Anda di halaman 1dari 7

Menurut Van Horne ( 2005 : 234) : Rasio keuangan adalah alat yang digunakan untuk

menganalisis kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Kita menghitung berbagai rasio
karena dengan cara ini kita bisa mendapat perbandingan yang mungkin akan berguna
daripada berbagai angka mentahnya sendiri.
Menurut Kown (2004: 108) : Rasio keuangan setidaknya dapat memberikan jawaban atas
empat pertanyaan yaitu :
1.
2.
3.
4.

Bagaimana Likuiditas Perusahaan


Apakah Manajemen efektif menghasilkan laba operasi atas aktiva
Bagaimana perusahaan didanai
Apakah pemegang saham biasa mendapatkan tingkat pengembalian
yang cukup.

Menurut Sumber datanya Van Horne ( 2005 : 234) : Angka rasio dapat dibedakan atas :
1. Rasiorasio neraca (Balance Sheet Ratio), yaitu ratioratio yang disusun dari data yang
berasal dari neraca, misalnya current ratio, acid test ratio, current asset to total asset ratio,
current liabilities to total asset ratio dan lain sebagainya.
2. Rasiorasio Laporan Laba Rugi (Income Statement Ratio), ialah data yang disusun dari
data yang berasal dari income statement, misalnya gross profit, net margin, operating
margin, operating ratio dan sebagainya.
3. Rasiorasio antar Laporan Keuangan (Intern Statement Ratio), ialah ratioratio yang
disusun dari data yang berasal dari neraca dan data lainya berasal dari income statement,
misalnya asset turnover, Inventory turnover, receivable turnover, dan lain sebagainya
Rasio keuangan dapat dibagi kedalam tiga bentuk umum yang sering dipergunakan yaitu :
Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas (Leverage), dan Rasio Rentabilitas.
1. Ratio Likuiditas (Liquidity Ratio)
Merupakan Ratio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban financial jangka pendek yang berupa hutanghutang jangka pendek
(short time debt). Menurut Van Horne :Sistem Pembelanjaan yang baik Current ratio
harus berada pada batas 200% dan Quick Ratio berada pada 100%. Adapun yang
tergabung dalam rasio ini adalah :
a. Current Ratio (Rasio Lancar)
Merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang
dimiliki.
Current Ratio dapat dihitung dengan rumus :

Current Ratio=

Aktiva Lancar
Hutang Lancar

b. Quick Ratio (Rasio Cepat)


Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva yang lebih
likuid . Quick Ratio dapat dihitung dengan rumus yaitu :
Aktiva Lancar Persediaan
Quick Ratio=
Hutang Lancar
c. Cash Ratio (Rasio Lambat)
Merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka pendek dengan kas yang tersedia dan yang disimpan di
Bank. Cash Ratio dapat dihitung dengan Rumus yaitu :
Kas+ Surat Berharga
Cash Ratio=
Hutang Lancar
d. Perputaran Piutang (Turn Over Receivable)
Rasio perputaran piutang memberikan analisa mengenai beberapa kali tiap tahunnya
dana yang tertanam dalam piutang berputar dari bentuk piutang kebentuk uang tunai,
kemudian kembali kebentuk piutang lagi.
Turn
Hasil Penjualan Kredit
=
Receivable
Ratarata Piutang
e. Lama Penagihan Rata-rata (Average Collection Period)
Rasio ini biasanya dipergunakan sebagai tolak ukur untuk menilai tingkat likuiditas
aktiva lancar yang berbentuk piutang jangka pendek.
PiutangUsaha
365 hari= har i
Penjualan Kredit
Atau
365 hari
= hari
Perputaran Piutang
f. Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)
Turn
Harga Pokok Penjualan
=
Persediaan Persediaan Barang Dagangan Ratarata
Turn over ini menunjukkan berapa kali jumlah persediaan barang dagangan diganti
atau dijual dalam satu tahun. Perputaran yang tinggi menunjukkan tingkat persediaan
yang ada cukup baik.
2. Ratio Solvabilitas
Rasio ini disebut juga Ratio leverage yaitu mengukur perbandingan dana yang disediakan
oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan tersebut. Rasio ini

dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh
hutang rasio ini menunjukkan indikasi tingkat keamanan dari para pemberi pinjaman
(Bank). Adapun Rasio yang tergabung dalam Rasio Leverage adalah :
a. Total Debt to Equity Ratio (Rasio Hutang terhadap Ekuitas)
Merupakan Perbandingan antara hutanghutang dan ekuitas dalam pendanaan
perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri, perusahaan untuk
memenuhi seluruh kewajibanya. Rasio ini dapat dihitung denga rumus yaitu :
Total Debt Equity Ratio=

Total Hutang
Ekuitas Pemegang Saham

b. Total Debt to Total Asset Ratio (Rasio Hutang terhadap Total Aktiva)
Rasio ini merupakan perbandingan antara hutang lancar dan hutang jangka panjang
dan jumlah seluruh aktiva diketahui. Rasio ini menunjukkan berapa bagian dari
keseluruhan aktiva yang dibelanjai oleh hutang. Rasio ini dapat dihitung dengan
rumus yaitu :
Total Debt Total Asset Ratio=

Total Hutang
Total Aktiva

c. Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aktiva (Ratio of Owners Equity to Total Assets)
Rasio ini menunjukan pentingnya sumber modal pinjaman dan tingkat keamanan
yang dimiliki oleh kreditor. Rasio ini disebut juga proprietory ratio yang menunjukan
tingkat solvabilitas perusahaan dengan anggapan bahwa semua aktiva dapat direalisir
sesuai dengan yang dilaporkan dalam neraca. Rumus perhitungannya adalah :
Modal Sendiri
=X
Total Aktiva
d. Rasio Modal Sendiri dengan Aktiva Tetap (Ratio of Owners Equity to Fixed Assets)
Jika rasio ini lebih dari 100% berarti modal sendiri melebihi total aktiva tetap dan
menunjukan aktiva tetap seluruhnya dibiayai oleh pemilik perusahaan dan sebagian
dari aktiva lancar juga dibiayai oleh pemilik perusahaan. Sebaliknya jika rasio
dibawah 100% berarti sebagian aktiva tetapnya dibiayai dengan modal pinjaman
jangka pendek/ jangka panjang sedang aktiva lancarnya seluruhnya dibiayai dengan
modal pinjaman.
Rumus perhitungannya :
Modal Sendiri = X
Aktiva Tetap

e. Rasio Aktiva Tetap dengan Hutang Jangka Panjang


Rasio ini mengukur tingkat keamanan yang dimiliki oleh kreditor jangka panjang .
Disamping itu juga menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh pinjaman baru
dengan jaminan aktiva tetap.
Semakin tinggi rasio ini semakin besar jaminan dan kreditor jangka panjang semakin aman
atau terjamin dan semakin besar kemampuan perusahaan untuk mencari pinjaman. Rumus
perhitungannya :
Total Aktiva Tetap

=X

Total Hutang Jangka Panjang


f. Nilai Buku Saham
Nilai buku per lembar saham menunjukkan jumlah rupiah yang akan dibayarkan kepada
setiap lembar saham apabila perusahaan pada saat itu dibubarkan dengan anggapan bahwa
semua aktiva dapat direalisir atau dijual dengan harga yang sama dengan nilai bukunya.
Dalam penghitungannya nilai buku saham jika ada saham yang sudah dipesan (subscribed)
walaupun saham tersebut belum diserahkan kepada pemesan, maka jumlah tersebut harus
ditambahkan pada jumlah modal yang sudah beredar. Sebaliknya bila ada saham yang dibeli
kembali oleh perusahaan (treasury stock) maka harus dikurangkan terhadap jumlah modal
saham yang beredar.
Rumus ratio ini adalah sebagai berikut:
Modal Saham

=X

Jumlah lembar saham


3. Ratio Rentabilitas
Rasio ini disebut juga sebagai Ratio Profitabilitas yaitu rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan, profitabilitas
suatu perusahaan mewujudkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang
menghasilkan laba tersebut.
Yang termasuk dalam ratio ini adalah :
a. Gross Profit Margin ( Margin Laba Kotor)
Merupakan perandingan antar penjualan bersih dikurangi dengan Harga Pokok penjualan
dengan tingkat penjualan, rasio ini menggambarkan laba kotor yang dapat dicapai dari
jumlah penjualan.

Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu :


Gross Profit Margin =

Laba kotor

Penjualan Bersih
b. Net Profit Margin (Margin Laba Bersih)
Merupakan rasio yang digunaka nuntuk mengukur laba bersih sesudah pajak lalu
dibandingkan dengan volume penjualan.
Rasio ini dapat dihitung dengan Rumus yaitu :
Net Profit Margin = Laba Setelah Pajak
Penjualan Bersih
c. Earning Power of Total investment
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal yang
diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan netto. . Rasio ini
dapat dihitung dengan rumus yaitu :
Earning Power of Total investment = Laba Sebelum Pajak
Total aktiva
d. Return on Equity (Pengembalian atas Ekuitas)
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal sendiri untuk
menghasilkan keuntungan bagi seluruh pemegang saham, baik saham biasa maupun saham
preferen. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu :
Return on Equity =

Laba Setelah Pajak

Ekuitas Pemegang Saham


e. Rasio Laba Usaha dengan Aktiva Usaha (Ratio Operating Income dengan Operating
Assets)
Profitability suatu perusahaan dapat diukur dengan menghubungkan antara keuntungan atau
laba yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan dengan kekayaan atau assets yang
digunakan untuk menghasilkan keuntungan tersebut (operating assets). Yang dimaksud
dengan operating assets adalah semua aktiva kecuali investasi jangka panjang dan aktivaaktiva lain yang tidak digunakan dalam kegiatan atau usaha memperoleh penghasilan yang
rutin atau usaha pokok perusahaan. Rumus perhitungannya adalah :
Laba Usaha = X
Aktiva Usaha
Rasio ini akan mencerminkan keuntungan yang diperoleh tanpa mengingat dari mana sumber
modal dan menunjukkan tingkat efisiensi perusahaan dalam melaksanakan operasi seharihari.

f. Perputaran Aktiva Usaha ( Operating Assets Turnover)


Rumus ratio Perputaran Aktiva Usaha:
Penjualan

=X

Aktiva Usaha
Rasio ini menunjukkan seberapa jauh aktiva telah dipergunakan di dalam kegiatan
perusahaan atau menunjukkan berapa kali operating assets berputar dalam suatu periode
tertentu, biasanya satu tahun.
Turnover yang tinggi menunjukkan management yang efektif tetapi dapat juga turnover yang
tinggi disebabkan aktiva perusahaan yang sudah tua dan sudah habis disusut, jadi turnover
yang tinggi ini karena keadaan perusahaan
g. Operating Ratio
Operating ratio mencerminkan tingkat efisiensi perusahaan, sehingga rasio yang tinggi
menunjukkan keadaan yang kurang baik karena berarti bahwa setiap rupiah penjualan yang
terserap dalam biaya juga tinggi, dan yang tersedia untuk laba kecil. Tetapi rasio yang tinggi
mungkin tidak hanya disebabkan oleh faktor intern yang dapat dikendalikan oleh manajemen,
tetapi juga faktor ekstern misalnya faktor harga yang sulit dikendalikan oleh manajemen.
Rumus perhitungannya :
Harga Pokok + Biaya Operasi = %
Penjualan
h. Rasio Tingkat Pengembalian Investasi (Return on Investment, ROI)
Tujuan perhitungan rasio ini adalah untuk mengetahui sampai seberapa jauh aset yang
digunakan dapat menghasilkan laba. Laba usaha berarti laba dari kegiatan utama perusahaan.
Aktiva operasi adalah aktiva yang dipakai untuk menghasilkan laba usaha tersebut. Dengan
kata lain, aset yang dihitung disini hanya aset yang memberikan konstribusi terhadap
pencapaian laba usaha. Penyertaan yang biasanya menghasilkan pendapatan lain (di luar laba
usaha) tidak dihitung. Demikian halnya dengan aktiva lain-lain. Aktiva lain-lain ada yang
berupa aktiva belum selesai atau aktiva tidak operasional. Oleh karena itu juga tidak
diikutsertakan dalam pengertian aktiva operasi. Rumus perhitungannya adalah :
Laba Usaha

= %

Aktiva Operasi
atau
Laba Usaha
Penjualan

Penjualan
Aktiva Operasi

Laboratorium Pengembangan Akuntansi 40

i. Rasio Tingkat Pengembalian Aset (Return on Assets, ROA)


Dengan rasio akan nampak seberapa besar tingkat produktifitas seluruh aset. Perbedaan hasil
perhitungan antara ROI dengan ROA akan diketahui sampai seberapa jauh tingkat aset
penunjang atau tidak produktif dan hasil sampingan perusahaan. Rumus perhitungannya
adalah :
Laba Bersih = %
Total Aktiva
j. Rasio Laba Bersih atas Modal (Return on Equity)
Rasio ini berguna untuk mengetahui seberapa jauh hasil yang diperoleh dari penanam modal.
Pengertian modal disini adalah semua modal yang tertanam di perusahaan, termasuk di
dalamnya saldo laba (laba ditahan). Rumus perhitungannya :
Laba Bersih

= %

Modal Sendiri
k. Laba Per Lembar Saham (Earning Per Share, EPS)
Rasio ini untuk mengukur laba bersih per lembar saham (maksimum) yang mungkin
diperoleh pemegang saham. Dikatakan maksimum, karena yang dibagi biasanya adalah
kurang dari EPS. Rasio ini adalah satu-satunya rasio yang muncul di laporan keuangan,
bisanya dicantumkan di bawah laba bersih. Rumus perhitungannya adalah :
Laba Bersih

= %

Jumlah Lembar Saham

Anda mungkin juga menyukai