TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui tentang pengukuran.
2. Mahasiswa dapat menggunakan alat-alat ukur dasar dengan benar.
3. Mahasiswa mampu menentukan ketidakpastian pada pengukuran
tunggal dan berulang.
4. Mahasiswa dapat memahami penggunaan angka berarti.
METODOLOGI EKSPERIMEN
TeoriSingkat
Pengukuran adalah kegiatan membandingkan sesuatu yang diukur menggunakan
alat ukur dengan satuan yang telah di jadikan acuan.Pengukuran besaran relatif
terhadap suatu standar atau satuan tertentu. Dikatakan relatif di sini, maksudnya
adalah setiap alat ukur memiliki tingkat ketelitian yang berbeda-beda, sehingga
hasil pengukuran yang diperoleh berbeda pula. Ketelitian dapat didefinisikan
sebagai ukuran ketepatan yang dapat dihasilkan dalam suatu pengukuran, dan ini
sangat berkaitan dengan skala terkecil dari alat ukur yang dipergunakan untuk
melakukan pengukuran. Sebagai contoh, pengukuran besaran panjang dengan
menggunakan penggaris (mistar), jangka sorong dan mikrometer sekrup. Ketiga
alat ukur ini memiliki tingkat ketelitian yang berbeda-beda.Ketidakpastian
pengukuran dapat di hitung dengan cara:
x=1/n NST alat
x= n NST alat
pralaks,adanya
gesekan,fluktasi parameter
pengukuran dan
diambil kebijaksanaan : x
x
Dimana
x.
= NST alat
persamaan tersebut mempunyai arti satu skala ( kemampuan mata untuk membagi
2 skala)
2. Ketidakpastian pengukuran berulang
Dengan mengadakan pengulangan, pengetahuan kita tentang nilai sebenarnya (Xo)
menjadi semakin baik. Jika pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali dengan hasil
X1,X2 dan X3 atau 2 kali saja misalnya pada awal percobaan atau akhir percobaan,
maka {x} dan
x =
1= x
x |, 2= x
1
dan ,
x | dan 3= x
2
3 .
x |. x adalah
3
- Mikrometer sekrup
- Stopwatch
- Termometer
- Balok besi
- Bola-bola kecil
- Neraca Ohauss
- Gelas ukur
- Kaki tiga dan kasa
- Pembakar bunsen
2. Bahan :
- Air secukupnya
IdentifikasiVariabel
Kegiatan 1
1.
2.
3.
4.
Panjang
Lebar
Tinggi
Diameter
Kegiatan 2
1. Massa
Kegiatan 3
1. Waktu
2. Suhu
Definisi Operasional Variabel
Kegiatan 1(Pengukuran Panjang)
1.
2. Waktu adalah nterval antara dua buah keadaan atau kejadian atau bisa juga
lama berlangsugnyaa suatu kejadian.
ProsedurKerja
Kegiatan 1
1. Mengambil mistar, jangka sorong dan mikrometer dan menentukan
NSTnya.
2. Mengukur masing-masing sebanyak 3 kali untuk panjang, lebar dan
tinggi balok berbentuk kubus yang disediakan dengan menggunakan
ketiga alat ukur tersebut. Mencatat hasil pengukuran pada tabel hasil
pengamatan dengan disertai ketidakpastian.
3. Mengukur masing-masing sebanyak 3 kali untuk diameter bola (ukur
ditempat berbeda ) yang disediakan dengan menggunakan ketiga alat
ukur tersebut. Mencatat hasil pengukuran pada tabel hasil pengamatan
dengan disertai ketidakpastiannya.
Kegiatan 2
1. Menggunakan neraca ohauss 2610 gram, 310 gram, 311 gram. Terlebih
dahulu menentukan NSTnya.
2. Mengukur massa balok kubus dan bola (Seperti yang digunakan
dipengukuran panjang) sebanyak 3 kali secara berulang.
3. Mencatat hasil pengukuran yang dilengkapi dengan ketidakpastian
pengukuran.
Kegiatan 3
1. Menyiapkan gelas ukur, bunsen pembakar lengkap dengan kaki tiga dan
lapisan asbesnya dengan sebuah termometer.
2. Mengisi gelas ukur dengan air hingga bagian dan letakkan diatas kaki
tiga tanpa ada pembakaran.
3. Mengukur temperaturnya sebagai temperatur mula-mula (To)
4. Menyalakan bunsen pembakar dan tunggu beberapa saat hingga nyalanya
terlihat normal.
5. Meletakkan bunsen pembakar tadi tepat dibawah gelas kimia bersamaan
dengan menjalankan alat pengukur waktu.
Batas ukur
1cm
=
Jumlah skala 10 skala
= 0,1 cm
20 SN = 39 SU = 3,9 cm
1 SN =
3,9
=0,195 cm=1,95 mm 2 mm
20
NST Mikrometer sekrup :
NST =
Nilai skalamendatar
Jumlah skala putar
0.5
Tabel
50 Hasil Pengukuran
N
O
1
Bend
a
yang
diuk
ur
Balo
k
Besara
n yang
diukur
=|19.50
0.05
Panjan
g
x 2 =|19.00
0.05
x3
=|19.00
0.05 |
Lebar
x1
=|20.00
0.05|
x2
=|19.00
Jangka sorong
x1
=|20.05
0.05|
x2
=|20.05
0.05|
x3
=|20.01
0.05|
x1
=|20.05
0.05|
x2
=|20.05
Mikrometer
sekrup
x1
=|20.435
0.005|
x2
=|20.430
0.005|
x3
=|20.435
0.005|
x1
=|20.485
0.005|
x2
=|20.475
0.05|
x3
0.05|
=|20.00
0.05|
x1
Tinggi
=|19.50
=|19.00
=|19.00
Bola
x2
=|25.00
=|24.50
x3
=|20.05
x1
=|25.20
x2
=|25.15
0.05|
=|25.00
0.05|
2. Pengukuran Massa
1.Neraca Ohauss 2610 gram
=|20.05
0.05|
0.05|
x3
x2
0.05|
0.05|
Diamet
er
=|20.05
0.05|
0.05|
x1
x1
0.05|
0.05|
x3
=|20.05
0.05|
0.05|
x2
x3
x3
=|25.15
0.05|
500
=100 gram
5
100
=10 gram
10
10
=0,1 gram
Nilai Skala lengan 3 : 100
Massa beban gantung :
10 gram
= 0,1
100
Tabel pengukuran massa dengan Neraca Ohauss 2610 gram
gram
NST =
0.005|
x3
=|21.475
0.005|
x1
=|20.480
0.005|
x2
=|19.480
0.005|
x3
=|20.485
0.005|
x1
=|25.375
0.005|
x2
=|25.375
0.005|
x3
=|25.385
0.005|
Benda
Penun.
Penun.
Penun.
Lengan 1
lengan 2
Lengan 3
Beban
gantun
g
2,15
0 gram
20 gram
| 27,10
gram
0,05
0
Balok
0 gram
20 gram
0 gram
20 gram
kubus
2,20
gram
| 25,90
0
0,05
0
| 27,00
2,25
0,05
gram
1,15
0 gram
20 gram
0 gram
20 gram
Bola
0 gram
| 21,15
gram
0,05
1,35
gram
0
| 21,35
0
0,05
20 gram
1,35
gram
0
| 21,35
0,05
200
=100 gram
2
100
=10 gram
10
10
=1 gram
Nilai Skala lengan 3 : 10
1
=0,01 gram
100
1
=0,01 gram
100
m : NST = 0,005
Tabel Hasil Pengukuran massa dengan Neraca Ohauss 311 gram
Benda
Penun.
Penun.
Penun.
Penun.
Lengan 1
Lengan 2
Lengan 3
Lengan 4
4
0 gram
| 24,475
gram
20 gram
0,005
0,475 gram
Balok
0 gram
20 gram
0 gram
20 gram
gram
kubus
Bola
0 gram
20 gram
| 24,470
0,005
0,465 gram
4
| 24,465
gram
0,005
0,600 gram
gram
0 gram
0,470 gram
20 gram
1
0,560 gram
0,620 gram
| 21,600
0,005
| 21,560
gram
0 gram
20 gram
0,005
| 21,620
gram
0,005
200
=100 gram
2
100
=10 gram
10
1
=0,1 skala
: 10
1,9
=0,19 0,20
10 Dengan Neraca Ohauss 310 Gram
Tabel Hasil Pengukuran Massa
1 SN =
Benda
Balok
Penun.
Penun.
Lengan 1 Lengan 2
0 gram
20 gram
Penunjukan
Penunjukan
skala putar
skala nonius
2,15 skala
0,07
kubus
20 gram
2,05 skala
0 gram
0,01
0,09
20 gram
2,15 skala
| 22,06
0,01
0 gram
| 22,24
0,01
| 21,53
0 gram
20 gram
0,01
1,45 skala
0,08
Bola
0 gram
0 gram
| 21,54
20 gram
1,45 skala
0,09
20 gram
1,40 skala
0,03
0,01
| 21,43
0,01
: 1
Temperatur mula-mula
: 27 C
NST Stopwatch
: 0,1 s
No
Waktu (s)
Temperatur (oC)
1.
| 60,0 0,1 |
| 28,05 0,5 |
Perubahan temperatur
(Co)
| 1,50 1 |
2.
3.
4.
5.
6.
| 120,0 0,1 |
| 30,00 0,5 |
| 3,00 1 |
| 180,0 0,1 |
| 34,00 0,5 |
| 7,00 1 |
| 240,0 0,1 |
| 35,00 0,5 |
| 8,00 1 |
| 300,0 0,1 |
| 38,00 0,5 |
| 11,00 1 |
| 360,0 0,1 |
| 40,05 0,5 |
| 13,50 1 |
Dalam pengukuran waktu dan suhu perubahan temperatur tidak stabil. Hal ini atau
ketidakstabilan ini disebabkan karena pada saat pengambilan data kondisi atau
keadaan tempat praktikum ( Laboratorium ) kurang baik. Kemudian dipengaruhi
pula oleh angin sehingga membuat api pada bunsen tidak menyala dengan baik.
ANALISIS DATA
1. Menentukan rata-rata dan ketidakpastian relatifnya.
Balok
Mistar
Panjang
x =
x 1+ x 2+ x 3
3
19,50+19,00+ 19,00
3
= 19,166 mm
1= x
2= x
3= x
Jadi x = x
x
x
Maka KR =
x | = | 19,166 0,334 | mm
x 100% =
0,334
19,166 x 100 % = 1,74 % (3AB)
Lebar
x =
x 1+ x 2+ x 3
3
= 19,666 mm
1= x
2= x
3= x
Jadi x = x
x
x
Maka KR =
x | = | 19,666 0,666 | mm
x 100% =
0,666
19,666 x 100 % = 3,38 % (3AB)
Tinggi
x 1+ x 2+ x 3
3
19,50+19,00+ 19,00
3
= 19,166 mm
1= x
2= x
3= x
max=
0,334mm Sehingga x
Jadi x = x
x
x
Maka KR =
= 0,344 mm
x | = | 19,166 0,334 | mm
x 100% =
0,334
19,166 x 100 % = 1,74 % (3AB)
Jangka Sorong
Panjang
x =
x 1+ x 2+ x 3
3
= 20,0667 mm
1= x
2= x
3= x
Jadi x = x
x
x
Maka KR =
x | = | 20,0667 0,0333 | mm
x 100% =
0,0333
20,0667 x 100 % = 0,165 % (4AB)
Lebar
x =
x 1+ x 2+ x 3
3
= 20,05 mm
1= x
x | = | 20,05 20,05 | = 0 mm
1
2= x
x | = | 20,05 20,50 | = 0 mm
2
3= x
x | = | 20,05 20,05 | = 0 mm
3
Jadi x = x
x
x
Maka KR =
x | = | 20,05 0,05 | mm
x 100% =
0,05
20,05 x 100 % = 0,249 % (4AB)
Tinggi
x 1+ x 2+ x 3
3
x =
= 20,05 mm
1= x
x | = | 20,05 20,05 | = 0 mm
1
2= x
x | = | 20,05 20,05 | = 0 mm
2
3= x
x | = | 20,05 20,05 | = 0 mm
3
Jadi x = x
Maka KR =
x
x
x | = | 20,05 0,05 | mm
x 100% =
Mikrometer sekrup
Panjang
x =
x 1+ x 2+ x 3
3
0,05
20,05 x 100 % = 0,249 % (4AB)
2= x
3= x
x
x
Maka KR =
x | = | 20,048 0,887 | mm
x 100% =
0,003
20,433 x 100 % = 0,015 % (4AB)
Lebar
x
x 1+ x 2+ x 3
3
2= x
3= x
x
x
x | = | 20,478 0,007 | mm
x 100% =
0,007
20,478 x 100 % = 0,034% (4AB)
Tinggi
x 1+ x 2+ x 3
3
x =
= 20,481 mm
1= x
2= x
3= x
Jadi x = x
x
x
Maka KR =
x | = | 20,481 0,004| mm
x 100% =
0,004
20,481 x 100 % = 0,022 % (4AB)
Bola
Mistar
Diameter
d 1+d 2+d 3
3
25,00+ 24,50+25,00
3
= 24,8333 mm
1= d
2= d
3= d
Jadi x = d
d | = | 24,8333 0,3333 | mm
d
d
Maka KR =
x 100% =
0,3333
24,8333 x 100 % = 1,34 % (3AB)
Jangka sorong
Diameter
d 1+d 2+d 3
3
= 25,1667 mm
1= d
2= d
3= d
Jadi x = d
Maka KR =
d | = | 25,1667
d
d
x 100% =
0,3333 | mm
0,3333
2 5,1667 x 100 % = 0,132 % (3AB)
Mikrometer sekrup
Diameter
d 1+d 2+d 3
3
= 25,378 mm
1= d
2= d
3= d
Jadi x = d
d | = | 25,378
d
d
Maka KR =
x 100% =
0,007 | mm
0,007
2 5,385 x 100 % = 0,028 % (4AB)
Rambat ralat
o Rumus volume balok kubus,
Ketidakpastian dengan rumus rambat ralat volume,
V
V
V
dV =
dP+
dL+
dT
P
L
T
| | | | | |
=
| |
| |
= lt dp + pt dl + pl dt
Sehingga,
v
v
v
| p|+| pt l|+ pl t
|PP + LL + TT |V
V=
p
l
t
|
+
|
|
+
|
p
l
t |
=|
V
x 100
V
Hasilpengukurandilaporkan
V =|V V |
( plt)
( plt )
( plt )
dP+
dL+
dT
P
L
T
plt
Mistar
P = 19,166 mm
L = 19,666 mm
T = 19,166 mm
P= 0,334 mm
L= 0,666 mm
T= 0,344 mm
1) Hasilpengukuran
V = (19,166 x 19,666 x 19,166) mm
V = 7.224,021 mm3
2) Ketidakpastian
V=
0,334 mm
0,666 mm
0,334 mm
+
+
7.224,021mm 3
3
3
3
19,166 mm 19,666 mm 19,166 mm
V =|0,017+0,033+ 0,017|7.224,021mm 3
V =|0,067|7.224,021 mm3
V =484,009 mm3
3) Angkaberarti
KR=
484,009 mm3
100 =6,6 =2 AB
7.224,021mm3
4) Hasilpengukurandilaporkan
3
3
V= |7,2 4,8|10 mm
Jangka sorong
P = 20,06 mm
L = 20,05 mm
T = 20,05 mm
P= 0,03 mm
L= 0,05 mm
T= 0,05 mm
1) Hasilpengukuran
V=
V =|0,0015+0,0024+ 0,0024|8.064,17 mm
V =|0,0063|8.064,17 mm3
V =50,80mm 3
3) Angkaberarti
50,80 mm3
100 =0,655 =4 AB
3
8.064,17 mm
KR=
4) Hasilpengukurandilaporkan
2
3
V= |8,0 5,0|10 mm
Mikrometer sekrup
P = 20,433 mm
L = 20,478 mm
T = 20,481 mm
P= 0,003 mm
L= 0,007 mm
T= 0,004 mm
1) Hasilpengukuran
V = (20,433 x 20,478 x 20,481) mm
V = 8.569,80mm3
2) Ketidakpastian
V=
V =|0,00015+0,00029+0,00020|8.569,80 mm3
V =|0,00064|8.569,80 mm3
V =5,484 mm3
3) Angkaberarti
KR=
5,484 mm3
100 =0,063 =4 AB
8569,80 mm3
4) Hasilpengukurandilaporkan
V=
V=
1
3
d
6
Atau V =
dv =
r=d
v
r
dr
1
( d 3)
6
r
dr
=6 d
v= | 6 d
r|
Sehingga,
v
v
6 d 3r
6
r3
3
| dd|V
V= 3
dr
KR=
V
x 100
V
Hasilpengukurandilaporkan
V =|V V |
o Bola
Mistar
V
1
d
6
1
6
(3,14) (25,83)3
= (0,52) (15.308,41)
= 7960,37g/mm3
V
dV
= r dr
1
d3
6
dr
1
d
6
dr
=|3
d
d |v
=|3
0,3333
3
24,83 | 7960,37 g/mm
V
V . 100% =
KR =
318,41
7960,37
|V V|
.100%
3AB
V =
dV
1
d
6
1
6
(3,14) (25,16)3
= (0,52) (15.926,92)
= 8281,99/mm3
V
= r dr
1
d3
6
dr
1
d
6
V
V
dr
=|3
d
d |v
=|3
0,3333
3
25,16 | 8281,99 g/mm
V
V . 100% =
32,87
8281,99
.100%
V = |V V|
1
6
(3,14) (25,83)3
= (0,52) (15.308,41)
= 7960,37g/mm3
4AB
dV
V
r dr
1
d3
6
dr
1
d
6
dr
=|3
d
d |v
=|3
0,3333
3
25,83 | 7960,37 g/mm
V
V . 100% =
308,06
7960,37
.100%
3AB
= |V V|
2. Massa jenis balok dan bola dengan menggunakan Neraca Ohauss 310
gram
1. Balok
a. Mistar
m balok = |22.17 0.31| gram
3
3
v balok = |7.2 4.8| 10 gram/ mm
gram/ mm
7.2 4.810 3
=
22.17 0.31
gram/ mm
3
= |3.07 0.06| gram/ mm
b. Jangka sorong
gram/ mm
8,0 5,010 3
=
22.17 0.31
gram/ mm
3
= |2,77 0,006 gram/ mm
c. Micrometer sekrup
gram/ mm
8.5 5.410 3
=
27.31 0.03
3
=|3.21 0,005 gram/ mm
2. Bola
a. Mistar
3
gram/ mm
m
=
V
3
gram/ mm
7,9 4,0103
=
22,17 0,31
3
gram/ mm
3
=|2,80 0,007 gram/ mm
b. Jangka sorong
3
gram/ mm
8,2 3,2103
=
22,17 0,31
3
gram/ mm
3
=|2,70 0,009 gram/ mm
c. Micrometer sekrup
Massa =|22,17 0,31 gram
v = 7,9 1,2
m
=
V
3
gram/ mm
3
gram/ mm
7,9 1, 2103
=
22,17 0,3 1
3
gram/ mm
3
=|2,80 0,25 gram/ mm
pada pengukuran. Dari analisis ini alat ukur massa jenis balok yang paling
teliti adalah mistar . sedangkan massa jenis bola yang paling teliti adalah
jangka sorong
PEMBAHASAN
Setiap pengukuran dapat memiliki kesalahan yang berbeda-beda, tergantung
kepada keadaan alat ukur, perbedaan tingkat ketelitian alat ukur, metode yang
digunakan dalam mengukur, dan kemampuan orang yang mengukurnya. Pada saat
melakukan pengukuran menggunakan jangka sorong, baik pengukuran diameter
luar maupun diameter dalam, terdapat kesalahan-kesalahan tertentu yang
dilakukan oleh praktikum. Misalnya, kesalahan dalam melihat angka yang
berimpit pada skala nonius. Ini menunjukkan bahwa kemampuan membaca skala
yang dimiliki oleh praktikan masih kurang. Ini mungkin disebabkan kesalahan
pralaks oleh praktikan sehingga tidak dapat melihat skala yang benar-benar
berimpit. Kesalahan lainnya juga masih ada, seperti kesalahan praktikan yang
tidak mengkonversikan satuan skala nonius dari millimeter ke centimeter.
Kesalahan dalam menggunakan mistar adalah keterbatasan keterampilan
pengamatan serta ditidak menggunkan titik ukur dari nol. Terdapat beberapa
millimeter perbedaan hasil pengukuran menggunakan mistar dan jangka sorong,
disebabkan tingkat ketelitian atau ketidak pastiannya berbeda-beda. Jangka sorong
memiliki tingkat ketelitian 0,005 cm, sedangkan mistar memilikitingkat ketelitian
0,05 cm. jadi, jangka sorong memiliki tingkat ketepatan lebih tinggi dibandingkan
mistar.
Dalam kehidupan sehari-hari, massa sering diartikan sebagai berat, tetapi
dalam tinjauan fisika kedua besaran tersebut berbeda. Massa tidak di pengaruhi
gravitasi, sedangkan berat dipengaruhi oleh gravitasi. Fungsi dari neraca elektrik
maupun bukan elektrik secara umum adalah sebagai alat pengukur massa.
Kegunaan neraca ini tergantung dari neraca tersebut missal neraca /timbangan
elektrik yang ada di pasar swalayan dengan yang dilaboratorium tentu sensitivitas
dan skala neracanya jauh berbeda. NST dari neraca adalah 0,01 gram.
Alat ukur waktu yang sering digunakan dalam percobaan fisika adalah
stopwatch. Dengan stopwatch digital, praktikum langsung dapat membaca selang
waktu yang diukur pada layar stopwatch. Pada saat membandingkan hasil
pengukuran dari stopwatch dengan jam tangan, terdapat beberapa sekon
perbedaan
keduaanya.
Tingkat
ketidakpastiaan
stopwatch
lebih
rendah
DAFTAR RUJUKAN
Buku Penuntun Praktikum Fisika Dasar 1 Unit Laboratorium Fisika Dasar
Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Makassar
http://mahasiswa-sibuk.blogspot.com/2012/01/makalah-praktikum-fisikadasar-i.html
http://nanoyuliadii.blogspot.com/2012/11/laporan-pengukuran-dasar.html