PoA Pauh
PoA Pauh
PENDAHULUAN
ASI eksklusif dari 40,2% pada tahun 1997 menjadi 39,5% dan 32% pada tahun 2003
dan 2007.
Tidak tercapainya cakupan pemberian ASI Eksklusif ini juga bisa dilihat
berdasarkan data yang diperoleh dari laporan tahunan Puskesmas Pauh, dari laporan
tahunan tersebut terlihat cakupan pemberian ASI eksklusif masih berada di bawah
target yakni 48,47% dimana target yang diharapkan adalah 80%.
Untuk meningkatkan cakupan pemberian ASI eksklusif ini pemerintah melalui
Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 450/SK/IV/2004 dan Peraturan Menteri
Negara Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor
03 Tahun 2010 membuat kebijakan
Keberhasilan Menyusui. Kelompok Pendukung ASI (KP-ASI) adalah salah satu poin
dalam sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui (LMKM) tersebut. Kelompok
pendukung ASI (KP-ASI) adalah kelompok yang dibentuk oleh fasilitas pelayanan
kesehatan dan masyarakat untuk mendukung ibu hamil, ibu baru melahirkan serta ibu
menyusui.
1.2. Rumusan Masalah
Mengidentifikasi masalah masih rendahnya cakupan pemberian ASI eksklusif di
wilayah kerja Puskesmas Pauh.
1.3. Tujuan Penulisan
1.3.1 Mengidentifikasi masalah yang ada di Puskesmas Pauh
1.3.2 Menetapkan prioritas masalah yang ada di Puskesmas Pauh
1.3.3 Menganalisis penyebab masih rendahnya cakupan pemberian ASI eksklusif di
1.3.4
1.3.5
BAB II
ANALISIS SITUASI
(sembilan) kelurahan. Dengan luas wilayah + 146, 2m Km2, terdiri dari 60% dataran
rendah dan 40% dataran tinggi . Curah hujan 471 mm / bulan , temperatur antara 28 0
310C dengan batas wilayah sebagai berikut3:
a. Sebelah Timur berbatas dengan Kabupaten Solok
b. Sebelah Barat berbatas dengan Wilayah kerja Puskesmas Andalas (Padang
Timur)
c. Sebelah Utara
Koto Tangah.
d. Sebelah Selatan berbatas dengan sebagian Wilayah kerja Puskesmas Lubuk
Kilangan.
GAMBAR : II.1
Peta wilayah kerja Puskesmas Pauh 3
Berdasarkan data dari Kantor Kecamatan Pauh Kota Padang tahun 2010 yang
dipublikasikan pada tahun 2010 jumlah Penduduk Kecamatan Pauh adalah sebanyak
53.669 jiwa dengan total rumah tangga 13.315 KK dan rata-rata anggota keluarga 4
orang serta kepadatan penduduk 367/km 3.
Adapun rincian jumlah penduduk menurut kelurahan dapat dilihat pada tabel
berikut 3.
Tabel II.1
Jumlah Penduduk Kec. Pauh menurut kelurahan Tahun 2010 3
No
Kelurahan
Jumlah kepala
keluarga
Jumlah Jiwa
Pisang
1365
6741
Binuang Kp Dalam
1005
5617
Piai Tangah
734
4405
Cupak Tangah
1004
7863
Kapalo Koto
1105
5841
Koto Luar
1618
6955
Lambung Bukit
814
3123
1733
8263
Limau Manis
839
4861
10217
53669
JUMLAH
Pada tahun 2010 jumlah Keluarga Miskin (gakin) terdapat sebanyak 11.517 jiwa
dengan cakupan Gakin yang memiliki Jaminan Kesehatan sebesar 106 % meliputi
Jamkesmas dan Jamkesda sebagaimana dibawah ini 3:
Tabel II.2
JML Gakin
Jamkesmas
Jamkesda
Pisang
1329
1329
261
119,6
Binuang KD
853
853
147
117,2
Koto Luar
1452
1452
139
109,6
Piai Tangah
1172
1172
110
109,4
LM Selatan
1228
1228
45
104,3
Lambung Bukit
1213
1213
45
101,5
Cupak Tangah
1473
1473
36
100,4
Kapalo Koto
1330
1330
100,2
Limau Manis
1467
1419
100,1
11517
11469
785
106,9
Jumlah
= 70 buah
Posyandu Lansia
= 12 buah
Selain itu beberapa sarana pelayanan kesehatan yang bersifat privat / swasta yang ada
diwilayah kerja Puskesmas Pauh ada 8 Bidan Praktek Swasta (BPS), 1 Klinik bersalin
dan 3 Praktek Swasta Dokter Umum, 2 Praktek Swasta Dokter Gigi 3.
Prasarana Puskesmas saat ini terutama pada gedung A yaitu gedung pelayanan rawat
jalan pada saat penyusunan laporan tahunan ini telah dimanfaatkan untuk pelayanan
kepada masyarakat. Gedung C
prasarana penunjang kegiatan perlu dilengkapi seperti intalasi air besih dan listrik sendiri
sehingga mampu memberi pelayanan yang baik kepada masyarakat 3.
Tabel II.3
Kondisi Sarana Dan Prasarana Puskesmas Pauh Tahun 2010 3
No
I
II
Kondisi
Jmlh
Sarana Kesehatan
Baik
Rusak
Ringan
Sedang
Berat
Puskesmas Induk
Rawat Inap
Puskesmas Pembantu
1 ( Jawa
Gadut )
Puskesmas Keliling
roda 4
Ambulance
Sepeda Motor
SARANA
PENUNJANG
1
Komputer
Mesin Tik
Telepon
Listrik
Tabel II.4
Sarana Pendidikan Di Kecamatan Pauh Tahun 2010 3
No
Kelurahan
Jmlh
Sekolah
TK
SD/MI
SMPMTS
SMU/K/MA
PT
Pisang
Binuang
Kp.Dalam
Piai Tangah
Cupak Tangah
Kapalo Koto
Koto Lua
Lambuang
Bukik
Limau Manih
Selatan
Limau Manih
Puskesmas
46
24
Jenis ketenagaan
Status Kepegawaian
Dokter
2 PNS
Dokter Gigi
Sarjana Keperawatan
1 PNS
Rekam Medik
1 PNS
D3 Keperawatan
12
6 PNS, 6 VOLUNTIR
D3 Kebidanan
15
7 PNS, 8 PTT
D3 Gizi
2 PNS, 2 VOLUNTIR
D3 Teknisi Gigi
1 PNS
D3 Kesling
2 PNS
10
Bidan
2 PNS
11
Perawat ( SPK )
6 PNS
12
Analis Kimia
1 PNS
13
Ass. Apoteker
3 PNS
14
LCPK
1 PNS
15
SMA
4 PNS
JUMLAH
56
Penduduk wilayah kerja Puskesmas Pauh dengan strata dan rasial yang relatif
homogen dengan akar budaya yang kuat dan kental dengan sendirinya menjadi potensi
dan kekuatan dalam pembangunan termasuk kesehatan 3.
Potensi keninik mamakan yang masih dilakoni masyarakat menjadi ssendo
dalam melakukan perubahan perilaku masyarakat menuju Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat 3.
Dari segi kepercayaan, Mayoritas kepercayaan penduduk adalah Islam dengan
komposisi 99 % Islam, sisanya katolik, Protestan, Budha dan lain lain 3.
2. Budaya
Tersedianya berbagai jenis pendidikan mulai dari tingkat pendidikan kanakkanak dasar sampai dengan perguruan tinggi pada wilayah kerja Puskesmas PAUH
menyebabkan semakin banyak penduduk yang mengenyam pendidikan dan diharapkan
semakin kritis dengan berbagai dampak pembangunan. Sistem kekerabatan yang masih
dijalankan oleh penduduk setempat masih dipakai sebagian besar penduduk dan
merupakan kekuatan yang dapat digarap apabila cara nya diketahui. Pendekatan
kultural sangat dibutuhkan dalam rangka menjalin kerjasama peran serta masyarakat 3.
3. Ekonomi
Pendapatan penduduk wilayah kerja Puskesmas PAUH boleh dikata bervariasi
mulai dari petani 46 % , dengan kemampuan terbatas sampai ke kelompok mampu
dan mapan. Swasta 24 % , PNS 17 % , ABRI 5 %, sisanya bekerja di sektor informal
lainnya. Namun kelompok dengan pendapatan rendah dan tidak menentu secara
signifikan rawan dengan kesehatan yaitu keluarga miskin ternyata menduduki proporsi
yang cukup besar yaitu 22,4 % dari total penduduk wilayah kerja Puskesmas PAUH 3.
Dibawah ini disajikan gambaran kependudukan yang menjadi sasaran dan cakupan
kesehatan Puskesmas PAUH berdasarkan perhitungan statistik dan konversi dari DKK
tahun 2010 sebagai berikut 3 :
Tabel II.6
Jumlah Prakiraan Penduduk Sasaran Kesehatan Tahun 2010 3
Kode
Kelurahan
Jumlah
Pddk
Bayi
Balita
Bumil
Bufas
Bulin
Buteki
Lansia
01
Pisang
6741
144
704
158
151
151
288
472
02
Binuang kp
Dalam
5617
120
587
132
126
126
240
393
03
Piai Tangah
4405
94
460
103
98
98
188
309
04
Cupak Tangah
7863
168
821
185
176
176
336
551
05
Kapalo Koto
5841
124
610
136
131
131
248
409
06
Koto Lua
6955
148
726
163
156
156
296
487
07
Lamb. Bukik
3123
66
326
74
70
70
132
219
08
Limau Manis
Selatan
8263
177
863
194
185
185
354
479
09
Limau Manih
4861
104
508
114
109
109
208
341
53.669
1145
5605
1259
1202
1202
2290
3660
Total
Keuangan
Koor Yankes Masyarakat
A.P2P: 1.TB Paru
5. ISPA
2.Survailens
6. Kusta
3.Imunisasi
7. Rabies
4.DBD
8. Malaria
B.KESLING
C.PROMKES
D.GIZI
E.UKS
F.UKGS
G.LANSIA
Pustu Batu
Busuk
Perlengkapan
Perencanaan
Pustu Pisang
Rawat Inap
3.1.
ASI mengandung protein lebih rendah dari susu sapi tetapi protein dalam
ASI mempunyai nilai nutrisi yang tinggi dan mudah dicerna. ASI mengandung
asam amino esensial taurin yang tinggi yang penting untuk pertumbuhan retina dan
konjugasi bilirubin. Selain itu ASI juga mengandung sistin yang tinggi yang
merupakan asam amino yang sangat penting untuk pertumbuhan otak bayi.
2. Karbohirat
ASI mengandung karbohidrat yang relatif lebih tinggi daripada susu sapi.
Karbohidrat yang utama terdapat pada ASI adalah laktosa. Kadar laktosa yang
tinggi ini sangat menguntungkan karena laktosa ini akan difermentasi menjadi
asam laktat yang akan memberikan kondisi asam dalam usus bayi. Suasana asam
ini akan memberikan beberapa keuntungan, yaitu: menghambat pertumbuhan
bakteri
yang
patologis,
memacu
pertumbuhan
mikoroorganisme
yang
4. Mineral
Menurut Purwanti (2004), ASI ekslusif adalah pemberian ASI sedini mungkin
setelah persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberikan makanan lain, walaupun
hanya air putih, sampai bayi berumur 6 bulan.
Bagi ibu dan bayi ASI eksklusif, mudahnya terjalin ikatan kasih sayang yang
mesra antara ibu dan bayinya merupakan awal dari keuntungan menyusui secara
eksklusif. ASI tak ternilai harganya, selain meningkatkan kesehatan dan kecerdasan
anak secara optimal, ASI juga membuat anak menjadi potensial memiliki emosi yang
lebih stabil, spiritual yang matang, serta memiliki perkembangan sosial yang baik.
Keuntungan ini tidak hanya diperoleh oleh bayi, tetapi juga dirasakan oleh ibu,
keluarga, masyarakat, negara bahkan lingkungan.
Manfaat memberikan ASI eksklusif bagi bayi menurut Roesli (2000), antara lain:
1. ASI sebagai nutrisi
Air susu seorang ibu yang melahirkan bayi prematur tidak sama komposisinya
dengan air susu yang dihasilkan oleh seorang ibu yang melahirkan seorang bayi
yang cukup bulan. Air susu yang dihasilkan seorang ibu sesuai dengan kebutuhan
bayi yang dilahirkannya.
ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi seimbang
dan disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi. ASI merupakan makanan
yang paling sempurna, baik kualitas maupun kuantitasnya. ASI sebagai makanan
tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan bayi normal untuk tumbuh sampai usia 6
bulan.
2. ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi
Bayi yang baru lahir secara alamiah mendapatkan immunoglobulin dari
ibunya melalui plasenta. Namun, kadarnya akan cepat sekali menurun segera
setelah bayi lahir. Pada saat kadarnya menurun dan imun yang dibentuk oleh bayi
belum mencukupi maka akan terjadi kesenjangan zat kekebalan pada bayi.
Kesenjangan ini akan berkurang atau hilang apabila bayi diberi ASI, karena ASI
merupakan cairan hidup yang mengandung zat kekebalan yang akan melindungi
bayi dari penyakit infeksi bakteri, virus, parasit dan jamur. Bayi yang diberi ASI
eksklusif ternyata akan lebih sehat dan lebih jarang sakit dibandingkan dengan bayi
yang tidak mendapatkan ASI eksklusif.
7. ASI eksklusif mengurangi resiko terkena penyakit diabetes, kanker pada anak, dan
mengurangi kemungkinan menderita penyakit jantung
8. Menunjang perkembangan motorik sehingga bayi ASI eksklusif akan lebih cepat
bisa berjalan
9. Menunjang perkembangan kepribadian, kecerdasan emosional, kematangan
spiritual, dan hubungan sosial yang baik.
Manfaat memberikan ASI eksklusif bayi ibu antara lain:
1. Mengurangi perdarahan pasca melahirkan
menyusui
terjadi
peningkatan
kadar
oksitosin
yang
menyebabkan
7. Lebih ekonomis
penyerap.
Susu
formula
tidak
diberi
enzim
sehinga
Inisiasi menyusu dini dalam satu jam setelah kelahiran merupakan tahap
penting untuk mengurangi kematian bayi dan mengurangi banyak kematian neonatal.
Menyelamatkan 1 juta bayi dimulai dengan satu tindakan, satu pesan dan satu
dukungan yaitu dimulai Inisiasi Menyusu Dini dalam satu jam pertama kelahiran.
WHO / UNICEF merekomendasikan bahwa inisiasi menyusu dini dalam satu
jam pertama kelahiran, menyusu secara eksklusif selama 6 bulan diteruskan dengan
makanan pendamping ASI sampai usia 2 tahun. Konfrensi tentang hak anak mengakui
bahwa setiap anak berhak untuk hidup dan bertahan untuk melangsungkan hidup dan
berkembang setelah persalinan. Wanita mempunyai hak untuk mengetahui dan
menerima dukungan yang diperlukan untuk melakukan inisiasi menyusu dini yang
sesuai.
WABA mengeluarkan beberapa kebijakan tentang inisiasi menyusu dini dalam Pekan
ASI sedunia (World Breastfeeding Week) :
1. Menggerakan dunia untuk menyelamatkan 1 juta bayi dimulai dengan satu
tindakan sederhana yaitu beri kesempatan pada bayi untuk melakukan inisiasi
menyusu dini dalam satu jam pertama kehidupannya.
2. Menganjurkan segera terjadi kontak kulit antara ibu dan bayi dan berlanjut dengan
menyusui untuk 6 bulan secara eksklusif .
3. Mendorong Mentri Kesehatan atau orang yang mempunyai kebijakan untuk
menyatukan pendapat bahwa inisiasi menyusu dini dalam satu jam pertama adalah
indikator penting untuk pencegahan kesehatan.
4. Memastikan keluarga mengetahui pentingnya satu jam pertama untuk bayi dan
memastikan mereka melakukan pada bayi mereka kesempatan yang baik ini.
5. Memberikan dukungan perubahan baru dan peningkatan kembali Rumah Sakit
Sayang Bayi dengan memberi perhatian dalam penggabungan dan perluasan
tentang inisiasi menyusu dini (WBW, 2007).
III.3
Manajemen Laktasi
III.3.1 Pengertian
Manajemen laktasi adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk menunjang
keberhasilan menyusui. Dalam pelaksanaannya terutama dimulai pada masa
kehamilan, segera setelah persalinan dan pada masa menyusui selanjutnya.
III.3.2 Upaya Manajemen Laktasi
Adapun upaya-upaya yang dilakukan adalah sebagai berikut :
tokoh agama.
Membentuk KP-ASI di fasilitas pelayanan kesehatan yang keanggotaannya terdiri
BAB IV
PEMBAHASAN
2. Kemungkinan intervensi
Nilai 1 : tidak mudah
Nilai 2 : kurang mudah
Nilai 3 : cukup mudah
Nilai 4 : mudah
Nilai 5 : sangat mudah
3. Biaya
Nilai 1 : sangat mahal
Nilai 2 : mahal
Nilai 3 : cukup mahal
Nilai 4 : murah
Nilai 5 : sangat murah
4. Kemungkinan meningkatkan mutu
Nilai 1 : sangat rendah
Nilai 2 : rendah
Nilai 3 : sedang
Nilai 4 : tinggi
Nilai 5 : sangat tinggi
Tabel IV.1. Penilaian Prioritas Masalah di Puskesmas pauh
Kriteria
1. Pemberian ASI Eksklusif
yang masih sangat rendah
Urgensi
Intervensi
Biaya
Mutu
Total
Rangking
17
15
15
4. Rendahnya kesadaran
warga masyarakat di
13
16
Dari tabel penilaian prioritas masalah di atas, maka yang menjadi prioritas utama
adalah Pemberian ASI Eksklusif yang masih sangat rendah dan jauh dari target pencapaian.
Oleh karena itu, penulis menganggap perlu untuk mengoptimalkan pemberian ASI Eksklusif.
Kader
Target :
Kader Posyandu
Belum terbentuknya suatu sarana pelayanan khusus berupa Pojok ASI di puskesmas
Pauh.
Rencana : dibentuknya suatu pojok ASI dan juknis pelayanan di pojok ASI serta
memilih petugas yang berkompeten dibidang tersebut.
Pelaksana : petugas KIA, dan gizi
Target : setiap ibu menyusui yang datang berkunjung ke puskesmas mendapatkan
konseling di pojok ASI
Material
Kurangnya media informasi yang dipakai untuk menyebarluaskan informasi tentang
ASI eksklusif kepada masyarakat di wilayah Pauh
Rencana : pengadaan poster dan pamflet tentang ASI Eksklusif
Pelaksana : petugas promkes, KIA dan Gizi
Target : tersedianya berbagai media informasi yang bekaitan dengan ASI Eksklusif
Belum adanya pengadaan pompa ASI
Rencana : Pengadaan pompa ASI gratis bagi ibu menyusui yang direkomendasikan
oleh petugas kesehatan dan kader yang pengadaan dan pembiayaannya di usulkan ke
DKK
Pelaksana : petugas pojok ASI
Target : Seluruh ibu menyusui yang direkomendasikan oleh petugas kesehatan
BAB V
RENCANA PELAKSANAAN PROGRAM
V.1. Persiapan
Tahap pertama dilakukan adalah pengumpulan data, berupa data cakupan ASI
Eksklusif, jumlah ibu hamil dan menyusui, jumlah kader tiap posyandu di wilayah
kerja Puskesmas Pauh, jumlah bidan di wilayah kerja puskesmas Pauh. Data ini
didapat dari laporan Promkes, Gizi dan KIA. Data aparatur dan tokoh masyarakat
masing-masing kelurahan juga dibutuhkan, ini didapat dari kantor lurah pada kempat
kelurahan di wilayah kerja Puskesmas Pauh. Pendataan dilakukan pada minggu I
bulan Oktober 2011.
Setelah data didapatkan, dilakukan diskusi pada minggu I bulan Oktober 2011
dengan pimpinan Puskesmas tentang program-program yang akan dilakukan.
Selanjutnya dilakukan advokasi dengan pegawai Puskesmas dan stakeholder pada
minggu II-III Oktober 2011 untuk mendapatkan dukungan program dam membina
kerjasama lintas sektor untuk mensukseskan program ini.
V.2. Pelaksanaan
5.2
Tahap Pelaksanaan
1. Sosialiasi Kelompok Pendukung ASI (KP-ASI)
Tahap ini dimulai dengan sosialisasi kelompok Pendukung ASI (KP-ASI) di
puskesmas. Sosialisasi ini melibatkan semua petugas puskesmas, camat, lurah, kepala
RT/RW, tokoh masyarakat, kader posyandu, ibu hamil dan menyusui beserta suami. Ini
dilakukan pada akhir minggu III bulan Oktober 2011.
2. Pembentukan Kelompok Pendukung ASI (KP-ASI)
Pada minggu IV bulan Oktober 2011, tahap selanjutnya adalah pertemuan di
tiap kelurahan. Pada pertemuan ini akan melibatkan petugas puskesmas, kepala lurah,
kepala RW/RT, tokoh masyarakat, kader, ibu menyusui beserta suami/keluarga untuk
membentuk suatu komitmen dan pembentukan Kelompok Pendukung ASI di tiap
terbentuknya Kelompok
Pada minggu I bulan November 2011, tahap selanjutnya adalah melakukan rapat koordinasi
pembentukan pojok ASI antara Kepala Puskesmas dengan petugas terkait di bagian KIA, gizi,
dan promkes. Hal-hal yang dilakukan untuk pembentukan Pojok ASI adalah :
Waktu
Pemateri
Hari
120 menit
Spesialis Anak
Hari Pertama
120 menit
Spesialis Anak
Hari kedua
60 menit
DKK
Hari ketiga
relaktasi
Mempertahankan menyusu
3
Training of trainer
7. Pelatihan Kader
Pelatihan ini dilakukan 3 kali pertemuan dan dilakukan setiap 4 bulan sekali.
Dengan tujuan untuk menambah pengetahuan kader mengenai ASI Eksklusif,
konseling ASI, dan diskusi mengenai masalah yang ditemukan kader di lapangan
mengenai ASI. Masing-masing posyandu mengutus minimal dua orang kadernya.
Dengan pelatihan kader ini maka akan terbentuk konselor ASI dalam menyelesaikan
berbagai permasalahan yang dihadapi ibu menyusui sebelum ditangani oleh pihak
puskesmas dan memberi dukungan kepada ibu menyusui. Pelatihan ini dilakukan pada
minggu I bulan Oktober 2011
Tabel 5.1 Materi Pelatihan Kader
No
Materi
1
Pentingnya menyusui
Bagaimana posisi
menyusui yang benar
Membangun percaya diri
Waktu
Pemateri
Hari
120 menit
Petugas
Hari Pertama
Puskesmas
Kondisi payudara
Menolak menyusu
Pemeriksaan payudara
Memerah ASI
ASI tidak cukup
Meningkatkan ASI
120 menit
Hari kedua
Puskesmas
dan
relaktasi
Mempertahankan menyusu
Promosi susu formula
5.3
Petugas
120 menit
Petugas
Hari ketiga
puskesmas
Kegiatan
keberhasilan
Jumlah Jumlah
kegiatan
1x
Iuran Anggota
menyusui
sebulan
KP-ASI
setiap
Puskesmas
di
Penanggung
Jawab
peserta
Pendataan ibu hamil dan Semua
kerjanya
Sumber Dana
Kader posyandu
baru
Penyuluhan
dan
terdata
praktek 75% dari
jumlah
4 bulan
Pemegang
Program
ibu hamil
dan
3
Kunjungan
rumah
konseling ASI
menyusui
dan 90 % dari
semua
1x
Iuran Anggota
sebulan
KP-ASI
Setiap 3
Iuran Anggota
bulan
KP-ASI
Kader Posyandu
Ibu
4
menyusui
Pertemuan antar kelompok 80% dari
pendukung ASI
semua
Ketua KP-ASI
KP-ASI
Tabel 5.4 Tabel Indikator Keberhasilan Pojok ASI
Indikator
No
Kegiatan
keberhasilan
Jumlah Jumlah
peserta
kegiatan
Sumber Dana
Penanggung
Jawab
Jumlah
ibu
5 hari/
minggu
tiap bulan
kunjungan
ibu 20
per bulan
Puskesmas
Petugas
ASI
Pojok
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1
KESIMPULAN
Dari makalah ini dapat diambil kesimpulan
konseling ASI
3. Kader kesehatan jarang mendapatkan pelatihan dari pihak puskesmas mengenai ASI
4.
6.2
SARAN
Membentuk pojok ASI di puskesmas sebagai tempat edukasi dan konseling bagi ibu menyusui
yang berkunjung ke puskesmas serta menerima rujukan dari kelompok pendukung ASI apabila
ada masalah yang ditemukan di masing-masing kelompok.
BAB VII
PENUTUP
Kelompok
Pendukung ASI (KP-ASI) guna meningkatkan cakupan pemberian ASI Eksklusif, peningkatan
upaya penyuluhan mengenai ASI Eksklusif kepada petugas KIA, gizi, bidan, dan kader, serta
pembentukan Pojok ASI di puskesmas Pauh. Hasil kegiatan ini agar dapat dimanfaatkan oleh
pimpinan Puskesmas Pauh dalam hal meningkatkan cakupan pemberian ASI eksklusif
sehingga mencapai target yang telah ditetapkan. Di samping itu hasil ini berupa masukan
kepada semua pihak untuk dapat berpartisipasi kedepan dalam upaya meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat. Kepada semua pihak yang telah membantu sehingga laporan ini dapat
tersusun, kami ucapkan terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN