Mengingat :
a.
b.
1.
2.
3.
Undang-undang nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuanketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran
Negara Tahun 1982 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3215) ;
4.
5.
6.
7.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
22.
Dengan Persetujuan
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KETAPANG
MEMUTUSKAN :
Menetapkan
:
PERATURAN
DAERAH
KABUPATEN
KETAPANG
TENTANG
RETRIBUSI IJIN PERUNTUKAN
PENGGUNAAN TANAH
BAB
KETENTUAN UMUM
Pasal
3.
4.
5.
6.
Pejabat adalah Pegawai yang diberi tugas tertentu dibidang retribusi sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku
7.
Badan adalah suatu bentuk badan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan
komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara atau daerah dengan nama
dan bentuk apapun, persekutuan, perkumpulan, firma kongsi, koperasi, yayasan atau
organisasi yang sejenis, lembaga, dana pensiun, bentuk usaha tetap serta badan
usaha lainnya
8.
Retribusi perijinan tertentu adalah retribusi atas kegiatan tertentu pemerintah daerah
dengan pemberian ijin kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk
pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan
uang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana, atau fasilitas
tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan
9.
10. Wajib retribusi adalahorang pribadi atau badan yang menurut peraturan perundangundangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi
11. Masa retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang merupakan batas waktu bagi
wajib retribusi untuk memanfaatkan ijin tempat usaha
12. Surat Pendaftaran Retribusi Daerah yang selanjutnya dapat disingkat SPdORD
adalah surat yang dipergunakan oleh wajib retribusi untuk melaporkan data objek
retribusi dan wajib retribusi sebagai dasar penghitungan dan pembayaran retribusi
yang terhutang menurut peraturan perundang-undangan retribusi daerah
13. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya dapat disingkat SKRD adalah
Surat Keputusan yang menentukan besarnya jumlah retribusi yang terhutang
14. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar yang selanjutnya disingkat
SKRDKB adalah surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah retribusi yang
terhutang, jumlah kredit retribusi, jumlah pembayaran kekurangan pembayaran
pokok retribusi, besarnya sanksi administrasi dan jumlah yang masih harus dibayar
15. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar Tambahan untuk selanjutnya
disingkat SKRDKBT adalah surat keputusan yang menentukan tambahan atas
jumlah retribusi yang telah ditetapkan
16. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar untuk selanjutnya disingkat
SKRDLB adalah surat keputusan yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran
retribusi karena jumlah kredit retribusi lebih besar dari retribusi yang terhutang atau
tidak seharusnya terutang
17. Surat Tagihan Retribusi Daerah untuk selanjutnya disingkat STRD adalah surat
untuk melakukan tagihan retribusi dan atau sanksi administrasi berupa bunga dan
atau denda
18. Surat Keputusan Keberatan adalah surat keputusan atas keberatan terhadap SKRD
atau dokumen lain yang dipersamakan. SKRDKBT dan SKRDLB yang diajukan
oleh wajib retribusi
19. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, dan
mengolah data dan atau keterangan lainnya dalam rangka pengawasan kepatuhan
pemenuhan kewajiban perpajakan daerah dan retribusi berdasarkan peraturan
perundang-undangan perpajakan daerah dan retribusi
20. Penyidikan tindak pidana dibidang perpajakan daerah dan retribusi adalah
serangkaian tindakan yang dilakukan oleh penyidik Pegawai Negeri Sipil yang
selanjutnya disebut Penyidik. Untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang
dengan bukti itu membuat terang tindak pidana dibidang perpajakan daerah dan
retribusi yang terjadi serta menemukan tersangkanya
BAB II
OBJEK DAN SUBJEK RETRIBUSI
Pasal 2
(1)
(2)
Dikecualikan dari objek retribusi adalah tempat yang lokasinya telah ditunjuk
oleh Pemerintah Pusat dan atau Pemerintah Daerah
(3)
Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut Peraturan Daerah
ini wajib membayar Retribusi Ijin Peruntukan Penggunaan Tanah
Pasal 3
Subjek Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menikmati pelayanan Pemberian
Ijin Peruntukan Penggunaan Tanah
BAB III
GOLONGAN RETRIBUSI
Pasal 4
Retribusi izin Peruntukan Penggunaan Tanah digolongkan sebagai Retribusi Perijinan
Tertentu
BAB IV
CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA
Pasal 5
(1)
Tingkat Penggunaan jasa diukur berdasarkan luas lahan dan jenis usaha
(2)
Jenis usaha dimaksud ayat ( 1 ) pasal ini selanjutnya diatur dengan keputusan
kepala daerah
(3)
Luas lahan dan Jenis Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) adalah Luas
Tanah yang dihitung sebagai jumlah luas lahan dan jenis usaha
BAB V
PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN STRUKTUR DAN BESARNYA
TARIF
Pasal 6
(1)
Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besaran tarif retribusi
didasarkan pada tujuan untuk menutup biaya penyelenggaraan pemberian ijin
(2)
Biaya penyelenggaraan pemberian ijin retribusi
BAB VI
STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI
Pasal 7
(1)
(2)
(3)
Nilai tanah dimaksud ayat ( 2 ) pasal ini sebagai dasar pengenaan retribusi
ditetapkan oleh Kepala Daerah secara Periodik dengan memperhatikan kelas
tanah, letak tanah, dan peruntukan penggunaan tanah berdasarkan rencana tata
ruang wilayah
BAB VII
CARA PENGHITUNGAN RETRIBUSI
Pasal 8
Retribusi yang terutang dihitung dengan mengalikan tarif sebagaimana dimaksud dalam
pasal 7 dengan tingkat penggunaan jasa sebagaimana dimaksud dalam pasal 5
BAB VIII
WILAYAH PEMUNGUTAN
Pasal 9
Retribusi yang terutang dipungut diwilayah daerah tempat ijin peruntukan penggunaan
tanah diberikan
BAB IX
MASA RETRIBUSI DAN SAAT RETRIBUSI TERUTANG
Pasal 10
Masa Retribusi adalah jangka waktu yang lamanya 2 (dua) tahun, kecuali ditetapkan lain
oleh Kepala Daerah
Pasal 11
Retribusi terutang pada saat ditetapkannya SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan
BAB X
SURAT PENDAFTARAN
Pasal 12
(1)
(2)
SPdORD sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) harus diisi dengan benar dan
lengkap serta ditandatangani oleh wajib retribusi atau kuasanya
(3)
Bentuk, isi serta tata cara pengisian dan penyampaian SPdORD ditetapkan oleh
Kepala Daerah
BAB XI
PENETAPAN RETRIBUSI
Pasal 13
(1)
(2)
Bentuk, isi dan tata cara penerbitkan SKRG atau dokumen lain yang
dipersamakan ditetapkan oleh Kepala Daerah
BAB XII
TATA CARA PEMUNGUTAN
Pasal 14
(1)
(2)
Dalam hal wajib retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar,
dikenakan sanksi administrasi berupa bungan 2% (dua persen) setiap bulan dari retribusi
yang terutang atau telah dibayar dan ditagih dengan menggunakan STRD
BAB XIV
TATA CARA PEMBAYARAN
(1)
(2)
Pasal 16
Retribusi yang terutang harus dilunasi sekaligus dimuka untuk 1 (satu) kali masa
retribusi
Retribusi yang terutang dilunasi selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari sejak
diterbitkannya SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan dan SKRDKBT
(3)
(1)
(2)
(1)
Wajib retribusi dapat mengajukan keberatan hanya kepada Kepala Daerah atau
Pejabat yang ditunjuk atas SKRD dan dokumen lain yang dipersamakan,
SKRDKBT dan SKRDLB
(2)
Keberatan diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia dengan disertai alasanalasan yang jelas
(3)
Dalam hal wajib retribusi mengajukan keberatan atas ketetapan wajib retribusi,
wajib retribusi harus dapat membuktikan ketidakbenaran ketetapan retribusi
tersebut
(4)
Keberatan diajukan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak tanggal
SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan SKRDKPT, KBT, dan SKRDLB
diterbitkan, kecuali apabila wajib retribusi tertentu dapat menunjukkan bahwa
jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan diluar kekuasaannya
(5)
Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dan ayat (3) tidak dianggap sebagai surat keberatan, sehingga tidak
dipertimbangkan
(6)
Pasal 19
(1)
Kepala Daerah dalam jangka waktu paling lama 3 (bulan) sejak tanggal Surat
Keberatan diterima harus memberi keputusan atas keberatan yang diajukan
(2)
Keputusan Kepala Daerah atas keberatan dapat berupa meminta seluruhnya atau
sebagian, menolak, atau menambah besarnya retribusi yang terutang
(3)
Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah lewat dan kepala
daerah tidak memberikan suatu keputusan, keberatan yang diajukan tersebut
dianggap dikabulkan
BAB XVI
PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN
Pasal 20
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(1)
(1)
(2)
BAB XVII
PENGURANGAN, KERINGANAN DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI
Pasal 23
(1)
(2)
(3)
Pembebasan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain diberikan
kepada wajib retribusi yang ditimpa bencana alam, kerusuhan
(4)
(1)
24
Kedaluarsa penagihan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini
tertangguh apabila :
a. diterbitkan surat teguran; atau
b. ada pengakuan utang retribusi dari wajib retribusi baik langsung maupun tidak
langsung
(3)
Piutang retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak untuk melakukan
penagihan sudah kedaluarsa dapat dihapuskan
BAB XIX
KETENTUAN PENYIDIKAN
Pasal 25
(1)
(2)
(1)
(2)
Pasal 27
Dengan berlakunya peraturan daerah ini ketentuan yang telah ada sebagai pelaksanaan
Peraturan Daerah Kabupaten Ketapang serta Peraturan Daerah Perubahan dinyatakan
dicabut dan tidak berlaku lagi.
Pasal 28
Hal-hal yang belum cukup diatur dalam peraturan daerah ini, sepanjang mengenai
pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Kepala Daerah
Pasal 29
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan
Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan Daerah
ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Ketapang
Ditetapkan di Ketapang
Pada tanggal 18 September 2000
BUPATI KABUPATEN KETAPANG
MORKES EFFENDI
Diundangkan di Ketapang
Pada tanggal 2 Oktober 2000
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KETAPANG