Anda di halaman 1dari 27

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Tenaga air merupakan sumber daya energi yang penting setelah tenaga uap
atau panas. Hampir 30% dari seluruh kebutuhan tenaga di dunia dipenuhi oleh
pusat pusat listrik tenaga air. Banyak Negara yang hampir seluruh kebutuhan
energinya berasal dari tenaga air. Penggunssn tenaga air sebagai sumber energi,
terutama untuk pembangkit tenaga listrik, memiliki kelebihan dibanding sumber
energi lainnya.

2.1

Sejarah Turbin
Jn Andrej Segner mengembangkan turbin air reaksi pada pertengahan

tahun 1700. turbin ini mempunyai sumbu horizontal dan merupakan awal mula
dari turbin air modern. Turbin ini merupakan mesin yang simpel yang masih
diproduksi saat ini untuk pembangkit tenaga listrik skala kecil. Segner bekerja
dengan Euler dalam membuat teori matematis awal untuk desain turbin.
Pada tahun 1820, Jean-Victor Poncelet mengembangkan turbin aliran
kedalam. Pada tahun 1826, Benoit Fourneyon mengembangkan turbin aliran
keluar. Turbin ini sangan efisien (~80%) yang mengalirkan air melalui saluran
dengan sudu lengkung satu dimensi. Saluran keluaran juga mempunyai
lengkungan pengarah. Pada tahun 1844, Uriah A. Boyden mengembangkan turbin
aliran keluar yang meningkatkan performa dari turbin Fourneyon. Bentuk sudunya
mirip dengan turbin Francis. Pada tahun 1849, James B. Francis meningkatkan
efisiensi turbin reaksi aliran kedalam hingga lebih dari 90%. Dia memberikan test

Universitas Sumatera Utara

yang memuaskan dan mengembangkan metode engineering untuk desain turbin


air. Turbin Francis dinamakan sesuai dengan namanya, yang merupakan turbin air
modern pertama. Turbin ini masih digunakan secara luas di dunia saat ini.
Turbin air aliran kedalam mempunyai susunan mekanis yang lebih baik
dan semua turbin reaksi modern menggunakan desain ini. Putaran massa air
berputar hingga putaran yang semakin cepat, air berusaha menambah kecepatan
untuk membangkitkan energi. Energi tadi dibangkitkan pada sudu dengan
memanfaatkan berat jatuh air dan pusarannya. Tekanan air berkurang sampai nol
sampai air keluar melalui sirip turbin dan memberikan energi. Sekitar tahun 1890,
bantalan fluida modern ditemukan, sekarang umumnya digunakan untuk
mendukung pusaran turbin air yang berat. Hingga tahun 2002, bantalan fluida
terlihat mempunyai arti selama lebih dari 1300 tahun Sekitar tahun 1913, Victor
Kaplan membuat turbin Kaplan, sebuah tipe mesin baling-baling. Ini merupakan
evolusi dari turbin Francis tetapi dikembangkan dengan kemampuan sumber air
yang mempunyai head kecil.
Pada umumnya semua turbin air hingga akhir abad 19 (termasuk kincir
air) merupakan mesin reaksi; tekanan air yang berperan pada mesin dan
menghasilkan kerja. Sebuah turbin reaksi membutuhkan air yang penuh dalam
proses transfer energi.
Pada tahun 1866, tukang pembuat gilingan di California, Samuel Knight
menemukan sebuah mesin yang mengerjakan tuntas sebuah konsep yang berbeda
jauh. Terinspirasi dari system jet tekanan tinggi yang digunakan dalam lapangan
pengeboran emas hidrolik, Knight mengembangkan ceruk kincir yang dapat
menangkap energi dari semburan jet, yang ditimbulkan dari energi kinetik air

Universitas Sumatera Utara

pada sumber yang cukup tinggi (ratusan kaki) yang dialirkan melalui sebuah pipa
saluran. Turbin ini disebut turbin impulse atau turbin tangensial. Aliran air
mendorong ceruk disekeliling kincir turbin pada kecepatan maksimum dan jatuh
keluar sudu dengan tanpa kecepatan.
Pada tahun 1879, Lester Pelton, melakukan percobaan dengan kincir
Knight, dikembangkanlah desain ceruk ganda yang membuang air kesamping,
menghilangkan beberapa energi yang hilang pada kincir Knight yang membuang
sebagian air kembali melawan kincir. Sekitar tahun 1895, William Doble
mengembangkan ceruk setengah silinder milik Pelton menjadi ceruk berbentuk
bulat memanjang, termasuk sebuah potongan didalamnya yang memungkinkan
semburan untuk membersihkan masukan ceruk. Turbin ini merupakan bentuk
modern dari turbin Pelton yang saat ini dapat memberikan efisiensi hingga 92%.
Pelton telah memprakarsai desain yang efektif, kemudian Doble mengambil alih
perusahaan Pelton dan tidak mengganti namanya menjadi Doble karena nama
Pelton sudah dikenal. Turgo dan turbin aliran silang merupakan desain turbin
impulse selanjutnya.
Turbin air terdapat dalam suatu pembangkit listrik berfungsi untuk
mengubah energi potensial yang dimiliki air menjadi energi kinetic. Selanjutnya
energi kinetic ini akan dirubah menjadi energi elektrik melalui generator. Hal ini
menyebabkan setiap pembahasan tentang turbin hidrolik akan mengikutsertakan
generator sebagai pembangkit listrik.

Universitas Sumatera Utara

2.2 Klasifikasi Turbin Air


Turbin air mengubah energi potensial air menjadi energi mekanis. Energi
mekanis diubah dengan generator listrik menjadi tenaga listrik. Berdasarkan
prinsip kerja turbin dalam mengubah energi potensial air menjadi energi mekanis,
turbin air dibedakan menjadi dua kelompok yaitu turbin impuls dan turbin reaksi.

2.2.1

Turbin Impuls
Energi potensial air diubah menjadi energi kinetik pada nozle. Air keluar

nozle yang mempunyai kecepatan tinggi membentur sudu turbin. Setelah


membentur sudu arah kecepatan aliran berubah sehingga terjadi perubahan
momentum (impulse). Akibatnya roda turbin akan berputar. Turbin impuls adalah
turbin tekanan sama karena aliran air yang keluar dari nosel tekanannya adalah
sama dengan tekanan atmosfir sekitarnya. Semua energi tinggi tempat dan
tekanan ketika masuk ke sudu jalan turbin dirubah menjadi energi kecepatan.
Adapun jenis jenis turbin impuls adalah sebagai berikut :
1) Turbin Pelton.
Turbin pelton merupakan turbin impuls. Turbin Pelton terdiri dari satu set
sudu jalan yang diputar oleh pancaran air yang disemprotkan dari satu atau lebih
alat yang disebut nosel. Turbin Pelton adalah salah satu dari jenis turbin air yang
paling efisien. Turbin Pelton adalah turbin yang cocok digunakan untuk head
tinggi.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.1 Turbin Pelton.


Sumber: http://europa.eu.int/en/comm/dg17/hydro/layman2.pdf

Bentuk sudu turbin terdiri dari dua bagian yang simetris.

Sudu dibentuk

sedemikian sehingga pancaran air akan mengenai tengah-tengah sudu dan


pancaran air tersebut akan berbelok ke kedua arah sehinga bisa membalikkan
pancaran air dengan baik dan membebaskan sudu dari gaya-gaya samping. Untuk
turbin dengan daya yang besar, sistem penyemprotan airnya dibagi lewat beberapa
nosel. Dengan demikian diameter pancaran air bisa diperkecil dan ember sudu
lebih kecil.

Gambar 2.2 Turbin Pelton dengan banyak nozle.


Sumber. http://en.wikipedia.org/wiki/pelton_wheel

Turbin Pelton untuk pembangkit skala besar membutuhkan head lebih kurang 150
meter tetapi untuk skala mikro head 20 meter sudah mencukupi.
2) Turbin Turgo.
Turbin Turgo dapat beroperasi pada head 30 s/d 300 m. Seperti turbin
pelton turbin turgo merupakan turbin impulse, tetapi sudunya berbeda. Pancaran
air dari nozle membentur sudu pada sudut 20 o. Kecepatan putar turbin turgo lebih

Universitas Sumatera Utara

besar dari turbin Pelton. Akibatnya dimungkinkan transmisi langsung dari turbin
ke generator sehingga menaikkan efisiensi total sekaligus menurunkan biaya
perawatan.

Gambar 2.3 Sudu turbin turgo dan nozzle.


Sumber: http://europa.eu.int/en/comm/dg17/hydro/layman2.pdf

3) Turbin Ossberger Atau Turbin Crossflow (Turbin Michell-Banki).


Tipe turbin impuls lainnya dalah turbin cross flow (Stapenhorst,
1978) yang biasa disebut sebagai turbin banki atau turbin Mitchell. Turbin ini
akan di bahas lebih lanjut.

2.2.2

Turbin Reaksi
Sudu pada turbin reaksi mempunyai profil khusus yang menyebabkan

terjadinya penurunan tekanan air selama melalui sudu. Perbedaan tekanan ini
memberikan gaya pada sudu sehingga runner (bagian turbin yang berputar) dapat
berputar. Turbin yang bekerja berdasarkan prinsip ini dikelompokkan sebagai
turbin reaksi. Proses ekspansi fluida kerja pada turbin reaksi terjadi pada sudu
tetap dan sudu geraknya. Air mengalir memasuki roda turbin melalui sudu - sudu
pengarah dengan tekanan yang tinggi. Pada saat air yang bertekanan tersebut

Universitas Sumatera Utara

mengalir kesekeliling sudu - sudu, runner turbin akan berputar penuh. Energi yang
ada pada air akan berkurang ketika meninggalkan sudu. Energi yang hilang
tersebut telah diubah menjadi energi mekanis oleh roda turbin. Dilihat dari
konstruksinya, turbin reaksi ada dua jenis:
1.

Turbin Francis.
Turbin francis merupakan salah satu turbin reaksi. Turbin dipasang

diantara sumber air tekanan tinggi di bagian masuk dan air bertekanan rendah di
bagian keluar.

Turbin Francis menggunakan sudu pengarah. Sudu pengarah

mengarahkan air masuk secara tangensial. Sudu pengarah pada turbin francis
dapat merupakan suatu sudu pengarah yang tetap ataupun sudu pengarah yang
dapat diatur sudutnya. Untuk penggunaan pada berbagai kondisi aliran air
penggunaan sudu pengarah yang dapat diatur merupakan pilihan yang tepat.

Gambar 2.4 Turbin Francis


Sumber. http://en.wikipedia.org/wiki/francis_turbine

2.

Turbin Kaplan.
Tidak berbeda dengan turbin francis, turbin kaplan cara kerjanya

menggunakan prinsip reaksi. Turbin ini mempunyai roda jalan yang mirip dengan
baling-baling pesawat terbang. Bila baling-baling pesawat terbang berfungsi

Universitas Sumatera Utara

untuk menghasilkan gaya dorong, roda jalan pada kaplan berfungsi untuk
mendapatkan gaya F yaitu gaya putar yang dapat menghasilkan torsi pada poros
turbin. Berbeda dengan roda jalan pada francis, sudu-sudu pada roda jalan kaplan
dapat diputar posisinya untuk menyesuaikan kondisi beban turbin. Turbin kaplan
banyak dipakai pada instalasi pembangkit listrk tenaga air sungai, karena turbin
ini mempunyai kelebihan dapat menyesuaikan head yang berubah-ubah sepanjang
tahun. Turbin Kaplan dapat beroperasi pada kecepatan tinggi sehingga ukuran
roda turbin lebih kecil dan dapat dikopel langsung dengan generator. Pada kondisi
pada beban tidak penuh turbin kaplan mempunyai efisiensi paling tinggi, hal ini
dikarenakan sudu-sudu turbin kaplan dapat diatur menyesuaikan dengan beban
yang ada.

Gambar 2.5 Turbin Kaplan dengan sudu jalan yang dapat diatur.
Sumber : http://202.90.195.156/bse/smk/smk12%20TeknikMesinIndustri%20Sunyoto.pdf

Universitas Sumatera Utara

Diagram klasifikasi turbin air dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Turbin pelton
Turbin impuls

Turbin turgo
Turbin ossberger

Turbin Air
Turbin francis
Turbin reaksi
Turbin kaplan
Gambar 2.6 Diagram klasifikasi turbin air.

2.3 Perbandingan Karakteristik Turbin


Perbandingan karakteristik turbin dapat kita lihat pada grafik head (m) vs flow
(m3/s) di bawah ini.

Gambar 2.7 Grafik Perbandingan karakteristik Turbin.Sumber :


http://202.90.195.156/bse/smk/smk12%20TeknikMesinIndustri%20Sunyoto.pdf

Universitas Sumatera Utara

Dapat dilihat pada gambar 2.7 turbin kaplan adalah turbin yang beroperasi
pada head yang rendah dengan kapasitas aliran yang tinggi atau bahkan beroperasi
pada kapasitas yang sangat rendah. Hal ini karena sudu sudu turbin kaplan dapat
diatur secara manual atau otomatis untuk merspon perubahan kapasitas.
Berkebalikan dengan turbin kaplan, turbin pelton adalah turbin yang
beroperasi pada head tinggi dengan kapasitas yang rendah. Untuk turbin francis
mempunyai karakteristik yang berbeda dengan yang lainnya yaitu turbin francis
dapat beroperasi pada head yang rendah atau beroperasi pada head yang tinggi.
Pemilihan turbin kebanyakan didasarkan pada head air yang didapatkan
dan kurang lebih pada rata-rata alirannya. Umumnya, turbin impuls digunakan
untuk tempat dengan head tinggi, dan turbin reaksi digunakan untuk tempat
dengan head rendah. Turbin Kaplan baik digunakan untuk semua jenis debit dan
head, efisiensinya baik dalam segala kondisi aliran.
Turbin kecil (umumnya dibawah 10 MW) mempunyai poros horisontal,
dan kadang dipakai juga pada kapasitas turbin mencapai 100 MW. Turbin Francis
dan Kaplan besar biasanya mempunyai poros / sudu vertikal karena ini menjadi
penggunaan paling baik untuk head yang didapatkan, dan membuat instalasi
generator lebih ekonomis. Poros Pelton bisa vertikal maupun horisontal karena
ukuran turbin lebih kecil dari head yang di dapat atau tersedia. Beberapa turbin
impuls menggunakan beberapa semburan air tiap semburan untuk meningkatkan
kecepatan spesifik dan keseimbangan gaya poros.
Aplikasi penggunaan turbin berdasarkan tinggi head yang didapatkan adalah
sebagai berikut ini :
1) Turbin Kaplan

2 < H < 100 meter

Universitas Sumatera Utara

2) Turbin Francis

5 < H < 500 meter

3) Turbin Pelton

H < 30 meter

4) Turbin Banki

2 < H < 200 meter

2.4

Kecepatan spesifik turbin


Kecepatan spesifik (ns), menunjukkan bentuk dari turbin itu dan tidak

berhubungan dengan ukurannya. Hal ini menyebabkan desain turbin baru yang
diubah skalanya dari desain yang sudah ada, dengan performa yang sudah
diketahui. Kecepatan spesifik merupakan kriteria utama yang menunjukkan
pemilihan jenis turbin yang tepat berdasarkan karakteristik sumber air.
Kecepatan spesifik dari sebuah turbin juga dapat diartikan sebagai
kecepatan ideal, persamaan geometris turbin, yang menghasilkan satu satuan daya
tiap satu satuan head. Kecepatan spesifik turbin dapat diartikan sebagai titik
efisiensi maksimum. Perhitungan tepat ini menghasilkan performa turbin dalam
jangkauan head dan debit tertentu.
Kecepatan spesifik juga merupakan titik awal dari analisis desain dari
sebuah turbin baru. Setelah kecepatan spesifik yang diinginkan diketahui, dimensi
dasar dari bagian - bagian turbin dapat dihitung dengan mudah.
Keluaran turbin dapat diperkirakan berdasarkan dari test permodelan.
Replika miniatur dari desain yang diusulkan, diameter sekitar satu kaki (0,3 m),
dapat diuji dan hasil pengukuran laboratorium dapat digunakan sebagai
kesimpulan dengan tingkat keakuratan yang tinggi.
Debit yang melalui turbin dikendalikan dengan katub yang besar atau
pintu gerbang yang disusun diluar sekeliling pengarah turbin. Perubahan head dan

Universitas Sumatera Utara

debit dapat dilakukan dengan variasi bukaan pintu, akan menujukkan efisiensi
turbin dengan kondisi yang berubah-ubah.
Kecepatan spesifik dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
ns =

3,65.nt Q
H

Dengan

.. 2.1

: nt = putaran turbin (rpm)


Q = kapasitas aliran (m3/s)
H = tinggi air jatuh (m)
g = percepatan graviatsi (m/s2)

Perbandingan bentuk sudu turbin terhadap kecepatan spesifik turbin adalah


sebagai berikut ini :

Gambar 2.8 Perbandingan bentuk sudu turbin berdasarkan kecepatan spesifik.


Sumber : European Community's Layman's Guidebook (on how to develop a small hydro site)

Berdasarkan gambar 2.8, semakin tinggi ns maka bentuk sudu turbin akan
semakin kecil dan tinggi head semakin rendah.

Universitas Sumatera Utara

2.5 Turbin Air Cross - Flow


Turbin tipe ini dibuat pertama kali di Eropa. Nama cross flow diambil dari
kenyataan bahwa air melintasi kedua sudu gerak atau runner dalam menghasilkan
putaran (rotasi). Sedangkan nama Banki (dari Hungaria) dan Mitchell (dari
Austria) adalah nama ahli teknik yang mengembangkan prinsip prinsip turbin
tersebut serta perhitungannya. Turbin cross flow ini mempunyai arah aliran yang
radial atau tegak lurus dengan sumbu turbin.
Turbin air cross flow adalah sebuah turbin air radial dimana aliran air
masuk dan keluar rotor melalui lingkaran peripheral rotor yang sama. Turbin air
cross flow pertama kali diperkenalkan oleh A.G.M.Mitchell dan D.Banki pada
awal abad ini (Mosonyi,1966). Penemuan turbin ini sangat didasarkan pada usaha
untuk mencari jenis turbin baru yang lebih kecil, sederhana dan lebih murah
dibandingkan dengan jenis turbin yang lainnya. Sebagai hasilnya, turbin air cross
flow yang hanya memerlukan proses pembuatan yang sederhana, sepertinya dapat
memenuhi kita, meskipun belum ada pembangkit daya yang besar yang perna
dibangun dengan menggunakan turbin jenis ini. Turbin air cross flow sangat
terkenal untuk pembangkit daya ukuran kecil hingga sedang. Untuk jangkauan
daya yang dapat dihasilkan, turbin air cross flow telah dapat menggantikan tempat
mesin konversi daya air yang lain, seperti kincir air yang sederhana sampai turbin
impuls dan reaksi yang rumit pembuatannya.
Meskipun turbin air cross flow telah dipergunakan secara luas diseluruh
dunia selama ini, teori dasar yang terperinci, khususnya yang melibatkan aliran
didalamnya, terlihat belum dikembangkan secara baik hingga saat ini. Suatu

Universitas Sumatera Utara

perbedaan yang kontras dibandingkan dengan upaya yang sama untuk turbin jenis
lain.
Turbin air cross flow yang selama ini dibuat termasuk jenis turbin air
impuls radial. Turbin ini aliran air masuk ke turbin melalui sebuah pipa pencar
dengan penampang segi empat. Aliran melewati sudu gerak turbin sebanyak duta
kali dengan arah relative tegak lurus poros turbin. Dalam hal ini tidak ada aliran
arah aksial, sehingga tidak terdapat gaya gaya yang bekerja dalam arah poros
turbin.
Air masuk roda gerak turbin ke sudu gerak tingkat pertama dari arah luar
roda menuju kearah tegak lurus poros, kemudian aliran air melalui bagian tengah
roda gerak yang kosong dan airnya akan mengenai sudu gerak untuk kedua
kalinya dan kemudian keluar turbin. Diantara tingkat pertama dan tingkat kedua
aliran membentuk jet pada daerah terbuka dengan tekanan yang sama dengan
tekanan atmosfer. Aliran yang terjadi secara fisik harus memenuhi prinsip
kekekalan massa.
Pada turbin impuls pelton beroperasi pada head relatif tinggi, sehingga pada
head yang rendah operasinya kurang efektif atau efisiensinya rendah. Karena
alasan tersebut, turbin pelton jarang dipakai secara luas untuk pembangkit listrik
skala kecil. Sebagai alternatif turbin jenis impuls yang dapat beroperasi pada head
rendah adalah turbin crossflow atau turbin impuls aliran ossberger. Turbin
crossflow dapat dioperasikan pada debit 10 litres/sec hingga 10000 litres/sec dan
head antara 1 s/d 200 m. Komponen komponen utama konstruksi turbin
crossflow adalah sebagai berikut :
1.

Rumah Turbin

Universitas Sumatera Utara

2.

Alat Pengarah (distributor)

3.

Roda Jalan

4.

Penutup

5.

Katup Udara

6.

Pipa Hisap

7.

Bagian Peralihan
Aliran air dilewatkan melalui sudu sudu jalan yang berbentuk silinder,

kemudian aliran air dari dalam silinder ke luar melalui sudu-sudu. Jadi perubahan
energi aliran air menjadi energi mekanik putar terjadi dua kali yaitu pada waktu
air masuk silinder dan air keluar silinder. Energi yang diperoleh dari tahap kedua
adalah 20 %nya dari tahap pertama.

Gambar 2.9 Konstruksi turbin ossberger atau turbin crossflow.


Sumber: http://202.90.195.156/bse/smk/smk12%20TeknikMesinIndustri%20Sunyoto.pdf

Air yang masuk sudu diarahkan oleh alat pengarah yang sekaligus berfungsi
sebagai nosel seperti pada turbin pelton. Prinsip perubahan energi adalah sama

Universitas Sumatera Utara

dengan turbin impuls pelton yaitu energi kinetik dari pengarah dikenakan pada
sudu-sudu pada tekanan yang sama. Turbin crossflow menggunakan nozle persegi
panjang yang lebarnya sesuai dengan lebar runner. Pancaran air masuk turbin dan
mengenai sudu sehingga terjadi konversi energi kinetik menjadi energi mekanis.
Air mengalir keluar membentur sudu dan memberikan energinya (lebih rendah
dibanding saat masuk) kemudian meninggalkan turbin. Runner turbin dibuat dari
beberapa sudu yang dipasang pada sepasang piringan paralel.

Gambar 2.10 Aliran masuk turbin ossberger atau turbin crossflow.


Sumber: http://europa.eu.int/en/comm/dg17/hydro/layman2.pdf

Turbin aliran silang yang pertama disebut turbin banki, ini berbentuk
skripsi yaitu tahun 1949 oleh State University di Oregon. Sedangkan publikasi
mengenai rancangan bangunan baru dimulai tahun 1967 oleh suatu badan yang
diberi nama VITA. Namun demikian, jauh sebelumnya turbin jenis ini telah
diproduksi oleh suatu pabrik yakni Ossberger di Jerman. Konstruksi Turbin
Ossberger mirip dengan separuh pompa keong. Disini air masuk menuju roda
turbin vertical terhadap lantai pondasi. Menurut propagadis turbin ini bereffisiensi

Universitas Sumatera Utara

74% - 84% dan menjamin operasinya 80%. Apabila diperhatikan dengan cermat
bagian bagian dan rakitan turbinnya masih terlalu rumit untuk memperoleh daya
yang kecil.
Turbin aliran silang ini akhirnya lebih akrab kepada masyarakat pedesaan
dengan segala aspek kesederhanaannya. Hal ini telah dibuktikan oleh beberapa
badan kerja sama SKAT Switzerland/BYS Nepal, GATE Jerman/BEW Nepal,
GATE Jerman/CITA Equador dan ATD Pakistan, semenjak tahun 1975 lebih
dari 500 unit telah dipasang dinegara ketiga tersebut.
Turbin

aliran

silang

yang

direncanakan

ini

dirancang

dengan

menggunakan rumah turbin yang sedemikian rupa dalam bentuk yang sederhana
sehingga mudah diangkut dan dipasang. Pada turbin ini digunakan sebuah katup
(valve) yang berbentuk khusus yang berfungsi untuk mengatur arah dan kapasitas
aliran air. Menurut arah aliran airnya turbin ini dapat dibedakan atas dua jenis
yaitu :
1)

Turbin aliran silang jenis vertical


Dimana air dialirkan melaului pipa pesat dengan posisi vertical terhadap

rumah turbin dan mendorong karangan sudu hingga roda jalan turbin berputar dan
ini berlangsung secara kontinu.

Gambar 2.11 Turbin Aliran Silang Jenis Vertical.

Universitas Sumatera Utara

2)

Turbin aliran silang jenis horizontal


Dimana aliran air dialirkan melalui pipa pesat dalam posisi horizontal

terhadap rumah turbin dan menyembur / mendorong karang sudu hingga roda
jalan turbin berputar.

Gambar 2.12 Turbin Aliran Silang Jenis Horizontal

Studi yang mendalam terhadap pembangkit tenaga jenis cross flow untuk
PLTA skala kecil belum banyak dilakukan orang, karena tipe ini dianggap
sederhana dan effisiensi nya relatif rendah. Penelitian pada akhir akhir ini
dilakukan terhadap pembangkit listrik yang berskala besar, mengingat secara
ekonomi

makro,

pembangkit

listrik

besarlah

yang

dianggap

sangat

menguntungkan untuk dikembangkan. Tetapi bila kita berbicara kemampuan


masyarakat dalam keikutsertaan mengumpulkan air dari sumber tenaga yang
tersebar di jaringan irigasi dan sungai sungai kecil di Indonesia, maka justru kita
harus mengembangkan tipe cross flow itu agar dapat dimanfaatkan oleh
masyarakat yang terbatas pengetahuan dan teknologinya. Tipe cross flow ini
sudah jelas kesederhanaannya dan dapat diproduksi oleh bengkel bengkel biasa
yang ada dimasyarakat.

Universitas Sumatera Utara

Masalahnya dalam mendisain atau mendimensi tipe cross flow ini perlu
ada pedoman petunjuk, panduan dan bahkan spesifikasi jenis jenis tertentu yang
telah diketahui perilakunya yang berkaitan dengan :
1. Kesedian debit dan tinggi muka air di suatu lokasi tertentu, untuk
mengetahui ketersediaan air pada suatu daerah aliran baik untuk
tujuan khusus seperti pembuatan bendungan untuk keperluan
pembangkit tenaga listrik atau untuk keperluan irigasi maupun untuk
tujuan yang lebih umum seperti pembuatan masterplan konservasi
sumberdaya air, perkiraan tentang ketersediaan air amatlah penting.
Oleh karena itu masalah data data topografi dari suatu sungai yang
berkesinambungan harus dimiliki.
Disamping itu cara lain untuk merencanakan PLTA skala kecil perlu
diketahui ketersedian air yang ada agar PLTA tersebut dapat
berfungsi terus menerus sepanjang waktu, serta lokasi penempatan
turbin agar sesuai dengan yang direncanakan sehingga didapat debit
serta tinggi muka air yang memadai. Ketersediaan air di sungai
dalam jangka waktu yang panjang dapat diperkirakan dengan
mengadakan pegamatan taraf muka air pada beberapa lokasi
pengamatan. Dengan demikian debit pada sungai tersebut akan
dipergunakan untuk menggerakan turbin.
2. Daya yang dapat dihasilkan
Berdasarkan debit yang ada pada PLTA tersebut akan menghasilkan
daya dengan menggunakan rumus :
P = QgH 2.2

Universitas Sumatera Utara

Dimana :
P = Daya (W)

= Massa jenis air (kg/m3)


Q = Debit (m3/s)
g = Percepatan gravitasi (m/s2)

H = Perbedaan ketinggian (m)

= efisiensi
3. Pembangkit listrik atau generaor
Pembangkit listrik atau generator ini diusahakan yang mudah
diperoleh di pasar atau yang dapat dibuat lokal.
4. Ukuran dan bentuk detail turbin
Ukuran dan bentuk detail turbin dibuat agar mudah di desain dan
dipasang dilapangan.
5. Efisiensi turbin
Efisiensi turbin di dapat dari membandingkan output dan input yang
terpakai.
6. Pengoperasian dan Pemeliharaan
Pengoperasian dan pemeliharaan PLTA skala kecil ini mampu
dilakukan oleh tenaga/ teknisi menengah.

2.6 Posisi Penyemburan Terhadap Sumbu Roda Jalan


Telah diuraikan bahwa energi potensial air telah dirubah melalui
penyembur menjadi energi kinetik pada sudu atau tenaga putar roda jalan. Daya
keluaran ini sangat dipengaruhi oleh komponen komponen kecepatan memasuki

Universitas Sumatera Utara

sudu sudu, juga telah dinyatakan c1 = 2(u1/cos1) untuk 1 = 150 harga ini tidak
jauh berubah c1 = 2,07u1 hal ini berarti saat berikutnya c1 kembali memasuki sudu
yang lain berlawanan arah, keluar dari sisi masuk kali ini sebagai w1.
Disatu sisi keadaan ini menguntungkan yaitu dapat memanfaatkan secara
maksimal energi air. Disisi lain akan merugikan karena kecepatan c1
menimbulkan arus putar balik (tahanan) yang seharusnya menuju pipa lepas.
Kajian ini untuk menetapkan posisi terbaik dari penyembur terhadap sumbu
poros.
Posisi penyemburan terhadap sumbu roda jalan dapat dibedakan atas tiga
jenis yaitu :
1) Posisi vertikal.
Sisi masuk vertikal membentuk sudut 900 dengan lantai. Dilukiskan
kecepatan aliran keluar roda jalan sebagai keadaan penuh pada keadaan normal
dan garis terputus putus untuk kecepatan lebih. Kedua garis ini membentuk arus
pusar pada posisi setengah (1/2) belahan roda jalan (u1 = c1). Arus pusar ini
merupakan tahanan geser antara lapisan tangensial dan sebagian lainnya
menumbuk dinding setelah terbuang ke pipa lepas.

Gambar 2.13 Posisi Penyemburan Vertical

Universitas Sumatera Utara

2) Posisi Horizontal.
Dari segi pengaruh komponen keceptan dari roda jalan meskipun persis
berada diatas pipa lepas tetapi masih terjadi arus pusar pada dinding belakang.
Pada kecepatan arus normal terjadi pula arus perlawanan dari sisi depan poros
dengan meniadakan letak pipa. Di lapangan sisi masuk tertentu lebih banyak
digunakan.

Gambar 2.14 Posisi Penyemburan Horizontal


3) Posisi miring.
Bedasarkan kedua kasus diatas diantara sudut miring antara 00 900
lukisan lapis kecepatan pada sisi masuk normal maupun pada kecepatan lebih,
kedudukan terbaik adalah membentuk 300. Pada sisi ini komponen kecepatan c1
berubah menjadi w1 dan w2. Pusaran liar tetap ada, tetapi kedudukan lapis telah
menjauhi roda turbin atau jatuh ke pipa lepas dengan tambahan gaya berat sendiri.
Lebih besar dari 300 kecendrungan terjadinya arus pusar diantara roda jalan dan
dinding mulai terlihat.

Gambar 2.15 Posisi Penyemburan Miring

Universitas Sumatera Utara

2.7 Energi Air


Kaidah energy menyatakan bahwa energy tidak dapat diciptakan dan tidak
dapat dimusnahkan tetapi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk energy lain.
Pembangkitan energy air adalah suatu perubahan energy akibat adanya
perbedaan ketinggian antara reservoir atas dan reservoir bawah makan akan
terdapat energy potensial dan energy kinetic pada aliran tersebut. Selanjutnya
energy tersebut dapat dimanfaatkan dengan mengubahnya menjadi energy
mekanis melalui turbin air.
Untuk suatu aliran dengan head dan debit tertentu yang melalui sebuah
turbin dapat menghasilkan daya (power) air sebesar :
... 2.3
Dimana :
P

= Daya (Watt)

= Massa jenis air ( kg/m3)

= Percepatan gravitasi (m/s2)

Heff = Head efektif ( m )


Persamaan bernouli untuk losses instalasi tenaga air dengan menyatakan
titik 1 sebagai kondisi masuk air serta titik 3 untuk keadaan muka air bahwa
seperti terlihat pada gambar 2.16.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.16 diagram bernouli untuk turbin air

Persamaan momentum untuk pipa yang dialiri fluida dimana sifat fluida
konstan adalah sebagai berikut :
2.4
Saat head losses akibat gesekan tidak diperhitungkan, maka persamaan
momentum akan berubah menjadi persamaan Bernouli. Persamaan ini ditemukan
pada aliran fluida yang tidak mengalami gesekan.
. 2.5
Persamaan momentum untuk titik 1 dan 3 diperoleh :
.. 2.6
Persamaan momentum untuk titik 2 dan 3 :
.. 2.7
Dimana :
P

= Tekanan absolute ( N/m2)

= Kecepatan (m/s)

Universitas Sumatera Utara

Hl = Head losses pada pipa ( m )


Heff = Head effektif (m)
Untuk kondisi-kondisi instalasi turbin air di atas dimana :
-

Untuk waduk (reservoir titik 1) kecepatan V1 0

, (pressure grade adalah nol)

Maka :
. 2.8
Persamaan head effektif diperoleh dari persamaan :
. 2.9
Dengan mensubtitusikan persamaan 2.8 ke persamaan 2.9, diperoleh :

. 2.10
Persamaan kontinuitas :
Q = V x A . 2.11
Dimana :
Q

= Debit aliran (m3/s)

= Kecepatan aliran (m/s)

= Luas Penampang (m2)

Universitas Sumatera Utara

Head losses yang terjadi pada salurran pipa terbagi atas :


1.

Mayor losses yang terjadi akibat gesekan aliran dalam satuan pipa
. 2.12

2.

Minor losses yang terjadi akibat adanya perlengkapan (equipment) pipa


seperti belokan (elbow), valve, saringan dan peralatan lainnya.
... 2.13

2.8 Daya Listrik


Daya listrik yang terbangkitkan dihitung dengan rumus
Pl = V.I ............................................................. 2.14
Dimana:
Pl = Daya listrik (Watt)

2.9

= Tegangan (Volt)

= Arus (Ampere)

Daya Turbin
Daya turbin dapat dihitung dengan rumus
Pt =

Pl
......................................................2.15
p . g . cos

Dimana :
Pl

= Daya listrik (Watt)

= effisiensi pulley

= Effisiensi generator

cos

= 0,8

Universitas Sumatera Utara

2.10 Efisiensi Turbin


Efisiensi turbin didapatkan dari perbandingan nilai daya air dan daya turbin
yaitu:
.... 2.16
Dimana :
T = Efisiensi turbin (%)

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai