TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Dasar teori
II.1.1 Kelarutan
Kelarutan adalah kemampuan suatu zat kimia tertentu, zat
terlarut (solute), untuk larut dalam suatu pelarut (solvent). Kelarutan
dinyatakan dalam jumlah maksimum zat terlarut yang larut dalam
suatu pelarut pada kesetimbangan. Istilah kelarutan digunakan untuk
acuan pada kosentrasi sebuah larutan jenuh dari sebuah larutan
(disini kristalin padat) dalam sebuah pelarut pada sebuah temperatur
tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan zat padat adalah
temperatur, sifat dari pelarut, dan juga kehadiran ion-ion lainnya
dalam larutan tersebut (Underwood, 2002).
Kelarutan macam dan jenisnya banyak sekali, tetapi yang penting
adalah larutan binner. Ada beberapa macam kelarutan dianntaranya
adalah larutan gas dalam gas, larutan cairan dalam gas, larutan zat
padat dalam gas, larutan gas dalam zat padat, larutan cairan dalam zat
padat, larutan zat padat dalam zat padat, larutan gas dlam cairan,
larutan cairan dalam cairan, larutan zat padat dalam cairan (Sukardjo,
2004).
II-1
II - 2
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
Daya kelarutan suatu zat dalam zat lain dipengaruhi oleh jenis
zat pelarut, jenis zat terlarut, temperatur, dan tekanan. Pengaruh
tempertaur tergantung dari panas pelarutan. Bila panas pelarutan
negatif, daya turun dnegan naiknya temperatur. Bila panas pelarutan
positif, daya larut naik dengan naiknya temperatur (Sukardjo, 2004).
II.1.2 Ekstraksi
Ekstraksi campuran-campuran merupakan suatu teknik dimana
suatu larutan (biasanya dalam air) dibuat bersentuhan dengan suatu
pelarut
kedua
(biasanya
organik),
yang
pada
hakikatnya
tidak
II - 3
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
Kesempurnaan ekstraksi tergantung pada pada banyaknya ekstraksi
yang dilakukan. Hasil yang baik diperoleh jika jumlah ekstraksi yang
dilakukan
berulang
kali
dengan
jumlah
pelarut
sedikit-sedikit.
dalam
dua
fase
pada
kesetimbangan.
Hukum
Nernst
II - 4
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
banding kosentrasi pada keseimbangan adalah kosntanta pada suatu
temperatur tertentu
[A]1
=
[A]2
Tetapan
banding
aktivitas
bkannya
rasio
kesentrasi yang
a A1
=KD
a A2
heterogen
ditandai
adanya
beberapa
fase.
II - 5
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
dengan benzena yang tidak bercampur dengan air, maka merkuri
bromida akan terbagi dalam air dan dalam benzena. Setelah tercapai
kesetimbangan, perbandingan konsentrasi merkuri bromida dalam air
dan benzena pada temperatur yang tetap akan sama (Sukardjo, 2004).
Bila zat mendistribusikan dirinya dalam dua pelarut dimana
tidak terjadi disosiasi, asosiasi ataupun reaksi dengan pelarut., maka
dapat dihitung berat zat yang dapat diambil dalam proses ekstraksi.
Misal kita memiliki larutan yang berisi W gram dalam V 1 cc larutan,
dan larutan ini dikocok secara berulang-ulang dengan V 2cc pelarut lain
yang tidak saling larut dengan pelarut yang pertama sampai distribusi
mencapai kesetimbangan maka kita dapat menghitung solut yang tidak
terekstraksi pada n kali ekstraksi. Setelah satu kali ekstraksi,
konsentrasi pada pada pelarut pertama adalah W 1/V1 dan
pelarut kedua (W
pada
ditulislan
K (W1-W2)V1 = W2V2
Ekstraksi paling baik dilakukan beberapa kali dengan pelarut
sedikit daripada sekaligus dengan pelarut banyak. Berat solut yang
terkesktraksi bisa diperoleh dari :
K V1
]n
K V 1+ n V 2
K V1
]
K V 1+ n V2
(1 kali ekstraksi)
Wn = W
Wn = W
Menurut hukum distribusi Nernst, iodin larut dalam air dan juga
kloroform. Ketika larutan iodin dikocok dengan kloroform, yang tidak
dapat
larut
dalam
air,
dapat
ditemukan
sejumlah
iodin
yang
II - 6
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
ratio dari konsentrasi iodin yang berada pada kedua lapisan adalah
konstan terhadap berbagai temperatur (Maron, 1978).
K=
aB
aA
Nernst
yang
berbunyi
bahwa
setiap
substansi
akan
atas
dan
lapisan
bawah
adalah
konstan
pada
semua
Cb
Ca
II.1.4 Titrasi
Titrasi adalah teknik analitis yang memungkinkan penentuan
kuantitatif zat tertentu (analit) dilarutkan dalam sampel. Hal ini
didasarkan pada reaksi kimia lengkap antara analit dan reagen (titran)
konsentrasi yang diketahui yang ditambahkan ke sampel. Titran
ditambahkan sampai reaksi selesai. Agar cocok untuk penentuan akhir
reaksi titrasi harus mudah diamati (Toledo, 2009).
Titrasi adalah suatu cara penentuan konsentrasi dari suatu zat,
dimana suatu larutan ditambahkan dari buret sedikit demi sedikit,
sampai jumlah zat-zat yang direaksikan tepat menjadi ekivalen satu
sama lain. Pada saat titran yang ditambahkan tampak telah ekivalen,
maka penambahan titran harus dihentikan, saat ini dinamakan titik
akhir titrasi. Larutan yang ditambahkan ke buret disebut titran,
II - 7
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
sedangkan larutan yang ditambah titran disebut titrat (Underwood,
2002).
berupa
cairan
namun
mudah
Rumus molekul
Massa molar
: CHCl3
: 199,38 g.mol-1
LABORATORIUM DASAR-DASAR KIMIA
FISIKA
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA
FTI-ITS
II - 8
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
:1,48 g.cm-3
: -63,5C
: 61,2C
: 0.8 g/100 ml (20 C)
Densitas
Titik leleh
Titik didih
Kelarutan dalam air
hidroksida (NaOH),
juga
dikenal
sebagai soda
kaustik, soda api, atau sodium hidroksida, adalah sejenis basa logam
kaustik.
Natrium
Hidroksida
terbentuk
dari oksida
basa Natrium
II - 9
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
larutan Sorensen. Ia bersifat lembap cair dan secara spontan
menyerap karbon dioksida dari udara bebas.
Sifat Fisika dan Kimia NaOH adalah:
Keadaan fisik
Bau
Molekul Berat
Warna
pH (1% soln / air)
Titik Didih
Melting Point
Spesifik Gravity
Properti Dispersi
Kelarutan
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Solid
Berbau.
40 g / mol
Putih.
13,5
1388 C (2530,4 F)
323 C (613,4 F)
2.13 (Air = 1)
Lihat kelarutan dalam air.
Mudah larut dalam air dingin.
Bila terjadi kontak pada mata periksa dan lepaskan jika ada
lensa kontak. Dalam kasus terjadi kontak, segera siram mata dengan
banyak air sekurang-kurangnya 15 menit. Air dingin dapat digunakan.
Dapatkan perawatan medis dengan segera. Dalam kasus terjadi kontak
pada kulit, segera basuh kulit dengan banyak air sedikitnya selama 15
menit dengan mengeluarkan pakaian yang terkontaminasi dan sepatu.
Tutupi kulit yang teriritasi dengan yg sesuatu melunakkan. Air dingin
mungkin dapat digunakan pakaian.cuci sebelum digunakan kembali.
benar-benar bersih sepatu sebelum digunakan kembali. Dapatkan
perawatan medis dengan segera. Jika kontak tersebut sangat serius,
cuci dengan sabun desinfektan dan menutupi kulit terkontaminasi
dengan krim anti-bakteri. Mencari medis segera. Jika terhirup,
pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan
buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Dapatkan segera
perhatian medis. Evakuasi korban ke daerah yang aman secepatnya.
Longgarkan pakaian yang ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau
ikat pinggang. jika sulit bernapas, beri oksigen.
LABORATORIUM DASAR-DASAR KIMIA
FISIKA
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA
FTI-ITS
II - 10
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
Metodologi Penelitihan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah zeolit alam
yang berasal dari Bayah jawa Barat. Zeolit yang digunakan dibersihkan
dari kotoran dan batuan batuan lain kemudian dikeringkan diudara.
Zeolit alam dihaluskan dan diayak untuk mendapatkan ukuran
partikel zeolit antara 35-50 mesh. Zeolitdimurnikan dengan cara di
ref/uk dengan air demin selama 24 jam untuk mendapatkan zeolit
LABORATORIUM DASAR-DASAR KIMIA
FISIKA
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA
FTI-ITS
II - 11
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
bersih dari pengotor. Zeolit murni yang sudah diperoleh sebanyak 50
gram kemudian direndam dengan larutan KMnO4 konsentrasi 0,1 M
selama 24 jam. Zeolit yang sudah direndam larutan KMnO4 kemudian
di cuci dengan air demin sampai bersih dari larutan KMnO4. Zeolit
yang sudah bersih merupakan material Mn Zeolit. Mn Zeolit yang telah
di buat dipanaskan sampai 100C sampai kering. Mn Zeolit yang sudah
diaktivasi sebanyak 0,1 gram dikontakkan dengan limbah Sr-90
aktivitas 2,7 x 1 0-2 ~ci/ml dan Fe++ konsentrasi 21 ppm dalam potol
polietilen volume 25 ml dalam berbagai variasi waktu. Cairan yang
telah di kontakkan dengan Mn-Zeolit di analisis menggunakan LSC
atau MS. Melakukan penentuan Kapasitas Tukar Kation (KTK) dan
Koefisien Distribusi (Kd).
Pembahasan
Pengaruh rendaman KMnO4 dalam Zeolit menyebabkan kenaikan
kandungan Mn dalam Zeolit. Kandungan Mn dalam zeolit sebelum
kontak dengan KMnO4 sebanyak 0,07% sedangkan sesudah korltak
dengan KMnO4 menyebabkan kenaikan kandungan Mn dalam zeolit
naik menjadi 0,65%. Pada pH 8 mengalami penurunan harga Kd, FD
dan 11, kemudian pada pH 12 mencapai optimum, harga KTK dari l,B
diperoleh 1,88 pada pH 6. Proses yang terjadi disamping pertukaran
ion juga terjadi proses oksidasi. Peningkatan jumlah Mn dalam zeolit
menyebabkan
kemampuan
oksidasi
zeolit
terhadap
ion
Fe
++
Kesimpulan
LABORATORIUM DASAR-DASAR KIMIA
FISIKA
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA
FTI-ITS
II - 12
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
Dari kegiatan penelitian dan pengembangan yang telah dilakukan
dapat disimpulkan yaitu mengingat sebagaian besar zeolit Indonesia
masih berkualitas rendah sebagai mineral galian, maka perlu penelitian
yang terpadu untuk meningkatkan kualitas zeolit menjadi mineral
industri. Penggunaan zeolit dalam bidang industri dan lingkungan
memerlukan