57
ABSTRAK
Tanah lempung Besitang adalah salah satu jenis tanah yang menimbulkan banyak
kerusakan karena sensitivitas yang tinggi terhadap perubahan kadar air, sehingga menyebabkan
penurunan kuat geser. Untuk itu perlu dilakukan perbaikan tanah dengan penambahan kapur untuk
meningkatkan sifat fisis dan mekanis.
Penelitian yang dilakukan untuk memperbaiki sifat fisis dan mekanis di uji di
laboratorium yang terdiri dari uji identifikasi dan uji karakteristik tanah. Uji batasan Atterberg,
analisa saringan, dan berat jenis dilakukan untuk mengetahui peningkatan sifat fisis, dan uji
pemadatan dengan standart proctor dan kuat geser dengan Direct Shear Test untuk mengetahui
perubahan sifat mekanis.Pengujian ini dilakukan pada variasi campuran tanah lempung yang
dicampur dengan kadar kapur 2 %, 4 %, 6 %, 8%, 10 %.
Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa tanah lempung Besitang dengan
campuran kapur dapat menurunkan plastisity indeks sebesar 39.15 %, dan menaikkan berat isi
kering sebesar 0.114gr / cc pada penambahan kapur dari 0 % ke 10 %, dan menaikkan persentase
lolos saringan sebesar 4.7 % pada penambahan kapur 10 %, dan menaikkan berat jenis sebesar 12
% pada penambahan kapur 10 %. Pada pengujian kuat geser langsung nilai kohesi meningkat dari
0.16 kg /cm 2 menjadi 0.59 kg / cm 2, dan peningkatan juga terjadi pada nilai sudut geser sebesar
4 .20 0 pada penambahan kapur dari 4 % ke 6 %.
Kata kunci : Tanah lempung, kapur, kuat geser
1. PENDAHULUAN
Tanah didefenisikan sebagai material yang terdiri dari agregat ( butiran ),
mineral mineral padat yang tersedimentasi ( terikat secara kimia ) satu sama lain dan
dari bahan organik yang telah melapuk ( yang berpartikel padat ) disertai dengan zat cair
dan gas yang mengisi setiap ruang ruang kosong diantara partikel partikel padat
tersebut. Ukuran dari setiap butiran tanah sangat bervariasi dan sifat fisis dari tanah
sangat tergantung dari faktor faktor ukuran, bentuk dan komposisi kimia dari butiran.
Tanah pada umumnya terdiri dari kerikil ( gravel ), pasir ( sand ), lanau( silt) atau
lempung ( clays ). Jenis ini sangat tergantung pada partikel partikel yang paling
dominan pada tanah tersebut. Dari segi mineral yang disebut tanah lempung adalah yang
mempunyai partikel partikel mineral tertentu yang menghasilkan sifat plastis pada tanah
apabila dicampur dengan air, jadi dari segi mineral tanah dapat juga disebut bukan tanah
lempung meskipun terdiri dari partikel partikel yang sangat kecil
58
Perilaku tanah lempung, terutama kuat uji geser perlu diselidiki. Karena
sebagian besar tanah yang ada di Indonesia termasuk dalam kategori tanah lempung.
Salah satunya tanah yang berada di daerah Besitang, Sumatera Utara. Ada beberapa sifat
sifat tanah lempung yang perlu diperhatikan dalam suatu proyek bangunan, yaitu
permeabilitas, pemampatan dan kuat tekan, sedangkan sifat fisis, yaitu batas konsistensi,
kadar air, perbandingan ruang kosong ( void ratio ), kerapatan relatif, ukuran butiran.
Permasalahan yang biasanya timbul dari tanah lempung ini yaitu tingkat
sensitifitasnya yang terlalu tinggi terhadap perubahan kadar air, sehingga perlu dilakukan
stabilisasi, diantaranya dengan menggunakan kapur sebagai bahan stabilisasi.
Diharapkan setelah melakukan stabilisasi, sensitifitas tanah lempung terhadap
kadar air akan semakin rendah. Sehingga tanah lempung
59
2. METODE PENELITIAN
Bahan uji yang diteliti yaitu tanah lempung yang diambil dari daerah Besitang
Sumatera Utara. Pengambilan contoh tanah dilakukan dengan cara menggali langsung
tanah dengan kedalaman 1 meter 1.50 meter. Sampel tanah tersebut ada 2 yaitu sampel
tanah terganggu ( Disturbed Samples ) yang dimasukkan ke dalam kantong plastik dan
tanah yang tidak terganggu ( Undisturbed Samples ) yang dimasukkan ke dalam pipa
paralon.
Kapur yang digunakan dalam percobaan ini adalah jenis kapur padam yang
banyak didapatkan di toko toko bahan bangunan.
Penelitian ini adalah penelitian eksperimental yang dilaksanakan di
Laboratorium Mekanika Tanah Institut Teknologi Medan. Pada benda uji dilakukan
terlebih dahulu pengeringan sampai tercapai kondisi kering udara. Persiapan sampel
untuk propertis, tanah dihancurkan dan selanjutnya dilakukan penyaringan dengan
saringan No. 40. Kemudian dilakukan uji Atterberg, analisa ukuran butiran, pemadatan,
berat jenis dan uji kuat geser ( Direct Shear Test )
Tahapan persiapan
Pengujian utama
Pemadatan ( compaction )
60
Pengujian pendahuluan ini bertujuan untuk mencari sifat sifat fisis tanah.
kapur yang digunakan sebagai bahan stabilisasi pada tanah lempung terhadap nilai kuat
geser.
Pengujian kuat geser langsung dilakukan dengan menggunakan kotak geser yang
berbentuk lingkaran sesuai dengan gambar 3.2.1a. Contoh tanah yang digunakan dalam
penelitian ini berbentuk cincin 3.2.3a dan diletakkan diantara dua buah batu berpori
3.2.2a ( porous stone ). Kemudian contoh tanah diletakkan dalam kotak geser dan
ditempatkan pada alat kuat geser langsung dengan pembebanan sebesar 10 kg, 20 kg, 30
kg. Ada tiga buah dial yang digunakan dalam pengujian ini yaitu dial deformasi
horizontal, dial deformasi vertikal, dan dial proving ring, dial deformasi vertikal
diletakkan dibagian atas kotak geser, sesuai dengan gambar 3.2b, dan laju pergerakan
geser harus diantara 0.02 sampai 0.1 inchi / menit ( 0.27 sampai 6.36 mm / menit ).
Pembacaan dial vertikal dilakukan berdasarkan waktu yang telah ditentukan, dan
pembacaan dial proving ring dilakukan berdasarkan pembacaan terhadap dial horizontal.
Pembacaan dial proving ring bertujuan untuk mendapatkan beban horizontal pada contoh
tanah.
61
Kapur %
Berat Jenis
2.71
2.72
2.74
2.76
2.79
10
2.83
2.85
2.80
2.75
2.70
0
6
8
% Kapur
10
12
62
indeks
plastisitas
dapat
menyebabkan
penurunan
nilai
potensial
pengembangan. Nilai batas konsistensi dapat dilihat pada gambar 2 sampai gambar 5
dibawah ini.
Tabel 2 Hasil Uji Atterberg Terhadap Penambahan Kapur
No
Kapur %
Batas Cair
LL
Batas Plastis
PL
1
2
3
4
5
6
0
2
4
6
8
10
80.62
75.12
73.11
66.34
65.66
62.89
17.71
21.13
23.18
31.68
34.84
39.13
Batas
Susut
SL
22.39
27.37
30.09
36.61
40.27
47.75
Indeks
Plastisitas
PI
62.91
53.99
49.93
34.66
30.82
23.76
LL
Nilai Liquit Limit
90
80
70
60
50
0
10
12
% Kapur
Gambar 2 grafik hubungan Antara Persen Kapur Dengan Nilai Liquit limit
PL
50
40
30
20
10
0
10
12
% Kapur
63
PI
70
60
50
40
30
20
10
12
% Kapur
Gambar 4. Grafik Hubungan Antara Persen Kapur Dengan Nilai Plastis Indeks
SL
50
45
40
35
30
25
20
0
10
12
% Kapur
Gambar 5. Grafik Hubungan Antara Persen Kapur Dengan Nilai Shrinkage Limit
64
y = -0.4383x + 37.741
39
38
37
36
35
34
33
0
10
12
% Kapur
Gambar 6: Grafik Hubungan antara % Kapur Dengan fraksi Lolos Saringan no. 200
Kadar Kapur
W optimum ( % )
(%)
D Maksimum
( gr / cc )
27,5
1,414
26,6
1,424
26,0
1,471
25,8
1,476
25,5
1,516
10
25,0
1,528
65
1.8
1.76
1.72
1.68
1.64
1.6
1.56
1.52
1.48
1.44
1.4
1.36
1.32
1.28
20
22
24
26
28
30
32
34
Gambar 7. Grafik Hubungan Antara Kadar Air Dengan Berat Isi Kering
Kohesi
(%)
(Kg/ cm2)
0,16
22,8
0,28
26,4
0,46
28,5
0,59
32,7
0,52
36,0
10
0,41
39,6
No
Grafik hubungan antara tegangan normal dan tegangan geser untuk setiap variasi
penambahan kapur dapat kita lihat pada gambar 8.
66
1,4
1,2
1
0,8
0,6
0,4
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
0,8
0,9
2
0%
Kapur
2%
Kapur
4%
Kapur
6%
Kapur
8%
1 Kapur
10%Ka
pur
3.6. Hubungan Persentase Kapur Dengan Nilai Kohesi Dan Sudut Geser
Besarnya kuat geser tanah dipengaruhi oleh kualitas dari bahan, lekatan antar
butiran dan kepadatannya. Kualitas bahan berhubungan erat dengan kekasaran dan
kekuatan. Bahan keras artinya tidak mudah hancur dan menjadi butir butir yang lebih
kecil atau berubah bentuk, karena pengaruh perubahan kadar air.
Ikatan antara butir merupakan kemampuan saling mengunci antar butiran, dan
adanya rekatan yang merekatakan permukaan butiran tersebut. Semakin kuat ikatan antar
butir akan menghasilkan nilai kuat geser semakin tinggi dan begitu pula sebaliknya.
Dapat dilihat bahwa hasil pengujian menunjukkan nilai kuat geser efektif terjadi pada
penambahan 6 % kapur sebesar 0.59, walaupun penambahan kapur lebih tinggi akan
menghasilkan nilai kuat geser tidak jauh berbeda. Maka penambahan kapur yang paling
efektif adalah antara 0 % sampai 6 %.
Dari analisa yang dilakukan sebagaimana diuraikan diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa stabilisasi dengan kapur pada tanah lempung ini dapat memperbaiki
sifat fisis dan mekanis tanah. Penambahan kapur pada tanah lempung akan
mengakibatkan daya dukung sebanding dengan peningkatan kuat geser tanah.
67
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0
9 10 11
% Kapur
45
40
35
30
25
20
15
0
9 10 11
% Kapur
4. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut :
1. Hasil uji Atterberg dengan variasi kapur 0 %, 2 %, 4 %, 6 %, 8 %, 10 % terjadi
penurunan nilai indeks plastisitas sebesar 39.15 % dari penambahan kapur 0 % ke 10
%.
2. Hasil uji pemadatan diperoleh peningkatan berat isi kering ( MDD ) sebesar 0.114 gr /
cc dari penambahan kapur 0 % ke 10 %, dan penurunan terhadap kadar air optimum (
OMC ) sebesar 2.5 % dari penambahan kapur 0 % ke 10 %.
3. Hasil uji kuat geser langsung terhadap penambahan kapur adalah terjadinya
peningkatan nilai sudut geser sebesar 4.20 0 dari penambahan kapur 4 % ke 6%, dan
menunjukkan peningkatan nilai kohesi maksimum pada penambahan 6 % kapur
sebesar 0.59 kg / cm 2
68
DAFTAR PUSTAKA
Arfan Muhammad ( 2002 ), Pengaruh Kapur Pada Tanah Eksfansif Mengandung Batu
bara Terhadap Kuat Geser , Teknik Sipil, UGM.
Bowles Joseph. E ( 1991 ), Mekanika Tanah edisi 2, Erlangga, Jakarta.
Das. B. M ( 1991 ), Mekanika Tanah ( Prinsip prinsip Rekayasa Geoteknis ) , jilid 1
dan 2, Erlangga, Jakarta.
Fitrianto Adi ( 2002 ), Perbaikan Sifat Teknis Tanah Negeri Lama Rantau Parapat
Dengan Stabilisasi Semen Tiga Roda , Teknik Sipil, ITM.
Ingless. O. G dan Metcalf ( 1972 ), Soil Stabilization , Sydney, Butterworth.
Sinaga Masdinar ( 2003 ), Meningkatkan Daya Dukung Tanah Lempung Besitang
Dengan Cara Stabilisasi Semen Padang , Teknik Sipil, ITM.
Waruwu Aazokhi ( 2003 ) Pengaruh Penambahan Semen Pada Tanah Lempung
Terhadap Nilai CBR , Teknik Sipil, ITM.