HEPATITIS

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KASUS HEPATITIS

A. Konsep Dasar Medis


1. Pengertian
Hepatitis adalah inflamasi hati yang dapat terjadi karena invasi bakteri,
cedera oleh agen fisik atau kimia (non-viral), atau infeksi virus hepatitis A,
B, C, D dan E (Doenges, Marilynn E, 1999).
Hepatitis adalah peradangan pada hati atau infeksi pada hati
(Elizabeth J. Corwin, 2001). Hepatitis ada yang akut dan ada juga yang
kronik. Hepatitis akut adalah penyakit infeksi akut dengan gejala utama
yang berhubungan erat dengan adanya nekrosis pada jaringan hati
Hepatitis kronik adalah suatu sindrom klinis dan patologis yang
disebabkan oleh bermacam-macam etiologi yang ditandai oleh berbagai
tingkat peradangan dan nekrosis pada hati yang berlangsung terus-menerus
tanpa penyembuhan dalam waktu palaing sedikit 6 bulan.
2. Etiologi
a. Virus hepatitis :
1) Virus hepatitis A (HVA)
2) Virus hepatitis B (HBV)
3) Virus hepatitis C (HCV)
4) Virus hepatitis D (HDV)
5) Virus hepatitis E (HEV)
b. Bakteri
c. Cedera toksik
3. Manifestasi Klinik
Terdapat tiga stadium :
1) Stadium pre ikterik

Berlangsung selama 4 7 hari, pasien mengeluh sakit kepala, lemah,


anoreksia, mual, muntah, demam, nyeri otot, dan nyeri perut kanan
atas, urine lebih coklat.
2) Stadium ikterik,
Berlangsung selama 3 6 minggu. Ikterus mula-mula terlihat pada
sclera, kemudian pada kulit seluruh tubuh. Keluhan berkurang tetapi
pasien masih lemah, anoreksia dan muntah, tinja mungkin berwarna
kelabu atau kuning muda, hati membesar dan nyeri tekan
3) Stadium pasca ikterik (rekonvalensensi).
Ikterus mereda, warna urine dan tinja menjadi normal lagi.
Penyembuhan pada anak-anak lebih cepat daripada orang dewasa,
yaitu pada akhir bulan kedua. Karena penyebab yang biasa berbeda.
4. Patofisiologi
Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh
infeksi virus dan reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan
kimia. Unit fungsional darah dari hepar disebut lobule karena memiliki
suplai darah sendiri. Seiring dengan berkembangnya inflamasi pada hepar.
Pola normal pada hepar terganggu. Gangguan terhadap suplai darah
normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel
hepar. Setelah lewat masanya, sel-sel hepar yang rusak dibuang dari tubuh
oleh respon imune digantikan oleh sel-sel hepar baru yang sehat. Oleh
karenanya sebagian besar oleh pasien yang mengalami hepatitis sembuh
dengan fungsi hepar normal (Hudak dan Gallo, 1994, Keperawatan Kritis
Volume II, EGC, Jakarta).
5.

Pencegahan
Karena terbatasnya pengobatan hepatitis, maka penekanan lebih diarahkan
pada pencegahan diataranya sebagai berikut :
a. Kini tersedia globulin imun HBV tertinggi (HBIG) dan vaksin
untuk pencegahan dan pengobatan HBV, utamanya bagi petugas

yang terlibat dalam kontak resiko tinggi misalnya pada


hemodialisis, transfusi tukar dan terapi parenteral perlu sangat
b.

hati-hati dalam menangani peralatan parenteral tersebut.


Hindari kontak langsung dengan barang yang terkontaminasi

c.
d.

virus hepatitis akut.


Pelihara personal hygiene dan lingkungan.
Gunakan alat-alat disposible untuk suntik. Alat-alat yang
terkontaminasi disterilkan

6. Penatalaksanaan
Tirah baring selama stadium akut dan diet yang akseptabel serta
bergizi merupakan bagian dari pengobatan dan asuhan keperawatan.
Selama periode anoreksia, pasien harus makan sedikit-sedikit tapi sering
dan jika diperlukan, disertai dengan infus glukosa. Karena pasien sering
menolak makan, kreativitas dan bujukan yang persisten namun dilakukan
dengan halus mungkin diperlukan untuk merangsang selera makan pasien.
Jumlah makanan dan cairan yang optimal diperlukan untuk menghadapi
penurunan berat badan dan kesembuhan yang lambat. Namun demikian,
banyak pasien telah pulih selera makannya bahkan sebelum fase ikterik
sehingga tidak perlu diingatkan untuk mempertahankan diet yang baik.

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


Proses keperawatan adalah proses yang terdiri dari 5 tahap meliputi
pengkajian keperawatan, identifikasi/analisis masalah (diagnosa keperawatan),
perencanaan, implementasi dan evaluasi. Proses keperawatan menyediakan
pendekatan pemecahan masalah yang logis dan teratur untuk memberikan
asuhan keperawatan sehingga kebutuhan pasien dipenuhi secara komprehensif
dan efektif (Doenges, Marilynn E, 1998).
1. Pengkajian

Tahap pengkajian dari proses keperawatan merupakan proses dinamis yang


terorganisir yang meliputi tiga aktivitas dasar : mengumpulkan data,
menyortir dan mengatur data yang dikumpulkan, mendokumentasikan data
yang dikumpulkan, mendokumentasikan data dalam format yang dapat
dibuka kembali. Dengan menggunakan beberapa teknik, anda berfokus pada
pendapatan profil pasien yang akan memungkinkan untuk mengidentifikasi
masalah-masalah pasien dan diagnosa yang cocok, merencanakan masalah,
mengimplementasikan intervensi dan mengevaluasi hasil. Profil ini disebut
data-data pasien.
Data dasar pasien memberikan suatu pengertian tentang status kesehatan
pasien yang menyeluruh. Data tergantung pada penyebab dan beratnya
kerusakan/gangguan hati.
Data dasar pengkajian pasien hepatitis :
a. Aktivitas/istirahat
Gejala : Kelemahan, kelelahan, malaise umum.
b. Sirkulasi
Tanda : Bradikardi (hiperbilirubinemia berat). Ikterik pada sklera, kulit
dan membran mukosa.
c. Eliminasi
Gejala : Urine gelap, diare/konstipasi : faeces warna tanah liat,adanya/
berulangnya hemodialisa.
d. Makanan dan cairan
Gejala : Hilang nafsu makan (anoreksia, penurunan berat badan atau
meningkat (oedema), mual/muntah.
e. Neurosensori

Tanda : Peka rangsang, cenderung tidur, letargi, asteriktis.


f. Nyeri/kenyamanan
Gejala : Kram abdomen, nyeri tekan pada kuadran kanan atas, artralgia,
mialgia, sakit kepala, gatal (pruritus).
Tanda : Otot tegang, gelisah.
g. Pernafasan
Tanda : Tidak minat/enggan merokok (perokok).
h. Keamanan
Gejala : Adanya transfusi darah/produk darah.
Tanda : Demam, Urtikaria, lesi makula papular, eritema tak beraturan
eksaserbasi jerawat.
Angioma jaring-jaring, eritema palmar, ginekomastia (kadang-kadang
ada pada hepatitis alkoholik).
i. Seksualitas
Gejala : Pola hidup/perilaku meningkatkan resiko terpanjang (contoh :
homoseksual aktif/biseksual pada wanita).
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinik mengenai respons
individu, keluarga, dan komunitas terhadap masalah kesehatan/proses
kehidupan yang aktual dan potensial. Diagnosa keperawatan memberikan
dasar untuk pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai hasil yang
merupakan tanggung jawab perawat (Doenges, Marilynn E, 1998).
Diagnosa keperawatan yang lazim timbul pada penderita hepatitis
(Doenges, Marilynn E, 1999) adalah sebagai berikut :

a. Intolerans aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum ; penurunan


kekuatan/ketahanan : nyeri.
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik : anoreksia,
mual/muntah, gangguan absorbsi dan metabolisme pencernaan makanan :
penurunan peristaltik (refleks viseral), empedu tertahan.
c. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan
kehilangan cairan berlebihan melalui muntah dan diare, perpindahan area
ketiga (acites), gangguan proses pembekuan.
d. Harga diri rendah situasional berhubungan dengan Gejala : Jengkel
/marah , terkurung / isolasi, sakit lama /periode penyembuhan.
e. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan pertahanan primer
tidak adekuat (contoh leukopenia, penekanan respon inflamasi) dan
depresi imun, malnutrisi, kurang pengetahuan untuk menghindari
pemajanan pada patogen.
f. Resiko terjadinya kerusakan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan
zat kimia, akumulasi garam empedu dalam jaringan.
g. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan salah interpretasi, tidak mengenal sumber
informasi.
3. Perencanaan
Perencanaan adalah proses yang terdiri dari dua bagian; pertama
identifikasi tujuan dan hasil yang diinginkan dari pasien untuk memperbaiki
masalah kesehatan atau kebutuhan yang telah dikaji, dan kedua, pemilihan
intervensi keperawatan yang tepat untuk membantu pasien dalam mencapai
hasil yang diinginkan.

Perencanaan berdasarkan diagnosa keperawatan yang lazim pada


hepatitis sebagai berikut :
a.

Intolerans aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum ; penurunan


kekuatan/ketahanan : nyeri.
Tujuan :
Menyatakan pemahaman

situasi/faktor

resiko

dan

program

pengobatan individu.
Kriteria :
Menunjukkan teknik/perilaku kemampuan kembali melakukan

aktivitas.
Melaporkan kemampuan melakukan peningkatan toleransi aktivitas.

Intervensi :
1.) Tingkatkan tirah baring/duduk. Berikan lingkungan tenang, batasi
pengunjung.
Rasional : Meningkatkan istirahat dan ketenangan, menyediakan
energi yang digunakan untuk penyembuhan.

2.) Ubah posisi dengan sering, perawatan kulit yang baik,


Rasional : Meningkatkan fungsi pernafasan dan meminimalkan
tekanan pada area tertentu untuk menurunkan resiko kerusakan
jaringan.
3.) Lakukan tugas dengan cepat dan sesuai toleransi.
Rasional :Memungkinkan periode tambahan

istirahat

tanpa

gangguan.
4.) Tingkatkan aktivitas sesuai intoleransi, bantu melakukan rentang
gerak sedikit pasif/aktif.
Rasional :Tirah baring yang lama dapat menurunkan kemampuan,
ini dapat terjadi karena keterbatasan aktivitas.
5.) Berikan aktivitas hiburan yang tepat contoh menonton TV,
membaca, mendengarkan radio.
Rasional :Meningkatkan relaksasi dan penghematan energi,
memusatkan kembali perhatian, dan dapat meningkatkan koping.
6.) Awasi terulangnya anoreksia dan nyeri tekan pembesaran hati.

Rasional :Menunjukkan kurangnya resolusi/eksaserbasi penyakit,


memerlukan istirahat lanjut, mengganti program terapi.
7.) Awasi kadar enzim hati.
Rasional :Membantu menentukan kadar aktivitas yang tepat,
sebagai peningkatan prematur pada potensial resiko berulang.
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kegagalan masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik : anoreksia,
mual/muntah,

gangguan

absorbsi

dan

metabolisme

pencernaan

makanan: penurunan peristaltik (refleks viseral), empedu tertahan.


Tujuan:
Menunjukkan perilaku perubahan pola hidup untuk meningkatkan/
mempertahankan berat badan yang sesuai.

Kriteria :
Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai tujuan dengan nilai
laboratorium normal dan bebas tanda malnutrisi.
Intervensi :
1.) Awasi pemasukan diet/jumlah kalori. Berikan makanan sedikit tapi
sering dalam frekuensi sering dan tawarkan makanan pagi paling besar.
Rasional :Makanan banyak sulit mengatur bila pasien anoreksia.
Anoreksia juga paling buruk selama siang hari, membuat masukan
makanan yang sulit pada sore hari.
2.) Berikan perawatan mulut sebelum makan.
Rasional :Menghilangkan rasa tidak enak, meningkatkan nafsu makan.
3.) Anjurkan makan pada posisi duduk tegak.

Rasional

:Menurunkan

rasa

penuh

pada

abdomen

dan

dapat

meningkatkan pemasukan.
4.) Dorongan pemasukan sari jeruk, minuman karbohidrat dan permen
berat sepanjang hari.
Rasional :Bahan ini merupakan ekstra kalori dan dapat lebih mudah
dicerna, toleran bila makanan lain tidak.
5.) Berikan obat sesuai indikasi : Vit. B Comp, tambahan diet lain sesuai
indikasi.
Rasional :Memperoleh kekurangan dan membantu proses penyembuhan.
6.) Konsul pada ahli diet. Dukungan tim nutrisi untuk memberikan diet
sesuai kebutuhan pasien dengan pemasukan lemak dan protein sesuai
toleransi.
Rasional :Berguna dalam membuat program diet memenuhi kebutuhan
individu. Metabolisme lemak bervariasi tergantung pada produksi
pengeluaran empedu dan perlunya pembatasan masukan lemak bila
terjadi diare. Bila toleransi pemasukan normal atau lebih protein akan
membantu regenerasi hati. Pembatasan protein diindikasikan pada
penyakit berat karena akumulasi produk akhir protein dapat mencetuskan
hepati ensefalopati.
7.) Berikan tambahan makanan/nutrisi dukungan total bila dibutuhkan.
Rasional :Mungkin perlu untuk memenuhi kebutuhan kalori bila tanda
kekurangan terjadi/gejala memanjang.
c. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan
kehilangan cairan berlebihan melalui muntah dan diare, perpindahan area
ketiga (acites), gangguan proses pembekuan.
Tujuan:

Mempertahankan hidrasi adekuat.


Kriteria :
Tanda-tanda vital stabil, turgor kulit normal, masukan dan keluaran
seimbang.
Tindakan keperawatan
1.) Awasi masukan dan haluaran, bandingkan dengan berat badan harian,
catat kehilangan melalui usus, contoh muntah dan diare.
Rasional : Memberikan informasi tentang kebutuhan pengganti/efek
terapi.

2.) Kaji tanda vital, nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit dan
membran mukosa.
Rasional :Indikator volume sirkulasi/perifer.
3.) Periksa acites atau pembentukan oedema, ukur lingkar abdomen
sesuai indikasi.
Rasional : Menerangkan kemungkingan perdarahan ke dalam jaringan.
4.) Biarkan pasien menggunakan lap katun/spon dan pembersih mulut
untuk sikat gigi.
Rasional :Menghindari trauma dan perdarahan gusi.
5.) Awasi nilai laboratorium, contoh Hb/Ht, Na + albumin dan waktu
pembekuan.
Rasional

:Menunjukkan

hidrasi

dan

mengidentifikasi

retensi

natrium/kadar protein yang dapat menimbulkan pembentukan oedema.


6.) Berikan cairan IV, elektrolit.

Rasional :Memberikan cairan dan penggantian elektrolit.


7.) Protein hidrolisat : vitamin K
Rasional :
Memperbaiki

kekurangan

albumin/protein

dapat

membantu

mengembalikan cairan dari jaringan ke sistem sirkulasi, mencegah


masalah koagulasi.

d. Harga diri rendah situasional berhubungan dengan gejala : Jengkel/


marah, terkurung/isolasi, sakit lama/periode penyembuhan.
Tujuan :
Mengidentifikasi perasaan dan metode untuk koping terhadap persepsi
negatif.
Kriteria :
Menyatakan penerimaan diri dan lamanya penyembuhan/ kebutuhan
isolasi.
Mengakui diri sebagai orang tua yang berguna.
Tindakan keperawatan
1.) Kontrak dengan pasien mengenai waktu untuk mendengar.
Rasional :
Penyediaan waktu meningkatkan hubungan saling percaya.
2.) Dorong diskusi perasaan/masalah

Rasional :
Kesempatan untuk mengekspresikan perasaan memungkinkan pasien
untuk merasa lebih mengontrol situasi. Pengungkapan menurunkan
cemas dan depresi memudahkan perilaku koping positif.
3.) Hindari membuat penilaian moral tentang pola hidup.
Rasional :
Pasien merasa marah/kesal dan menyalahkan diri : penilaian dari orang lain akan
merusak harga diri lebih lanjut.

4.) Diskusikan harapan penyembuhan.

Rasional :
Periode penyembuhan mungkin lama/potensial stres keluarga/ situasi dan
memerlukan perencanaan, dukungan dan evaluasi.
5.) Kaji efek penyakit pada faktor ekonomi pasien/orang terdekat.
Rasional :
Masalah finansial dapat terjadi karena kehilangan peran fungsi pasien pada
keluarga/penyembuhan lama.
6.) Tawarkan aktivitas senggang berdasarkan tingkat energi.
Rasional :
Memampukan pasien untuk menggungkan waktu dan energi pada cara konstruktif
yang meningkatkan harga diri dan meminimalkan cemas dan depresi.

7.) Anjurkan pasien menggunakan warna merah terang atau biru/hitam daripada
kuning atau hijau.
Rasional :
Meningkatkan

penampilan,

karena

kulit

kuning

diperjelas

oleh

warna

kuning/hijau. Ikterik biasanya memuncak dalam 1 2 minggu kemudian secara


bertahap membaik lebih dari 2 4 minggu.
8.) Buat rujukan yang tepat untuk membantu, sesuai kebutuhan, contoh
perencanaan pulang, pelayanan masyarakat dan atau lembaga komunitas lain.
Rasional :
Dapat memudahkan pemecahan masalah dan membantu melibatkan individu
untuk mengatasi masalah.
e. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak
adekuat (contoh leukopenia, penekanan respon inflamasi) dan depresi imun,
malnutrisi, kurang pengetahuan untuk menghindari pemajanan pada patogen.
Tujuan :
Menyatakan pemahaman penyebab individu/faktor resiko.
Kriteria :
Menunjukkan tekhnik; melakukan perubahan pola hidup untuk menghindari
infeksi ulang/transmisi ke orang lain.
Intervensi :
1.) Lakukan teknik isolasi untuk infeksi enterik dan pernafasan sesuai kebijakan
rumah sakit; termasuk cuci tangan efektif.
Rasional :

Mencegah transmisi penyakit virus ke orang lain. Melalui cuci tangan yang efektif
dalam mencegah transmisi virus hepatitis.
2.) Awasi/batasi pengunjung sesuai indikasi.
Rasional :
Pasien terpajan terhadap proses infeksi (khususnya respiratorium) potensial resiko
komplikasi sekunder).
3.) Jelaskan prosedur isolasi kepada klien dan keluarga.
Rasional :
Pamahaman alasan untuk perlindungan diri mereka sendiri dan orang lain dapat
mengurangi perasaan isolasi dan stigma.
4.) Berikan informasi tentang adalah pemberian vaksin hepatitis.
Rasional :
Efektif dalam mencegah hepatitis virus pada orang lain yang terpajan, tergantung
tipe hepatitis dan periode inkubasi.
5.) Berikan obat sesuai indikasi : Obat antivirus : vidaralun, Interferon, Antibiotik.
Rasional :
Obat antivirus berguna pada pengobatan hepatitis aktif kronis, interferon efektif
pada pengobatan penyakit hati sehubungan dengan HCV dan antibiotik
pengobatan hepatitis bakterial, atau untuk mencegah/membatasi infeksi sekunder.
f. Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan
zat kimia, akumulasi garam empedu dalam jaringan.
Tujuan
Menunjukkan jaringan kulit utuh, bebas ekskoriasi.

Kriteria :
Melaporkan tidak ada/penurunan pruritus/lecet.
Tindakan keperawatan
1.) Gunakan air mandi dingin dan soda kue atau mandi kanji. Hindari sabun
mandi alkali.
Rasional :
Mencegah kulit kering berlebihan. Memberikan penghilangan gatal.
2.) Anjurkan untuk menggunakan buku-buku jari untuk menggaruk rasa gatal,
pertahankan kuku pendek.
Rasional :
Menurunkan resiko cedera kulit.
3.) Beri massage pada waktu tidur.
Rasional :
Bermanfaat dalam meningkatkan tidur dengan menurunkan iritasi kulit.
4.) Hindari komentar tentang penampilan pasien.
Rasional :
Menimbulkan stres psikologik sehubungan dengan perubahan kulit.
5.) Berikan obat sesuai indikasi ; antihistamin contoh : metdilazin, difenhidramin.
Rasional :
Menghilangkan gatal, catatan : gunakan terus-menerus pada penyakit hepatik
hebat.

g. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan


berhubungan dengan salah interpretasi informasi, tidak mengenal sumber
informasi ditandai dengan :
Data subyektif : Pernyataan yang salah konsepsi.
Data obyektif : Meminta informasi dan tidak akurat mengikuti instruksi.
Tujuan
Menyatakan pemahaman proses penyakit dan pengobatan.
Kriteria :
Mengidentifikasi hubungan tanda/gejala penyakit dan hubungan dan gejala
dengan faktor penyebab.
Melakukan perubahan perilaku dan berpatisipasi pada pengobatan.
Tindakan keperawatan
1.) Kaji tingkat pemahaman proses penyakit, harapan/prognosis, kemungkinan
pilihan pengobatan.
Rasional :
Mengidentifikasi area kekurangan/salah informasi dan memberikan kesempatan
untuk memberikan informasi tambahan yang sesuai keperluan.
2.) Berikan informasi khusus tentang pencegahan/penularan penyakit.
Rasional :
Kebutuhan/rekomendasi akan bervariasi karena hepatitis dan situasi individu.
3.) Bantu pasien mengidentifikasi aktivitas pengalih.
Rasional :

Aktivitas yang dapat dinikmati akan dapat membantu menghindari pemusatan


pada penyembuhan panjang.
4.) Diskusikan pembatasan donatur darah.
Rasional :
Mencegah penyebaran penyakit. Kebanyakan undang-undang negara bagian
menerima donor darah yang mempunyai riwayat berbagai tipe hepatitis.
5.) Tekankan pentingnya mengevaluasi pemeriksaan fisik dan evaluasi
laboratorium.
Rasional :
Proses penyakit dapat memakai waktu berbulan-bulan untuk membaik. Bila gejala
ada lebih lama dari enam bulan. Biopsi hati diperlukan untuk memastikan adanya
hepatitis kronis.

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilynn E, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk


Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, ; alih bahasa, I Made
Kariasa ; editor, Monica Ester, Edisi 3, EGC ; Jakarta.

Doenges, Marilynn E, 1998, Penerapan Proses Keperawatan dan Diagnosa


Keperawatan, alih bahasa, I Made Kariasa ; editor, setiawan. Edisi 2, EGC;
Jakarta.

Guyton, Arthur C, 1997, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, ; editor, Irawati


Setiawan, Edisi 9, EGC; Jakarta.

Price, Sylvia Anderson, 1994, Patofisiologi : konsep klinis proses-proses penyakit,


; alih bahasa, Peter Anugrah; editor, Caroline Wijaya, Edisi 4, EGC; Jakarta.

Smeltzer, Suzanne C, 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner &


Suddarth, ; alih bahasa, Agung Waluyo; editor Monica Ester, Edisi 8, EGC;
Jakarta.

Tjokronegoro, Arjatmo, 1998 Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, Edisi
Ketiga, Balai Penerbit FKUI; Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai