Anda di halaman 1dari 3

Tugas 1 - Komunikasi Multimedia Pita Lebar Antonius Listyo P - 1206238652

Teknologi LTE dan LTE Advanced


LTE
Long Term Evolution atau yang disingkat LTE merupakan layanan komunikasi
nirkabel dengan akses data kecepatan tinggi yang memiliki basis pada jaringan GSM
/ EDGE dan UMTS / HSPA. Layanan data ini biasa dikenal dengan nama komersial
4G LTE (Generasi ke-4). LTE sendiri merupakan pengembangan standar teknologi
oleh 3GPP (3rd Generation Partnership Project) yang terdapat pada Release 8 dan
Release 9. 3GPP sendiri merupakan sebuah kolaborasi beberapa organisasi
telekomunikasi yang membuat standar atau spesifikasi (Release) dari pengembangan Gambar 1. Logo LTE
teknologi telekomunikasi.
LTE pada Release 8 dan 9 ini sebenarnya belum memenuhi standar oleh organisasi ITU-R sebagai generasi baru,
namun karena permintaan dan perkembangan pasar maka LTE disebut teknologi generasi ke-4 (4G). Pada tahun
2011, 3GPP mengeluarkan Release 10 mengenai LTE-Advanced yang berisikan tentang peningkatan dan
pemenuhan standar teknologi LTE dari Release 8. LTE-Advanced inilah yang disebut sebagai 4G yang
sebenarnya

.
Gambar 2. Evolusi jaringan LTE

LTE merupakan evolusi dari jaringan seluler sebelumnya seperti GSM, GPRS, dan UMTS. Ada beberapa tujuan
pengembangan teknologi ini oleh 3GPP yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.

Kebutuhan akan pengembangan jaringan 3G dalam waktu yang akan datang.


Kebutuhan pelanggan akan kecepatan data yang tinggi dan quality of service (QoS).
Pengembangan teknologi packet switching.
Mengurangi biaya operasional.
Memiliki fleksibilitas terhadap penggunaan frequency band.

LTE memiliki keunggulan dan keuntungan :


1.

2.
3.
4.
5.

Efesiensi spektrum yang tinggi, LTE menggunakan Orthogonal Frequency Division Mutiple Acces
(OFDMA) pada downlink dan Single-carrier FDMA (SC-FDMA) pada uplink, sehingga dapat
melakukan transmisi dengan cara membagi aliran data menjadi banyak aliran-aliran kemudian
ditransmisikan secara serentak. Penggunaan teknik ini dapat meminimalkan efek multi path.
Secara teoritis memilik kecepatan data yang tinggi, dimana downlink hingga 300 Mbps dan uplink 75
Mbps.
Lantency yang rendah, sehingga jaringan LTE memiliki setup time dan transfer delay yang sangat
rendah, serta waktu handover yang rendah.
Mendukung bandwith yang bervariasi, yaitu 1.4 MHz, 3 MHz, 5 MHz, 10 MHz, 15 MHz dan 20 MHz.
Memiliki arsitektur jaringan yang sederhana, yaitu dengan eNodeB pada E-UTRAIN (Evolved UMTS
Terrestrial Radio Access).
Mendukung Frequency Divison Duplex (FDD) dan Time Division Duplex (TDD).

Tugas 1 - Komunikasi Multimedia Pita Lebar Antonius Listyo P - 1206238652

Arsitektur LTE
Arsitektur jaingan LTE dirancang untuk mendukung trafik packet switching dengan mobilitas tinggi, QoS dan
lantency yang rendah. Pendekatan packet switching ini membuat semua layanan termasuk layanan voice dapat
menggunakan koneksi paket. Sistem pada LTE disebut EPS (Evolved Packet System) yang merupakan berbasis
IP (Internet Protocol).
Pada arsitektur LTE dirancang sesederhana mungkin yaitu terdiri dari dua node yaitu EPC sebagai core network
dan E-UTRAN sebagai access. Jadi jaringan LTE terdiri dari BTS yang disebut eNB (evolved NodeB) yang saling
terkoneksi via interface X2 dan terhubung ke core network melalui interface S1 seperti pada gambar 3.
Hal ini sangat berbeda dengan teknologi GSM dan UMTS yang memiliki jaringan yang lebih kompleks dimana
terdapat radio network controller (RNC) yang berfungsi sebagai controller yang menentukan circuit switching
dan packet switching. Keuntungan yang didapat dari single node pada LTE adalah mempercepat setup time dan
mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk handover.

Gambar 3. X2 dan S1 Interface

Gambar 4. Jaringan GSM sampai LTE

Teknik Akses
Pada LTE teknik akses yang digunakan pada arah downlink adalah OFDMA dan uplink menggunakan SC-FDMA.
Pada OFDMA setiap subcarrier adalah orthogonal sehingga akan menghemat spektrum frekuensi, namun
kekurangannya adalah tingginya Peak-to-Avarage Power Ratioi (PAPR) sehingga membutuhkan konsumsi daya
yang besar. Akibat dari penggunaan daya yang cukup besar pada downlink maka 3GPP menggunakan teknik yang
berbeda untuk uplink. SC-FDMA dipilih karena memiliki PAPR yang rendah dan alokasi frekuensi yang fleksibel
dari OFDMA.

Gambar 3. OFDMA dan SC-FDMA

LTE Advanced
LTE Advanced merupakan pengembangan teknologi LTE R8 yang fokus terhadap peningkatan kapasitas data.
Pada LTE Advanced LTE Release 10, memiliki aliran data yang lebih tinggi dengan menggunakan harga dan
waktu yang sama. Selain itu LTE-Advanced juga memenuhi syarat yang ditentukan oleh ITU untuk IMTAdvanced, antara lain :

Meningkatkan aliran data maksimun yaitu 3 Gbps untuk downlink dan 1,5 Gbps untuk uplink.
Efesiensi spektrum yang lebih tinggi, dari 16 bps/Hz pada R8 menjadi 30 bps/Hz pada R10.
Meningkatkan jumlah pengguna yang dapat dilayani.
Memperbaiki peforma cell edges.

Fitur utama pada LTE-Advanced adalah Carrier Aggregation (CA), pengembangan pada teknik multi-antena dan
Relay Nodes (RNs)

Tugas 1 - Komunikasi Multimedia Pita Lebar Antonius Listyo P - 1206238652

Carrier Aggregation (CA)


Pada peningkatan kapasitas, cara yang dapat dilakukan
adalah dengan menambah bandwith. Namun, karena
teknologi LTE-Advanced berkesinambungan dengan
R8 dan R9 maka teknik carrier aggregation (CA).
Teknik CA dapat menggabungkan dua atau lebih
komponen carrier dengan bandwith maksimum sebesar
20 MHz per carrier, baik dalam satu band frekuensi
maupun berbeda. Maksimum komponen carrier yang
dapat digabung adalah lima, sehingga bandwith
maksimum yang dapat diperoleh sebesar 100 MHz.
Jumlah komponen yang digabungkan dapat berbeda
untuk downlink dan uplink.

Gambar 4. Ilustrasi Teknik CA

MIMO (Multiple Input Multiple Output)


MIMO digunakan untuk meningkatkan bitrate melalui transmisi dari dua (atau lebih) data streams yang berbeda
pada dua (atau lebih) antena - yang menggunakan sumber frekuensi dan waktu yang sama namun hanya berbeda
sinyal reference yang diterima oleh dua atau lebih antena. Pada LTE-Advanced perubahan terjadi dengan
memperkenalkan 8x8 MIMO pada downlik dan 4x4 pada uplink. MIMO dapat digunakan ketika S/N (Signal to
Noise Ratio) tinggi sedangkan saat S/N rendah dapat menggunakan teknik multi-antena yang lain untuk
memperbaiki S/N.

Gambar 5. Ketika S/N tinggi maka akan menggunakan MIMO, namun saat
S/N rendah maka akan menggunakan TX diversity

Relay Nodes (RNs)


Relay Nodes merupakan BTS dengan konsumsi daya yang rendah. RNs menyediakan peningkatan coverage dan
kapasitas cell edges. RNs terhubung dengan Donoer eNB (DeNB) via radio interface. Kegunaan RNs akan
memiliki fungsi yang sama seperti eNB.

Gambar 6. Relay Nodes yang terkoneksi dengan DeNB via radio interface

Anda mungkin juga menyukai