01 PELAMONIA
INSTALASI RAWAT INAP
POKJA IV PP
RUMKIT TK II 07.05.01 PELAMONIA
I.
PENDAHULUAN
Dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya perlu diselenggarakan berbagai upaya kesehatan yang dilaksanakan melalui
kegiatan pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit, dan
pemulihan kesehatan.
Pelayanan darah merupakan upaya pelayanan kesehatan yang memanfaatkan
darah manusia sebagai bahan dasar dengan tujuan kemanusiaan . Darah diperoleh dari
pendonor darah sukarela yang sehat dan memenuhi kriteria seleksi pendonor darah
dengan mengutamakan kesehatan pendonor darah.
pendonor darah sukarela sebelum digunakan untuk pelayanan darah harus dilakukan
pemeriksaan laboratorium guna mencegah penularan penyakit.
Oleh karena itu pengamanan pelayanan darah harus dilaksanakan pada setiap
tahapan kegiatan mulai dari pengerahan dan pelestarian pendonor darah, pengambilan
dan pelabelan darah pendonor, pencegahan penularan penyakit, pengolahan darah,
penyimpanan darah dan pemusnahan darah, pendistribusian darah, penyaluran dan
penyerahan darah, serta tindakan medis pemberian darah kepada pasien.
(UTD-PMI).
Transfusi Darah (UKTD) di Indonesia sesuai dengan PP No. 18/1980 dan SK Kemenkes
RI No.478/1990. Di mana unit ini adalah bertujuan untuk memenuhi kebutuhan darah
yang sehat, aman, bermutu, dan sesuai dengan waktu yang digunakan untuk proses
transfusi. Sebagaimana isu kesehatan di dunia yang menjadi sorotan penting lembaga
kesahatan dunia World Health Organization (WHO). Upaya tersebut salah satunya
dilakukan dengan cara melaksanakan uji saring donor terhadap penyakit yang dapat
ditularkan melalui transfusi seperti sifilis, hepatits B, hepatitis C, dan HIV dan melakukan
uji saring golongan darah untuk mendapatkan transfusi darah yang aman. Selain itu
yang menjadi sorotan penting lainnya yaitu penggunaan darah yang rasional oleh para
praktisi medis dan proses persiapan pelaksanaan transfusi darah oleh team dan petugas
perawat rumah sakit. Di mana sampai saat ini masih banyak ditemukan di lapangan
para praktisi medis yang masih belum menyadari penggunaan darah transfusi yang
tepat serta terbatasnya pengetahuan
transfusi yang benar. Salah satunya adalah kejadian kasus transfusi darah yang masih
ditangani dengan pemberian darah lengkap, jumlah yang tersedia tidak sesuai dengan
kebutuhan, kurangnya pengetahuan team perawat dan petugas bangsal rumah sakit
dalam menangani transfusi darah dan lain sebagainya. Hal inilah yang menjadi catatan
tersendiri dan maksud dari pelatihan ini untuk membantu pengembangan SDM dan
manajemen yang terkait dengan penggunaan ransfusi darah, di mana setelah
menyelesaikan program pelatihan ini diharapkan peserta mampu memenuhi persyaratan
kompetensi, skill, dan pengetahuan terkait dengan pengelolaan transfusi darah di rumah
sakit.
III. TUJUAN
a. Umum
Melaksanakan
kegiatan
pelatihan
guna
meningkatkan
pengetahuan
dan
1. Kegiatan Pokok
Membantu Ka Rumkit Tk. II 07.05.01 Pelamonia dalam meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan
2. Rincian Kegiatan
a. Pelaksanaan kegiatan pelatihan diselenggarakan secara berkala
b. Tenaga Pelaksana:
- Panitia pelatihan
- Instruktur yang mengikuti pelatihan
- Peserta adalah Dokter di Bank Darah, dokter spesialis, dokter IGD, dokter
di kamar bedah, dokter di ruangan, Kepala Instalasi laboratorium, Analis di
laboratorium, kepala perawat dan senior perawat, kepala bangsal dan
semua pihak yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan dan
manajemen transfusi darah di rumah sakit.
c. Waktu pelaksanaan sesuai yang telah disusun oleh panitia
d. Pemateri ditunjuk sebanyak 2 orang dari Unit Transfusi Darah sendiri, yaitu dr.
Sutji Pratiwi, Sp.PK dan dr. Vera, yang akan membawakan materi Penanganan,
Penggunaan, dan Pemberian Darah dan Produk Darah.
VII. PENUTUP
Demikianlah rencana kegiatan instalasi rawat inap
Pelamonia untuk dipedomani dan dapat dilaksanakan,
Ditetapkan di:
Makassar
Pada tanggal:
2015
Ketua Pokja IV PP
Sp.An,
M.Kes