BAB I Poa
BAB I Poa
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
World Health Organization/United Nations Childrens Fund (WHO/UNICEF),
pada tahun 2003 melaporkan bahwa 60% kematian balita langsung maupun tidak
langsung disebabkan oleh kurang gizi dan 2/3 dari kematian tersebut terkait dengan
praktik pemberian makan yang kurang tepat pada bayi dan anak.( pedoman
penyelenggaraan pelatihan konseling menyusui dan pelatihan fasilitator konseling
menyusui)
Terkait dengan hal tersebut, WHO/UNICEF (2002) merekomendasikan pola
makan terbaik untuk bayi dan anak sampai usia 2 (dua) tahun dalam Global Strategy on
Infant and Young Child Feeding, yaitu: pertama memberikan ASI kepada bayi segera
dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir, kedua memberikan hanya ASI saja atau
pemberian ASI secara eksklusif sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan, ketiga
memberikan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) sejak bayi berusia 6 bulan
sampai 24 bulan, dan keempat meneruskan pemberian ASI sampai anak berusia 24 bulan
atau lebih.
Indonesia telah meratifikasi Global Strategy for Infant and Young Child Feeding
melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 237/Menkes/SK/IV/1997 tentang
pemasaran produk pengganti ASI dan Surat Keputusan Menteri Kesehatan nomor
450/SK/IV/2004 tentang pemberian ASI secara eksklusif pada bayi Indonesia.
Dalam hal pemberian ASI secara eksklusif, Departemen Kesehatan melalui
Keputusan Menteri Kesehatan No: 450/Menkes/SK/IV/2004 telah menetapkan bahwa
pemberian ASI secara eksklusif bagi bayi di Indonesia adalah sejak lahir sampai dengan
bayi berumur 6 bulan. Departemen Kesehatan Republik Indonesia melalui program
perbaikan gizi Masyarakat telah menargetkan cakupan ASI eksklusif 6 bulan sebesar
80%. Namun demikian angka ini sangat sulit untuk dicapai bahkan tren prevalensi ASI
eksklusif dari tahun ke tahun terus menurun. Data Survei Demografi dan Kesehatan
Keberhasilan Menyusui. Kelompok Pendukung ASI (KP-ASI) adalah salah satu poin
dalam sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui (LMKM) tersebut. Kelompok
pendukung ASI (KP-ASI) adalah kelompok yang dibentuk oleh fasilitas pelayanan
kesehatan dan masyarakat untuk mendukung ibu hamil, ibu baru melahirkan serta ibu
menyusui.
1.2.
Rumusan Masalah
Mengidentifikasi masalah masih rendahnya cakupan pemberian ASI eksklusif di
wilayah kerja Puskesmas Pauh.
1.3.
Tujuan Penulisan
1.3.1 Mengidentifikasi masalah yang ada di Puskesmas Pauh
1.3.2 Menetapkan prioritas masalah yang ada di Puskesmas Pauh
1.3.3 Menganalisis penyebab masih rendahnya cakupan pemberian ASI eksklusif di
1.3.4
1.3.5
1.4.
Manfaat Penulisan
BAB II
ANALISIS SITUASI
2,
tinggi . Curah hujan 471 mm / bulan , temperatur antara 28 0 310C dengan batas wilayah
sebagai berikut 3 :
a.
b.
c.
Sebelah Utara
GAMBAR : II.1
dipublikasikan pada tahun 2010 jumlah Penduduk Kec. Pauh adalah sebanyak 53.669 jiwa
dengan total rumah tangga 13.315 KK dan rata-rata anggota keluarga 4 orang serta kepadatan
penduduk 367/km 3.
Adapun rincian jumlah penduduk menurut kelurahan dapat dilihat pada tabel berikut 3
Tabel II.1
Jumlah Penduduk Kec. Pauh menurut kelurahan Tahun 2010 3
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Kelurahan
Pisang
Binuang Kp Dalam
Piai Tangah
Cupak Tangah
Kapalo Koto
Koto Luar
Lambung Bukit
Limau Manis Selatan
Limau Manis
JUMLAH
Jumlah kepala
Jumlah Jiwa
keluarga
1365
1005
734
1004
1105
1618
814
1733
839
10217
6741
5617
4405
7863
5841
6955
3123
8263
4861
53669
Pada tahun 2010 jumlah Keluarga Miskin (gakin) terdapat sebanyak 11.517 jiwa dengan
cakupan Gakin yang memiliki Jaminan Kesehatan sebesar 106 % meliputi Jamkesmas dan
Jamkesda sebagaimana dibawah ini 3:
Tabel II.2
JML Gakin
Jamkesmas
Jamkesda
Pisang
1329
1329
261
119,6
Binuang KD
853
853
147
117,2
Koto Luar
1452
1452
139
109,6
Piai Tangah
1172
1172
110
109,4
LM Selatan
1228
1228
45
104,3
Lambung Bukit
1213
1213
45
101,5
Cupak Tangah
1473
1473
36
100,4
Kapalo Koto
1330
1330
100,2
Limau Manis
1467
1419
100,1
11517
11469
785
106,9
= 70 buah
Posyandu Lansia
= 12 buah
Selain itu beberapa sarana pelayanan kesehatan yang bersifat Private / swasta yang ada
diwilayah kerja Puskesmas Pauh ada 8 Bidan Praktek Swasta (BPS), 1 Klinik bersalin dan 3
Praktek Swasta Dokter Umum, 2 Praktek Swasta Dokter Gigi 3.
Prasarana Puskesmas saat ini terutama pada gedung A yaitu gedung pelayanan rawat jalan
pada saat penyusunan laporan tahunan ini telah dimanfaatkan untuk
pelayanan kepada
masyarakat. Gedung C yang menjadi ruang rawat inap cukup baik namun prasarana penunjang
kegiatan perlu dilengkapi seperti intalasi air besih dan listrik sendiri sehingga mampu memberi
pelayanan yang baik kepada masyarakat 3.
Untuk membantu terselenggaranya pembangunan kesehatan diwilayah kerja Puskesmas
Pauh dibantu oleh jejaring kerja seperti 5 (lima) unit Puskesmas Pembantu yang terletak di
Kelurahan Batu Busuk, Pisang, Piai Tangah, Ulu Gadut, Jawa Gadut 3.
Dalam tahun ini juga untuk melengkapi sarana UKBM di Kelurahan Siaga, telah ada 3
unit Poskeskel pada kelurahan Limau Manis Selatan Kelurahan Koto Lua dan Kelurahan Pisang.
Terhitung mulai Oktober 2008 sampai sekarang telah beroperasional dan dipimpin oleh 2 ( dua )
orang Bidan Kelurahan Siaga kecuali Poskeskel Pisang yang selesai dibangun pada pertengahan
tahun 2010 tahun ini, namun belum dioperasionalkan karena terkendala sengketa tanah lokasi
tempat poskeskel berada 3.
Adapun rincian rincian sarana dan prasarana yang dimiliki Puskesmas untuk mendukung
jalannya kegiatan pelayanan kesehatandi wilayah kerjanya dapat dilihat pada tabel berikut ini 3.
Tabel II.3
KONDISI SARANA DAN PRASARANA PUSKESMAS PAUH TAHUN 2010 3
NO
KONDISI
JENIS SARANA
DAN PRASARANA
Jlm
SARANA
I
RUSAK
RUSAK
RUSAK
RINGAN
SEDANG
BERAT
BAIK
KESEHATAN
1
Puskesmas Induk
Rawat Inap
Puskesmas Pembantu
Puskesmas Keliling
1 ( Jawa
Gadut )
roda. 4
8
Ambulance
Sepeda Motor
SARANA
II
PENUNJANG
1
Komputer
Mesin Tik
Telepon
Listrik
Tabel II.4
SARANA PENDIDIKAN DI KECAMATAN PAUH TAHUN 2010 3
NO KELURAHAN
JLH
SEKOLAH
TK
SD/MI
SMPMTS
SMU/K/MA
PISANG
BINUANG
KP.DALAM
PIAI TANGAH
CUPAK
TANGAH
KAPALO
KOTO
KOTO LUA
LAMBUANG
BUKIK
LIMAU
MANIH
SELATAN
PT
LIMAU
MANIH
PUSKESMAS
46
24
Tabel : II.5
KONDISI KETENAGAAN PADA PUSKESMAS PAUH
TAHUN 2010 3
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
JENIS KETENAGAAN
Dokter
Dokter Gigi
Sarjana Keperawatan
Rekam Medik
D3 Keperawatan
D3 Kebidanan
D3 Gizi
D3 Teknisi Gigi
D3 Kesling
Bidan
Perawat ( SPK )
Analis Kimia
Ass. Apoteker
LCPK
SMA
JUMLAH
YANG ADA
SEKARANG
2
1
1
1
12
15
4
1
2
2
6
1
3
1
4
56
STATUS KEPEG
2 PNS
1 PNS TITIPAN NAD
1 PNS
1 PNS
6 PNS, 6 VOLUNTIR
7 PNS, 8 PTT
2 PNS, 2 VOLUNTIR
1 PNS
2 PNS
2 PNS
6 PNS
1 PNS
3 PNS
1 PNS
4 PNS
Tersedianya berbagai jenis pendidikan mulai dari tingkat pendidikan kanak-kanak dasar
sampai dengan perguruan tinggi pada wilayah kerja Puskesmas PAUH menyebabkan Semakin
banyak penduduk yang mengenyam pendidikan dan diharapkan semakin kritis dengan berbagai
dampak pembangunan. Sistem kekerabatan yang masih dijalankan oleh penduduk setempat
masih dipakai sebagian besar penduduk dan merupakan kekuatan yang dapat digarap apabila
cara nya diketahui. Pendekatan kultural sangat dibutuhkan dalam rangka menjalin kerjasama
peran serta masyarakat 3.
3. Ekonomi
Pendapatan penduduk wilayah kerja Puskesmas PAUH boleh dikata bervariasi mulai dari
petani 46 % , dengan kemampuan terbatas sampai ke kelompok mampu dan mapan. Swasta 24
% , PNS 17 % , ABRI 5 %, sisanya bekerja di sektor informal lainnya. Namun kelompok
dengan pendapatan rendah dan tidak menentu secara signifikan rawan dengan kesehatan yaitu
keluarga miskin ternyata menduduki proporsi yang cukup besar yaitu
Tabel II.6
JUMLAH PRAKIRAAN PENDUDUK SASARAN KESEHATAN
TAHUN 2010 3
KOD
KELURAH
JUMLAH
PDD
BAY BALIT
BUMI
BUFA
BULI
BUTE
LANSI
01
PISANG
KI
6741
144
704
158
151
151
288
472
5617
120
587
132
126
126
240
393
4405
94
460
103
98
98
188
309
7863
168
821
185
176
176
336
551
BINUANG
02
KD
PIAI
03
TANGAH
CUPAK
04
TANGAH
KAPALO
05
KOTO
5841
124
610
136
131
131
248
409
06
KOTO LUA
6955
148
726
163
156
156
296
487
3123
66
326
74
70
70
132
219
8263
177
863
194
185
185
354
479
4861
104
508
114
109
109
208
341
1145
5605
1259
1202
1202
2290
3660
LAMB.
07
BUKIK
LM
08
SELATAN
LIMAU
09
MANIH
53.66
TOTAL
TATA USAHA
KEPEGAWAIAN
Rheynce primaria, SKM
PERENCANAAN
PERLENGKAPAN
PUSTU JAWA
GADUT
PUSTU BATU
BUSUK
PUSTU PISANG
PUSTU ULU
GADUT
POSKESKEL LIMAU
MANIS SELATAN
RAWAT INAP
POSKESKEL KOTO
LUAR
III.1
tersedia, siap diminum tanpa adanya persiapan yang khusus dengan temperatur yang
sesuai dengan bayi. Air susu ibu memiliki kandungan zat gizi yang lengkap dan sempurna
untuk keperluan bayi serta mengandung zat gizi yang lengkap dan sempurna untuk
keperluan bayi serta mengandung zat anti infeksi, oleh karenanya air susu ibu merupakan
makanan terbaik dan paling cocok untuk bayi.
III.1.2 Pengertian ASI Eksklusif
Menurut Purwanti (2004), ASI ekslusif adalah pemberian ASI sedini mungkin
setelah persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberikan makanan lain, walaupun
hanya air putih, sampai bayi berumur 6 bulan.
III.1.3 Komposisi ASI
Soetjiningsih (1997), menyatakan bahwa komposisi ASI ini ternyata tidak konstan
dan tidak sama dari waktu ke waktu. Faktor-faktor yang mempengaruhi komposisi ASI
adalah stadium laktasi, ras, keadaan nutrisi, dan diet ibu.
ASI menurut stadium laktasi, yaitu:
1. Kolostrum
Kolostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar
payudara yang disekresi dari hari pertama sampai hari ketiga atau keempat.
Kolostrum berupa cairan viscous kental dengan warna kekuning-kuningan.
Kolostrum ini merupakan pencahar yang ideal untuk membersihkan mekoneum dari
usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan bayi untuk
makanan yang akan datang.
Kolostrum mengandung lebih banyak protein dibandingkan dengan ASI matur
dengan protein utamanya adalah globulin (gamma globulin). Kolostrum mengandung
lebih banyak antibodi dibandingkan ASI matur sehingga dapat memberikan
perlindungan bagi bayi sampai umur 6 bulan, kadar karbohidrat lemaknya rendah
tetapi kadar mineral terutama natrium, kalium dan kloridanya lebih tinggi. Total
energi rendah, yaitu hanya 58 Kal/100 ml kolostrum. Bila dipanaskan, kolostrum
akan menggumpal. Volume kolostrum sekitar 150-300 ml/24 jam.
2. Karbohirat
ASI mengandung karbohidrat yang relatif lebih tinggi daripada susu sapi.
Karbohidrat yang utama terdapat pada ASI adalah laktosa. Kadar laktosa yang tinggi
ini sangat menguntungkan karena laktosa ini akan difermentasi menjadi asam laktat
yang akan memberikan kondisi asam dalam usus bayi. Suasana asam ini akan
memberikan beberapa keuntungan, yaitu: menghambat pertumbuhan bakteri yang
patologis, memacu pertumbuhan mikoroorganisme yang memproduksi asam organik
dan mensintesis vitamin, memudahkan terjadinya pengendapan dari Ca-caseinat, serta
mempermudah absorpsi mineral seperti kalsium, fosfor dan magnesium.
Selain laktosa, juga terdapat glukosa, galaktosa, dan glukosamin. Galaktosa
penting untuk pertumbuhan otak dan medula spinalis. Glukosamin merupakan bifidus
faktor disamping laktosa, yang dapat memacu pertumbuhan Lactobacilus bifidus yang
sangat menguntungkan bayi.
3. Lemak
Kadar lemak dalam ASI relatif sama dengan susu sapi dan merupakan sumber
kalori utama bagi bayi, sumber vitamin larut lemak, dan sebagai sumber asam lemak
esensial. Tetapi lemak dalam ASI memiliki bentuk emulsi lebih sempurna karena ASI
mengandung enzim lipase yang memecah trigiliserida menjadi monogliserida
sebelum pencernaan di usus terjadi. Selain itu kadar asam lemak tidak jenuh dalam
ASI 7-8 kali lebih banyak dari susu sapi.
4. Mineral
ASI mengandung mineral yang lengkap, walaupun kadarnya relatif rendah
tetapi cukup untuk bayi sampai berumur 6 bulan. Total mineral selama masa laktasi
adalah konstan tetapi beberapa mineral yang spesifik kadarnya tergantung diet ibu
dan stadium laktasi. Garam organik yang terdapat dalam ASI terutama adalah
kalsium, kalium, dan natrium dari asam klorida dan fosfat. Mineral yang terbanyak
adalah kalium sedangkan kadar Cu, Fe, dan Mn yang merupakan bahan pembuat
darah relatif sedikit.
5. Air
Kira-kira 88% dari ASI terdiri dari air. Air ini berguna untuk melarutkan zatzat yang terdapat di dalamnya. ASI merupakan sumber air yang secara metabolic
adalah aman. Kadar ASI yang relatif tinggi dalam ASI ini akan meredakan
rangsangan haus dari bayi.
6. Vitamin
Vitamin dalam ASI cukup lengkap. Vitamin A, D, dan C jumlahnya cukup,
sedangkan golongan vitamin B kecuali riboflavin dan asam pantothenik tergolong
kurang.
7. Kalori
Jumlah kalori dalam ASI relatif rendah, yaitu hanya 77 kal/100 ml ASI. Sekitar
90% dari jumlah kalori tersebut berasal dari karbohidrat dan lemak, sedangkan 10%
berasal dari protein.
8. Unsur-unsur lainnya
Unsur-unsur lainnya yang terkandung dalam ASI laktorom, kreatinin, urea,
xanthin, amonia, dan asam sitrat.
stabil, spiritual yang matang, serta memiliki perkembangan sosial yang baik. Keuntungan
ini tidak hanya diperoleh oleh bayi, tetapi juga dirasakan oleh ibu, keluarga, masyarakat,
negara bahkan lingkungan.
Manfaat memberikan ASI eksklusif bagi bayi menurut Roesli (2000), antara lain :
1. ASI sebagai nutrisi
Air susu seorang ibu yang melahirkan bayi prematur tidak sama komposisinya
dengan air susu yang dihasilkan oleh seorang ibu yang melahirkan seorang bayi yang
cukup bulan. Air susu yang dihasilkan seorang ibu sesuai dengan kebutuhan bayi
yang dilahirkannya.
ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi seimbang
dan disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bayi. ASI merupakan makanan yang
paling sempurna, baik kualitas maupun kuantitasnya. ASI sebagai makanan tunggal
akan cukup memenuhi kebutuhan bayi normal untuk tumbuh sampai usia 6 bulan.
2. ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi
Bayi yang baru lahir secara alamiah mendapatkan immunoglobulin dari
ibunya melalui plasenta. Namun, kadarnya akan cepat sekali menurun segera setelah
bayi lahir. Pada saat kadarnya menurun dan imun yang dibentuk oleh bayi belum
mencukupi maka akan terjadi kesenjangan zat kekebalan pada bayi. Kesenjangan ini
akan berkurang atau hilang apabila bayi diberi ASI, karena ASI merupakan cairan
hidup yang mengandung zat kekebalan yang akan melindungi bayi dari penyakit
infeksi bakteri, virus, parasit dan jamur. Bayi yang diberi ASI eksklusif ternyata akan
lebih sehat dan lebih jarang sakit dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapatkan
ASI eksklusif.
3. ASI eksklusif meningkatkan kecerdasan
Faktor utama yang mempengaruhi kecerdasan adalah pertumbuhan otak, dan
faktor penting dalam pertumbuhan otak adalah nutrisi yang diberikan. Dengan
memberikan ASI eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan akan menjamin tercapainya
pengembangan potensi kecerdasan anak secara optimal. Hal ini dikarenakan selain
sebagai nutrien yang ideal dengan komposisi yang tepat serta disesuaikan dengan
kebutuhan bayi, ASI juga mengandung nutrien-nutrien khusus yang diperlukan otak
bayi agar tumbuh optimal. Nutrien-nutrien tersebut tidak terdapat atau hanya sedikit
pada air susu sapi. Nutrien khusus tersebut antara lain taurin, laktosa, asam lemak
rantai panjang (DHA, AA, omega-3, omega-6). Jadi, dapat disimpulakan bahwa
pertumbuhan otak bayi yang diberikan ASI secara eksklusif selama 6 bulan akan
optimal dengan kualitas yang optimal juga.
Hal ini juga diperkuat dengan penelitian oleh Dr. Lucas (1993) dalam Roeli
(2000), bahwa bayi prematur yang diberkan ASI eksklusif mempunyai IQ yang lebih
tinggi secara bermakna (8,3 poin lebih tinggi) dibanding bayi prematur yang tidak
diberikan ASI ekaklusif.
4. ASI eksklusif meningkatkan jalinan kasih sayang
Bayi yang sering berada dalam dekapan ibu karena menyusu akan merasakan
kasih sayang ibunya. Bayi akan merasa aman dan tentram. Perasaan terlindungi dan
disayangi inilah yang akan menjadi dasar perkembangan emosi bayi dan membentuk
kepribadian yang percaya diri dan dasar spiritual yang baik.
5. ASI eksklusif meningkatkan daya penglihatan dan kepandaian bicara
6.
7. ASI eksklusif mengurangi resiko terkena penyakit diabetes, kanker pada anak, dan
mengurangi kemungkinan menderita penyakit jantung
8. Menunjang perkembangan motorik sehingga bayi ASI eksklusif akan lebih cepat bisa
berjalan
9. Menunjang perkembangan kepribadian, kecerdasan emosional, kematangan spiritual,
dan hubungan sosial yang baik.
ASI dapat diberkan kapan saja dan di mana saja dalam keadaan siap
dikonsumsi oleh bayi dan selalu dalam suhu yang tepat. ASI mudah dibawa kemanamana sehingga saat bepergian tidak perlu membawa berbagai alat untuk membuat
susu formula dan alat untuk memasak atau menghangatkan susu.
10. Memberikan kepuasan bayi ibu
Ibu yang berhasil memberikan ASI eksklusif akan merasakan kepuasan,
kebanggaan, dan kebahagiaan yang mendalam karena telah memberikan sesuatu yang
terbaik bagi bayinya.
11. Mengurangi resiko keropos tulang (osteoporosis)
Penelitian mengidentifikasi bahwa perempuan dengan banyak anak dan
periode yang panjang memiliki kepandatan mineral tulang lebih tinggi/sama dari
resiko patah tulang lebih rendah/sama dibandingkan dengan yang tidak pernah
melahirkan dan menyusui (Roesli, 2007).
Manfaat Pemberian ASI Pada Negara
Pemberian ASI Eksklusif akan menghemat pengeluaran Negara karena hal-hal berikut:
1. Penghematan devisa untuk pemberian susu formula, perlengkapan menyusui, serta
bayi menyiapkan susu.
2. Penghematan untuk biaya sakit terutama sakit muntah mencret dan sakit saluran
nafas.
3. Penghematan obat-obatan, tenaga dan sarana kesehatan.
4. Menciptakan generasi penerus bangsa yang tangguh dan berkualitas untuk
membangun Negara.
5. Langkah awal untuk mengurangi bahkan menghindari kemungkinan terjadinya
generasi yang hilang khususnya bagi Indonesia (Roesli, 2007).
Manfaat ASI Bagi Lingkungan
Air susu ibu akan mengurangi bertambahnya polusi di dunia. Air susu ibu tidak
menambah polusi udara, karena untuk membuatnya tidak memerlukan pabrik yang
mengeluarkan asap (Roesli, 2007).
III.2
III.2.1 Pengertian
Masa masa belajar menyusu dalam satu jam pertama hidup bayi diluar
kandungan disebut inisiasi menyusui dini (IMD). Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah
proses alami mengembalikan bayi untuk menyusui, yaitu dengan memberi kesempatan
pada bayi untuk mencari dan mengisap ASI sendiri, dari satu jam pertama pada awal
kehidupannya. Hal ini terjadi jika segera setelah lahir, bayi dibiarkan kontak kulit dengan
kulit ibunya. Dengan menyusui secara baik dan benar maka kematian bayi serta
gangguan perkembangan bayi dapat dihindari (Roesli, 2008). Inisiasi Menyusu Dini
(IMD) adalah perilaku bayi untuk mencari putting susu ibunya dan melakukan kontak
kulit bayi dengan kulit ibunya ketika satu jam pertama setelah bayi dilahirkan (Baskoro,
2008).
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah rangkaian kegiatan dimana bayi yang baru
saja lahir secara naluri melakukan aktivitas aktivitas yang diakhiri dengan menemukan
putting susu ibunya dan segera menyusu dari putting susu ibunya (Hartati, 2008).
Inisiasi Menyusu Dini (Early Initiation) merupakan suatu cara yakni memberikan
kesempatan pada bayi baru lahir untuk menyusu pada ibunya dalam satu jam pertama
kehidupannya, karena sentuhan bayi melalui refleks hisapnya yang timbul mulai 30-40
menit setelah lahir akan menimbulkan rangsangan sensorik pada otak ibu untuk
memproduksi hormon prolaktin dan memberikan rasa aman pada bayi. Hasil penelitian
menyebutkan bahwa Inisiasi Menyusu Dini dapat mencegah 22% kematian neonatal dan
meningkatkan 2-8 kali lebih besar keberhasilan pemberian ASI eksklusif (Roesli, 2007)
2. Kehangatan dada ibu pada saat bayi diletakkan didada ibu, akan membuat bayi
merasakan getaran cinta yaitu merasakan ketenangan, merasa dilindungi dan kuat
secara psikis. Bayi akan lebih tenang karena pernapasan, detak jantung dari kulit ibu
menenangkan bayi, menurunkan stress akibat proses kelahiran dan meningkatkan
kekebalan tubuh bayi.
3. Bayi yang dibiarkan merayap diperut ibu dan menemukan payudara ibunya sendiri,
akan tercemar lebih dahulu bakteri yang tidak berbahaya atau ada antinya ASI ibu,
sehingga bakteri baik ini membuat koloni disusu dan kulit bayi. Hal ini berarti
mencegah kolonisasi bakteri yang lebih ganas dari lingkungan.
4. Pada saat bayi dapat menyusu segera setelah lahir, maka kolostrum makin cepat
keluar dan bayi akan cepat mendapatkan kolostrum ini, yaitu cairan emas atau cairan
pertama yang kaya akan antibody dan sangat penting untuk pertumbuhan usus dan
ketahanan terhadap infeksi yang dibutuhkan bayi demi kelangsungan hidupnya.
5. Bayi akan belajar menyusu dengan nalurinya sendiri.
6. Sentuhan, kuluman / emutan dan jilatan pada putting ibu akan merangsang oksitosin
pada ibu yang penting menyebabkan rahim ibu berkontraksi sehingga membantu
pengeluaran plasenta dan mengurangi perdarahan, merangsang hormon lain, yang
membuat ibu merasa lebih tenang, rileks dan merangsang pengaliran ASI dari
payudara.
III.2.3 Tatalaksana Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Menurut Roesli, (2008), langkah langkah yang perlu diperhatikan dalam
melaksanakan inisiasi menyusui dini, yaitu :
1. Dianjurkan kepada suami atau keluarga untuk mendampingi saat persalinan.
2. Disarankan untuk tidak atau mengurangi penggunaan obat kimiawi saat persalinan
dan mengganti dengan cara non kimiawi, misalnya pijat, aroma terapi dan gerakkan.
3. Beri kebebasan pada ibu untuk menentukan cara melahirkan yang diinginkan,
misalnya melahirkan normal, didalam air atau dengan jongkok.
4. Keringkan secepatnya seluruh badan dan kepala bayi kecuali kedua tangannya karena
adanya lemak (verniks) yang dapat menyamankan kulit bayi.
5. Bayi ditengkurapkan didada atau perut ibu. Biarkan kulit bayi melekat dengan kulit
ibu. Posisi kontak kulit dengan kulit ini dapt dipertahankan minimal satu jam atau
setelah menyusu awal selesai. Keduanya diselimuti jika perlu gunakan topi.
6. Bayi dibiarkan mencari putting susu ibu. Ibu dapat merangsang bayi dengan sentuhan
lembut, tetapi tidak memaksakan bayi keputing ibu.
7. Mendukung ayah agar membantu ibu untuk mengenali tanda - tanda perilaku bayi
sebelum menyusu dan dapat berlangsung beberapa menit atau satu jam, bahkan lebih.
Dukungan ayah akan meningkatkan rasa percaya diri ibu. Biarkan bayi dalam posisi
sentuhan kulit dengan kulit ibunya setidaknya selama satu jam, walaupun ia telah
berhasil menyusu pertama sebelum satu jam. Jika belum menemukan putting
payudara ibunya dalam satu jam, biarkan kulit bayi tetap bersentuhan dengan kulit
bayinya sampai berhasil menyusu pertama.
8. Berikan kesempatan kontak kulit dengan kulit pada ibu yang melahirkan dengan
tindakan, misalnya operasi Caesar.
9. Bayi dipisahkan dari ibu untuk ditimbang dan diukur setelah satu jam atau menyusui
awal selesai.
10. Rawat gabung, ibu dan bayi dirawat dlam satu kamar selam 24 jam dan tidak
dipisahkan tetap selalu dalam jangkauan ibu.
III.2.4 Manfaat Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Menurut Roesli, (2007), manfaat inisiasi menyusu dini adalah sebagai berikut :
1. Anak yang dapat menyusu dini dapat mudah sekali menyusu kemudian, sehingga
kegagalan menyusui akan jauh sekali berkurang. Selain mendapat kolostrum yang
bermanfaat untuk bayi, pemberian ASI Eksklusif akan menurunkan kematian.
2. ASI adalah cairan kehidupan, yang selain mengandung makanan juga mengandung
penyerap. Susu formula tidak diberi enzim sehinga penyerapannya tergantung enzim
diusus anak. Sehingga ASI tidak merebut enzim anak.
3. Yang sering dikeluhkan ibu ibu adalah suplai ASI yang kurang, padahal ASI
diproduksi berdasarkan demand. Jika diambil banyak akan diberikan banyak,
sedangkan bayi yang diberikan susu formula perlu waktu satu minggu untuk
mengeluarkan zat yang tidak dibutuhkannya.
2. Menganjurkan segera terjadi kontak kulit antara ibu dan bayi dan berlanjut dengan
menyusui untuk 6 bulan secara eksklusif .
3. Mendorong Mentri Kesehatan atau orang yang mempunyai kebijakan untuk
menyatukan pendapat bahwa inisiasi menyusu dini dalam satu jam pertama adalah
indikator penting untuk pencegahan kesehatan.
4. Memastikan keluarga mengetahui pentingnya satu jam pertama untuk bayi dan
memastikan mereka melakukan pada bayi mereka kesempatan yang baik ini.
5. Memberikan dukungan perubahan baru dan peningkatan kembali Rumah Sakit
Sayang Bayi dengan memberi perhatian dalam penggabungan dan perluasan tentang
inisiasi menyusu dini (WBW, 2007).
III.3
Manajemen Laktasi
III.3.1 Pengertian
Manajemen laktasi adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk menunjang
keberhasilan menyusui. Dalam pelaksanaannya terutama dimulai pada masa kehamilan,
segera setelah persalinan dan pada masa menyusui selanjutnya.
III.3.2 Upaya Manajemen Laktasi
Adapun upaya-upaya yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Pada masa Kehamilan (antenatal)
a. Memberikan penernagan dan penyuluhan tentang manfaat dan keunggulan ASI,
manfaat menyusui baik bagi ibu maupun bayinya, disamping bahaya pemberian
susu botol.
b. Pemeriksaan kesehatan, kehamilan dan payudara/keadaan putting susu, apakah
ada kelainan atau tidak. Disamping itu perlu dipantau kenaikan berat badan ibu
hamil.
c. Perawatan payudara mulai kehamilan umur enam bulan agar ibu mampu
memproduksi dan memberikan ASI yang cukup.
d. Memperhatikan gizi/makanan ditambah mulai dari kehamilan trisemester kedua
sebanyak 1 1/3 kali dari makanan pada saat belum hamil.
e. Menciptakan suasana keluarga yang menyenangkan. Dalam hal ini perlu
diperhatikan keluarga terutama suami kepada istri yang sedang hamil untuk
memberikan dukungan dan membesarkan hatinya.
2. Pada masa segera setelah persalinan (prenatal)
a. Ibu dibantu menyusui 30 menit setelah kelahiran dan ditunjukkan cara menysui
yang baik dan benar, yakni: tentang posisi dan cara melakatkan bayi pada payudara
ibu.
b. Membantu terjadinya kontak langsung antara bayi-ibu selama 24 jam sehari agar
menyusui dapat dilakukan tanpa jadwal.
c. Ibu nifas diberikan kapsul vitamin A dosis tinggi (200.000S 1) dalam waktu dua
minggu setelah melahirkan.
3. Pada masa menyusui selanjutnya (post-natal)
a. Menyusui dilanjutkan secara ekslusif selama 4 bulan pertama usia bayi, yaitu
hanya memberikan ASI saja tanpa makanan/minuman lainnya.
b. Perhatikan gizi/makanan ibu menyusui, perlu makanan 1 kali lebih banyak dari
biasa dan minum minimal 8 gelas sehari.
c. Ibu menyusui harus cukup istirahat dan menjaga ketenangan pikiran dan
menghindarkan kelelahan yang berlebihan agar produksi ASI tidak terhambat.
d. Pengertian dan dukungan keluarga terutama suami penting untuk menunjang
keberhasilan menyusui.
e. Rujuk ke Posyandu atau Puskesmas atau petugas kesehatan apabila ada
permasalahan menyusui seperti payudara banyak disertai demam.
f. Menghubungi kelompk pendukung ASI terdekat untuk meminta pengalaman dari
ibu-ibu lain yang sukses menyusui bagi mereka.
g. Memperhatikan gizi/makanan anak, terutama mulai bayi 4 bulan, berikan MP ASI
yang cukup baik kuantitas maupun kualitas.
h.
III.4. Pelaksanaan Kebijakan Pemerintah Tentang ASI di Puskesmas
Menurut Departemen Kesehatan RI, (2002) tentang Strategi Nasional Peningkatan
Pemberian ASI mengatakan bahwa peningkatan pemberian ASI yang meliputi pemberian
ASI Eksklusif, menganjurkan ibu menyusui sampai bayinya berusia 2 tahun, sengaja
tidak membuang kolostrum, merupakan salah satu upaya dalam peningkatan sumber daya
manusia. Target pemerintah adalah 80% ibu menyusui telah memberikan bayinya ASI
Eksklusif.
Untuk mencapai hal tersebut Depertemen kesehatan RI (2002), telah menyusun
Strategi Nasional yanga salah satu sasarannya adalah petugas kesehatan dan masyarakat
di wilayah kerja Puskesmas. Tujuan umum dari kebijakan Pemerintah tentang ASI di
Puskesmas
adalah
meningkatkan
pemberian
ASI
Eksklusif
dan
meneruskan
pemberiannya sampai bayi berusia 2 tahun dengan pemberian secara baik dan benar.
mempertahankan menyusui meski ibu dipisah dari bayi atas indikasi medis
f. Tidak memberikan makanan atau minuman apapun selain ASI kepada bayi baru
lahir.
g. Melaksanakan rawat gabung dengan mengupayakan ibu bersama bayi 24 jam
sehari.
h. Membantu ibu menyusui semau bayi semau ibu, tanpa pembatasan terhadap lama
dan frekuensi menyusui.
i. Tidak memberikan dot atau kompeng kepada bayi yang diberi ASI.
j. Mengupayakan terbentukya kelompok pendukung ASI (KP-ASI) dan rujuk bu
kepada kelompok tersebut ketika pulang dari Rumah Sakit/ Rumah Bersalin/
Sarana Pelayanan Kesehatan.
2. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak
Republik Indonesia Nomor 03 Tahun 2010 Tentang Penerapan Sepuluh Langkah
Menuju Keberhasilan Menyusui
III.5.3 Langkah-Langkah Pembentukan KP-ASI
Berdasarkan
Peraturan
Menteri
Negara
Pemberdayaan
Perempuan
Dan
2. Membentuk KP-ASI dari tingkat yang paling kecil (RT/RW hingga kelurahan) yang
keanggotaannya terdiri ibu-ibu menyusui, suami, keluarga, tokoh masyarakat, tokoh
3.
agama.
Membentuk KP-ASI di fasilitas pelayanan kesehatan yang keanggotaannya terdiri
dan pengalaman.
6. Mensosialisasikan pemberian ASI kepada masyarakat.
7. Mengoptimalkan Posyandu, Polindes, Poskesdes, Puskesmas dll sebagai sarana
pelaksanaan kegiatan KP-ASI.
8. Melibatkan laki-laki/suami/tokoh masyarakat/tokoh agama di dalam setiap kegiatan
KP-ASI
BAB IV
PEMBAHASAN
masalah
yang
ditemukan
dalam
program
puskesmas,
dan
tidak
Urgensi
Intervensi
Biaya
Mutu
Total
Rangking
17
15
15
13
16
Dari tabel penilaian prioritas masalah di atas, maka yang menjadi prioritas utama adalah
Pemberian ASI Eksklusif yang masih sangat rendah dan jauh dari target pencapaian. Oleh
karena itu, penulis menganggap perlu untuk mengoptimalkan pemberian ASI Eksklusif.
penilaian
prioritas
di
atas,
kami
menganggap
perlunya
serta melihat dari laporan tahunan puskesmas Pauh, maka didapatkan beberapa penyebab
masalah yang mendasari tidak tercapainya target pemberian ASI eksklusif di wilayah
kerja Puskesmas Pauh adalah sebagai berikut :
1. Manusia :
Ibu Menyusui
Rendahnya kesadaran ibu menyusui tentang pentingnya pemberian ASI
eksklusif. Hal ini bisa dilihat dari laporan tahunan Puskesmas Ambacang
Kuranji tahun 2010. Pada tahun 2010 jumlah bayi usia 0-6 bulan adalah 367
bayi, tetapi yang mendapatkan ASI eksklusif hanya 65,4% dari total semua
bayi, yakni 240 bayi.
Bidan
Petugas KIA
Kader
Pauh.
Belum optimal penyuluhan mengenai ASI eksklusif pada tahun 2011. Hal ini
Kader Posyandu
Kader kesehatan tidak pernah mendapatkan pelatihan dari pihak puskesmas mengenai
ASI Eksklusif dan konseling ASI.
Rencana : melakukan pelatihan ke kader
Pelaksana : petugas gizi dan promkes
Target : bertambahnya pengetahuan kader tentang ASI eksklusif dan mampu
memberikan konseling ASI secara sederhana.
Metode
Belum adanya kelompok khusus yang memberdayakan masyarakat mengeni masalah
pemberian ASI eksklusif dan konseling ASI.
Rencana : membentuk suatu kelompok berupa Kelompok Pendukung ASI (KP-ASI)
Pelaksana : petugas puskesmas, lurah, kepala RT/RW, tokoh masyarakat dan kader
Target : terbentuknya Kelompok Pendukung ASI
Belum optimalnya penyuluhan mengenai ASI eksklusif pada tahun 2010
Rencana : petugas Promkes, KIA dan gizi bekerja sama melakukan penyuluhan secara
teratur dan berkesinambungan
Pelaksana : petugas Promkes, KIA dan gizi
Target : penyuluhan berjalan secara teratur dan berkesinambungan
Material
Masih kurangnya pemanfaatan media informasi berupa poster di ruang KIA dan
penempelan pamflet tentang ASI Eksklusif di papan informasi
Rencana : pengadaan poster dan pamflet tentang ASI Eksklusif
Pelaksana : petugas promkes, KIA dan Gizi
Target : tersedianya berbagai media informasi yang bekaitan dengan ASI Eksklusif
BAB V
RENCANA PELAKSANAAN PROGRAM
V.1. Persiapan
V.2. Pelaksanaan
V.3. Monitoring dan Evaluasi
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
VI.1. Kesimpulan
VI.2. Saran
BAB VII
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN