Anda di halaman 1dari 7

Bioprospek, Volume 6, Nomor II, September, 2009

ISSN 1829-7226

MODEL MATEMATIKA INFLUENZA


Rito Goejantoro
Jurusan Statistika FMIPA Universitas Mulawarman
ABSTRAK. Model compartmental untuk influenza
dianalisis, termasuk vaksinasi. Analisis dilakukan
berdasarkan hubungan nilai akhir untuk model
epidemik. Dimulai dengan model sederhana tak lengkap
untuk memperoleh informasi kualitatif. Kemudian
ditambah lebih banyak struktur pada model.
Kata Kunci : model, influenza, vaksinasi, bilangan
reproduksi

PENDAHULUAN
Influenza menyebabkan lebih banyak kematian daripada penyakit
pernapasan lainnya. Ada epidemi musiman tahunan yang menyebabkan kematian
kira-kira 500.000 orang di seluruh dunia setiap tahun. Selama abad ke-20 ada tiga
pandemi influenza. The World Health Organization memperkirakan ada 40-50 juta
kematian di seluruh dunia pada pandemi tahun 1918, 2 juta kematian di seluruh
dunia pada pandemi 1957 dan 1 juta kematian di seluruh dunia pada pandemi
1968. Adanya ketakutan bahwa avian influenza strain H5N1 dapat berkembang
menjadi strain yang dapat menular dengan mudah dari manusia ke manusia
(Sfakianos,2006).
Berbagai macam model telah digunakan untuk menggambarkan wabah
influenza. Banyak keputusan kebijakan kesehatan publik untuk mengatasi pandemi
influenza dibuat berdasarkan konstruksi jaringan kontak untuk populasi dan
analisis penyebaran penyakit melalui jaringan ini.
Model Influenza Dasar
Model matematika adalah deskripsi matematik dari situasi berdasarkan
hipotesis dan solusi model memberikan kesimpulan yang dapat dibandingkan
dengan hasil eksperimental. Pemodelan matematik dalam epidemiologi
memberikan pemahaman mekanisme yang mempengaruhi penyebaran penyakit.
Model mungkin terlalu sederhana sebagai deskripsi yang tepat atau terlalu rumit
untuk dianalisis. Ahli matematika biasanya memilih mulai dengan model
sederhana tak lengkap untuk memperoleh informasi kualitatif sedangkan ahli
epidemiologi mungkin berkeberatan bahwa model terlalu sederhana dan
menghilangkan aspek-aspek yang penting. Biasanya dimulai dengan model
sederhana dan kemudian ditambahkan lebih banyak struktur pada model untuk
melihat berapa besar ini mengubah sifat yang diprediksi.
Karena epidemi influenza biasanya datang dan pergi dalam periode waktu
beberapa bulan, pengaruh demografi (kelahiran dan kematian) tidak dimasukkan
ke dalam model. Titik awal adalah model epidemik SIR (S: suspectible, I:
Infective, R : Removed). Dalam model SIR ada tiga bagian (Allman, 2004) :

28

Biologi FMIPA Universitas Mulawarman

Rito Goejantoro

Model Matematika Influenza

1. Suspectible : individu yang tidak mempunyai kekebalan terhadap infeksi


sehingga dapat menjadi terinfeksi jika terkena.
2. Infective : individu yang sedang terinfeksi dan dapat menularkan kepada
suspectible yang melakukan kontak dengannya.
3. Removed : individu yang kebal terhadap infeksi dan karena itu tidak
menularkan penyakit.
S

Gambar 1 : Model SIR


Dua aspek dari influenza yang dapat ditambahkan adalah periode inkubasi antara
infeksi dan kemunculan gejala dan ada bagian orang yang signifikan yang
terinfeksi tidak memperlihatkan gejala tetapi masuk ke dalam bagian tanpa gejala
(asymptomatic), selama mereka terinfeksi dan kemudian sembuh dan masuk ke
bagian removed. Jadi model harus memuat bagian S (suspectible), L (latent), I
(infective), A (asymptomatic), R (removed). Secara spesifik, diasumsikan :
1. Ada sejumlah kecil orang yang terinfeksi awal I0 dalam total populasi K
2. Banyaknya kontak dalam satu satuan waktu per individu adalah kelipatan
konstanta dari populasi total N
3. Anggota latent (L) tidak terinfeksi
4. Sebanyak p bagian dari anggota latent menjadi terinfeksi dengan laju ,
sedangkan sisanya masuk ke bagian infeksi asymptomatic (A) juga dengan
laju
5. Orang yang terinfeksi (I) meninggalkan bagian infektive dengan laju ,
dengan sebanyak f bagian sembuh dan masuk ke bagian removed (R) dan
sisanya meninggal akibat infeksi.
6. Asymptomatic memiliki angka infeksi yang berkurang oleh factor dan
masuk ke bagian removed dengan laju .
Berdasarkan asumsi-asumsi ini diperoleh model (Braeur,2008) :

S ' S ( I A)
L' S ( I A) L
I ' pL I
A' (1 p)L A
R ' f I A
N ' (1 f )I

Biologi FMIPA Universitas Mulawarman

(1)

29

Bioprospek, Volume 6, Nomor II, September, 2009

ISSN 1829-7226

Dengan syarat awal :


S (0) S 0 , L(0) L0 , I (0) I 0 , A(0) A0 , R(0) R0 , N (0) S 0 I (0) K
Tiap huruf menyatakan bagian dan banyaknya anggota tiap bagian.
Model (1) terdiri dari sistem persamaan diferensial biasa dan banyaknya
suspectible dalam populasi menuju ke limit S untuk t . Ada hubungan nilai
akhir yang dapat digunakan untuk mendapatkan limit ini tanpa menyelesaikan
sistem persamaan diferensial. Jika laju kontak konstan maka hubungan nilai
akhir adalah persamaan. Lebih masuk akal mengasumsikan saturasi kontak dan
adalah fungsi dari populasi total N. Secara umum, hubungan nilai akhir adalah
suatu pertidaksamaan. Jika tidak ada kematian akibat penyakit, N adalah konstan
dan konstan bahkan dengan saturasi kontak. Jika tingkat kematian kecil maka
hubungan nilai akhir akan sama dengan persamaan dan masuk akal jika
diasumsikan konstan dan menggunakan hubungan akhir sebagai persamaan
untuk memperoleh S.

( I f )I
I

pL

S ( I A)
S

f I

( I p )L

Gambar 2 : model influenza


Keseimbangan bebas penyakit adalah L = I = A = 0 dan S sembarang dengan
0SN(0). Karena S fungsi turun, S(t) mencapai limit S 0 untuk t .
Bilangan reproduksi dasar adalah (Driessche,2002) :
p (1 p)
R0 S 0

(2)

Interpretasi dari bilangan reproduksi dasar adalah anggota latent yang masuk ke
populasi S0 suspectible menjadi terinfeksi dengan peluang p, di mana ia dapat
menyebabkan S 0 / infeksi selama periode infeksi 1/ atau menjadi
asymptomatic dengan peluang 1 p, di mana ia dapat menyebabkan
S 0 / infeksi selama periode asymptomatic .

30

Biologi FMIPA Universitas Mulawarman

Rito Goejantoro

Model Matematika Influenza

Jika R0 > 1 maka banyaknya orang yang terinfeksi pertama bertambah


kemudian berkurang ke nol, sedangkan jika R0 < 1 maka banyaknya orang
terinfeksi berkurang secara monoton ke nol.
Hubungan nilai akhir diberikan oleh (Arino,2006)

S I
ln S o ln S R0 1 0
So

(3)

Hubungan akhir ini menunjukkan bahwa S > 0. Ini berarti bahwa sejumlah
anggota populasi tidak terinfeksi selama epidemi. Ukuran epidemi, banyaknya
kasus influenza selama epidemi adalah I 0 ( S 0 S )
Banyaknya kasus symptomatic adalah I 0 p( S 0 S ) dan banyaknya angka
kematian adalah (1 f )[ I 0 p( S 0 S )] .
Ahli matematika menganggap bilangan reproduksi dasar sebagai pusat dalam
mempelajari model epidemiologi, ahli epidemiologi lebih memperhatikan rasio
serangan. Untuk influenza, di mana ada kasus asymptomatic, ada dua rasio
serangan. Satu rasio serangan klinik, yang merupakan bagian populasi yang
terinfeksi, didefinisikan sebagai
1

S
No

Ada juga rasio serangan symptomatic, didefinisikan sebagai bagian populasi yang
menunjukkan gejala penyakit, didefinisikan sebagai

S
p 1
No
Rasio serangan dan bilangan reproduksi dasar dihubungkan oleh hubungan nilai
akhir persamaan (3). Jika parameter model diketahui, R0 dapat dihitung dari
persamaan (2) dan S diperoleh dari persamaan (3).
Model persamaan (1) dapat diterapkan dengan menggunakan parameter
yang tepat dari pandemi influenza 1957 yang disarankan oleh Longini,2004.
Periode laten kira-kira 1,9 hari dan periode infeksi 4,1 hari sehingga

1
0,526
1,9

1
0,244
4,1

Jika diambil p = 2/3, = 0,5 , f = 0,98 dan misalkan jumlah populasi 2000
orang, 12 orang terinfeksi dan rasio serangan asimptomatik 0,326. Maka diperoleh
S = 1022 dan dengan mengabaikan nilai infeksi awal yang kecil untuk
kemudahan diperoleh R0 = 1,373 dari (3). Dengan menggunakan (2) diperoleh S0
= 0,402. Nilai-nilai ini dapat digunakan sebagai nilai dasar untuk mengestimasi
pengaruh yang mengendalikan ukuran yang ada. Alasan mengabaikan I0 dalam (3)

Biologi FMIPA Universitas Mulawarman

31

Bioprospek, Volume 6, Nomor II, September, 2009

ISSN 1829-7226

adalah agar dapat menghitung R0 dari (2) dan S0 dari (3). Jika I0 dimasukkan,
perhitungan menjadi lebih rumit karena harus dinyatakan dulu sebagai suku-suku
parameter model dan kemudian diselesaikan untuk sebelum menghitung R0 dari
(2).
Banyaknya kasus klinik 978 orang (termasuk infeksi awal 12), banyaknya
kasus symptomatic 656 termasuk 12 infeksi awal dan banyaknya angka kematian
kira-kira 13 orang.
Model dengan Vaksinasi
Untuk menghadapi epidemi influenza musiman, ada program vaksinasi
sebelum musim flu tiba. Setiap tahun vaksin diproduksi bertujuan untuk
melindungi terhadap tiga strain influenza yang paling berbahaya. Model dapat
dirumuskan dengan menambah vaksinasi dengan asumsi bahwa vaksinasi
mengurangi peluang orang terinfeksi. Juga diasumsikan orang yang divaksinasi
lebih kecil peluangnya menularkan penyakit, lebih mungkin tidak menunjukkan
gejala dan lebih cepat sembuh daripada orang yang tidak divaksinasi.
Dari asumsi-asumsi perlu ditambahkan bagian baru ke dalam model yaitu
ST : bagian suspectible yang dirawat dan LT : bagian anggota latent yang dirawat,
IT : bagian infective yang dirawat dan AT : bagian asymptomatic yang dirawat. Di
samping asumsi-asumsi yang dibuat untuk model (1) juga ditambahkan asumsiasumsi (Braeur,2008) :
1. Bagian populasi yang divaksinasi sebelum penyakit muncul sebanyak
dan orang yang divaksinasi berkurang kemungkinannya terinfeksi sebesar
s.
2. Ada pengurangan kemungkinan infeksi I dan A berturut-turut dalam IT
dan AT. Diasumsikan I < 1dan A < 1
3. Tingkat perpindahan dari LT, IT dan AT berturut-turut adalah T, T, T.
Diasumsikan < T, < T, < T
4. Bagian anggota yang sembuh dari penyakit ketika meninggalkan I dan IT
berturut-turut adalah sebesar f dan fT. Diasumsikan f < fT
5. Vaksinasi mengurangi bagian anggota latent yang menunjukkan gejala
sebesar dengan 0 1.
Misalkan Q = I + A + I IT + A AT maka diperoleh model pengembangan dari
model (1).
Karena infeksi sekarang dalam populasi yang tidak sepenuhnya
suspectible, maka digunakan Rc : bilangan reproduksi kontrol bukan bilangan
reproduksi dasar. Menurut Driesche,2002 :
RC (1 ) Ru Rv
dengan

32

Biologi FMIPA Universitas Mulawarman

Rito Goejantoro

Model Matematika Influenza

p (1 p)
Ru S 0
R0

(4)

p I (1 p ) A
Rv S 0

T
T

Maka Ru adalah bilangan reproduksi untuk orang yang tidak divaksinasi dan Rv
adalah bilangan reproduksi untuk orang divaksinasi. Ada hubungan akhir untuk
dua variabel S dan ST yaitu
S 0 [ln(1 ) S 0 ln S ]

S T

S
S 0

(1 ) S 0

S 0 I 0
Ru [(1 ) S 0 S ] Rv [S 0 ST ]

(5)

Dari persamaan (5) dapat dihitung kasus penyakit dengan gejala adalah
I 0 p[(1 ) S 0 S ] p [S 0 ST ]
dan banyaknya angka kematian adalah
(1 f ) I 0 p[(1 ) S 0 S ] (1 f T ) p [S 0 ST ]
Dengan memberikan vaksinasi untuk jumlah orang yang cukup banyak
(mengambil cukup besar) sehingga Rc < 1. Dengan menggunakan parameter dari
Longini,2004
S = 0,3, I = 0,2, T = 0,526, T = T = 0,323, = 0,4
Berdasarkan (4) diperoleh :
Ru = 1,373,

Rv = 0,047

Agar Rc = 1, maka harus diambil = 0,28. Ini merupakan populasi yang perlu
divaksinasi untuk mengatasi epidemi. Pasangan persamaan nilai akhir dengan S(0)
= (1 )S0, ST(0) = dapat diselesaikan untuk S,ST untuk nilai-nilai yang
berbeda. Perhitungan untuk parameter-parameter yang disarankan di atas
ditampilkan di tabel (1) . Hasil ini memperlihatkan keuntungan vaksinasi sebelum
epidemi walaupun hanya sejumlah kecil orang yang divaksinasi dalam mengurangi
banyaknya kasus influenza. Ini juga memperlihatkan keuntungan vaksinasi untuk
individu. Rasio serangan dalam bagian populasi yang divaksinasi jauh lebih kecil
daripada rasio serangan dalam bagian populasi yang tidak divaksinasi.

Biologi FMIPA Universitas Mulawarman

33

Bioprospek, Volume 6, Nomor II, September, 2009

ISSN 1829-7226

Tabel 1 Pengaruh vaksinasi


Bagian yang
divaksinasi

ST

Kasus yang tidak Kasus yang


divaksinasi
divaksinasi

1022

656

0,05

1079

84

552

0,1

1149

174

439

0,15

1224

271

323

0,2

1305

375

201

0,25

1395

487

76

0,3

1391

596

13

KESIMPULAN
Model compartmental adalah model di mana individu dalam populasi
diklasifikasikan menjadi compartmental (bagian) tergantung statusnya terhadap
infeksi yang sedang dipelajari. Model compartmental untuk influenza dengan
kontrol vaksinasi telah dirumuskan. Hasil menunjukkan keuntungan dari vaksinasi
sebelum epidemi walaupun hanya sejumlah kecil orang yang divaksinasi dalam
mengurangi banyaknya kasus influenza.
DAFTAR PUSTAKA
Allman, E.A.,J.A. Rhodes, Mathematical model in biology, Cambridge University
Press, New York, 2004.
Arino,J., F. Brauer, P.van den Driesche, J. Watmough and J. Wu, Simple models
for containment of a pandemic, J.R. Soc. Interface 3, 453-457,
2006.
Braeur, F., P.van den Driesche, Jianhong Wu, Mathematical Epidemiology,
Springer, Berlin, 2008.
Driesche, P.van den and J. Watmough, Reproduction numbers and subthreshold
endemic equibrilia for compartmental models, J. Infect. Dis 177, 863873, 2002.
Longini, I.M.,M.E. Halloran, A. Nizam and Y. Yang, Containing pandemic
influenza with antiviral agents, Am.J. Epidem. 159, 623-633, 2004.
Sfakianos, J.N., Avian flu, Chelsea House, New York, 2006.

34

Biologi FMIPA Universitas Mulawarman

Anda mungkin juga menyukai