Rekayasa Genetika
Rekayasa Genetika
REKAYASA GENETIKA
* Sebelum membicarakan peran plasmid,
kita bicarakan mengenai rekayasa genetika
lebih dahulu. Rekayasa genetika ini
merupakan bagian dari bioteknologi.
* Apakah bioteknologi itu?
BIOTEKNOLOGI
Bioteknologi: gabungan teknologi modern dan biologi
terapan yang bertujuan untuk meningkatkan mutu
kebutuhan hidup manusia.
Definisi Bioteknologi:
1. Kegiatan pemanfaatan prinsip ilmiah dalam rekayasa
2. Kegiatan pemanfaatan aktifitas biologi dalam lingkup
teknologi proses dan teknologi produksi dalam industri
3. Bioteknologi meliputi: B. Kedokteran, B. Farmasi, B.
Pertanian, B. Peternakan Dll.
Kita bicarakan mengenai Bioteknologi Kedokteran
BIOTEKNOLOGI
Bioteknologi kedokteran: upaya diagnosis, pengobatan,
dan penyembuhan penyakit pada penderita.
Rekayasa genetika atau teknologi DNA rekombinan
merupakan primadona dalam bioteknologi.
Rekayasa genetika/teknik DNA rekombinan:
pembentukan rekombinan material genetik baru, yang
selanjutnya dapat diturunkan ke generasi berikutnya.
Dengan diketemukannya enzim restriksi, hal ini
memungkinkan dilakukannya pemutusan fragmen DNA
spesifik. Untuk menggandakan fragmen tersebut dalam
jumlah besar, maka fragmen perlu disisipkan ke dalam
suatu vektor (kendaraan yang berupa segmen DNA,
yang mampu bereplikasi secara autonom).
REKAYASA GENETIKA
Cara: Dengan menyisipkan suatu gen atau fragmen DNA
(yang dihasilkan sel lain) ke dalam suatu vektor,
terbentuklah rekombinan DNA. Rekombinan tersebut
kemudian dimasukkan ke dalam host/sel inang, sehingga
memungkinkan terjadinya penggandaan gen di dalam host.
Proses tersebut juga dikenal dengan sebutan gene cloning,
karena organisme yang secara genetik terbentuk adalah
identik, dan membawa seluruh gen atau fragmen DNA yang
disisipkan, dan juga memperbanyak gen sisipan tersebut.
Aspek penting dari proses ini: kemampuan menerobos
barier alamiah suatu spesies dan kemungkinan dapat
memperoleh dan memanipulasi gen, yang selanjutnya gen
tersebut dapat menyandi suatu fungsi spesifik.
GENE CLONING
Cloning: menginsersikan dan mempertahankan suatu
segmen DNA ke dalam cloning vector
Dua dasar penerapan gene cloning:
1. Dapat melakukan isolasi dan mempelajari gen tertentu,
sehingga dapat diperoleh pengertian mendalam tentang
struktur, fungsi dan regulasi gen.
2. Diperoleh peningkatan produksi gen spesifik.
CLONE:1. Suatu populasi sel atau organisme identik secara
genetik, sebagai hasil dari reproduksi aseksual, dan
membentuk organisme identik secara genetik oleh
adanya transplantasi nukleus. 2. Suatu populasi sel host
dengan susunan DNA yang sama. 3. Menginsersikan
suatu segmen DNA (gen) ke dalam suatu vektor atau
kromosom host.
ISOLASI DNA
PEMOTONGAN DNA
Pemotongan DNA dengan enzim restriksi
Sifat enzim restriksi:
1. Mengenal secara spesifik 4-8 pasang urutan nukleotida
DNA/palindrom (dibaca dari kiri/kanan, bunyinya sama)
2. Memotong DNA pada kedua untai pada tempat spesifik
(recoqnition site). Contoh E. restriksi: EcoR1, memotong
GAATTC, dan menghasilkan fragmen dengan ujung
menggantung (sticky end) yang berguna untuk
meningkatkan perlekatan sambungan antara 2 fragmen
DNA (Gambar). Tidak semua enzim restriksi
menghasilkan sticky end, mis.AluI menghasilkan blunt
end.
Plasmid pUC19
Plasmid pUC19
Plasmid pUC19 yang dipelihara dalam Escherichia coli (
E. coli), adalah vektor umum yang sering digunakan untuk cloning fragmen DNA yang panjangnya sampai 8 kb.
Plasmid pUC19 adalah molekul DNA double stranded,
sirkuler, letak di luar kromosom bakteri (extrachromosomal), panjang 2686 bp, mengandung: suatu origin of
replication; gen -galactosidase (lacZ); gen resistensi
terhadap ampicillin Amp1; gen lacI yang menyandi
protein represor dan meregulasi ekspresi gen lacZ; dan
multiple cloning sequence yang mengandung 14 situs
cloning yang unik yaitu EcoRI, SacI, KpnI, XmaI, SmaI,
BamHI, XbaI, SalI, HincII, AccI, BspMI, PstI, SpbI, dan
HindIII.
IDENTIFIKASI GEN/FRAGMEN
DNA
Metoda lainnya untuk identifikasi gen/fragmen DNA
dapat dilakukan dengan mis. Hibridisasi.
Deteksi sequence gen tertentu dapat dilakukan dengan
teknik hibridisasi molekular. Hibridisasi dapat dilakukan
dengan metoda Southern blotting.
Teknik ini berdasarkan pada ketentuan: hibridisasi terjadi
bila ssDNA dapat membentuk pasangan basa (anneal)
dengan complementary single stranded DNA-nya.
Sementara itu gagalnya annealing berarti keduanya
tidak berkomplemen/tidak homolog/tidak cocok.
IDENTIFIKASI GEN/FRAGMEN
DNA
Untuk hibridisasi fragmen DNA genom seseorang
(sejumlah klon gen) didigesti dengan enzim restriksi.
Fragmen yang dihasilkan dipisahkan dengan
elektroforesis gel, kemudian ditransfer dan difiksir pada
film nitroselulosa. Hibridisasi dilakukan dengan DNA
pelacak (probe/marker) yang dilabel dengan radioisotop,
dan ditangkap dengan film sinar-X, sehingga klon yang
mengandung sequence nukleotida homolog dengan
DNA probe dapat dideteksi.
Fragmen DNA/gen yang sudah diklon dapat digunakan
sebagai penanda/marker/probe hibridisasi
Mutasi yang ditandai oleh adanya perubahan ukuran
fragmen dapat dideteksi bila dibandingkan dengan pola
normal.
APLIKASI PCR
Tidak terbatas pada deteksi perubahan
nukleotida yang mengubah situs restriksi saja,
(karena mutasi).
Kemampuan PCR untuk menghasilkan sampel
fragmen DNA tunggal yang murni, memungkinkan hasilnya dapat digunakan untuk hibridisasi,
yang memungkinkan untuk mendeteksi
perbedaan nukleotida tunggal sampel DNA.
Uji genetik
Diagnosis
Kepentingan IKK
NORTHERN BLOTTING
Teknik yang digunakan untuk analisis
mRNA suatu gen. Caranya sama dengan
Southern blotting, hanya saja sampel
berupa mRNA, dihibridisasikan dengan
DNA probe.
Daftar Referensi
Pasternak JJ. An Introduction to Human
Molecular Genetics. 2nd ed. A John Wiley
& Sons Inc. Pub. 2005. New Yersey
Stratchan T, Read AP. Human Molecular
Genetics Bios Scientific Pub. 1996. New
York
Wiley, J. Gene Cloning.