Anda di halaman 1dari 9

BAB II

PEMBAHASAN
1. Defenisi
Hipnotis adalah proses yang sangat natural dalam membuka pikiran alam bawah sadar
selama periode tertentu dan dalam keadaan relaksasi, selama waktu tersebut ada dua hal yang
dapat dilakukan yait menggantu atau membuang nilai-nilai atau kebisaaan yang tidak sehat dan
tidak diinginkan dengan keinginan baru yang sehat (Gustafon, 2005). Hipnotis adalah upaya
membawa klien ke keadaan rileks sehingga otak bekerja digelombang alfa (Danuatmaja &
Meiliasari, 2004). Seorang perintis dalam bidang induksi hipnotik klinis, Milton Erickson,
menggambarkan proses trance klinis sebagai suatu periode bebas dimana individualitas dapat
melebur. Martin Orne mendefenisikan hypnosis sebagai keadaan atau kondisis dimana orang
mampu berespons terhadap sugesti yang sesuai dengan mengalami perubahan persepsi, daya
ingat, atau mood.1,2
2. Sejarah Hipnoterapi
Catatan sejarah diberbagai belahan dunia sudah mencatat penggunaan teknik yang mirip
dengan hypnosis pada ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu. Suku-suku primitive pedalaman
melakukan proses penyembuhan dengan membuat ritual-ritual dengan bacaan mantra yang
dipercaya bisa meringankan bahkan menyembuhkan sejumlah penyakit. Kesembuhan dengan
cara ini mereka yakini berasal dari kekuatan dewa ataupun roh leluhur yang membantu mereka.
Sampai pada tahap ini untuk mempermudah penyebutannya disebut sebgai hypnosis primitive
(Kahija. Hipnoterapi. 2007. Jakarta: Gramedia)3
Awal berkembangnya hypnosis modern adalah saat seorang dokter Austria Fredrich Anton
Mesmer (1734-1815) memperkenalkan metode penyembuhannya dengan menggunakan gosokan
sebatang besi. Metode ini berkembang dengan nama magnetisme. Mesmer meyakini bahwa ada
gelombang magnit universal (fluidum) dari alam semesta yang bisa disalurkan kedalam tubuh
manusia melalui perantaraan magnet untuk mencapai kesembuhan. Dalam hal yang paling
menarik adalah Mesmer tercatat berhasil menyembuhkan ribuan pasiennya dengan metode ini.
Bahkan mengatasi jumlah pasien yang semakin meningkat, Mesmer membuat sebuah kolam

magnet dimana semua klien saling berpegangan dalam kolam tersebut dan mereka menerima
penyaluran fluidum dari Mesmer secara paralel.3
Animal gravitation adalah gravitasi animal yang mana Mesmer mengemukakan
keyakinannya akan cairan misterius yang berasal dari binatang-binatang, yang dalam tulisantulisan selanjutnyan diganti dengan istilah magnetisme animal (animal magnetisme). Konsep
animal magnetisme meyakini bahwa kekuatan magnet alam semesta bisa langsung diterima
tubuh manusia dan disalurkan kepada manusia lain tanpa bantuan batang magnet. Semua jaran
Mesmer sangat popular dan berkembang dalam masyarakat dengan sebutan Mesmerism. Bahkan
metode Mesmer juga bisa menciptakan keadaan mirip tidur pada pasiennya yang disebut dengan
keadaan mesmeric coma.3
Istilah hipnosis diciptakan pada tahun 1840-an oleh dokter kebangsaan Skotlandia,
James Braid (1795-1860). Hipnosis berasal dari kata hypnose dari bahasa Yunani yang berarti
tidur. Braid menganalisis fenomena Mesmerisme dan menyimpulkan bahwa mesmeric coma
(trance) semata-mata berasal dari kepuasan subjek oleh rangsangan panca indera sehingga
seluruh tenaga syarafnya berkumpul pada satu titik di otak dan jika ini terjadi maka dengan
mudah tenaga syaraf tadi bisa disalurkan ke bagian tubuh yang lain walaupun hanya dengan
sugesti sederhana.3
Braid yang sekarang dikenal sebagai Bapak Hipnosis Modern sempat menyesali
penggunaan kata hipnosis saat dia menyadari bahwa mesmeric coma adalah keadaan yang sangat
berbeda dengan tidur. Braid mencoba meluruskan kesalahannya dalam menamakan hipnosis
dalam masyarakat dengan memperkenalkan istilah monoideasme sebagai pengganti kata hipnosis
tetapi dia gagal karena hipnosis sudah terlanjur diterima oleh masyarakat luas.3
Penemuan Braid diteruskan oleh banyak sekali tokoh yang mengembangkan penelitian
efek sugesti dan penggunaannya dalam dunia medis. Pada akhir abad ke-19 ahli neurologis
Perancis, Jean-Martin Charcot (1825-1893) berpendapat bahwa hipnotisme merupakan keadaan
fisiologis yang khusus, dan Hyppolyte-Marie Bernheim (1840-1919) berpendapat ini merupakan
keadaan psikologis berupa peninggian sugestibilitas.3
Sigmund freud, yang bekerja sama dengan Charcot, menggunakan hipnosis pada awal
karirnya untuk membantu pasien memulihkan ingatan yang terepresi. Ia menyatakan bahwa
pasien akan menghidupkan kembali peristiwa traumatik saat di bawah hipnosis, suatu proses

yang dikenal sebagai abreaksi. Freud selanjutnya mengganti hipnosis dengan teknik asosiasi
bebas.3
Sekarang ini, hipnosis adalah metoda yang digunakan sebagai bentuk terapi (hipnoterapi),
suatu metoda penelitian untuk emulihkan ingatan yang hilang, dan suatu alat penelitian.3
3. Tahap-tahap Hipnosis
Secara sederhana, dengan memilikin dasar ilmu hipnotis, seorang Hypnotist dapat
membuat seseorang (subjek) sangat relaks dan tenang. Bahkan pada orang-orang tertentu dan
dalam situasi tertentu, seorang hypnotist dapat membuat subjek sangat tenang secara ekstrim,
sehingga masuk ke suatu tahapan yang dikenal sebagai kondisi Hypnotic atau Tertidur
Hypnosis atau trans hypnosis. Pada saat subjek sudah dalam kondisi sangat rileks, atau dalam
Hypnos, maka Hypnotist dapat memberikan segusti-sugesti yang relatif lebih mudah diterima
oleh subjek dibandingkan dalam kondisi biasa.4,5
a. Tahap pre-induction
Pre-induction (pra-induksi) merupakan suatu proses untuk mempersiapkan suatu situasi
dan kondisi yang bersifat kondusif antara seorang penghipnotis dan subjek. Agar proses Preinduction berlangsung dengan baik, maka sebelumnya Hypnotist harus dapat mengenali aspekaspek psikologis dari subjek, antara lain: hal yang diminati, hal yang tidak diminati, apa yang
diketahui subjek terhadap hipnosis, dan seterusnya. Pre-induction dapat berupa percakapan
ringan, saling berkenalan serta hal-hal lain yang bersifat mendekatkan seorang Hypnotist secara
mental terhadap seorang subjek. Ada beberapa hal yang harus dilakukan pada tahap ini, yaitu
sebagai berikut:
1. Membangun hubungan dengan klien (building and maintaining rapport): dalam
proses hipnosis modern, hal yang paling mendasar adalah kerjasama antara therapist dan
klien. Hal itu membuat kesiapan dan kesediaan subjek menjadi prasyarat proses hipnosis
dapat berjalan dengan baik. Seperti halnya prinsip Every Hypnosis is Self-Hypnosis
sehingga therapist hanya berfungsi sebagai fasilitator yang memandu klien agar dapat
menghipnosis dirinya sendiri.Oleh karena itu, kedekatan dan kepercayaan antara klien
dan therapist sangat dibutuhkan. Hal ini dapat dilakukan dengan membangun hubungan
dan komunikasi yang baik sebelum proses hipnosis dilakukan. Jika klien percaya pada
anda, apapun yang anda sugestikan otomatis akan diterima dan dilaksanakannya.
3

2. Mengatasi rasa takut klien pada hipnotis (Allaying fears): therapist bertanggung
jawab untuk meluruskan dan memberi pemahaman yang benar tentang hypnosis dan
proses yang akan dilakukannya. Dengan pemahaman yang benar, ketakutan klien akan
teratasi dan dia merasa aman untuk melakukan proses hipnosis.
3. Membangun harapan klien (Building mental expectancy): therapist harus membuat
klien memiliki harapan dan keyakinan bahwa dengan melakukan proses ini, dia akan
sembuh. Keyakinan klien itulah yang menjadi modalitas yang sangat penting bagi
keberhasilan terapi apapun.
4. Mengumpulkan informasi klien (Gathering information): Seringkali, klien memiliki
sudut pandang dan persepsi yang tidak benar tentang masalah yang dihadapinya. Seorang
therapist harus benar-benar memahami dinamika dan permasalahan klien. Untuk
menggali dan mendalami permasalahan klien, maka biasanya mengacu pada pertanyaan
sebagai berikut:

Who: latar belakang, pekerjaan, hobi, tempat kesukaan, pendidikan, aktivitas harian
serta hal-hal yang tidak disenangi atau tidak disukainya. Dengan memahami klien,
seorang therapist akan lebih mudah membangun hubungan/rapport.Rapport dalam
proses pre induksi menjadi faktor penentu keberhasilan proses hypnotherapy.

What: intensitas, dinamika, dan akar masalah klien. Apa masalahnya? Seringkali
berpijak pada hal yang lebih riil yaitu perilaku nyata.

Where: tempat di mana klien memunculkan masalah. Dengan menjawab dimensi


tempat, seorang therapist dapat terbantu dari jebakan-jebakan label yang diberikan
pada klien.

When: dimensi waktu yang meliputi: sejak kapan? Sebelum, pada saat dan
sesudah klien memunculkan masalah.

Why: mengapa adalah dimensi pertanyaan sebab, motivasi, untuk apa dan alasan
klien ketika tindak laku klien terjadi.

How: Menentukan bagaimana menangani klien tersebut. Semakin detail informasi


yang didapat akan semakin membantu therapist untuk menangani klien. Salah satu
yang harus dilakukan pada pre induksi adalah tes sugesti yaitu untuk mengetahui
tingkat sugestifitas alamiah klien, selanjutnya hypnotist dapat melakukan hypnotic
training.

Ada beberapa jenis tes kedalaman tingkat hypnosis, seperti:


1. Locking the hand
2. Arm rising dan falling test
3. Catalepsy of the eye
4.

Rigid catalepsy

5. Muscular training
Tes sugestibilitas merupakan proses untuk menguji sugestibilitas seseorang, apakah
orang tersebut mudah disugesti atau tidak. Dalam proses terapi, tes sugestibilitas
digunakan sebagai sarana latihan bagi klien untuk melakukan dan merasakan yang
nantinya akan berlanjut memasuki kondisi hypnotic. Bagi therapist, uji sugestibilitas.
b. Tahap induction
Langkah berikutnya adalah Induction (induksi). Merupakan kunci utama dalam proses
hipnotis, karena proses inilah yang akan membawa subjek dari kondisi Beta ke
kondisi Alpha bahkan Theta dengan kondisi sepenuhnya di bawah kendali seorang
Hypnotist. Bagian utama dari induction adalah kalimat kunci dari seorang hypnotist,
ketika memerintahkan seorang subjek untuk tidur Hypnotic, dimana selanjutnya
hypnotist akan mengambil alih kendali atas Sub-Conscious subjek. Secara utuh, proses
induction terdiri dari 3 bagian, yaitu: Relaxation, adalah proses untuk mengurangi
keaktifan Brainwave subjek (High Beta to Low Beta). Induction, adalah proses untuk
membawa subjek ke BrainWave Alpha, untuk selanjutnya siap di sugesti dengan
kalimat kunci. Deepining adalah proses untuk membawa subjek ke Trance Level
yang lebih dalam (Theta).
c. Pengujian trans hipnotis

Proses Dept Level Test seringkali diistilahkan dengan Trance Level Test atau
pengujian tingkat kedalaman Hypnotic seorang subjek bagi seorang Stage hypnotist,
perlu memperoleh seorang subjek dengan tingkat kedalaman Trance tertentu.
Minimal : Medium Trance.
d. Suggestion
Suggestion atau sugesti merupakan tahapan inti dari maksud dan tujuan proses
hipnotis. Pada tahapan ini seorang Hypnotist mulai dapat memasukkan kalimat-kalimat
sugesti ke Sub-Conscious subjek.
e. Post Hypnotic Suggestion
Yakni suatu sugesti yang tetapbekerja walaupun seorang telah berada dalam kondisi
pasca-hipnotis (normal).
f. Termination
Termination yaitu suatu tahapan untuk mengakhiri proses hipnotis. Konsep termination
adaalah agar seorang subjek tidak mengalami kejutan psikologis ketika terbangun dari
tidur hipnosis.
4. Hipnoterapi
Terapi hipnotis adalah terapi yang menggunakan hipnosis untuk memfasilitasi perubahan,
sugesti yang telah disetujui sebelumnya ditanamkan ke dalam alam bawah sadar, sementara
individu berada dalam keadaan rileks terhipnotis selama proses hipnosis tersebut berlangsung
individu tidak dapat dan tidak akan melakukan sesuatu yang tidak dikehendaki (Rafael, 2006).1-3
Hipnoterapi adalah suatu metode dimana pasien dibimbing untuk melakukan relaksasi,
dimana setelah kondisi relaksasi dalam ini tercapai maka secara ilmiah gerbang pikiran bawah
sadar seseorang akan terbuka lebar, sehingga yang bersangkutan cenderung lebih mudah untuk
menerima sugesti penyembuhan yang diberikan. Hipnoterapi merupakan sebuah usaha untuk
memulihkan kesehatan dengan menggunakan metode hypnosis (Rafael, 2006). Pada proses
hipnoterapi, anda akan diberikan sugesti yang telah anda setujui sebelumnya untuk kemudian
ditanamkan pada pikiran bawah sadar anda. Sugesti yang diberikan berupa kata-kata positif yang
akan memfasilitasi anda menuju perubahan. Hipnoterapi dapat juga dikatakan sebagai suatu
teknik terapi pikiran dan penyembuhan yang menggunakan metode hipnotis untuk memberi
sugesti atau perintah positif kepada pikiran bawah sadar untuk penyembuhan suatu gangguan
psikologis atau untuk mengubah pikiran, perasaan, dan perilaku menjadi lebih baik. Orang yang
ahli dalam menggunakan hipnotis untuk terapi disebut

hypnotherapist. Hipnoterapi

menggunakan pengaruh kata - kata yang disampaikan dengan teknik - teknik tertentu. Satu 6

satunya kekuatan dalam hipnoterapi adalah komunikasi. Dalam ruang lingkup psikoterapi,
hipnosis digunakan bukan saja dalam psikoterapi penunjang, tetapi lebih dari itu, hipnosis
merupakan alat yang ampuh dalam psikoterapi penghayatan dengan tujuan membangun kembali
(rekonstruktif) sehingga perlu pengkajian yang lebih mendalam agar tercapai suatu pendekatan
holistik elektik .1,2,6,7
Hipnotis medis kini terbagi atas hipnopromosi (meningkatkan kesehatan dengan hipnotis
bagi orang sehat), hipnoprevensi (mencegah gangguan kesehatan dengan hipnotis bagi orang
sehat), hipnoterapi (penyehatan dengan hypnosis bagi orang sakit).6,7
5. Cara kerja hipnotis
Hipnotis murni merupakan kekuatan pasien untuk memfokuskan perhatian pada sesuatu.
Sehingga hypnosis apapun peruntukanya, akan dapat bekerja jika pasien menghendakinya. Jika
pasien tidak menghendaki untuk di-hipnosis, maka sehebat apapun hipnotis yang meng-hipnosis
pasien, tidak akan berhasil. Semua tergantung kesedian pasien.8,9
6. Indikasi dan Pemakaian
Hipnosis telah digunakan, dengan berbagai tingkat keberhasilan, untuk mengendalikan
obesitas dan gangguan berhubungan zat, seperti penyalahgunaan alkohol dan ketergantungan
nikotin. Cara ini telah digunakan untuk menginduksi anastesia, dan pembedahan besar telah
dilakukan tanpa anestetik kecuali hipnosis. Hipnosis juga telah digunakan untuk menangani
gangguan nyeri kronis, asma, kutil, pruritis, afonia, dan gangguan konversi.9-15
Penggunaan hipnosis dalam psikiatri khususnya untuk keperluan psikoterapi harus
didasarkan lebih dulu pada pengetahuan tentang psikoterapi itu sendiri. Hipnosis dapat
membantu psikoterapi, dimana hipnosis dapat mempercepat pengaruh psikoterapi sehingga
hasilnya tampak nyata 13.Gangguan-gangguan yang dapat ditangani dengan hipnosis secara garis
besar dibagi dalam tiga kategori
a) Gangguan psikosomatik, yaitu gangguan yang dialami berupa faktor psikologis yang
mempengaruhi kondisi fisik, jadi gejala yang nampak adalah gejala fisik. Gangguan ini
meliputi sistem kardiovaskuler, pernapasan, endokrin, gastrointestinal, dermatologi dan
genitourinaria. Hipnosis efektif pada beberapa gangguan SSP, seperti insomnia, nyeri
kepala, gagap, tik, dan lain-lain.
7

b) Gangguan psikiatrik, yaitu gangguan yang dialami berupa faktor psikologis yang
gejalanya nampak pada area psikologis. Hipnosis digunakan untuk mengatasi beragam
neurosis konversi, kecemasan, fobia, obsesi-kompulsif, depresi reaktif atau depresi
neurotik, dan neurotik pasca trauma.
c) Kasus-kasus pada bidang lain, seperti anestesi, nyeri persalinan, ekstraksi gigi, mengatasi
obstipasi atau retensi urin pasca bedah.
Pengembangan dalam penggunaan hipnosis sangat tergantung dari ketrampilan terapis itu
sendiri yang dipengaruhi oleh pengalaman dan penguasaan dalam menggunakan hipnosis,
sehingga tidak menutup kemungkinan penggunaan hipnosis untuk indikasi lain dapat terus
dikembangkan selain indikasi yang disebutkan di atas . Mulai proses awal hipnosis sendiri
dengan relaksasipun sudah sangat membantu dalam mengatasi keadaan sakit maupun konflik
psikis seperti nyeri atau keadaan tertekan. Selain itu mulai dikembangkan juga pengembangan
dengan relaksasi meditasi untuk mengatasi berbagai konflik kejiwaan dan terbukti cukup efektif
memberikan kepuasan terhadap pasien, karena peran aktif pasien selanjutnya untuk dapat
melakukan sendiri proses relaksasi meditasi
Relaksasi dapat dicapai dengan mudah dengan hypnosis, sehingga pasien dapat mengatasi
fobia dengan mengendalikan kecemasan mereka. Hipnosis juga telah digunakan untuk
menginduksi relaksasi dalam desensitisasi sistemik.9-15
7. Kontraindikasi
Pasien yang dihipnosis berada dalam keadaan ketergantungan atipikal dengan ahli terapi,
dan sehingga suatu transferensi yang kuat dapat berkembang, ditandai oleh perlekatan positif
yang harus dihormati dan diintrepetasikan. Dalam keadaan lain dapat terjadi tranferensi negative
pada pasien yang rapuh atau yang memiliki kesulitan dalam tes realitas. Pasien yang memiliki
kesulitan dengan kepercayaan dasar, seperti pasien paranoid, atau yang memiliki masalah
pengendalian, seperti pasien obsesif-kompulsif, adalah bukan calon yang baik untuk hypnosis.
Sistem nilai etik yang kuat adalah penting untuk semua terapi dan khususnya untuk hipnoterapi,
dimana pasien (khususnya mereka yang berada dalam trance dalam) adalah sangat mudah
disugesti dan ditundukkan. Terdapat pertentangan tentang apakah pasien akan melakukan
8

tindakan selama keadaan trance yang mereka rasakan menjijikan pada keadaan lain atau yang
bertentangan dengan kode moral mereka.9-15

Anda mungkin juga menyukai