/atau nonformal pada satuan atau
program pendidikan, penyelenggara satuan atau program pendidikan,
pemerintah kabupaten atau kota, pemerintah provinsi, dan Pemerintah;
4. Pasal 4:
Ayat (2): Penjaminan mutu pendidikan meliputi:
a. penjaminan mutu pendidikan formal;
b. penjaminan mutu pendidikan nonformal; dan
c. penjaminan mutu pendidikan informal.
5. Pasal 5:
Penjaminan mutu pendidikan formal dan nonformal dilaksanakan oleh satuan atau
program pendidikan.
6. Pasal 10:
Ayat (1): Penjaminan mutu pendidikan oleh satuan atau program pendidikan ditujukan
untuk memenuhi tiga tingkatan acuan mutu, yaitu:
a. Standar pelayanan minimal (SPM);
b. SNP; dan
c. Standar mutu pendidikan di atas SNP.
Ayat (2): Standar mutu pendidikan di atas SNP sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat berupa:
a. Standar mutu di atas SNP yang berbasis keunggulan lokal
b. Standar mutu di atas SNP yang mengadopsi dan/atau mengadaptasi standar
internasional tertentu.
7. Pasal 11:
Ayat (1): SPM berlaku untuk:
a. satuan atau program pendidikan;
b. penyelenggara satuan atau program pendidikan;
Ayat (2): SNP berlaku bagi satuan atau program pendidikan.
Ayat (3): Standar mutu di atas SNP berlaku bagi satuan atau program pendidikan yang
telah memenuhi SPM dan SNP.
Ayat (4): Standar mutu di atas SNP yang berbasis keunggulan lokal dapat dirintis
pemenuhannya oleh satuan pendidikan yang telah memenuhi SPM dan
sedang dalam proses memenuhi SNP.
8. Pasal 12:
Ayat (1): SPM ditetapkan oleh Menteri.
Ayat (2): SNP ditetapkan oleh Menteri.
Ayat (3): Standar mutu di atas SNP dipilih oleh satuan atau program pendidikan sesuai
prinsip otonomi satuan pendidikan.
9. Pasal 13:
Ayat (2): Acuan mutu satuan atau program pendidikan formal adalah:
a. SPM;
b. SNP; dan
c. Standar mutu di atas SNP yang dipilih satuan atau program pendidikan
formal.
10. Pasal 16:
Ayat (1): SNP dipenuhi oleh satuan atau program pendidikan dan penyelenggara satuan
atau program pendidikan secara sistematis dan bertahap dalam kerangka
jangka menengah yang ditetapkan dalam rencana strategis satuan atau
program pendidikan.
Ayat (2): Standar mutu di atas SNP dipenuhi oleh satuan atau program pendidikan dan
penyelenggara satuan atau program pendidikan secara sistematis dan bertahap
dalam kerangka waktu yang ditetapkan dalam rencana strategis satuan atau
program pendidikan.
Ayat (3): Rencana Strategis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
menetapkan target-target terukur capaian mutu secara tahunan.
11. Pasal 18:
Ayat (1): Pemenuhan standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar
pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan, masingmasing dalam SNP dan standar mutu di atas SNP, menjadi tanggung jawab
satuan pendidikan formal.
Ayat (4): Penyediaan sumber daya untuk pemenuhan standar sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3), menjadi tanggung jawab penyelenggara
satuan atau program pendidikan.
12. Pasal 20:
Ayat (1): Kegiatan penjaminan mutu pendidikan formal dan nonformal terdiri atas:
a. penetapan regulasi penjaminan mutu pendidikan oleh Pemerintah,
pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten atau kota berdasarkan
peraturan perundang-undangan;
10
b. penetapan SPM;
c. penetapan SNP;
d. penetapan prosedur operasional standar (POS) penjaminan mutu
pendidikan oleh penyelenggara satuan pendidikan atau penyelenggara
program pendidikan;
e. penetapan prosedur operasional standar (POS) penjaminan mutu tingkat
satuan pendidikan oleh satuan atau program pendidikan;
f. pemenuhan standar mutu acuan oleh satuan atau program pendidikan;
g. penyusunan kurikulum oleh satuan pendidikan sesuai dengan acuan mutu;
h. penyediaan sumber daya oleh penyelenggara satuan atau program
pendidikan;
i. pemberian bantuan, fasilitasi, saran, arahan, dan/atau bimbingan oleh
Pemerintah;
j. pemberian bantuan, fasilitasi, saran, arahan, dan/atau bimbingan oleh
pemerintah provinsi;
k. pemberian bantuan, fasilitasi, saran, arahan, dan/atau bimbingan oleh
pemerintah kabupaten atau kota;
l. pemberian bantuan, fasilitasi, saran, arahan, dan/atau bimbingan oleh
penyelenggara satuan atau program pendidikan;
m. pemberian bantuan dan/atau saran oleh masyarakat;
n. supervisi dan/atau pengawasan oleh Pemerintah;
o. supervisi dan/atau pengawasan oleh pemerintah provinsi;
p. supervisi dan/atau pengawasan oleh pemerintah kabupaten atau kota;
q. supervisi dan/atau pengawasan oleh penyelenggara satuan atau program
pendidikan;
r. pengawasan oleh masyarakat ;
s. pengukuran ketercapaian standar mutu acuan; dan
t. evaluasi dan pemetaan mutu satuan atau program pendidikan oleh
Pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten atau kota.
Ayat (2): Pengukuran ketercapaian standar mutu acuan dilakukan melalui:
a. audit kinerja;
b. akreditasi;
c. sertifikasi; atau
11
17. Pasal 40
Ayat (1:) Penjaminan mutu oleh satuan atau program pendidikan menjadi tanggung
jawab satuan atau program pendidikan dan wajib didukung oleh seluruh
pemangku kepentingan satuan atau program pendidikan.
Ayat (2): Penjaminan mutu oleh satuan atau program pendidikan dipimpin oleh
pemimpin satuan atau program pendidikan.
Ayat (3): Komite sekolah/madrasah memberi bantuan sumberdaya, pertimbangan,
arahan, dan mengawasi sesuai kewenangannya terhadap penjaminan mutu
oleh satuan pendidikan.
Ayat (4): Penjaminan mutu oleh satuan pendidikan dilaksanakan sesuai prinsip otonomi
satuan pendidikan untuk mendorong tumbuhnya budaya kreativitas, inovasi,
kemandirian, kewirausahaan, dan akuntabilitas.
Ayat (5): Penjaminan mutu oleh satuan pendidikan tinggi dilaksanakan sesuai prinsip
otonomi keilmuan.
Ayat (6): Satuan atau program pendidikan menetapkan prosedur operasional standar
(POS) penjaminan mutu satuan atau program pendidikan.
18. Pasal 41
Penjaminan mutu oleh satuan atau program pendidikan ditujukan untuk:
a. memenuhi SPM dalam waktu paling lambat 2 (dua) tahun sejak ditetapkannya izin
prinsip pendirian/pembukaan dan operasi satuan atau program pendidikan;
b. secara bertahap dalam kerangka jangka menengah yang ditetapkan dalam rencana
strategis satuan atau program pendidikan memenuhi SNP;
c. secara bertahap satuan atau program pendidikan yang telah memenuhi SPM dan
SNP dalam kerangka jangka menengah yang ditetapkan dalam rencana strategis
satuan pendidikan memenuhi standar mutu di atas SNP yang dipilihnya.
19. Pasal 42:
Semua satuan atau program pendidikan wajib melayani audit kinerja penjaminan mutu
yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten atau
kota sesuai kewenangannya.
20. Pasal 43:
Semua satuan atau program pendidikan wajib mengikuti akreditasi yang
diselenggarakan oleh BANS/M, BAN-PT, atau BAN-PNF sesuai kewenangan masingmasing.
13
Unit Jaminan Mutu (UJM) UNDIKSHA adalah unit yang dibentuk oleh rektor dan
diberi tugas untuk mengembangkan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) di
tingkat universitas.
2.
3.
4.
5.
Kebijakan mutu (quality policy) adalah pernyataan resmi manajemen puncak (top
management) mengenai tujuan dan arah kinerja mutu (quality performance)
organisasi. Pernyataan resmi ini harus terdokumentasi dan mencakup komitmen untuk
memenuhi persyaratan (requirements) dan secara berkesinambungan meningkatkan
efektifitas sistem manajemen mutunya.
6.
7.
Standar mutu adalah seperangkat tolok ukur kinerja sistem pendidikan yang mencakup
masukan, proses, hasil, keluaran, dan manfaat pendidikan yang harus dipenuhi oleh
unit-unit kerja. Suatu standar mutu terdiri atas beberapa parameter (elemen penilaian)
yang dapat digunakan sebagai dasar untuk mengukur dan menetapkan mutu dan
kelayakan unit kerja untuk menyelenggarakan program-programnya.
14
8.
Sasaran Mutu (quality objectives) adalah target yang terukur, sebagai indikator tingkat
keberhasilan dari tujuan yang telah ditetapkan selama waktu tertentu. Sasaran mutu
ditetapkan sesuai dengan persyaratan pelanggan dan kebijakan organisasi.
9.
Manual prosedur (prosedur operasional standar) merupakan dokumen yang berisi tata
cara untuk menjalankan suatu proses. Manual prosedur digambarkan sebagai suatu
aliran langkah demi langkah kegiatan dalam suatu proses yang dilaksanakan oleh
masing-masing penanggung jawab, dan disertai dengan penjelasan tata cara
pelaksanaannya.
10. Dokumen adalah informasi dan media pendukungnya (bisa berupa kertas, file
elektronik/digital, cakram padat/CD, dll).
11. Borang adalah alat atau instrumen untuk mengumpulkan informasi mengenai kinerja
organisasi dalam rangka pengendalian mutu.
12. Rekaman adalah dokumen yang menyatakan hasil yang dicapai atau yang memberikan
bukti tentang kegiatan yang dilakukan.
13. Dokumen pendukung adalah dokumen-dokumen lain sebagai acuan dalam melakukan
kegiatan operasional.
14. Pelanggan (customers) adalah orang perorangan atau badan yang ikut menerima atau
menggunakan layanan mutu UNDIKSHA.
15. Gugus kendali mutu tingkat fakultas/pascasarjana adalah pelaksana sistem penjaminan
mutu di tingkat fakultas/pascasarjana.
16. Gugus kendali mutu tingkat jurusan/prodi adalah pelaksana sistem penjaminan mutu di
tingkat jurusan/prodi.
17. Pangkalan data perguruan tinggi adalah kegiatan sistemik pengumpulan, pengolahan,
dan penyimpanan data serta informasi tentang penyelenggaraan UNDIKSHA oleh
Dirjen dikti untuk mengawasi penyelenggaraan pendidikan oleh Pemerintah.
18. Sistem penjaminan mutu internal (SPMI) adalah kegiatan sistemik penjaminan mutu
untuk mengawasi penyelenggaraan pendidikan tinggi oleh UNDIKSHA (internally
driven) secara berkelanjutan (continuous improvement).
19. Sistem penjaminan mutu eksternal (SPME) adalah kegiatan sistemik penilaian
kelayakan program dan/atau perguruan tinggi oleh BAN-PT atau lembaga di luar
perguruan tinggi yang diakui Pemerintah untuk mengawasi penyelenggaraan
pendidikan untuk dan atas nama masyarakat sebagai bentuk akuntabilitas publik.
15
BAB IV ORGANISASI
1. Sistem penjaminan mutu UNDIKSHA dilakukan baik dalam bidang akademik
(pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat) maupun dalam bidang nonakademik (administrasi dan manajemen perguruan tinggi).
2. Rektor merupakan penanggung jawab penjaminan mutu di tingkat universitas, direktur
pascasarjana dan dekan adalah penanggung jawab penjaminan mutu masing-masing di
tingkat program pascasarjana dan fakultas, dan ketua jurusan/prodi merupakan
penanggung jawab penjaminan mutu di tingkat jurusan/prodi.
3. Ketua unit jaminan mutu (UJM) merupakan koordinator pelaksana penjaminan mutu di
tingkat universitas dengan ruang lingkup kerja mencakup pengkoordinasian penjaminan
mutu di UNDIKSHA, baik di bidang akademik maupun nonakademik.
4. Asisten direktur I pasacasarjana/pembantu dekan I berfungsi sebagai ketua gugus
kendali mutu (GKM) di tingkat program pascasarjana/fakultas, dan kepala tata usaha
sebagai sekretaris gugus kendali mutu (GKM) di tingkat program pascasarjana/fakultas.
5. Ketua jurusan/prodi berfungsi sebagai ketua gugus kendali mutu di tingkat
jurusan/prodi, ketua laboratorium jurusan/sekretaris prodi berfungsi sebagai sekretaris
gugus kendali mutu di tingkat jurusan/prodi.
6. Tugas ketua gugus kendali mutu adalah:
a. mengkaji dan merumuskan kebijakan mutu, manual mutu, standar mutu, manual
prosedur, borang/formulir;
b. mengkaji hasil penilaian audit mutu internal (AMI) dan merekomendasikan
perbaikan sistem penjaminan mutu;
c. mendapatkan penjelasan dari individu atau unit kerja di lingkungannya berkaitan
dengan pemenuhan sasaran mutu, baik di bidang akademik maupun nonakademik;
d. menggali informasi dari berbagai sumber tentang berbagai hal yang berkaitan dengan
peningkatan pengetahuan dan implementasi manajemen mutu perguruan tinggi;
e. membuat laporan pencapaian mutu secara berkelanjutan.
Organisasi UJM UNDIKSHA dipimpin oleh seorang ketua dan dibantu oleh seorang
sekretaris dan staft administrasi. UJM UNDIKSHA memiliki tiga divisi, yaitu divisi
eksplorasi data, pengembangan dokumen, dan monitoring dan evaluasi internal.
16
STRUKTUR ORGANISASI
UNIT JAMINAN MUTU UNDIKSHA
Rektor
Ketua
Sekretaris
Staf Administrasi
Divisi Eksplorasi
Data
Divisi Monitoring
dan Evaluasi
Divisi Pengembangan
Dokumen
pembuatan
perangkat
(dokumen)
yang
diperlukan
dalam
17
Penanggung
jawab
Ketua TIM
pelaksana
Organisasi
Fokus
Universitas
Rektor
Ketua UJM
Unit jaminan
mutu
Program
pascasarjana
Direktur
Asisten direktur I
Gugus kendali
mutu
18
Tingkat
Penanggung
jawab
Ketua TIM
pelaksana
Organisasi
Fokus
Fakultas
Dekan
Pembantu dekan I
Gugus kendali
mutu
Jurusan/
prodi
Ketua jurusan/
prodi
Kepala laboratorium
jurusan/ sekretaris
unit
Gugus kendali
mutu
Mutu akademik
19
dan
menerapkan
model-model
pembelajaran
inovatif
untuk
menghasilkan proses pembelajaran yang berkualitas tinggi dan kelulusan yang bermutu
tinggi;
3. Mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam bidang
akademik, profesi, dan vokasi agar memiliki daya saing tinggi, mandiri, serta
memberikan kontribusi pada daya saing bangsa;
20
21
mutu
UNDIKSHA
secara
konsisten
dan
berkelanjutan
(continuous
22
24
25
DAFTAR PUSTAKA
Higher Education Long Term Strategy (Kerangka Pengembangan Perguruan Tinggi Jangka
Panjang/KPPTJP) 2003-2010.
Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Internal Perguruan Tinggi. (2008). Jakarta:
Departeman Pendidikan Nasional, Direktorat Pendidikan Tinggi.
Panduan Pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi (SPM-PT): Bidang
Akademik. (2006). Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen
Pendidikan Nasional.
Pedoman Penjaminan Mutu (Quality Assurance) Pendidikan Tinggi. (2003). Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun 2009 Tentang Sistem
Penjaminan Mutu.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 43 Tahuan 2008 tentang Statuta
Universitas Pendidikan Ganesha.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Rencana Strategi pengembangan Universitas Pendidikan Ganesha Tahun 2010-2014.
Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi SPM-PT). (2010). Kementerian Pendidikan
NasionalDirektorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Undang-undang RI No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.
Undang-undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Undang-undang RI Nomor 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
26