CSIS Kebijakan Berjalan Dalam Gelap
CSIS Kebijakan Berjalan Dalam Gelap
melakukan penilaian terhadap siapa yang paling bertanggung jawab terhadap keberhasilan
ataupun kegagalan kebijakan luar negeri Indonesia selama periode lima terakhir.
Argumentasi ketiga adalah tidak adanya wadah formal yang menjamin berlangsungnya
mekanisme komunikasi dan hubungan baik antardepartemen yang terkait dengan
pembentukan dan pelaksanaan kebijakan luar negeri Indonesia. Selama lima tahun terakhir,
Indonesia mengandalkan mekanisme informal dalam komunikasi antardepartemen yang
terkait dengan berbagai isu dalam pembuatan kebijakan luar negeri Indonesia. Dalam bidang
batas teritorial dan sengketa wilayah dengan beberapa negara tetangga, misalnya, departemen
luar negeri sudah seharusnya bekerja sama dengan departemen pertahanan. Tetapi tidak
adanya institusi formal semacam Dewan Keamanan Nasional membuat Indonesia harus
mengandalkan mekanisme informal antardepartemen
Mekanisme informal tentunya tidak dapat menjamin keberlangsungan komunikasi dan
hubungan baik antara departemen luar negeri dan departemen lain yang pada tahap lanjut
dapat mengacaukan keseluruhan bangunan berbangsa dan bernegara Indonesia. Sulit
dibayangkan apa yang terjadi terhadap Indonesia apabila Menteri Wirajuda dan Menteri
Pertahanan Juwono Sudarsono sedang tidak berniat menjalin hubungan informal yang baik
antardepartemen pada saat Indonesia tengah menghadapi sengketa wilayah teritorial dengan
Malaysia.
Jelas tidak mungkin menegasikan peran dan usaha keras Menteri Wirajuda dan segenap
organisasi departemen luar negeri Indonesia yang sudah secara aktif melakukan banyak hal
dalam diplomasi dan negosiasi, terutama selama lima tahun terakhir. Namun, berbagai
argumentasi dan ilustrasi di atas secara obyektif membuktikan sulitnya melakukan penilaian
terhadap keberhasilan maupun kegagalan kinerja Menteri dan Departemen Luar Negeri
Indonesia selama lima tahun terakhir ini. Kegagalan melakukan penilaian dapat memberikan
kontribusi negatif terhadap keseluruhan bangunan kebijakan luar negeri Indonesia di masa
mendatang. Karena itu, setidaknya tiga catatan penting di atas harus segera diperhatikan oleh
siapa pun yang akan mengambil kekuasaan dalam pemerintahan berikutnya untuk
memastikan efektivitas serta pencapaian departemen luar negeri dan kinerja pemerintah
secara keseluruhan.
http://www.csis.or.id/publications/page/kebijakan_berjalan_dalam_gelap.html