Anda di halaman 1dari 5

A.

Deskripsi umum plot yang diamati


a. Komoditas yang ditanam
Pada fieldtrip Pertanian Berlanjut yang diadakan di Dusun Kekep Desa
Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kabupaten Malang, pengamatan aspek HPT
dilaksanakan pada plot 2 dimana lokasi pengamatan pada plot agroforestri dengan
lahan tanaman alpukat, nanas, pisang dan rumput gajah. Tanaman alpukat berasal dari
dataran rendah/tinggi Amerika Tengah dan diperkirakan masuk ke Indonesia pada
abad ke-18. Secara resmi antara tahun 1920-1930 Indonesia telah mengintroduksi 20
varietas alpukat dari Amerika Tengah dan Amerika Serikat untuk memperoleh
varietas-varietas unggul guna meningkatkan kesehatan dan gizi masyarakat,
khususnya di daerah dataran tinggi. Klasifikasi lengkap tanaman alpukat adalah
sebagai berikut:
Divisi

: Spermatophyta

Anak divisi

: Angiospermae

Kelas

: Dicotyledoneae

Bangsa

: Ranales

Keluarga

: Lauraceae

Marga

: Persea

Varietas

: Persea americana Mill

Pada umumnya tanaman alpukat dapat tumbuh di dataran rendah sampai


dataran tinggi, yaitu 5-1500 m dpl. Namun tanaman ini akan tumbuh subur dengan
hasil yang memuaskan pada ketinggian 200-1000 m dpl. Suhu optimal untuk
pertumbuhan alpukat berkisar antara 12,8-28,3oC. Mengingat tanaman alpukat dapat
tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi, tanaman alpukat dapat mentolerir
suhu udara antara 15-30oC atau lebih. (Kalie, 1997).
Sedangkan untuk nanas sendiri adalah tanaman buah berupa semak yang
memiliki nama ilmiah Ananas comosus. Nanas cocok ditanam di ketinggian 800-1200
m dpl. Pertumbuhan optimum tanaman nanas antara 100-700 m dpl. Suhu yang sesuai
untuk budidaya tanaman nanas adalah 23-32oC, tetapi juga dapat hidup di lahan
bersuhu rendah sampai 10oC. Pada umumnya hampir semua jenis tanah yang
digunakan untuk pertanian cocok untuk tanaman nanas. Meskipun demikian, lebih
cocok pada jenis tanah yang mengandung pasir, subur, gembur dan banyak

mengandung bahan organik serta kandungan kapur rendah. Klasifikasi tanaman nanas
adalah:
Kingdom

: Plantae (tumbuh-tumbuhan)

Divisi

: Spermatophyta (tumbuhan berbiji)

Kelas

: Angiospermae (berbiji tertutup)

Ordo

: Farinosae (Bromeliales)

Famili

: Bromiliaceae

Genus

: Ananas

Species

: Ananas comosus (L) Merr (Rukmana, 1996)

Tanaman pisang dapat tumbuh pada Iklim tropis basah, lembab dan panas
mendukung pertumbuhan pisang. Namun demikian pisang masih dapat tumbuh di
daerah subtropis. Pada kondisi tanpa air, pisang masih tetap tumbuh karena air
disuplai dari batangnya yang berair tetapi produksinya tidak dapat diharapkan. Pisang
dapat tumbuh di tanah yang kaya humus, mengandung kapur atau tanah berat.
Tanaman ini rakus makanan sehingga sebaiknya pisang ditanam di tanah berhumus
dengan pemupukan. Klasifikasi botani tanaman pisang adalah sebagai berikut:
Divisi

: Spermatophyta

Sub divisi

: Angiospermae

Kelas

: Monocotyledonae

Famili

: Musaceae

Genus

: Musa

Spesies

: Musa spp.

Tanaman ini toleran akan ketinggian dan kekeringan. Di Indonesia umumnya


dapat tumbuh di dataran rendah sampai pegunungan setinggi 2.000 m dpl.
(Rismunandar, 1990)
Untuk klasifikasi tanaman rumput gajah yaitu
Kingdom

: Plantae

Phylum

: Spermatophyta

Class

: Monokotil

Ordo

: Poales

Family

: Poaceae

Genus

: Pennisetum

Spesies

: Pennisetum purpureum Schum

Rumput gajah adalah tanaman yang termasuk ke dalam kelompok tanaman


rumputrumputan. Rumput gajah banyak dimanfaatkan pada bidang peternakan yaitu
sebagai makanan hewan ternak seperti sapi, kambing dan kuda. Umumnya rumput
gajah yang digunakan di Indonesia adalah rumput yang tumbuh secara liar. Namun
untuk peternakan yang relatif besar maka rumput yang digunakan adalah rumput yang
sengaja ditanaman atau dipelihara secara khusus. Hal ini dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan pakan ternak. Rumput-rumputan dipilih karena merupakan tanaman yang
produktifitasnya tinggi dan memiliki sifat yang dapat memperbaiki kondisi tanah.
Rumput gajah (Pennisetum purpureum Shaum) berasal dari afrika tropik, tumbuh
berumpun dan tingginya dapat mencapai 3 m lebih. Permukaan buluhnya licin dan
pada buluh yang masih muda bisanya ditutupi oleh sejenis zat lilin tipis. Pelepahnya
licin atau berbulu pada waktu muda dan kemudian berbulu-bulu tersebut gugur.
Daunnya berbentuk garis, pangkalnya lebar dan ujungnya lancip sekali. Tepi daun
kasar. Perbungaan berupa tandan tegak yang panjangnya sampai 25 cm. gaganggagangnya berbulu. Bulir-bulirnya berkelompok, terdiri dari 3-4 buliran tiap
kelompoknya dan bergagang pendek sekali. Pangkal bulirnya bulirannya berbulu
panjang dan halus. Perbanyakan dapat dilakukan dengan pemecahan rumpun dan
potongan-potongan buluhnya. Dapat tumbuh hingga pada ketinggian 1500 m dpl.
(Tjitrosoepomo, 2004.)
b. Pola tanam yang digunakan
Pola tanam adalah merupakan suatu urutan tanam pada sebidang lahan dalam
satu tahun, termasuk didalamnya masa pengolahan tanah. Pola tanam merupakan
bagian atau sub sistem dari sistem budidaya tanaman, maka dari sistem budidaya
tanaman ini dapat dikembangkan satu atau lebih sistem pola tanam. Pola tanam ni
diterapkan dengan tujuan memanfaatkan sumber daya secara optimal dan untuk
menghindari resiko kegagalan. Namun yang penting persyaratan tumbuh antara kedua
tanman atau lebih terhadap lahan hendaklah mendekati kesamaan (Wahyudi R, 2013).
Pada plot 2 dengan sistem agroforestri yang kami amati yaitu menggunakan
pola tanam tumpangsari dimana tanamannya terdiri dari alpukat, nanas, pisang dan
rumput gajah. Tumpangsari adalah suatu bentuk pertanaman campuran berupa
pelibatan dua jenis atau lebih tanaman pada satu areal lahan tanam. Tanaman yang
ditumpangsarikan termasuk tanaman tahunan yang mana relatif untuk mudahnya
perawatan karena pada nyatanya minimal bahkan tidak ada pengolahan maupun

perawatan yang intensif oleh petani. Kelebihannya dari aspek biodiversitas hama
penyakit yaitu pada pola tanam tumpangsari sama memodifikasi ekosistem yang
dalam kaitannya dengan pengendalian OPT memberikan keuntungan menjaga
keanekaragaman suatu komunitas, menjaga tempat berlindungnya musuh alami dan
penyediaan makanannya. Berbeda halnya pada pola tanam monokultur yang hanya
satu jenis tanaman dimana mengurangi keberagaman makhluk hidup penyusun
ekosistem sehingga cenderung terjadi ledakan hama dan patogen tanaman.
c. Ketersediaan air dan unsur hara
Dalam pembudidayaan tanaman alpukat diperlukan program pemupukan yang
baik dan teratur. Mengingat sistem perakaran tanaman alpukat, khususnya akarakar
rambutnya, hanya sedikit dan pertumbuhannya kurang ekstensif maka pupuk harus
diberikan agak sering dengan dosis kecil. Bibit yang baru ditanam memerlukan
banyak air, sehingga penyiraman perlu dilakukan setiap hari. Waktu yang tepat untuk
menyiram adalah pagi/sore hari, dan bila hari hujan tidak perlu disiram lagi.
Air sangat dibutuhkan dalam pertumbuhan tanaman nanas untuk penyerapan
unsur-unsur hara yang dapat larut di dalamnya. Akan tetapi kandungan air dalam
tanah jangan terlalu banyak, tidak becek (menggenang). Hal yang harus diperhatian
adalah aerasi dan drainasenya harus baik, sebab tanaman yang terendam akan sangat
mudah terserang busuk akat. Pemupukan dilakukan setelah tanaman berumur 2-3
bulan dengan pupuk buatan. Pemupukan susulan berikutnya diulang tiap 3-4 bulan
sekali sampai tanaman berbunga dan berbuah.
Air harus selalu tersedia tetapi tidak boleh menggenang karena pertanaman
pisang harus diari dengan intensif. Ketinggian air tanah di daerah basah adalah 50 200 cm, di daerah setengah basah 100 - 200 cm dan di daerah kering 50 150 cm.
Tanah yang telah mengalami erosi tidak akan menghasilkan panen pisang yang baik.
Tanah harus mudah meresapkan air. Pisang sangat memerlukan kalium dalam jumlah
besar.
Rumput gajah dapat hidup pada daerah dengan kandungan nutrisi yang
minimal. Dalam satu tahun rumput gajah dapat dipanen hingga empat kali.
Pemupukan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memenuhi
ketersediaan unsur hara tanah yang dibutuhkan oleh suatu tanaman. Sedangkan
kebutuhan air tanaman didefinisikan sebagai jumlah air yang dibutuhkan oleh
tanaman pada suatu periode untuk dapat tumbuh dan produksi secara normal. Untuk

memenuhi kebutuhan air ingasi terdapat dua sumber utama. yaitu pernberian air
irigasi (PAI) dan hujan efektif (HE). Disamping itu terdapat sumber lain yang dapat
dimanfaatkan adalah kelengasan yang ada di daerah perakaran serta kontribusi air
bawah permukaan.
Pada plot 2 yang kami amati pengairan mengandalkan saat terjadinya hujan
dan untuk pemupukan yang dilakukan mungkin saat awal tanam karena tanaman yang
ada di plot termasuk tanaman tahunan yang hanya memerlukan sedikit pengolahan
dan perawatan dan tidak terlalu intensif.

DAFTAR PUSTAKA
Kalie, Moehd. Baga (1997). "Alpukat: budidaya dan pemanfaatannya".Yogyakarta:
Kanisius. 112 hal.
Rismunandar. 1990. Bertanam Pisang. C.V. Sinar Baru. Bandung
Rukmana, Rahmat. 1996. Nanas Budidaya dan Pascapanen. Kanisius.Yogyakarta.
Tjitrosoepomo, G. 2004. Taksonomi tumbuhan (spermatophyta). Yogyakarta: Gajah
Mada University Press.
Wahyudi R. 2013. Pengertian Pola Tanam Dan Macam Macam Jenis Pola Tanam.
http://mentari-dunia.blogspot.com/2013/01/pengertian-pola-tanam-danmacam-macam.html. (Diakses 29 Desember 2014).

Anda mungkin juga menyukai