Mukadimah ........................................................................................... 5
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1 - Pengertian .......................................................... 7
BAB II
Komite Medis
-............................................................................Wewenang
38
43
Pasal 49 -
Pasal 50 -
44
49
52
54
CARA
REVIEW
DAN
PERBAIKAN
PERATURAN
INTERNAL SM
BAB X KETENTUAN PENUTUP
Pasal 71 - Pemberlakuan Peraturan Internal Staf Medis ..... 63
2.
3.
4.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Pengertian
Dalam Peraturan Internal SM ini yang dimaksud dengan :
1. Peraturan Perundang-undangan adalah Undang-Undang nomor 23 tahun
1992 tentang Kesehatan, Undang-Undang nomor 29 tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran, serta ketentuan lain yang berkaitan dengan pelayanan
kesehatan yang berlaku Indonesia.
2. Rumah sakit adalah RSB Esto Ebhu yang merupakan rumah sakit bersalin
milik Yayasan Insan Aulia
3. Direktur dengan tugas melaksanakan pengawasan terhadap pengurusan
rumah sakit
4. Komite Medis adalah wadah bagi profesi dokter yang bekerja di RSB Esto
Ebhu
5. Staf Medis (SM) adalah semua dokter yang bekerja di RSB Esto Ebhu, baik
yang bekerja purna waktu maupun paruh waktu.
6. Peraturan Internal SM ( Medical Staf Bylaws ) adalah bagian dari Peraturan
Internal Rumah sakit ( Hospital Bylaws ) RSB Esto Ebhu yang merupakan
landasan pengelolaan SM, yang terpisah dari Peraturan Internal Korporat
(Corporate Bylaws).
7. Kewenangan klinis ( clinical privilege ) adalah hak khusus seorang staf
medis untk melakukan sekelompok pelayanan meis tertentu dalam lingkungan
rumah sakit untuk suatu periode tertentu yang dilaksanakan berdasarkan
penugasan klinis ( clinical appointment ).
8. Penugasan klinis adalah penugasan Direktur RSB Esto Ebhu kepada seorang
staf medis untuk melakukan sekelompok pelayanan medis di RSB Esto Ebhu
berdasarkan daftar kewenangan klinis yang telah ditetapkan baginya.
9. Kredensial adalah proses evaluasi terhadap staf medis untuk menentukan
kelayakan diberikan kewenangan klinis ( clinical privilege )
BAB II
NAMA, VISI, MISI, FALSAFAH, TUJUAN DAN MOTTO
Pasal 2
Nama
Nama rumah sakit adalah RSB Esto Ebhu, yang merupakan milik Yayasan Insan
Aulia.
Pasal 3
Visi
Menjadi Penyedia Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi yang terkemuka dan
diidamkan di Madura.
Pasal 4
Misi
1.
2.
3.
4.
Pasal 5
Falsafah
Tujuh, budi utama
Jujur
Tanggung jawab
Visioner
Disiplin
Kejasama
Adil
Peduli
Pasal 6
Tujuan
TUJUAN
TUJUAN UMUM
Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan komprehensif
sehingga turut
TUJUAN KHUSUS
Ikut berperan serta dalam menunjang pelayanan di Rumah Sakit Daerah
untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat di Kabupaten
Sumenep agar semakin bertambah kepuasannya dalam memperoleh
khususnya di bidang pelayanan Kesehatan Ibu Hamil, Bersalin, Masa Nifas
serta Penyakit-penyakit Organ Reproduksi Wanita (Obstetri & Gynecologi)
Pasal 7
Motto
BAB III
Bagian Pertama
STAF MEDIS (SM)
Pasal 8
Kelompok SM
(1) SM dikelompokkan dalam 2 (dua) Kelompok SM, yaitu:
a. Kelompok SM Umum
b. Kelompok SM Spesialis
(2) Kelompok SM harus beranggotakan minimal 2 orang dokter.
(3) Dalam menjalankan tugasnya, SM berada dalam pengelolaan dan
pengawasan Ketua Kelompok SM dan Ketua Komite Medis.
Pasal 9
Pembentukan, Penggabungan, dan Penghapusan SM
(1) Kelompok SM dapat dibentuk, digabungkan, atau dihapuskan, setelah
mendapat kajian dari Komite Medis.
(2) Komite Medis harus memastikan bahwa pembentukan, penggabungan atau
penghapusan Kelompok SM sesuai dengan tujuan Rumah Sakit dan
kebutuhan masyarakat.
(3) Dasar penilaian Komite Medis harus ditentukan dengan memperhatikan
semua laporan dan catatan terdahulu serta kepentingan yang akan datang.
(4) Sebelum rekomendasi ditetapkan, harus diadakan pertemuan antara pihakpihak terkait dengan Komite Medis.
Pasal 10
Pertemuan
(1) Pertemuan rutin
Tiap Kelompok SM mengadakan Rapat setidaknya 2 kali setahun dan
melaporkan kegiatannya kepada Komite Medis.
(2) Agenda
10
11
12
jam dalam sehari), memiliki hak suara dan dapat di pilih sebagai pengurus
Komite Medis.
(3) SM Konsultan adalah dokter konsultan yang dibutuhkan dalam pelayanan di
rumah sakit, dan bekerja dengan SIP khusus atas ijin dari Kepala Suku Dinas
Kesehatan Jakarta Selatan DKI Jakarta, dan tidak memiliki hak suara ataupun
dipilih sebagai pengurus Komite Medis.
Pasal 14
Tugas dan Fungsi SM
(1) SM mempunyai fungsi memberikan pelayanan medis dengan selalu
menjunjung tinggi etika profesi dan mutu pelayanan.
(2) SM mempunyai tugas-tugas :
a. Melaksanakan kegiatan Profesi yang meliputi prosedur diagnosa,
pengobatan, pencegahan akibat penyakit, peningkatan dan pemulihan
kesehatan sesuai dengan kewenangan profesinya.
b. Melaksanakan tugas administrasi yang dibebankan oleh Ketua Kelompok
SM.
Pasal 15
Kewajiban SM
Kewajiban SM adalah:
(1) Mengikuti Standar Pelayanan Kedokteran dan Prosedur Standar yang
berlaku dan mengikuti kaidah-kaidah profesi.
(2) Menjaga nama baik rumah sakit dan senantiasa memelihara persatuan serta
kesatuan SM.
(3) Mentaati tata tertib dan peraturan rumah sakit dengan penuh kesadaran
pengabdian dan tanggung jawab untuk kepentingan rumah sakit.
(4) Menjalankan tugas yang diberikan oleh Ketua kelompok SM atau
manajemen RS.
(5) Menjalankan tugas jaga sesuai ketentuan dan aturan rumah sakit.
(6) Mengikuti acara ilmiah / konferensi yang rutin diadakan di rumah sakit
13
14
(4) Setiap SM wajib melakukan konsultasi atau merujuk pasien yang menderita
penyakit di luar kompetensinya.
(5) Setiap SM wajib menghormati keinginan pasien untuk alih rawat.
(6) Setiap SM wajib menghormati keinginan pasien untuk menolak dilakukan
perawatan atau tindakan medis.
(7) Setiap SM wajib mengembalikan pasien rujukan kepada Dokter yang
merujuk, disertai surat balasan rujukan secara cepat dan akurat.
(8) Setiap SM dilarang :
a. merujuk pasien keluar rumah sakit kecuali atas indikasi medis atau atas
permintaan pasien,
b. menganjurkan pasien pindah ke rumah sakit lain.
Pasal 17
Hak SM
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
SM purna waktu berhak mendapat kesempatan secara adil dan merata untuk
mengembangkan karier di bidangnya.
Pasal 18
Prosedur Penerimaan SM
(1)
15
16
Medis.
Pasal 20
Pemberhentian SM
(1) SM diberhentikan atas rekomendasi Ketua Komite Medis.
(2) SM dapat mengajukan pemberhentian sebagai SM rumah sakit kepada Ketua
Komite Medis melalui Ketua Kelompok SM terkait, selambat-lambatnya 3
bulan sebelum waktu berhenti.
Pasal 21
Prosedur Pemberhentian SM
(1) Dalam hal SM melanggar Kode Etik Kedokteran, Peraturan Internal Rumah
Sakit atau aturan lain yang berlaku di lingkungan rumah sakit, maka laporan
harus ditujukan kepada Ketua Komite Medis dengan tembusan Kepada
Direktur Rumah Sakit .
(2) Komite Medis mengadakan pertemuan khusus yang dihadiri oleh seluruh
anggota Komite Medis, Sub Komite Kredensial, Sub Komite Etik, dan Ketua
Kelompok SM terkait, untuk mengadakan klarifikasi dan penyelidikan
terhadap SM.
(3) SM diberi kesempatan membela diri dengan mengemukakan bukti dan saksi.
(4) Bilamana diperlukan, Komite Medis dapat meminta pertimbangan Bidang
Hukum rumah sakit.
(5) Bilamana diperlukan, Komite Medis dapat meminta SM menjalani
pemeriksaan kesehatan fisik dan jiwa.
(6) Komite Medis mengusulkan pemberhentian SM kepada Direktur Rumah Sakit
.
Bagian Kedua
ORGANISASI STAF MEDIS
17
Pasal 22
Anggota Organisasi SM
(1) Anggota Organisasi SM terdiri dari semua dokter / dokter gigi yang bekerja
di rumah sakit, baik purna waktu maupun paruh waktu.
(2) Setiap anggota SM wajib memiliki surat izin praktek (SIP) yang masih
berlaku, sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang nomor 29 tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran Pasal 36.
Pasal 23
Tujuan Organisasi SM
Tujuan organisasi SM adalah :
(1) Sebagai organisasi formal di lingkungan Rumah Sakit agar setiap
anggotanya:
a. dapat memperoleh manfaat dari penugasan yang diberikan kepadanya
b. dapat memenuhi kewajiban penugasan dengan baik
(2) Sebagai pilar akuntabilitas kinerja profesional dan etika anggotanya
(3) Menjamin agar perawatan pasien di Rumah Sakit dilaksanakan secara efisien
dan dengan standar yang tinggi
(4) Memungkinkan peran serta dalam pembuatan kebijakan serta perencanaan
Rumah Sakit
(5) Berperan serta dalam pendidikan profesional kesehatan lainnya;
(6) Berperan serta dalam program Continuing Professional Development;
(7) Menjamin bahwa tingkat pelayanan terus meningkat dengan menerapkan
kaidah ilmiah dalam praktik dengan pertimbangan etika.
Pasal 24
Tanggung Jawab Organisasi SM
Tanggung jawab organisasi SM adalah:
(1) Memantau dan mengkaji pelaksanaan perawatan pasien yang diberikan oleh
semua praktisi yang bekerja di Rumah Sakit melalui:
18
penugasan
19
Pasal 25
Kewenangan Klinis SM
(1) SM dapat melakukan pelayanan medis setelah mendapat penugasan klinis
yang telah ditetapkan Direktur Rumah Sakit sesuai dengan kompetensinya.
(2) Penentuan kewenangan klinis didasarkan pada pendidikan, pelatihan,
pengalaman, kesehatan fisik, kesehatan mental dan perilaku melalui informasi
yang diberikan oleh SM dan sumber lain, untuk memastikan bahwa SM telah
memenuhi syarat untuk penugasan yang diminta.
(3) Penggunaan kewenangan klinis SM akan tergantung pada standar profesi,
standar pelayanan medis RSB Esto Ebhu, standar prosedur operasional dan
kebutuhan pasien.
(4) Kewenangan klinis SM di RSB Esto Ebhu berakhir bila hubungan hukum SM
yang bersangkutan dengan Rumah Sakit terlah berakhir atau penugasan
klinisnya dicabut oleh Direktur Rumah Sakit atas rekomendasi Komite
Medik.
Bagian keempat
PENUGASAN KLINIS
Pasal 26
Penugasan Anggota SM
(1) Dalam setiap penugasan Anggota SM harus dijelaskan Kelompok SM tempat
anggota Staf tersebut ditugaskan.
(2) Dalam keadaan tertentu penugasan dapat diberikan untuk lebih dari satu
Kelompok SM.
Pasal 27
LAMA PENUGASAN
Penugasan awal (masa percobaan) diberikan dalam waktu 12 bulan . Apabila
diputuskan dapat diterima, maka akan diberikan penugasan tetap.
20
PASAL 28
APLIKASI UNTUK PENUGASAN DAN PENUGASAN KEMBALI
(1) Formulir Aplikasi
Aplikasi penugasan dan penugasan kembali untuk SM harus diajukan secara
tertulis dan ditujukan kepada Direktur Rumah Sakit.
(2) Dokumen tambahan
Direktur Rumah Sakit atas dasar rekomendasi Sub-Komite Kredensial dan
Komite Medis, dapat meminta dokumen tambahan yang diperlukan.
(3) Kewajiban memberikan informasi
a. Pelamar harus memberikan informasi yang benar dan lengkap untuk
evaluasi kompetensi, karakter, etika, dan kualifikasi lain;
b. Pelamar harus dapat menunjukkan bukti bahwa semua pernyataan dan
informasi yang diberikan dalam aplikasi adalah benar;
c. Bila pelamar belum melengkapi semua informasi yang diperlukan, aplikasi
untuk penugasan atau penugasan kembali tidak akan diproses;
d. Bila selama penilaian terdapat perubahan informasi, maka informasi
tersebut harus disampaikan kepada Sub-Komite Kredensial.
(4) Tanggung Jawab pelamar
Untuk pertimbangan aplikasi dalam penugasan tiap pelamar harus:
a. Dengan atau tanpa permintaan, pelamar wajib memberikan informasi
kepada Direktur Rumah Sakit tentang hal-hal yang berkaitan dengan
pernyataan pelamar dalam formulir;
b. Pelamar harus membaca PISM ini serta Peraturan terkait dan menyetujui
setiap hal dalam PISM ini;
c. Hadir bila diminta untuk wawancara pribadi;
d. Setuju bahwa setiap kesalahan dalam aplikasi atau pelamaran kembali,
disengaja atau tidak, dapat menyebabkan proses aplikasi dihentikan.
Pasal 29
PROSEDUR PENUGASAN AWAL
(1) Evaluasi Aplikasi
21
22
Sub-Komite
Kredensial
merekomendasi
untuk
penugasan,
jelas
lengkap
dengan
informasi
23
penunjangnya,
dan
24
25
e. Bila Sub-Komite Kredensial menilai pelamar memenuhi syarat, maka SubKomite harus membuat rekomendasi kepada Komite Medis untuk
penugasan kembali dalam rapat rutin berikutnya.
f. Bila Sub-Komite Kredensial menolak untuk memberi rekomendasi
penugasan kembali, promosi, atau penggantian wewenang klinis maka ia
harus memberikan alasan yang jelas. Ketua Sub-Komite Kredensial harus
bersedia menjawab semua pertanyaan Komite Medis dan / atau Direksi
yang berkaitan dengan penolakan tersebut.
(6) Prosedur di Komite Medis
a. Dalam rapat rutin berikutnya setelah menerima rekomendasi Sub-Komite
Kredensial, Komite Medis harus menentukan:
1. Menerima rekomendasi Sub-Komite Kredensial;
2. Mengembalikan kepada Sub-Komite Kredensial untuk klarifikasi atas
pertanyaan yang timbul;
3. Menolak rekomendasi Sub-Komite Kredensial dengan alasan dan
informasi yang jelas tentang alasan penolakan.
b. Komite Medis harus meneruskan keputusan rapat kepada Direksi untuk
pertimbangan dan tindakan selanjutnya.
c. Bila rekomendasi Komite Medis adalah menyetujui penugasan kembali, ia
harus meneruskannya secara tertulis dengan semua dokumen penunjang
kepada Direksi. Semua rekomendasi untuk penugasan kembali harus
menyertakan dengan rinci wewenang klinis, beserta semua lingkup dan
pembatasan yang relevan.
d. Bila rekomendasi oleh Komite Medis menyebut terdapatnya masalah pada
pelamar, maka hal ini harus segera diteruskan kepada Direktur Rumah
Sakit. Direktur Rumah Sakit memanggil pelamar untuk klarifikasi hal-hal
yang dianggap belum jelas yang berkaitan dengan rekomendasi Komite
Medis.
Rekomendasi
harus
ditangguhkan
sampai
pihak
pelamar
26
berkas
kepada
Komite
Medis
atau
Sub-Komite
Kredensial atau pihak lain di dalam maupun di luar Rumah Sakit untuk
memperoleh informasi tambahan;
c. Menolak atau memodifikasi rekomendasi.
(8) Pertemuan bersama untuk memecahkan masalah
Bila Direktur Rumah Sakit menentukan untuk menolak atau memodifikasi
rekomendasi Komite Medis berkaitan dengan penugasan kembali atau
pemberian wewenang klinis, para
bersama
harus
27
informasi
yang
mutakhir
dalam
melaksanakan
tugas
dan
kewajibannya.
(6) Kapasitas pelamar dalam tata laksana pasien sesuai dengan aktivitas
peningkatan kualitas Rumah Sakit.
(7) Kapasitas pelamar untuk memenuhi CME/CPD sebagaimana tercantum
dalam PISM ini.
Kinerja pelamar di Rumah Sakit lain.
(8) Riwayat tuntutan dan vonis akibat malpraktik.
Pasal 32
STATUS SEMENTARA
(1) Semua penugasan awal untuk SM berlaku untuk masa 12 bulan dari saat
penugasan, bila direkomendasi Sub-Komite Kredensial.
(2) Selama masa penugasan awal, pelamar harus dievaluasi oleh Ketua
Kelompok SM tempat ia bekerja atau pejabat yang ditugaskan oleh Direktur
Rumah Sakit atau Komite Medis.
(3) Perpanjangan penugasan setelah periode awal harus didasarkan atas evaluasi
sesuai butir (2).
28
(4) Bila pelamar tidak memenuhi syarat yang tercantum dalam butir (2), maka
penugasan untuk SM dan semua wewenang klinisnya harus dihentikan.
Pelamar dapat mengajukan lamaran kembali untuk penugasan berikutnya.
BAB IV
KOMITE MEDIS
Pasal 33
Struktur Organisasi Komite Medis
Komite Medis merupakan organ fungsional rumah sakit dengan struktur
organisasi sebagai berikut :
(1) Ketua
(2) Sekretaris
(3) Anggota
Pasal 34
Ketua Komite Medis
(1) Ketua Komite Medis dipilih secara langsung oleh SM. Pengangkatan Ketua
Komite Medis ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit
untuk masa jabatan 3 tahun.
(2) Ketua Komite Medis yang sama dapat dipilih kembali maksimal 2 (dua) kali.
(3) Ketua Komite Medis bersama Sekretaris Komite Medis menyusun dan
mengusulkan Anggota dan personalia Sub Komite.
Pasal 35
Sekretaris Komite Medis
(1) Sekretaris Komite Medis dijabat oleh seorang dokter yang dipilih oleh Ketua
Komite Medis.
(2) Sekretaris Komite Medis dapat menjadi Ketua dari salah satu Sub Komite
29
(3) Dalam menjalankan tugasnya, Sekretaris Komite Medis dibantu oleh tenaga
administrasi.
Pasal 36
Masa Kerja Komite Medis
Komite Medis mempunyai masa kerja selama 3 ( tiga ) tahun terhitung sejak
ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit.
Pasal 37
Tugas Komite Medis
(1) Menyusun standar pelayanan medis dan memantau pelaksanaannya.
(2) Melaksanakan pembinaan etika dan disiplin profesi.
(3) Mengatur kewenangan profesi antar Kelompok SM.
(4) Membantu menyusun medical staff bylaws dan memantau pelaksaannya.
(5)
30
31
(3) Rapat Komite Medis dengan Direksi dilakukan minimal satu kali setiap
bulan.
(4) Rapat insidentil, diselenggarakan untuk membahas masalah mendesak
dilakukan sesuai kebutuhan.
(5) Menetapkan tugas dan kewajiban Sub Komite, termasuk pertanggung
jawabannya terhadap suatu program.
Tata kerja secara teknis :
(1) Menjabarkan hubungan antara Komite Medis sebagai penilai kompetensi dan
etika profesi dengan manajemen rumah sakit sebagai pemegang kewenangan
pengelolaan Rumah Sakit.
(2) Koordinasi antara Komite Medis dengan manajemen rumah sakit dalam
menangani masalah tenaga dokter serta pengaturan penyampaian informasi
kepada pihak luar seperti perkumpulan profesi dan pihak lain non profesi
seperti kepolisian dan jajaran hukum.
Pasal 42
Prosedur Pemilihan dan Penetapan Ketua Komite Medis
(1) Proses Pemilihan dilaksanakan dengan prinsip langsung, bebas dan rahasia
(2) Direktur Rumah Sakit menetapkan Panitia Pemilihan Ketua Komite Medis
(3) Persyaratan untuk menjadi Ketua Komite Medis adalah :
a. Dokter Spesialis yang bekerja minimal 3 tahun di rumah sakit.
b. Mempunyai kredibilitas yang tinggi dalam profesinya.
c. Mempunyai kepribadian yang dapat diterima dan disegani dilingkungan
profesinya.
d. Mempunyai loyalitas yang tinggi kepada rumah sakit.
e. Tidak menduduki jabatan struktural rumah sakit.
(4) Ketua Komite Medis dipilih secara demokratis dengan aturan sebagai
berikut :
a. Ketua Panitia Pemilihan membuat undangan tertulis rapat dengan agenda
tunggal pemilihan Ketua Komite Medis yang disampaikan kepada seluruh
32
33
Keputusan.
Pasal 44
Pemberhentian Ketua Komite Medis
(1) Ketua Komite Medis di berhentikan apabila:
a. diminta oleh 2/3 atau lebih anggota SM.
b. mengajukan permohonan untuk berhenti menjadi Ketua Komite Medis.
c. kondisi kesehatannya menyebabkan tidak dapat bertugas optimal.
d. berhalangan tetap.
(2) Ketua Komite Medis diberhentikan melalui Surat Keputusan Direktur Rumah
Sakit.
(3) Dalam hal pengajuan permohonan untuk berhenti sebagai Ketua Komite
Medis, haknya sebagai SM tetap berlaku.
Pasal 45
Pembiayaan Komite Medis
(1) Anggaran Komite Medis di bebankan kepada anggaran rumah sakit.
(2) Anggaran disusun setiap tahun dan diajukan kepada Direktur Rumah Sakit .
(3) Anggaran di susun untuk keperluan: ATK, Pelaksanaan program, rapat,
penggandaan, pendistribusian, gaji pegawai dan lain-lain.
BAB V
Bagian Pertama
34
review
kompetensi
SM
dan
memberikan
laporan
dan
Pasal 48
Wewenang Sub Komite Kredensial mediss
Melaksanakan kegiatan kredensial secara adil, jujur, dan terbuka secara lintas
sektoral dan lintas fungsi sesuai kebutuhan.
Pasal 49
Tanggung Jawab Sub Komite Kredensial Medis
Sub Komite Kredensial Medik bertanggung jawab kepada Komite Medis
Pasal 50
Tata Kerja Sub Komite Kredensial Medis
(1) Dalam melaksanakan tugas, Sub Komite Kredensial Medis wajib menerapkan
prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi dengan Komite Medis, dan
Ketua Kelompok SM.
(2) Sub Komite Kredensial Medis dapat membentuk Tim Ad Hoc yang
melibatkan Anggota SM dan Manajer Keperawatan untuk meminta
pertimbangan.
(3) Setiap laporan yang diterima oleh Sub Komite Kredensial Medis, wajib
dievaluasi dan ditindaklanjuti serta digunakan sebagai bahan untuk rapat.
(4) Sub Komite Kredensial Medis dapat wajib mengadakan rapat anggota
minimal 1(satu) kali dalam sebulan.
(5) Sub Komite Kredensial Medis menyampaikan notulen rapat, laporan-laporan
dan rekomendasinya kepada Komite Medis.
Bagian Kedua
SUB KOMITE PENINGKATAN MUTU PELAYANAN MEDIS
36
Pasal 51
Pengorganisasian Sub Komite Peningkatan Mutu Pelayanan Medis
(1) Struktur Organisasi Sub Komite Peningkatan Mutu Pelayanan Medis terdiri
dari :
a. Ketua
b. Sekretaris dan
c. Anggota
(2) Ketua, Sekretaris dan Anggota Sub Komite Peningkatan Mutu Pelayanan
Medis ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit atas usulan Komite Medis .
(3) Bila Ketua berhalangan dalam menjalankan tugasnya, maka Sekretaris akan
mengambil alih tugas dan tanggung jawabnya.
(4) Pengurus dan Anggota Sub Komite Peningkatan Mutu Pelayanan Medis
berjumlah sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang.
(5) Masa kerja Sub Komite Peningkatan Mutu Pelayanan Medis adalah 3 (tiga)
tahun terhitung sejak ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit.
(6) Anggaran biaya Sub Komite Peningkatan Mutu Pelayanan Medis disusun
untuk rencana tahun berikutnya, dan dibebankan kepada anggaran Rumah
sakit.
Pasal 52
Tugas Sub Komite Peningkatan Mutu Pelayanan Medis
(1) Membuat rencana kerja / program kerja.
(2) Melaksanakan rencana kerja / jadwal kegiatan.
(3) Membuat panduan mutu pelayanan medis.
(4) Melakukan pematauan dan pengawasan mutu pelayanan medis.
(5) Menyusun indikator mutu klinik dengan melakukan koordinasi dengan
kelompok staf medis dan unit kerja. Indikator yang disusun adalah indikator
output atau outcome.
(6) Melakukan koordinasi dengan komite peningkatan mutu RS
(7) Melakukan pencatatan dan pelaporan secara berkala.
Pasal 53
37
Pasal 54
Tanggung Jawab Sub Komite Peningkatan Mutu Pelayanan Medis
Sub Komite Peningkatan Mutu Pelayanan Medik bertanggung jawab dan
berkewajiban melaporkan segala sesuatunya kepada Komite Medik.
Pasal 55
Tata Kerja Sub Komite Peningkatan Mutu Pelayanan Medis
(1) Dalam melaksanakan tugas, Sub Komite Peningkatan Mutu Pelayanan Medis
wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi dengan
Komite Medis, Ketua Kelompok SM, Manajer rumah sakit dan Sub Komite
lain.
(2) Sub Komite Peningkatan Mutu Pelayanan Medis dapat membentuk Tim Ad
Hoc yang melibatkan Anggota SM di unit pelayanan tertentu dan tenaga
kesehatan lain, guna mengaudit mutu pelayanan .
(3) Setiap laporan yang diterima oleh Sub Komite Peningkatan Mutu Pelayanan
Medis, wajib dievaluasi dan ditindaklanjuti serta digunakan sebagai bahan
untuk rapat.
(4) Sub Komite Peningkatan Mutu Pelayanan Medis wajib mengadakan rapat
anggota minimal 1 (satu) kali setiap bulan.
(5) Sub Komite Peningkatan Mutu Pelayanan Medis menyampaikan notulen
rapat, laporan- laporan dan rekomendasi kepada Komite Medis.
Bagian Ketiga
38
39
Pasal 58
Wewenang Sub Komite Etika Dan Disiplin Profesi
Melakukan pemantauan dan penanganan masalah etika profesi kedokteran dan
disiplin profesi dengan melibatkan lintas sektoral dan lintas fungsi sesuai
kebutuhan.
Pasal 59
Tanggung jawab Sub Komite Etika Dan Disiplin Profesi
Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi bertanggung jawab kepada Komite Medis.
Pasal 60
Tata kerja Sub Komite Etika Dan Disiplin Profesi
(1) Dalam melaksanakan tugas, Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi wajib
menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sikronisasi dengan Komite
Medis, Manajer Keperawatan dan Ketua Kelompok SM.
(2) Sub Komite Peningkatan Mutu Pelayanan Medis dapat membentuk Tim Ad
Hoc yang melibatkan Anggota SM di unit pelayanan tertentu dan/atau tenaga
kesehatan lain, untuk melaksanakan audit medis.
(3) Setiap laporan yang diterima oleh Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi,
wajib dievaluasi dan ditindaklanjuti serta digunakan sebagai bahan untuk
rapat.
(4) Sub Komite Etika dan Disiplin profesi wajib mengadakan rapat anggota
minimal 1 (satu) kali setiap bulan.
(5) Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi menyampaikan notulen rapat, laporanlaporan dan rekomendasi kepada Komite Medis.
Bagian Keempat
SUB KOMITE REKAM MEDIS
Pasal 61
Pengorganisasian Sub Komite Rekam Medis
(1) Struktur Organisasi Sub Komite Rekam Medis terdiri dari :
40
a. Ketua
b. Sekretaris dan
c. Anggota
(2) Ketua, Sekretaris dan Anggota Sub Komite Rekam Medis ditetapkan oleh
Direktur Rumah Sakit atas usulan Komite Medis.
(3) Bila Ketua berhalangan dalam menjalankan tugasnya, maka Sekretaris akan
mengambil alih tugas dan tanggung jawabnya .
(4) Anggota Sub Komite Rekam Medis berjumlah sekurang-kurangnya 3 (tiga)
orang.
(5) Masa Kerja Sub Komite Rekam Medis adalah 3 (tiga) tahun terhitung sejak
ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit.
(6) Anggaran biaya Sub Komite Rekam Medis disusun untuk rencana tahun
berikutnya, dan dibebankan kepada anggaran Rumah sakit.
Pasal 62
Tugas Sub Komite Rekam Medis
(1) Menyusun Pedoman Kerja Sub Komite Rekam Medis yang berkaitan dengan
fungsinya, yakni menjamin terlaksananya rekam medis yang sesuai standar
teknis rekam medis.
(2) Mengawasi akurasi dan kelengkapan rekam medis pasien sesuai aturan.
(3) Mengawasi cara penyimpanan rekam medis dan pengambilannya kembali
(retrieving).
(4) Mengevaluasi berkas rekam medis untuk menunjang penyelenggaraan
pelayanan.
(5) Memantau penyelesaian rekam medis agar tepat waktu dan lengkap, agar
dapat digunakan untuk memperbaiki mutu pelayanan pasien dan kepentingan
medikolegal.
(6) Memantau dan melaksanakan evaluasi ketepatan klinik dari semua data
rekam medis .
(7) Mengevaluasi dan menetapkan dokumen rekam medis untuk menjadi bagian
dari rekam medis yang permanen.
41
Pasal 63
Wewenang Sub Komite Rekam Medis
Melaksanakan kegiatan upaya peningkatan mutu pelayanan rekam medik sebagai
bagian dari upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit.
Pasal 64
Tanggung Jawab Sub Komite Rekam Medis
Sub Komite Rekam Medis bertanggung jawab dan berkewajiban melaporkan
segala sesuatunya kepada Komite Medis .
Pasal 65
Tata Kerja Sub Komite Rekam Medis
(1) Dalam melaksanakan tugas, Sub Komite Rekam Medis wajib menerapkan
prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi dengan Komite Medis dan
Manajer dan unit kerja terkait dan Sub Komite lain.
(2) Setiap laporan yang diterima oleh Sub Komite Rekam Medis, wajib
dievaluasi dan di tindak lanjuti serta di gunakan sebagai bahan untuk rapat.
(3) Sub Komite Rekam Medis wajib mengadakan rapat rapat anggota minimal 1
(satu) kali setiap bulan.
(4) Sub Komite Rekam Medis menyampaikan notulen rapat, laporan-laporan dan
rekomendasinya kepada Komite Medis.
Bagian Kelima
SUB KOMITE FARMASI DAN TERAPI
Pasal 66
Pengorganisasian Sub Komite Farmasi dan Terapi.
(1) Struktur Organisasi Sub Komite Farmasi dan Terapi terdiri dari :
a. Ketua
b. Sekretaris dan
42
c. Anggota
(2) Ketua,Wakil Ketua, Sekretaris dan Anggota Sub Komite Farmasi dan Terapi
ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit atas usulan Komite Medis .
(3) Bila Ketua berhalangan dalam menjalankan tugasnya, maka Sekretaris akan
mengambil alih tugas dan tanggung jawabnya .
(4) Pengurus dan Anggota Sub Komite Farmasi dan Terapi berjumlah sekurangkurangnya 3 (tiga) orang.
(5) Masa Kerja Sub Komite Farmasi dan Terapi adalah 3 (tiga) tahun terhitung
sejak ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit.
(6) Anggaran biaya Sub Komite Farmasi dan Terapi disusun untuk rencana tahun
berikutnya, dan dibebankan kepada anggaran rumah sakit.
Pasal 67
Tugas Sub Komite Farmasi dan Terapi
(1) Menyusun Pedoman Kerja Sub Komite Farmasi dan Terapi yang berkaitan
dengan fungsinya, yakni menjamin terlaksananya distribusi dan penyimpanan
obat yang sesuai standar.
(2) Menjadi penasihat Direktur Rumah Sakit dalam segala hal yang berkaitan
dengan penggunaan obat dan bahan farmasi lain melalui Komite Medis.
(3) Menyusun dan merevisi formularium/Daftar Obat Rumah Sakit.
(4) Melaksanakan evaluasi pemberian obat agar rasional dan sesuai standar
pelayanan, serta sesuai dengan ketentuan rumah sakit.
(5) Mengadakan peninjauan atas reaksi-reaksi obat yang terjadi, mencari tahu
penyebab reaksi, dan membuat rekomendasi kepada Direktur Rumah Sakit
melalui Komite Medis.
(6) Mengadakan penilaian terhadap proses pengobatan sebagai berikut :
a. Penulisan resep
b. Proses penyiapan dan penyerahan obat
c. Administrasi perbekalan farmasi
d. Pemantauan efek samping obat
e. Berbagai reaksi negatif obat.
43
Pasal 69
Tanggung Jawab Sub Komite Farmasi dan Terapi
Sub Komite Farmasi dan Terapi bertanggung jawab dan berkewajiban melaporkan
segala sesuatunya kepada Komite Medis.
Pasal 70
Tata Kerja Sub Komite Farmasi dan Terapi
(1) Dalam melaksanakan tugas, Sub Komite Farmasi dan Terapi wajib
menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi dengan Komite
Medis, Manajer Keperawatan, Ketua Kelompok SM, Manajer Farmasi dan
Unit Kerja lain dan Sub Komite lain.
(2) Sub Komite Farmasi dan Terapi dapat membentuk Tim Ad Hoc yang
melibatkan Ketua Kelompok SM, Unit Kerja dan tenaga kesehatan lain, agar
dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.
(3) Setiap laporan yang diterima oleh Sub Komite Farmasi dan Terapi , wajib
dievaluasi dan di tindak lanjuti serta di gunakan sebagai bahan untuk rapat .
(4) Sub Komite Farmasi dan Terapi wajib mengadakan rapat anggota minimal 1
(satu) kali setiap bulan.
(5) Sub Komite Farmasi dan Terapi menyampaikan notulen rapat, laporanlaporan dan rekomendasinya kepada Komite Medis.
44
BAB VI
PERATURAN PELAKSANAAN TATA KELOLA KLINIS
BAB VII
TATA CARA REVIEW DAN PERBAIKAN PERATURAN INTERNAL
STAF MEDIS
45
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 71
Pemberlakuan Peraturan Internal Staf Medis
Peraturan Internal Staf Medis ini berlaku sejak tanggal di tetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
Pada Tanggal ..............
Direktur Rumah Sakit ,
46