Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN KASUS

LIKEN SIMPLEKS KRONIS

Disusun Oleh:
Andre Darmawan 11.2012.196

Pembimbing:
dr. Hernayati MH, Sp. KK

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
RUMAH SAKIT FAMILY MEDICAL CENTER
SEPTEMBER 2014
1

ILUSTRASI KASUS
Identitas Pasien
Nama

: Tn.K

Jenis kelamin

: Laki-laki

Tempat/tanggal lahir : Bogor, 15 Mei 1953


Status perkawinan

: Kawin

Alamat

: Cijujung Permai RT 03/07

Bangsa

: Indonesia

Agama

: Islam

Pekerjaan

: Pegawai swasta

Tanggal pemeriksaan : 9 September 2014


Anamnesis
Anamnesis dilakukan di Poliklinik Kulit dan Kelamin Rumah Sakit F.M.C pada tanggal 9 September
2014 pukul 11.30 WIB secara autonamnesis.

Keluhan Utama:
Gatal pada pergelangan kaki kiri dan lutut kanan
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang dengan keluhan gatal pada pegelangan kaki kiri bagian depan dan lutut
kanan bagian depan. Gatal disertai bentol-bentol kemerahan dan kulit yang menebal. Pasien
mengaku bahwa keluhan bentol awalnya timbul 1 bulan hanya pada pergelangan kaki namun
tidak terasa gatal. Bentol kemudian mulai agak meluas dan terasa gatal serta timbul pada
bagian lutut kanan. Keluhan gatal terutama dirasakan pada malam hari dan ketika sedang
tidak beraktifitas. Pasien mengaku sering menggaruk kakinya yang gatal. Pasien belum
mengkonsumsi obat apapun sebelumnya. Pasien mengaku tidak memiliki riwayat alergi,
asma, maupun bersin di pagi hari.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien belum pernah mengalami keluhan gatal atau kemerahan sebelumnya.

Riwayat Penyakit Keluarga :


Keluarga pasien tidak ada menderita penyakit yang sama dengan keluarga. Tidak ada riwayat
alergi, asma, maupun bersin di pagi hari pada keluarga.
Status Generalis
Kesadaran

: compos mentis

Keadaan umum

: tampak sakit ringan

Jantung

: kesan tampak normal

Paru

: kesan tampak normal

Abdomen

: kesan tampak normal

Ekstremitas

: tidak ada edema, tidak ada deformitas, akral hangat

KGB

: tidak teraba pembesaran KGB

Status Dermatologikus
Distribusi

: Regional

Lokasi

: 1/3 distal cruris sinistra anterior

Efloresensi

: Terdapat plak eritematosa soliter berukuran 8cm x 5cm sirkumpskrip


berbentuk ireguler dengan likenifikasi disertai papul eritematosa
lentikurel multiple disket sirkumpskripta di bagian atasnya

Lokasi

: Genu dextra.

Efloresensi

: Terdapat plak eritematosa soliter berukuran 3cm x 2cm sirkumpskrip


berbentuk ireguler dengan likenifikasi disertai papul eritematosa
lentikurel multiple disket sirkumpskripta di bagian atasnya

Status Lokalis

Pemeriksaan Penunjang: Tidak dilakukan


4

Resume :
Laki-laki, 61 tahun, datang dengan keluhan gatal pada pegelangan kaki kiri bagian depan
dan lutut kanan bagian depan. Gatal disertai bentol-bentol kemerahan dan kulit yang
menebal. Keluhan gatal terutama dirasakan pada malam hari dan ketika sedang tidak
beraktifitas. Pada status dermatologik didapatkan pada 1/3 distal cruris sinisntra anterior
terdapat plak eritematosa soliter berukuran 8cm x 5cm dan pada genu dextra terdapat plak
eritematosa soliter berukuran 3cm x 2cm kedua lesi tersebut sirkumpskrip berbentuk ireguler
dengan likenifikasi disertai papul eritematosa lentikurel multiple disket sirkumpskripta di
bagian atasnya.
Diagnosis Kerja :
Liken simpleks kronis
Tata Laksana :
1. Non-medikamentosa
a. Jangan digaruk
b. Mencari faktor pencetus dan menghindarinya
2. Medikamentosa
a. Sistemik
Ceterizin tablet 10 mg, 1x sehari selama 7 hari.
b. Topikal
Salep betametason diproprionat 0,05%, 2x sehari sehabis mandi selama 7 hari.
Prognosis
Ad vitam

: bonam

Ad sanationam

: dubia

Ad fungsionam

: bonam

TINJAUAN PUSTAKA
Pendahuluan

Liken simplek kronik dikenal juga dengan neurodermatitis sirkumskripta, atau Liken
Vidal. Liken simplek kronik adalah peradangan kulit kronis, disertai rasa gatal, sirkumskrip,
yang khas ditandai dengan kulit yang tebal dan likenifikasi (garis kulit tampak lebih
menonjol). Likenifikasi pada kasus ini terjadi akibat garukan atau gosokan yang berulangulang, karena berbagai rangsangan pruritogenik. Keluhan dan gejala dapat muncul dalam
waktu hitungan minggu hingga bertahun-tahun. Liken simplek kronik merupakan penyakit
yang sering ditemui pada masyarakat umum terutama pada usia dewasa, dan puncak
insidennya antara 30-50 tahun. Keluhan utama yang dirasakan pasien dapat berupa gatal yang
bersifat paroksismal, dan dirasakan pasien terutama jika tidak beraktivitas. Lesi yang timbul
dapat muncul hanya pada satu tempat, tetapi dapat juga dijumpai pada beberapa tempat.1-3
Epidemiologi
Dikatakan bahwa 12% dari populasi orang dewasa dengan keluhan kulit gatal menderita
liken simplek kronik. Tidak ada kematian akibat liken simplek kronik. Liken simplek kronik
tidak memandang ras dalam penyebarannya. Diketahui bahwa insiden terjadi lebih sering
pada wanita daripada pria. Penyakit ini sering muncul pada usia dewasa, terutama usia 30
hingga 50 tahun. Pasien dengan koeksistensi dermatitis atopi cenderung memiliki onset umur
yang lebih muda (rata-rata 19 tahun) dibandingkan dengan pasien tanpa atopi (rata-rata 48
tahun). 3,4
Etiopatogenesis
Etiologi pasti liken simplek kronik belum diketahui, namun pruritus memainkan peran
sentral dalam timbulnya pola reaksi kulit berupa likenifikasi dan prurigo nodularis. Pruritus
sendiri dapat muncul sebagai gejala dari penyakit lainnya yang mendasari seperti gagal ginjal
kronis, obstruksi saluran empedu, limfoma Hodgkin, hipertiroidisme, hipotiroidisme, AIDS,
hepaitis B dan C, dermatitis atopik, dermatitis kontak, serta gigitan serangga. Faktor
psikologi diasosiasikan dengan liken simpleks kronis, namun belum jelas apakah faktor
emosional timbul sekunder terhadap penyakit ini atau primer dan kausatif. Faktor lingkungan
yang dapat mempengaruhi gatal antara lain panas, keringat, dan iritasi. Gatal sendiri timbul
akibat adanya pelepasan mediator inflamasi dan aktivitas enzim proteolitik. Keadaan ini
menimbulkan adanya proses inflamasi pada kulit, yang menyebabkan penderita sering
menggaruk lesi yang terbentuk. Proses inflamasi yang berkepanjangan akan menyebabkan
penebalan kulit, dimana penebalan kulit ini sendiri menimbulkan rasa gatal, sehingga
merangsang penggarukkan yang akan semakin mempertebal kulit. Beberapa jenis kulit lebih
6

rentan mengalami likenifikasi. Contohnya adalah kulit yang cenderung ekzematosa, seperti
dermatitis atopi dan diathesis atopi.1-3
Gejala Klinis
Penderita penyakit ini akan mengeluh rasa gatal yang sangat mengganggu aktivitas, dan
dirasakan terutama ketika penderita tidak sedang beraktivitas. Rasa gatal akan berkurang bila
digaruk, dan penderita akan berhenti menggaruk bila sudah timbul luka, akibat
tergantikannya rasa gatal dengan rasa nyeri.1,2
Lesi yang muncul biasanya tunggal, bermula sebagai plak eritematosa, sedikit edematosa.
Lambat laun edema dan eritema akan menghilang, lalu muncul skuama pada bagian tengah
dan menebal. Likenifikasi, ekskoriasi, dengan sekeliling yang hiperpigmentasi, muncul
seiring dengan menebalnya kulit, dan batas menjadi tidak tegas. Gambaran klinis juga
dipengaruhi oleh lokasi dan lamanya lesi. Lesi dapat timbul dimana saja, namun tempat yang
sering adalah di tengkuk, leher, dengan bagian ekstensor, pubis, vulva, skrotum, peri-anal,
paha bagian medial, lutut, tungkai bawah lateral, pergelangan kaki bagian depan, dan
punggung kaki. Skuama pada penyakit ini dapat menyerupai skuama pada psoriasis. Variasi
klinis dari liken simplek kronik dapat berupa prurigo nodularis, akibat garukan atau korekan
tangan penderita yang berulang-ulang pada suatu tempat. Lesi berupa nodus berbentuk
kubah, permukaan mengalami erosi tertutup krusta dan skuama, yang lambat laun akan
menjadi keras dan berwarna lebih gelak. Lesi biasanya multiple, dan tempat predileksi di
ekstrimitas, dengan ukuran lesi beberapa millimeter hingga 2 cm.2,3,5
Histopatologi
Gambaran histopatologik liken simplek kronik berupa ortokeratosis, hipergranulosis,
akantosis dengan rete ridges memanjang teratur. Bersebukan sel radang limfosit dan histiosit
di sekitar pembuluh darah dermis bagian atas, fibroblast bertambah, kolagen menebal. Pada
prurigo nodularis, akantosis pada bagian tengah lebih tebal, menonjol lebih tinggi dari
permukaan, sel Schwann berproliferasi, dab terlihat hiperplasi neural. Kadang terlihat krusta
yang menutup sebagian epidermis.1,4,5
Diagnosis
Diagnosis neurodermatitis sirkumskripta didasarkan gambaran klinis. Diagnosis banding
yang dapat timbul adalah penyakit kulit lain yang memberikan gejala pruritus, misalnya liken
planus, liken amiloidosis, psoriasis, dan dermatitis atopik.1,2
7

Tatalaksana
Perlu dijelaskan kepada pasien untuk sebisa mungkin menghindari menggaruk lesi larena
garukan akan memperburuk penyakitnya. Untuk mengurangi rasa gatal dapat diberikan:
a. Antihistamin dengan efek sedatif, contohnya hidroksizin, difenhidramin, prometazin.
Antihistamin topikal yang dapat diberikan yaitu krim doxepin 5% jangka pendek
(maksimal 8 hari).
b. Kortikosteroid potensi kuat, bila perlu dengan oklusi. Kortikosteroid memiliki efek
anti inflamasi, anti alergi, anti pruritus, anti mitotik, serta vasokonstriktor. Contoh
kortikosteroid topikal potensi sangat tinggi (golongan I) yaitu betamethasone
dipropionate 0.05% serta clobetasol propionate 0.05%. Contoh kortikosteroid potensi
tinggi (golongan II) yaitu mometasone furoate 0.01%, desoximetasone 0.05%.
Kortikosteroid topikal dipakai 2-3 kali sehari, tidak lebih dari 2 minggu untuk potensi
kuat. Apabila tidak berhasil, diberikan secara suntikan intralesi 1 mg, contohnya
triamsinolon asetonid.
c. UVB (Ultraviolet B) atau PUVA (Psoralen Ultraviolet A).1,5
Prognosis
Penyakit ini bersifat kronik dengan persistensi dan rekurensi lesi. Eksaserbasi dapat terjadi
sebagai respon stres emosional. Prognosis bergantung pada penyebab pruritus (penyakit yang
mendasari) dan status psikologik penderita. 1,4

Daftar Pustaka
1. Sularsito SA, Djuanda S. Dermatitis. Dalam Djuanda A, Hamzah M, Aisah S. Ilmu
penyakit kulit dan kelamin. Edisi ke-6. Jakarta: Fakultas Kedokteran Unversitas
Indonesia; 2010.
8

2. Siregar RS. Atlas berwarna saripati penyakit kulit. Jakarta: EGC; 2005.
3. Hogan
DJ.
Lichen
simplex
chronicus.
2008.
Diunduh

dari

emedicine.medscape.com/article/1123423-overview#a0199, 12 September 2014.


4. Wolff K, Johnson RA. Fitspatrickss Color Atlas & Synopsis of Clinical Dermatology.
Edisi ke-6. New York: Mc Graw Hill Medical; 2009.
5. Mansjoer A. Kapita selekta kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius; 2000.

Anda mungkin juga menyukai