PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Antenatal Care (ANC)/Asuhan antenatal adalah suatu program yang
terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk
memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan.
Kunjungan ANC sebaiknya dilakukan minimal 4x selama kehamilan yaitu K1 sampai
dengan K4 (Rosfanty, 2010).
Menurut WHO tahun 2011 Angka Kematian Ibu (AKI) di negara-negara Asia
Tenggara seperti Malaysia (29/100.000 kelahiran hidup), Thailand (48/100.000 KH),
Vietnam (59/100.000 KH), serta Singapore (3/100.000 KH). Dibandingkan dengan
negara-negara maju, angkanya sangat jauh berbeda seperti Australia (7/100.000 KH)
dan Jepang (5/100.000 KH) (WHO, 2011).
Angka kematian ibu melahirkan di Indonesia saat ini tergolong masih cukup
tinggi dibandingkan negara-negara lain yaitu mencapai 228 per 100.000 kelahiran
hidup berdasarkan SDKI (2007) dalam Dinkes Aceh (2011). Padahal berdasarkan
Sasaran Pembangunan Milenium atau Millenium Development Goals (MDGs) yaitu
menurunkan Angka Kematian Ibu sampai
2012). Cakupan
95,71% dari target 95 % dan kunjungan ibu hamil K4 sebanyak 88,27% dari target
90% (Kemenkes RI, 2012).
Indonesia kini menjadi salah satu dari 13 negara dengan angka kematian ibu
tertinggi di dunia. Menurut WHO (2010) sekita 287.000 ibu meninggal karena
komplikasi
kehamilan
dan
kelahiran
anak,
seperti
perdarahan
28%,
cakupan ANC terendah dari 17 kecamatan lainnya yang ada di Kabupaten Aceh
Tenggara pada tahun 2011 dan belum mencapai target standar cakupan ANC pada
tahun 2012.
Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan terhadap 6 ibu hamil di Lawe
Sumur tahun 2012 diperoleh informasi bahwa dari 6 ibu hamil yang tidak
memeriksakan kehamilannya, mengatakan kehamilan adalah hal biasa yang akan
dihadapi oleh setiap wanita sehingga tidak perlu dilakukan pemeriksaan khusus,
terutama pada ibu yang sudah memiliki lebih dari 1 orang anak. Ibu- ibu hamil
tersebut belum mengetahui tanda-tanda bahaya pada kehamilan dan tanda-tanda
persalinan.
Ibu-ibu hamil tersebut mengatakan bahwa mereka harus membeli lagi obatobatan yang dibutuhkan karena jumlah persediaan obat-obatan gratis di Puskesmas
terbatas, sementara status ekonomi ibu-ibu tersebut relatif rendah. Akibatnya
membuat ibu-ibu tersebut malas untuk memeriksakan kehamilannya (ANC) ke
Puskesmas atau Bidan Desa. Ibu-ibu hamil sudah terbiasa memeriksakan
kehamilannya kepada wanita yang dituakan (dukun beranak).
Selain itu bidan desa jarang berada di tempatnya, masih muda-muda dan
belum berpengalaman karena baru tamat sekolah. Dukungan keluarga ibu hamil
(suami maupun orang tua atau mertua) masih sangat jarang bahkan tidak pernah
mengingatkan ibu untuk memeriksakan kehamilannya kecuali jika ada keluhan,
apalagi memberikan biaya kepada ibu untuk pergi ke Puskesmas atau mengantar ibu
untuk pergi ke Bidan Desa.
2.
3.
Untuk
mengetahui
hubungan
dukungan
petugas
kesehatan
dengan
pemanfaatan ANC.
4.
5.
2. Sebagai masukan atau informasi bagi Puskesmas Lawe Sumur Kecamatan Lawe
Sumur Kabupaten Aceh Tenggara dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan
ANC.
3. Diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai informasi, perbandingan bagi
peneliti selanjutnya.