REPUBLIK INDONESIA
:
:
:
:
050 / 2020 / SJ
Segera
1 (satu) berkas
Petunjuk Penyusunan Dokumen
RPJP Daerah dan RPJM Daerah
Kepada Yth.
1. Sdr. Gubernur
2. Sdr. Ketua DPRD Propinsi
3. Sdr. Bupati/Walikota
4. Sdr. Ketua DPRD Kab/Kota
diTempat
SURAT EDARAN
Rancangan
Visi & Misi
Prediksi Kondisi
Umum Daerah
Geomorfologi &
lingkungan
- Ekonomi & SDA
Rumusan
hasil
kesepakatan
& komitmen
Rancangan
Akhir RPJPD
Rancangan RPJP
Merumuskan
gambaran awal
- Demografi
- Prasarana dan
sarana
Saran,
tanggapan,
Rekomendasi
stakeholders
Visi
- Misi
- Arah
Pembangunan
-
- dll.
Rancangan Arah
Pembangunan
Rencana tata ruang
- Visi
Sosialisasi,
Konsultasi
Publik, dan
jaring
asmara
- Misi
Musrenbang
Jangka
Panjang
Daerah
- Arah
Pembangunan
Arahan
Umum
Fungsi &
peran sub
wilayah/
kawasan
Penetapan
Perda ttg
RPJPD
Peraturan
Daerah ttg
RPJP Daerah
Rumusan
hasil
kesepakatan
& komitmen
stakeholder
dijabarkan
Rancangan Awal
RPJMD
- Strategi
Pemb.Daerah
Prediksi
Kondisi Umum
Daerah
- Arah kebijakan
Umum
- Arah kebijakan
keuangan daerah
- Geografi
- Program prioritas
KDH
- Perekonomian
daerah
- Sosial-Budaya
- Prasarana dan
sarana
- Pemerintahan
Umum
- dll
diacu
Rancangan Renstra
SKPD
- Visi, Misi, Tujuan
- Strategi, kebijakan
- Program, indikasi
kegiatan, dan
pendanaan.
Rancangan
kerangka regulasi
Rancangan
kerangka
pendanaan
Lokasi Kegiatan
Rencana tata ruang
Rancangan
Akhir RPJMD
Rancangan
- Visi, Misi,
Program KDH
RPJMD
- Visi, Misi, Program
KDH
- Arah, kebijakan
keuangan daerah.
- Strategi
Pembangunan
Daerah & Kebijakan
Umum
- Program, indikasi
kegiatan, dan
pendanaan.
Rancangan
kerangka regulasi
Rancangan
kerangka
pendanaan
Musrenbang
Jangka Menengah
Daerah
- Arah,kebijakan
keuangan
daerah.
- Strategi
Pembangunan
Daerah &
Kebijakan
Umum
- Program,
indikasi
kegiatan, dan
pendanaan.
Rancangan
kerangka
regulasi
Rancangan
kerangka
pendanaan
- Program
transisi
- Kaidah
pelaksanaan
Penetapan
Perda ttg
RPJMD
Peraturan
Daerah ttg
RPJM Daerah
Penyusunan
Renstra
Transisi
perencanaan yang berlaku.
mempedomani
dokumen
LAMPIRAN :
SURAT EDARAN MENTERI DALAM NEGERI
NOMOR 050 / 2020 / SJ TAHUN 2005
TATA CARA PENYUSUNAN RPJP DAERAH DAN RPJM DAERAH
PENDAHULUAN
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah merupakan suatu
dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 20 (dua puluh) tahun,
selanjutnya akan digunakan sebagai acuan dalam penyusunan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah (RPJM) Daerah untuk setiap jangka waktu 5 (lima) tahunan.
Dokumen perencanaan tersebut adalah bersifat makro yang memuat visi, misi, dan
arah pembangunan jangka panjang daerah, dengan proses penyusunannya harus
dilakukan secara partisipasif dengan melibatkan seluruh unsur pelaku pembangunan.
Dalam upaya penyusunan RPJP Daerah yang dapat mengantisipasi arah
pembangunan untuk jangka waktu 20 (dua puluh) tahun kedepan, perlu dilaksanakan
tahapan sebagai berikut:
Pertama, penyiapan rancangan awal RPJM Daerah. Kegiatan ini dibutuhkan guna
mendapatkan gambaran awal dari jabaran visi, misi, dan program Kepala
Daerah terpilih.
Ketiga,
Untuk itu, tata cara penyusunan RPJP Daerah dan RPJM Daerah diharapkan dapat
membantu daerah dalam penyusunan dokumen perencanaan jangka panjang (RPJP)
Daerah dan jangka menengah (RPJM) Daerah dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan
amanat perundang-undangan.
Analisis:
- proyeksi peluang
- proyeksi ancaman
- proyeksi permasalahan
- proyeksi keberhasilan
Output
Prediksi Kondisi Ekonomi dan Sumber Daya Alam
2.1.4. Sosial Budaya dan Politik
..................................
2.1.5. Prasarana dan sarana
..................................
2.1.6. Pemerintahan
..................................
2.1.7. Data/informasi lainnya yang mendukung dan dianggap
penting.
..................................
2.2. PREDIKSI KONDISI UMUM DAERAH
3.2. Misi
Tahap pertama
Umum :
Penyiapan rancangan RPJP Daerah untuk mendapatkan gambaran awal dari visi,
misi, dan arah pembangunan daerah yang merupakan tanggung jawab Kepala
Bappeda, dan selanjutnya menjadi bahan bahasan dalam Musrenbang Jangka
Panjang daerah. Rancangan RPJP Daerah dimaksud dilampiri dengan hasil analisis
yang menggambarkan kondisi umum daerah dalam periode perencanaan 20 tahun
kedepan, sebagai bahan masukan bagi para pemangku kepentingan (stakeholders)
pembangunan merumuskan dan menyepakati visi, misi, dan arah pembangunan
daerah.
Langkah-langkah :
Membentuk Tim Fasilitasi RPJP Daerah untuk semua tahapan perencanaan,
dengan komposisi mempertimbangkan lingkup bidang yang akan dianalisis;
Menyusun rencana kerja penyiapan dokumen RPJP Daerah;
Menyiapkan Daftar Isi RPJP Daerah. (Lihat Butir A. tersebut di atas);
Menyiapkan data kondisi umum daerah dan melakukan analisis dalam menyusun
prediksi kondisi umum daerah kedepan. (Lihat Form IV.1. Teknik Proyeksi
Kondisi Umum Daerah );
Menyusun rancangan Visi dan Misi Daerah. (Lihat Form IV.2. Teknik perumusan
Visi dan Misi );
Menyusun rancangan Arah Pembangunan Daerah. (Lihat Form IV.3. Teknik
Perumusan Arah Pembangunan Daerah);
Melakukan sosialisasi, konsultasi publik, dan atau penjaringan aspirasi
pemangku-kepentingan (stakeholders) pembangunan atas rancangan RPJP
Daerah.
Tahap kedua
Umum :
Musrenbang Jangka Panjang Daerah merupakan forum konsultasi dengan para
pemangku-kepentingan pembangunan untuk membahas rancangan visi, misi dan
arah pembangunan yang telah disusun, dibawah koordinasi Kepala Bappeda;
Mendapatkan komitmen para pemangku-kepentingan pembangunan yang
menjadi bahan masukan dalam penyempurnaan rancangan RPJP Daerah.
Langkah-langkah :
a. Dokumen yang disiapkan :
RPJP Nasional/Provinsi dan analisisnya yang akan digunakan dalam pembahasan
rancangan RPJP Daerah;
Rancangan RPJP Daerah serta data dan hasil analisis kondisi umum daerah;
Dokumen hasil sosialisasi, konsultasi, dan penjaringan aspirasi dari para
pemangku-kepentingan pembangunan terhadap rancangan RPJP Daerah;
b. Persiapan:
Panduan pelaksanaan yang memuat durasi, tanggal/waktu pelaksanaan,
mekanisme, dan susunan acara dengan kelompok bahasan sebagai berikut:
9 Pemaparan dan penyepakatan prediksi kondisi umum daerah;
9 Pemaparan dan penyepakatan visi dan misi daerah;
9 Pemaparan dan penyepakatan arah pembangunan daerah.
Mengirim surat undangan kepada peserta.
c. Pelaksanaan:
Pemaparan kondisi umum daerah dan analisisnya, serta penyepakatan prediksi
daerah;
Pemaparan dan penyepakatan visi dan misi daerah;
Pemaparan dan penyepakatan arah pembangunan daerah;
Merumuskan hasil kesepakatan para pemangku-kepentingan pembangunan;
Membacakan hasil rumusan oleh Kepala Bappeda.
d. Keluaran:
Materi kesepakatan dan komitmen hasil Musrenbang Jangka Panjang Daerah
sebagai bahan utama penyempurnaan rancangan RPJP Daerah.
e. Peserta:
Para Satuan Kerja Perangkat Daerah, anggota DPRD, instansi/lembaga
daerah, TNI dan POLRI, Pengadilan dan Kejaksaan, para pemangkukepentingan pembangunan daerah lainnya, serta wakil Kementerian/Lembaga
yang terkait.
Bagi daerah provinsi selain unsur-unsur terkait diatas, berkewajiban
mengikutsertakan wakil Bappeda Kabupaten/Kota di wilayahnya.
Bagi daerah kabupaten/kota selain unsur-unsur terkait diatas, berkewajiban
mengikutsertakan wakil Bappeda Provinsi.
Selain unsur-unsur peserta di atas, dapat juga diikutsertakan pihak-pihak lain
yang dianggap penting.
f. Nara Sumber:
Kepala Bappeda sebagai penyampai Rancangan RPJP Daerah;
Fasilitator/Tenaga Ahli yang mendukung penyusunan rancangan RPJP
Daerah;
Fasilitator/Tenaga Ahli dalam memfasilitasi pembahasan dan pengambilan
keputusan dalam Musrenbang Jangka Panjang Daerah.
Tahap Ketiga
Umum :
Penyusunan rancangan akhir RPJP Daerah merupakan tanggung jawab Kepala
Bappeda, dengan bahan masukan utama hasil kesepakatan Musrenbang Jangka
Panjang Daerah. Rancangan akhir ini disampaikan kepada Kepala Daerah, dan
selanjutnya diproses untuk ditetapkan dalam Peraturan Daerah.
Langkah-langkah :
a. Menyusun rancangan akhir RPJP Daerah dengan memuat kesepakatan hasil
Musrenbang Jangka Panjang Daerah dibantu Tim Fasiltasi.
b. Menyusun naskah akademis rancangan Peraturan Daerah tentang RPJP Daerah
dibantu Tim Fasilitasi dan Kepala SKPD yang bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan tugas dan fungsi hukum.
c. Menyampaikan rancangan akhir RPJP Daerah beserta naskah akademis dan naskah
kesepakatan hasil Musrenbang Jangka Panjang Daerah kepada Kepala Daerah.
Tahap Keempat
Umum :
Langkah-langkah :
a. Menyiapkan Surat Kepala Daerah, perihal penyampaian naskah rancangan Peraturan
Daerah tentang RPJP Daerah oleh Kepala SKPD yang bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan tugas dan fungsi hukum, beserta lampirannya kepada DPRD sebagai
inisiatif Pemerintah Daerah.
b. Sebelum RPJP Daerah ditetapkan menjadi Peraturan Daerah perlu:
Melakukan konsultasi dengan Menteri Dalam Negeri cq. Ditjen Bina
Pembangunan Daerah untuk RPJP Daerah provinsi.
Melakukan konsultasi dengan Gubernur cq. Bappeda Provinsi untuk RPJP Daerah
kabupaten/kota.
Alur pikir tata cara penyusunan dapat dilihat pada Diagram Tata Cara
RPJP Daerah pada halaman berikut ini.
Penyusunan
Langkah-langkah
a. Menentukan objek yang akan diproyeksi secara utuh, yaitu suatu entitas yang dapat
dikenali kecenderungan (trend) perkembangannya sepanjang waktu. Untuk
kepentingan analisis, minimal objek amatan adalah:
Geomorfologi dan Lingkungan Hidup;
Demografi;
Ekonomi dan Sumber Daya Alam;
Sosial Budaya dan Politik;
Prasarana dan sarana;
Pemerintahan.
b. Melakukan pengamatan runtun waktu (time-series) terhadap objek amatan tersebut di
atas, minimal sama dengan 10 tahun atau lebih besar;
c. Analisis Kuantitatif
Menentukan (beberapa) sub-objek amatan sebagaimana disebutkan huruf a. diatas;
Menentukan besaran kuantitatif yang dapat digunakan (a.l. metoda regresi dalam
melakukan prediksi kondisi objek amatan tersebut);
Melakukan analisis regresi untuk memproyeksikan untuk 20 tahun ke depan dengan
selang amatan tiap 5 tahun;
Memprediksi kondisi masa depan dengan cara melakukan ekstrapolasi;
Melakukan kajian korelasi antar objek amatan.
d. Analisis Kualitatif:
Menentukan sub-objek amatan berdasarkan butir a. di atas yang dianggap penting,
diperlukan keberadaannya, dan atau diperkirakan akan tetap ada (exist) hingga
akhir tahun rencana.
Mengkaji kecenderungan setiap sub-objek amatan, dimana sepanjang waktu
pengamatan dapat:
9 menjadi lebih besar atau lebih kecil;
9 menjadi lebih baik atau lebih buruk;
9 jenisnya menjadi semakin bervariasi atau berkurang variasinya;
9 Semakin terkendali (dapat dikelola) atau semakin tidak terkendali (tidak dapat
dikelola).
Memprediksi kondisi di masa depan, dengan cara:
9 melakukan perbandingan (comparation) dengan daerah lain yang bertipologi
sama dan tahapan perkembangannya sudah lebih maju;
9 mengamati kecenderungan yang ada sepanjang waktu, dan melakukan
ekstrapolasi (memperpanjang kecenderungan tersebut ke masa depan
melampaui tahun pengamatan dan memprediksi akibatnya pada objek amatan);
9 mempertajam ekstrapolasi dengan pertanyaan:
o apakah di akhir tahun proyeksi (setelah 20 tahun) objek amatan masih ada?;
o apakah objek amatan semakin terkendali atau sebaliknya?;
o apakah faktor pengubah yang membuat kecenderungan bekerja secara
konsisten?;
o tindakan apa yang diperlukan agar faktor penentu kecenderungan atau faktor
pengubah tersebut dapat dikelola?.
Melakukan analisis keterkaitan antar objek amatan dan melakukan analisis sebab
akibat antar objek amatan tersebut.
b. Merumuskan beberapa pilihan visi dengan memperhatikan butir a.1) s/d a.3),
dengan pendekatan:
singkat, padat, jelas, dan mudah dimengerti;
melihat kesesuaian dengan potensi dan kecenderungan pertumbuhan daerah;
melihat kesesuaian dengan peran dan fungsi daerah;
mencerminkan kondisi yang realistis, dapat dicapai dan terukur.
c. Menentukan visi daerah, dengan cara:
membuat pembobotan atau skoring terhadap setiap visi dengan kriteria dalam
butir b. tersebut di atas; dan atau
ditentukan dengan pemilihan suara terbanyak dari perumus/peserta yang ada.
d. Bila diperlukan, menambahkan penjelasan atas rumusan visi daerah yang sudah
disusun secara singkat dan padat tersebut.
B. Teknik Perumusan Misi
Umum :
1. Misi disusun untuk mencapai visi dengan cara memperhatikan visi, kondisi umum
daerah, dan arah pembangunan dalam RPJP Nasional/Provinsi.
2. Misi mencerminkan upaya-upaya menjalankan fungsi dan peran daerah.
Fungsi : kegiatan yang membuat kehidupan internal daerah berlangsung efektif.
Peran : kegiatan Daerah yang memiliki pengaruh dan turut mendukung kemajuan
daerah dalam konstelasi wilayah yang lebih luas.
Langkah-langkah :
a. Mengkaji visi yang telah ditetapkan;
b. Menyiapkan misi dalam beberapa bentuk uraian untuk mencapai visi;
c. Memastikan misi merupakan sekumpulan kegiatan yang menjadi prasyarat
mewujudkan visi;
d. Mengkaji faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pelaksanaan
memperhatikan hasil analisis prediksi kondisi umum daerah kedepan;
misi,
dalam
dengan
objek
pembangunan
berdasarkan
kesamaan
karakter
dan
Perimbangan (Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak, DAU, DAK), Bantuan Luar Negeri,
Penjualan Obligasi, dan Lain-lain Pendapatan Yang Sah).
Dalam menyusun Arah Kebijakan Keuangan Daerah, dilakukan melalui tahapan dan
langkah-langkah sebagai berikut:
Tahap pertama
Langkah-langkah :
a. Melakukan Analisis Pengembangan Sumber Pendapatan Daerah
1) Menentukan asumsi atau perkiraan pertumbuhan perekonomian
mempengaruhi pengembangan sumber pendapatan, melalui:
yang
( Y = Pendapatan Daerah.
( P = Pendapatan Asli Daerah.
( M = Pajak Daerah, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan,
penerimaan SDA, dan bagian daerah lainnya.
( OM= Belanja Operasi dan Pemeliharaan, serta Belanja Modal yang harus
dipenuhi/tidak bisa dihindarkan dalam tahun anggaran ybs.
Menentukan nilai DSCR, dengan rumus:
DSCR =
(
(
Y
C
C = besaran kewajiban pinjaman ditambah biaya lainnya.
Y = Pendapatan Daerah.
DSCR = 2,5; Daerah dapat melakukan pinjaman baru, dengan syarat untuk
proyek/kegiatan yang dapat menghasilkan pendapatan (cost recovery);
Prasyarat tersebut di atas wajib dilakukan daerah pada setiap tahun ingin
melakukan pinjaman baru;
Langkah-Langkah :
a.
1)
2)
Menyusun unit harga satuan, serta arah kebijakan dalam pengadaan barang dan
jasa yang dilakukan dengan:
Melakukan analisis unit harga satuan dari tahun ke tahun dengan
memperhatikan tingkat inflasi;
Mengidentifikasi
kelayakannya;
Menetapkan bentuk usaha yang bersifat cost recovery dan non cost recovery,
berdasarkan perhitungan besaran pembiayaan yang dibutuhkan dan kemampuan
keuangan daerah.
Tahap Ketiga
Langkah- Langkah :
a. Menentukan kebijakan arah pengelolaan pendapatan daerah melalui:
Menetapkan kebijakan pengembangan sumber pendapatan daerah;
Menetapkan kebijakan rencana pinjaman daerah;
Menetapkan kebijakan rencana penerbitan obligasi.
b. Menentukan kebijakan arah belanja daerah melalui:
Menetapkan kebijakan belanja daerah;
Menetapkan kebijakan fasilitasi ekonomi lokal;
Menetapkan kebijakan rencana kemitraan pemerintah-swasta.
c. Merumuskan dan menetapkan program dan indikasi kegiatan yang berkaitan dengan
pendapatan daerah sebagai penjabaran kebijakan pada butir a, dan belanja daerah
sebagai penjabaran kebijakan pada butir b, untuk periode 5 tahun dalam bentuk
tahunan;
d. Menerapkan kebijakan pada penyusunan program dan indikasi kegiatannya untuk
pengelolaan pendapatan dan belanja daerah sehingga efektif dan efisien.
FORM V.2. TATA CARA PENYUSUNAN RANCANGAN RENCANA STRATEGIS-SKPD
(RENSTRA-SKPD)
Rancangan Renstra SKPD disusun berpedoman pada rancangan awal RPJM Daerah dengan
urutan tahapan dan langkah-langkah sebagai berikut:
Tahap Pertama
Umum:
Kepala SKPD mempelajari dampak visi, misi dan program calon Kepala Daerah terpilih
terhadap tugas dan fungsi SKPD yang dipimpinnya.
Langkah-langkah :
a. Kepala SKPD mengkaji implikasi visi, misi, dan program calon Kepala Daerah terpilih,
terhadap tugas pokok dan fungsi SKPD yang dipimpinnya dalam bentuk:
Memberikan penilaian keterkaitan visi, misi dan program dalam Renstra-SKPD pada
periode lalu;
Umum:
Kepala SKPD menyusun rancangan Renstra-SKPD berpedoman pada Rancangan Awal RPJM
Daerah yang telah disepakati bersama.
Langkah-langkah:
a. Menerima secara resmi rancangan awal RPJM Daerah dari Kepala Bappeda;
b. Merumuskan visi dan misi SKPD terhadap jabaran visi, misi, dan program Kepala
Daerah terpilih, dengan memperhatikan hasil kesimpulan pada Tahap Pertama butir b;
c. Melakukan kajian strategis untuk menetapkan strategi dalam merumuskan kelompok
tujuan dan kebijakan dalam pencapaian visi dan misi SKPD, sesuai tugas dan
fungsinya. Kajian tersebut menggunakan metode analisis yang mempertimbangkan
lingkungan eksternal (program Kepala Daerah terpilih, kondisi objek urusan SKPD, dan
lainnya) dan lingkungan internal (kondisi internal SKPD; SDM, peralatan, kebijakan, dll).
Kajian tersebut dilengkapi dengan hasil evaluasi Renstra-SKPD (Renstra Dinas) periode
sebelumnya;
d. Menyusun program sebagai penjabaran kebijakan ke dalam kelompok tujuan, dalam
bentuk program-program sesuai kewenangan lokalitas SKPD, lintas SKPD, dan program
kewilayahan sebagai pelaksanaan tugas dan fungsinya.
e. Menyusun rencana kegiatan yang merupakan penjabaran dari program lokalitas SKPD,
lintas SKPD, dan program kewilayahan yang dilengkapi indikasi pendanaan, serta
dilampiri rencana kerangka regulasi dan kerangka pendanaan bersifat indikatif; Lihat
Tabel 5.3 dan Tabel 5.4.
f. Menetapkan lokasi rancangan kegiatan dengan memperhatikan rencana tata ruang;
g. Muatan butir b, c, d, e dan f tersebut diatas menjadi muatan dalam rancangan Renstra
SKPD, disampaikan kepada Kepala Bappeda sebagai masukan untuk menyusun
Rancangan RPJM Daerah sebagai bahan utama dalam Musrenbang Jangka Menengah
Daerah.
Tahap Ketiga
DAFTAR ISI
BAB I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Maksud dan Tujuan
C. Landasan Hukum
D. Hubungan Renstra-SKPD dengan Dokumen Perencanaan Lainnya
E. Sistematika Penulisan
BAB II.
(sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD, berupa Standar Pelayanan Minimum
dan hasil capaian kinerja)
(merupakan penjabaran visi SKPD yang lebih spesifik dan terukur sebagai
upaya mewujudkan visi dan misi pembangunan jangka menengah dan
dilengkapi dengan rencana sasaran yang hendak dicapai);
C. Strategi
D. Kebijakan
(arah yang diambil oleh SKPD dalam menentukan bentuk
konfigurasi
program dan kegiatan untuk mencapai tujuan. Menurut targetnya, kebijakan
terdiri atas: 1) kebijakan internal, yaitu kebijakan SKPD dalam mengelola
pelaksanaan program-program pembangunan, dan 2) kebijakan ekternal,
yaitu kebijakan yang diterbitkan oleh SKPD dalam rangka mengatur,
mendorong, dan memfasilitasi kegiatan masyarakat).
indikasi pendanaan dan sumbernya, baik yang berasal dari APBD setempat,
APBD Provinsi, APBN, dan sumber pendanaan lainnya yang sah, dalam priode
lima tahun dan tahunan, dirinci menurut lokalitas SKPD, lintas SKPD, dan
kewilayahan dengan rincian sebagaimana terlampir dalam Tabel 5.3 dan Tabel
5.4)
A. Program dan Kegiatan Lokalitas Kewenangan SKPD
(program dan kegiatan yang akan dilaksanakan SKPD, termasuk program
lintas SKPD dan kewilayahan).
B. Program dan Kegiatan Lintas SKPD
(program dan kegiatan lintas SKPD, dengan penjelasan mitra SKPD yang
terlibat serta koordinator atau penanggung jawabnya).
BAB VI.
PENUTUP
(memuat kaidah pelaksanaan yang meliputi penjelasan antara lain Renstra-SKPD
merupakan pedoman dalam penyusunan Renja-SKPD, penguatan peran para
stakeholders dalam pelaksanaan renja SKPD, dan merupakan dasar evaluasi dan
laporan pelaksanaan atas kinerja tahunan dan lima tahunan, serta catatan dan
dan harapan Kepala SKPD)
LAMPIRAN
Catatan :
Setelah RPJM Daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah, maka Kepala SKPD melakukan
penyempurnaan rancangan Renstra-SKPD menjadi RenstraSKPD dan menetapkannya
dengan Peraturan Kepala SKPD.