Anda di halaman 1dari 18

Dosen Pasca Sarjana Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar.

1.Permasalahan.
Untuk membangun kehidupan yang sejahtra di dunia ini menurut ajaran Hindu
harus ada tiga hal pokok yang wajib dikerjakan oleh manusia secara seimbang dan
berkelanjutan. Tiga hal itu dalam Bhagawad Gita dinyatakan Krsi,Goraksya dan
Vanijyan. Artinya bertani dalam artian luas,beternak dan berdagang.Untuk menata
tiga hal itu merupakan kewajiban para Vaisya sebagaimana dinyatakan dalam
Bhagawad Gita XVIII.44.Membangun kesejahtraan dengan tiga usaha utama itu
haruslah dilakukan sebagai suatu wujud bhakti pada Tuhan. Dengan melakukan
usaha pertanian,peternakan dan perdagangan yang benar sesuai dengan normanormanya akan dapat mewujudkan alam yang lestari dan masyarakat yang
sejahtra.Alam dan manusia adalah ciptaan Tuhan.Karena itu mewujudkan ajaran
Agama Hindu itu dengan asih dan punia sebagai wujud bahkati pada Tuhan. Asih
pada alam lingkungan dan punia atau mengabdi pada sesama umat manusia itu
sebagai suatu hal yang tidak terpisah-pisah.
Mengapa dalam dunia bisnis banyak muncul masyalah karena antara berbisnis dan
beragama diimplermentasikan secara dikotomis. Berbisnis itu dianggap hanya cari
keun tungan sebanyak-banyak dengan segala cara.Saat beragama melakukan
pemujaan pada Tuhan untuk mohon ampun atas segala dosa-dosa yang dilakukan
dalam kegiatan bisnis. Setelah yakin mendapatkan ampunan dari Tuhan selanjutnya
berbisnis tanpa mengikuiti kaidah-kaidah bisnis yang bermoral dan berdasarkan
hukum bisnis.
Jadinya permasyalahan itu timbul karena melakukan usaha bisnis tidak dianggap
sebagai suatu wujud pengamalan ajaran Agama yanmg dianut. Sesungguhnya
berbisnis itu adalah salah satu wujud dari pengamalan ajaran Agama.Bisnis yang
dilakukan berdasarkan norma-norma bisnis yang benar dan bermoral,akan dapat
menimbulkan multiflayer effek ekonomi yang mengangkat harkat dan martabat
manusia.Hal ini sangat ditekankan oleh setiap ajaran Agama. Dengan binsis akan
terbuka lapangan kerja.Terbukanya lapangan kerja dapat menyerap
pengangguran.Ini adalah Yadnya nyata dari mereka yang berbisnis dengan baik.
Bisnis akan dapat meberikan pajak untuk negara.Bisnis dapat mengembangkan
berbagai macam cabang ilmu pengetahuan.Artinya bisnis memberikan nilai tambah
pada ilmu pengetahuan.Ilmu bukan hanya untuk ilmu.Bisnis menjadikan ilmu untuk
hidup. Bisnis menimbulkan interaksi sosial yang luas.Bisnis akan memberikan tetap
hidupnya dinamika seni budaya. Kesemuanya itu akan terwujud apa bila berbisnis
dilakukan dengan landasan moral Agama. Artinya para pengusaha hendaknya yakin
bahwa dengan melakukan bisnis yang baik itu sebagai mereka sesungguhnya
melakukan kehiduoan beragama yang lebih nyata mengangkat berbagai harkat dan
martabat hidup dan kehidupan ini. Resi Canakya mneyatakan seorang pengusaha

yang sukses dalam bisnis tidak ada bedanya dengan seorang Resi.
2. Bisnis Tanpa Moral Menimbulkan Dosa Sosial.
Bisnis sesungguhnya suatu upaya kerjasama manusia untuk mensejahtrakan
hidupnya bersama di dunia ini. Dengan bisnis ini berbagai sumber-sumber ekonomi
potensial dapat dikembangkan menjadi sumber ekonomi yang real. Menjadi sumber
ekonomi yang real artinya secara nyata dapat memberikan tambahan produksi
barang atau jasa yang dibutuhkan masyarakat.Kalau ada keseimbangan antara
produksi barang dan jasa dengan kebutuhan masyarakat maka hal itu sebagai salah
satu syarat menciptakan ekonomi yang stabil.Bisnis memberikan berbagai lapangan
kerja kepada masyarakat baik langsung maupun tidak langsung. Melalui bisnis ini
manusia dapat memajukan berbagai aspek kehidupanya.Seni budaya tidak akan
subur dalam masyarakat yang miskin.Kalau kita perhatikan keadaan di Indonesia
umumnya dan di Bali khususnya, perkembangan bisnis sangat marak.Seharusnya
kita sudah sangat makmur dan sejahtra.Mengapa kehidupan yang makmur sejahtra
itu semakin jauh rasanya. Hal ini disebabkan tidak adanya keadilan dalam proses
berbisnis.Mengapa tidak adanya keadilan karena rendahnya moral dalam
melakukan bisnis.Nilai modal berupa uang dan barang sangat tidak seimbang
dengan nilai tenaga,ketrampilan dan keakhlian manusia dalam melaku kan
bisnis.Uang dan barang dalam berbisnis jauh lebih utama dinilai tinggi dari nilai
tenaga, ketram pilan dan keakhlian manusia.Hal ini karena hukum ekonomi tidak
dilandasi moral. Memang hukum ekonomi akan berproses secara alami. Kalau
jumlah SDM yang dubutuhkan lebih banyak dari daya tampungnya maka SDM itu
akan menjadi lebih murah.Murahnya nilai SDM tersebut sesungguhnya jangan
sampai melanggar nilai-nilai kemanusiaan dan rasa keadilan.Karena rendahnya
moral dalam melakukan bisnis timbulah hukum rimba.Hukum rimba atau dalam
Nitisastra disebutkan Matsya Nyaya adalah yang kuat memakan yang lemah.
Tenaga kerja yang melimpah menyebabkan sementara pebisnis melakukan tenaga
kerjanya secara tidak bermoral.Banyak pebisnis yang usahanya sudah sangat
menguntungkan tetapi karyawanya tidak digaji secara wajar.Pada hal pengusaha
tersebut hidup mewah berlebihan.Rumah,mobil ,perjalanan dan fasilitas hidup
lainya serba berlebihan.Tetapi karyawan yang memiliki andil yang sangat besar
dalam mensukseskan bisnisnya,mereka tetap saja dibayar rendah .Maksimum
sesuai dengan Upah Minimum Regional.Sedangkan Upah Minimum Regional hitunghitunganya berdasarkan kebutuhan fisik minimum.Bukan kebutuhan hidup
minimum.Dilain pihak Negara menentukan pembangunan manusia seutuhnya.
Tetapi hitung-hitungan upah hanya sebatas kehidupan fisik yang minimum lagi.Hal
inilah yang akan menimbulkan dosa social.Dalam kehidupan sehari-hari kita akan
menyaksikan kehidupan yang senjang sangat menjolok.Ada orang dimana-mana
punya rumah sampai mereka susah mau tidur dimana malam ini. Dilain pihak setiap
tahun ada orang yang hidupnya sangat tegang karena kontrak rumah sudah
habis.Sedangkan uang untuk ngontrak selanjutnya belum ada uang yang
terkumpul.Untuk hidup sehari-hari saja masih sering ngutang sana-sini. Orang-

orang yang duduk di pemerintahan diharapkan dapat menjembatani hal ini.Tetapi


mereka umumnya sibuk menghadiri acara-acara seremonial dan pidato-pidato yang
muluk-muluk tanpa bukti memperbaiki kesenjangan.Merekapun tidak merasakan
lagi hidup menderita karena sudah dilimpahi fasilitas yang berlebihan.Jangankan
memperhatikan mereka yang jauh-jauh.Nasib bawahanya saja sering tidak
mendapatkan perhatian yang wajar dan adil.Ada sementara pebisnis yang ingin
berbisnis yang benar dan wajar untuk membangun kesejahtraan bersama secara
adil.Merekapun sering mendapatkan berbagai kesulitan birokrasi yang berliku-liku.
Bahkan Prof.DR.Sumitro Joyohadikusumo,bagawan ekonomi Indoensia pernah
mengatakan bisnis Indonesia kena biaya siluman (informal cost) sampai 30 % dari
total biaya produksi.Hal ini juga sebagai pendorong munculnya bisnis tanpa moral.
Dari bisnis tanpa moral itu memicu timbulnya tekanan batin yang sangat kuat pada
masyarakat luas baik langsung maupun tidak langsung. Tekanan psykhologis yang
struktural ini cepat atau lambat akan memunculkan kekerasan social.Dari kekerasan
social inipun juga akan memunculkan dosa social yang lebih luas lagi.Moto bisnis
untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya dengan modal yang
sekecil-kecilnya ,meskipun secara teori sudah ditinggalkan ,namun masih saja
secara praktis dugunakan.Hal itulah yang banyak menimbulkan berbisnis hanya
mengejar keuntungan dengan mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan dan moralitas
yang luhur.
3. Bisnis Sebagai Media Beragama.
Beragama itu bukanlah hanya memuja Tuhan dengan Upacara-Upacara keagamaan
semata. Hakekat Upacara Agama sesungguhnya bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran manusia akan dirinya sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling
sempurna. Dari kesadaran diri itu manusia dapat berbuat baik secara nyata pada
sesama dan alam lingkunganya. Salah satu ciri manusia sebagai ciptaan Tuhan
yang lebih sempurna dari makhluk lainya adalah ia bisa bekerja sama dengan
sesamanya untuk meningkatkan kwalitas hidupnya.Kerja sama dengan sesama
manusia itu sebagai wadah untuk meningkatkan harkat dan martabatnya sebagai
indikasi ia hidup semakin berkwalitas. Kerjasama yang paling intensip itu adalah
kerjasama untuk meningkatkan kesejahtraan ekonomi secara adil.Keberhasilan
kerjasama untuk meningkatkan kesejahtraan ekonomi ini akan menjadi dasar untuk
membangun aspek hidup yang lainya di dunia ini.Misalnya meningkatkan dinamika
kehidupan berkebudayaan. Memajukan kebudayaaan membu tuhkan dasar ekonomi
yang kuat. Ekonomi yang kuat itu adalah ekonomi yang dibangun berdasarkan teori
ekonomi yang wajar dan benar dengan landasan moral yang luhur. Kalau bisnis
dipisahkan dengan pengamalan Agama maka bisnis itu akan menjadi garang hanya
mengejar keuntungan saja bahkan sampai dapat merusak nilai-nilai kemanusiaan.
Karean itu hendaknya dikembangkan suatu paradigma bahwa berbisnis itu sebagai
media beragama.Karena lewat bisnis kita bisa menolong banyak orang. Menolong
sesama itu diajarkan oleh semua Agama.Lewat bisnis yang benar kita dapat
menolong orang lain lebih nyata.Pertolongan itu adalah pertolongan yang

terhormat. Bukan seperti memberikan uang recehan seorang pengemis


dijalanan.Apa lagi sekarang orang akan lebih menghargai perbuatan nyata dari
sekedar memberikan nasehat.Lewat bisnis kita dapat menampung berbagai bahan
baku dari masyarakat.Dengan demikian bisnis itu sebagai media membuka pasar
untuk menyalurkan produk masyarakat. Bisnis yang benar dapat memberikan
lapangan kerja kepada banyak pihak.Seperti petani, peternak, pelaut, pengerajin,
penambang. Demikian juga bisnis dapat menampung orang-orang yang memiliki
ketrampilan dan keakhlian.Apa lagi kalau Bisnis itu menggunakan uang Bank
sebagai penguat modalnya. Ini artinya kita juga menggunakan uang rakyat yang
nabung di Bank bersangkutan.Bisnis yang menggunakan uang Bank juga banyak
dapat menolong orang lain.Masyarakat yang menabungkan uangnya di Bank
tesebut mendapatkan bunga.Bank yang mengelola simpanan masyarakat juga
mendapatkan untung.Dari keuntungan tersebut Bank dapat menampung tenaga
kerja yang juga berasal dari masyarakat.Kalau kita betul-betul melakukan bisnis
yang baik dan benar hal itu sesungguhnya media untuk melakukan ajaran
Agama.Agama mengajarkan agar setiap orang saling memperlakukan sesamanya
dengan penuh kasih sayang.Lewat bisnis itu dapat berinteraksi sesama manusia
untuk mengembangkan kasih sayang saling melayani untuk kehidupan bersama.
Bisnis itu akan langgeng apa bila dalam berbisnis itu tidak saling
menghancurkan.Bisnis itu justru harus diupayakan untuk saling memelihara dengan
sistim sinergi.Bisnis juga harus saling mempercayai dan memelihara keper cayaan
itu dengan sebaik-baiknya. Kalau konsep dan etika bisnis itu benar-benar dijalankan
maka bisnis itu sesungguhnya wadah pengabdian pada sesama yang lebih
nyata.Lewat bisnis yang benar itulah perputaran saling mengabdi dapat
dilakukan.Hidup untuk saling mengabdi adalah hal yang diajarkan oleh Agama
manapun.Lewat bisnis yang normative dapat menguatkan daya beli rakyat.Dengan
semakin kuatnya daya beli rakyat perputaran ekonomipun akan semakin
sehat,sepanjang hal itu dijaga dengan norma-norma etika ekonomi yang
berlaku.Jadinya hakekat bisnis itu sesungguhnya memberikan banyak peluang
untuk mengamalkan berbagai ajaran Agama.Karena bisnis dipisahkan bahkan
dibuat berdikotomi dengan Agama maka seringlah terjadi mala petaka dalam
kehidupan berbisnis. Citra bisnispun menjadi tercoreng.Saling percaya
mempercayaipun menjadi semakin rapuh dalam kehidupan bisnis.Kalau bisnis itu
diyakini sebagai media untuk mengamalkan Agama,maka pebisnis itu tidak akan
merasa bahwa bisnis itu miliknya.Usaha bisnis itu adalah titipan Tuhan yang harus
dirawat sebagai media memberikan pekerjaan dan kesejahtraan kepada sesama
umat yang memiliki akses dalam usaha bisnis tersebut.Apakah itu
pemodalnya,managementnya,karyawanya tidak akan merasa bahwa usaha bisnis
itu miliknya.Itu adalah Tuhan yang harus dirawat bersama-sama untuk
mengembangkan kesejahtraan sampai anak cucu kita seterusnya.
4. Distribusi Pendapatan Dunia Yang Tidak Adil.
Timbulnya krisis ekonomi dewasa ini bukan hanya terjadi di Indonesia.Cuma krisis di

Indonesia ini bercampur baur dengan berbagai krisis lainya.Disamping itu daya
tahan ekonomi Indonesia sangat lemah.Demikian kena serangan krisis moneter
merambatlah menjadi krisis ekonomi dan ditumpuki oleh krisis politik ,
social,moral,krisis kepemimpinan krisis kepercayaan dan lain-lainya. Akibatnya
timbulah krisis nasional yang multi dimensional.Sesungguhnya krisis ekonomi dunia
ini sudah berlansung cukup lama.Salah satu indikasinya adalah pernyataan Badan
Pembanguan Dunia (UNDP) yang berada dibawah naungan PBB yang dimuat dalam
majalah Time 1 Juni 1991.Pernyataan UNDP itu dikutip dalam pengantar buku
permasyalahan abad ke 21.Dalam buku tersebut dimuat tulisan berbagai akhli
tentang permasyalahan dunia abad ke 21.Dalam pengantar buku tersebut dimuat
pernyataan UNDP tersebut mengenai kesenjangan konsumsi dunia yang
berlangsung dasa warsa 1990an.Mengenai kesenjangan konsumsi dunia ini UNDP
tidak lagi membagi ada negara kaya dan negara miskin. Paradigmanya sudah
dirobah menjadi keluarga kaya dan keluarga miskin.Kehidupan keluarga kaya dan
miskin ini ada dimana-mana.Di Negara kaya ada juga keluarga miskin.Di negara
miskin ada juga keluarga kaya.UNDP telah menyatakan adanya kesenjangan
konsumsi dunia tersebut. Ada 1,1 milyard jiwa penduduk dunia menikmati 65 %
pendapatan dunia.3,3 milyard penduduk dunia menikmati 33 % pendapatan dunia
dan ada keluarga miskin sebanyak 1,2 milyard hanya menikmati 2 % pendapatan
dunia. Amerika Serikat yang penduduknya 5 % dari jumlah penduduk dunia
menikmati 25 % energi dunia.Tetapi AS juga mengotori udara dunia dengan CO2
nya sebanyak 25 % dari kekotoran udara dunia.Sedangkan India yang penduduknya
16 % dari penduduk dunia hanya kebagian 3 % pendapatan dunia dan juga tidak
banyak ikut mengotori udara dunia dengan asap mesin pabrik dan alat-alat mesin
lainya. .Pernyataan badan pembangunan dunia (UNDP) ini menggam barkan
kesenjangan dunia yang cukup parah. Kesenjangan pembagian konsumsi
pendapatan dunia ini lebih banyak berupa kesenjangan struktural bukan karena
kesenjangan cultural. Artinya kesenjangan itu lebih banyak disebabkan oleh
kebijakan pemerintahan Negara dan pasar (State and market). Berbagai upaya
memang sudah ditempuh untuk mengatasi kesenjangan tersebut melalui berbagai
badan dunia.
Namun keadilan konsumsi dunia juga belum dapat diwujudkan bahkan nampaknya
semakin parah.Kesenjangan konsumsi dunia ini sebagai salah satu indikasi bahwa di
dunia ini masih terjadi krisi ekonomi.Pada tgl 22 September 1998 kembali
Administrator UNDP mengumumkan di Den Hag Belanda tentang kesenjangan
konsumsi dunia tersebut. Dalam pernyataan itu disebutkan bahwa 20 % penduduk
dunia menikmati 86 % pendapatan dunia.Ini artinya 80 % penduduk dunia hanya
kebagian 14 % pendapatan dunia. Meskipun berbagai kemajuan dibidang tehnologi
sudah dicapai oleh umat manusia untuk memberi nilai tambah pada berbagai
produk.Dengan kemajuan nilai tambah tersebut semestinya penduduk dunia
memiliki berbagai peluang untuk memperluas lapangan kerja memajukan
kesejahtraanya.Mengapa hal ini tidak terjadi sangat besar kemungkinan nilai-nilai
keadilan dan nilai-nilai kemanusiaan tidak dijadikan dasar moral membangun

ekonominya.Ekonomi dunia dalam prateknya masih menggunakan siapa kuat dia


dapat.Negara-negara besar nampaknya belasan kasihan pada negara kecil. Mereka
mengucurkan bantuan pada negara kecil.Tetapi dengan syarat-syarat
menguntungkan mereka,Seperti bantuan tersebut harus dibelanjakan di negari
donor. Kapal untuk mengangkut barang-barang yang dibeli itu harus menggunakan
kapal negara yang membantu.Demikian juga tenaga akhli harus berasal dari negara
bersang kutan.Bantuan tersebutpun bukan bantuan ,tetapi pinjaman jangka
panjang dengan bunga lunak.Kalau dihitung-hitung dengan syarat-syarat
penggunaan bantuan tersebut sesungguhnya lebih banyak menguntungkan rakyat
negara donor dari pada rakyat negara yang dibantu. Untuk mengatasi ketidak
adilan ini UNDP melalui lembaga Parnership telah memfasilitasi sebuah NGO kelas
dunia yang benama CIVICUS untuk melakukan penelitian di 14 negara
berkembang .Tujuan penelitian tersebut untuk mengukur kesehatan
masyarakatsipil(sivil society).Masyarakat sivil dianggap sehat apa bila telah
memiliki akses yang kuat dalam menentukan segala kebijakan Pemerintahan
Negara dan pasar.Kalau masyarakat sivil hanya menjadi objek dari berbagai
keputusan Negara dan pasar maka masyarakat sivil itu dinyatakan tidak sehat. Di
Indonesia kegiatan pengukuran kesehatan masyarakat sivil ini sudah dilakukan dari
beberapa tahun.Kegiatanya baru tahapan menyusun kriteria kesehatan masyarakat
sivil dalam berbagai aspek kehidupan.Kesehatan masyarakat sivil dalam hal ini
tidak ada sangkut pautnya dengan kesehatan fisik.Tetapi menyangkut aksesnya
pada negara dan pasar.
5.Prinsip Bisnis Membangun Kesejahteraan Yang Adil.
Proses bisnis yang idial menurut para akhli ada lima tahapan yang tidak boleh
dibolak-balik.Demikian praktisi bisnis Bapak Drs Putu Dhama.MM. dalam suatu
pertemuan dengan penulis menceritrakan liku-liku bisnis.Lima proses itu adalah
:Pertama memberikan kepuasan kepada custumer atau para pelanggan/konsumen.
Kedua memberi pendapatan yang wajar dan adil kepada karyawan atau masyarakat
yang bekerja di bisnis tersebut. Ketiga pemupukan modal agar modal yang ditanam
dalam proses bisnis itu semakin mampu menghadapi perkembangan dinamika
bisnis yang sering berfluktuasi . Keempat membayar pajak pada negara secara jujur
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.Kelima bisnis itu harus menjaga lingkungan
sosial dan alam yang harmonis dan lestari.Kalau proses bisnis ini dapat berjalan
dengan baik maka proses tersebut akan dapat menegakan prinsip bisnis untuk
mengembangkan kesejahtraan bersama secara adil.Orang tua-tua di Bali dimasa
lampau menyatakan dalam bentuk nasehat bahasa Bali sbb : Ngalih gae barengbareng apang peturu hidup .Ini artinya mencari nafkah dengan bekerja sama agar
sama-sama hidup. Nasehat ini sesungguhnya memiliki pengertian yang dalam
bahwa bisnis itu suatu kegiatan hidup yang sangat mulia sebagai media kerjasama
untuk meningkatkan kesejahtraan yang adil.Mengapa dikatakan mulia karena harus
menghasilkan benda atau jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat.Kegiatan bisnis itu
akan berlimbah dosa kalau menggunakan prinsip mati iba hidup kai.Artinya

biarlah kamu mati yang penting aku hidup enak. Memang ada sementara pihak
melakukan praktek bisnis seperti itu.Berbagai pihak yang diajak dalam proses bisnis
itu tidak dihiraukan dalam keadaan bisnis sudah menguntungkan .Yang penting
sang pebisnis itu dapat hidup mewah bersenang-senang menikmati keuntungan
yang seharusnya menjadi milik bersama
Dengan produk bisnis berupa benda atau jasa itu kita dapat membantu masyarakat
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.Cuma benda atau jasa yang dihasilkan oleh
kegiatan bisnis itu harus dapat diproleh masyarakat dengan wajar.Antara kwalitas
barang atau jasa yang didapatkan oleh custumer agar seimbang dengan biaya yang
dikeluarkannya. Apa lagi kalau masyarakat mendapatkan barang atau jasa tersebut
dengan pelayanan yang menyenangkan dari pelaku bisnis.Hal itu sebagai suatu
perbuatan jasa yang bernilai tinggi dihadapan Tuhan. Demikian juga kegiatan bisnis
itu seyogianya dapat memberi kesejahtraan yang wajar dan adil kepada masyarakat
yang bekerja dalam proses bisnis tersebut.Seharusnya hubungan kerja dalam
kegiatan bisnis itu tidak sebagai hubungan majikan dengan buruh. Hubungan itu
seharusnya dikembangkan sebagai sama-sama makhluk ciptaan Tuhan yang setara
yang bekerja sama memba ngun kesejahtraan untuk dapat hidup wajar di dunia ini.
Pengusaha mengeluarkan modal uang.Sedangkan karyawan mengeluarkan modal
dalam bentuk tenaga,ketrampilan dan keakhlian untuk memajukan bisnis
bersangkutan.Bisnis tentunya tidak akan dapat berja lan secara wajar tanpa
tenaga,ketrampilan dan keakhlian para karyawan. Sebagai manusia yang beragama
dan berbudaya tentunya harus melihat secara Agama dan budaya juga antara nilai
modal berupa uang dan nilai modal berupa tenaga, ketrampilan ,apa lagi keakhlian
manusia. Pebisnis yang berbudaya tentunya akan memandang tenaga kerja ,
ketrampilan dan keakhlian tidak dipandang dari norma-norma bisnis semata.Para
karyawan juga dalam melihat kegiatan bisnis dimana ia bekerja tidak sebagai
peluang untuk mengejar keuntungan material semata.Setiap pihak harus
berpandangan bahwa bisnis itu sebagai lahan untuk mengembangkan kehidupan
bersama sebagai cirri kita sebagai manusia ciptaan Tuhan.Lahan bisnis itu harus
dirawat secara bersama-sama dengan sebaik-baiknya agar ia menjadi wadah
kehidupan bersama secara turun temurun.Setiap orang seyogyanya membantu
pengusaha untuk memupuk permodalan usaha bisnis tersebut agar mampu
mengikuti dinamika bisnis yang terus berkembang.Setiap orang yang bekerja di
bisnis tersebut seharusnya bersikap mengutamakan kemajuan bisnis tersebut.Kalau
bisnis tersebut sudah maju hendaknya setiap orang mendapatkan perolehan yang
wajar dan adil.Adil artinya memberikan kepada orang sesuai dengan haknya. Hak
itu timbul dari kewajiban.Tanpa melakukan kewajiban dengan baik jangan lalu
menuntut hak yang berlebihan yang tidak sesuai dengan kewajiban yang
dilakukan.Lima tahapan bisnis itu tidak akan berjalan dengan baik apa bila setiap
orang mementingkan dirinya sendiri.Setiap orang ingin mendapatkan untung
sendiri-sendiri.Jangan usaha bisnis itu hanya sebagai wadah untuk sama-sama kerja
bukan wadah untuk kerja sama membangun kesejahtraan bersama yang
adil.Idialisme bisnis akan berhasil apa bila contoh diawali oleh pendiri bisnis

tersebut.
6. Makna Mencari Untung Dalam Bisnis.
Membangun kesejahtraan yang adil dan bermoral merupakan prinsip bisnis.Untuk
mewujudkan filosofi bisnis tersebut harus ada proses investasi .Usaha investasi itu
seperti modal berupa uang maupun non material yang ditanam dalam usaha bisnis
itu. Proses investasi itu harus dirumuskan sedemikian rupa untuk mendatangkan
untung atau profit tertentu yang wajar sesuai dengan besar kecilnya modal yang
diinvest. Dalam kemajuan jaman sekarang ini sudah tidak relevan dibicarakan teori
bisnis klasik yang menyatakan dengan modal sekecil-kecilnya mencari untung
sebesar-besarnya .Hal itu sudah tidak masuk akal .Dalam proses bisnis tersebut
investasi yang paling utama adalah kemampuan untuk menyusun bisnis plan
yang relevan dengan perkembangan jaman.Bisnis yang relevan dengan
perkembangan jaman adalah bisnis yang menguntungkan semua pihak yang
terlibat dalam proses bisnis. Proses mencari untung benar-benar berdasarkan
perhitungan menguntung semua pihak secara wajar dan adil.Di Bali para tetua
jaman lampau meninggalkan konsep mencari untung dengan istilah dalam bahsa
Bali : bani meli bani ngadep. Ini artinya pebisnis itu tidak memikirkan keuntungan
diri sendiri.Yang juga harus mendapatkan perhatian seimbang adalah pembeli atau
customer.Dalam istilah bani meli bani ngadep itu terdapat rasa keadilan yang
durumuskan secara sadar dalam harga jual suatu produk bisnis.Dengan demikian
proses mencari untung dalam bisnis itu sudah benar-benar memperhitungkan rasa
keadilan.Tidak terkandung ambisi hanya mengejar untung saja tanpa memikirkan
penderitaan orang lain.Dalam istilah tersebut penjual tidak rugi pembelipun tetap
merasa diuntungkan. Istilah bani meli bani ngadep yang diwariskan oleh leluhur
orang Bali ini semakin jarang didengungkan dalam bidang bisnis.Hal menyebabkan
semakin merosotnya penggunaan moral dalam dinamika bisnis.Mencari untung
dalam bisnis semakin tidak menghiraukan keadilan,kejujuran,kewajaran.Bahkan
menipu sekalipun dilakukan dalam mengerjar untung.Hal ini sebagai akibat
beragama dan berbisnis dipisahkan bahkan dibuat berdikotomi.Berbisnis boleh cari
untung dengan segala cara dengan berbuat dosapun dianggap syah dalam
bisnis.Tetapi begitu beragama , saat itulah dengan khusuk mohon ampun pada
Tuhan. Cara berbisnis dan beragama seperti itulah yang tidak tepat.Mahatma
Gandhi mengatakanbisnis tanpa moral akan menim bulkan dosa sosial.Para
pebisnis janganlah hanya berbekal ketrampilan bisnis secara tehnis.Para pebisnis
hendaknya membangun kharakter diri untuk membangun kearifan dalam
berbisnis.Pada jaman Kali ini dinyatkan jaman yang ditandai oleh banyak kerusuhan
dan kemerosotan moral.Tetapi sesuai dengan hukum Rwa Bhineda jaman Kali ini
juga menyediakan banyak jalan spiritual. Kekuatan spiritual itu dapat didaya
gunakan untuk memajukan kehidupan manusia di berbagai bidang.Jika yang
diperlukan pendidikan, pada jaman sekarangini banyak sekali tersedia berbagai
macam sekolah dan yayasan pendidikan yang berkwalitas tinggi untuk mempelajari
apapun juga.Jika kekayaan yang diinginkan jaman Kali ini menyediakan bermacam-

macam jalan untuk memproleh kekayaan secara terhormat.Cara memproleh


kekayaan secara terhormat itu antara lain dengan melakukan pelayanan yang prima
dan bermoral dalam bidang bisnis. Mengapa dewasa ini kebahagiaan dan
kedamaian umat manusia tidak semakin bertam bah.Karena dewasa ini masih
banyak umat manusia mencari kekayaan dengan cara yang tidak terhormat.
Bahkan kalau boleh dibilang kebanyakan orang mencari kekayaan dengan cara
yang tidak terhormat.Seandainya pendidikan dijadikan media untuk membangun
kharakter dan peluang bisnis dijadikan media untuk mencari kekayaan dengan cara
terhormat ,maka kebahagiaan dan kedamaian akan semakin bertambah. Setiap
denyut kehidupan sesungguhnya terpampang peluang untuk melakukan pelayanan
yang prima kepada sesama.Apa lagi dibidang bisnis peluang untuk melakukan
pelayanan sangat luas itu memberikan keuntungan material dan keuntungan moral.
Mencari untung yang tidak terhormat dalam bisnis ujung-ujungnya banyak
menimbulkan petengkaran yang sampai masuk kepengadilan.Memang hal ini
banyak melahirkan lapangan kerja bagi para Pengacara.Memproleh keuntungan
yang tidak terhormat banyak menimbulkan vibrasi negatif dalam masyarkat
terutama para pelaku bisnis. Saling mempercayai dalam hubungan bisnispun
berobah menjadi saling curigai. Rendahnya saling mempercayai dan ruwetnya
birokrasi juga menimbulkan semakin meningkatnya biaya produksi suatu usaha
bisnis.Mencari untung dengan cara terhormat seperti melalui pelayanan yang
bermoral akan dapat menyederhanakan birokrasi.Birokrasi yang tidak ruwet dapat
membangun efisiensi bisnis.Keuntunganpun didapatkan lebih terhormat.
7. Pelayanan Dalam Bisnis Harus Bermoral.
Salah satu fungsi bisnis adalah sebagai media pelayanan kepada masyarakat luas
dalam mendapatkan barang atau jasa yang dihasilkan oleh suatu bisnis.Pelayanan
yang paling utama adalah memberikan produk barang atau jasa yang sesuai
dengan biaya yang dikeluarkan oleh custumer atau langganan/konsumen.Kemasan
barang dan isi nya harus sesuai.Jangan kemasan barang dinyatakan asli tetapi isi
didalamnya imitasi bahkan benar-benar palsu.Demikian juga volumenya.Kalau
kemasanya dinyatakan satu kilo misalnya jangan kenyataanya kurang dari satu kilo.
Membohongi langganan atau menipu harga-harganya perbuatan dagang seperti itu
sangat dilarang oleh kitab Manawa Dharmasastra IX,287.Perbuatan seperti itu
adalah perbuatan dosa yang patut dihukum oleh penguasa. Demikian Sloka
Manawa Dharmasastra tersebut menyatakan.Ada juga pebisnis melakukan
pelayanan yang palsu untuk menutupi kwalitas barang atau jasa yang
dipasarkan.Misalnya melalui iklan yang dilebih-lebihkan lewat berbagai media jelas
pelayanan itu adalah termasuk perbuatan dosa dengan membohongi
langganan.Ada juga usaha bisnis dengan mengexploitasi kecantikan /keindahan
wanita untuk menarik custumer. Mengexploitasi kemolekan wanita untuk tujuan
promosi bisnis adalah usaha pelayanan yang tidak bermoral. Ini bukan berarti
wanita cantik tidak boleh berbisnis.Wanita cantik tentunya syah-syah saja berbisnis
namun jangan sampai ditam pilkan seronok melanggar etika moral.Pelayanan

dalam bisnis hendaknya jangan sampai berbohong,menipu dan melanggar etika


moral.Inilah nampaknya yang sulit diwujudkan oleh sementara
pebisnis.Kebohongan,penipuan dan mengeksploitasi kemolekan tubuh wanita dalam
pelayanan bisnis menyebabkan banyak keluhan masyarakat konsumen dalam
memproleh barang dan jasa yang sesuai dengan uang yang dikeluarkan oleh
kunsumen. Pelayanan hendaknya diyakini sebagai suatu Swadharma yang memang
wajib dilakukan oleh pebisnis yang baik.YakinlahTuhan akan melimpahkan karunia
kepada pebisnis yang jujur dan tulus melayani langganan.Pelayanan itu diberikan
bukan karena semata-mata pebisnis mendapatkan untung uang dari
kunsumen.Tetapi karena seorang pebisnis memang Swadharmanya melayani
masyarakat konsumen dengan jujur,ikhlas dan penuh tanggung jawab.Mengapa
harus demikian,karena ajaran Agama memang sudah demikianmenentukan
Swadharma seorang pebisnis atau Waisya Warna.Dalam Mahabharata diajarkan
bahwa barang siapa melindungi Dharma iapun akan dilindungi oleh Dharma.
Dharma raksitah raksati Artinya melindungi Dharma akan dilindungi oleh
Dharma.Ada ceritra dalam kitab Cina Kata. Ada seorang Sanyasin Pemarah.Suatu
hari bermeditasi dibawah pohon.Diatas pohon ada seekor burjng bertengger terus
berak.Kepala Saniasin Pemarah itu kena beraknya burung tersebut. Sanyasin
tersebut memandang dengan marah dan menggunakan Sidhinya membakar burung
itu hidup-hidup. Burung tersebutpun mati terbakar.Suatu hari Sanyasin itu datang
keseorang ibu pedagang untuk minta makan sore.Seorang Sanyasin memang
hidupnya hanya dari minta-minta.Orang yang dapat melayani seorang Sanyasin
memberi makan minum akan mendapatkan pahala yang sangat mulia,Demikian
ajaran Sastra Agama Hindu mengajarkan.Saat Sanyasin Pemarah itu minta dilayani
diberikan makan minum, ibu pedagang tersebut sedang sibuk melayani
langganannya.Hal itu menyebabkan ibu pedagang tersebut tidak cepat dapat
melayani Sanyasin Pemarah tersebut. Sanyasin itupun marah dan menggunakan
Sidhinya mau mencelakankan ibu pedagang tersebut. Tetapi Sidhinya Sanyasin
pemarah itu tidak mempan membakar ibu pedagang tersebut. Mengapa
demikian,karena ibu pedagang itu dilindungi oleh Swadharmanya yaitu melayani
langganannya yang sedang berbelanja.Jadinya seorang pebisnis yang yang dengan
penuh kejujuran ,ketulusan dan bertanggung jawab dalam melayani para
langganannya akan mendapatkan pahala kerokhanian dari Tuhan Yang
Mahaesa.Dari ceritra kitab Cina Kata itu kita dapat menarik kesimpulan bahwa para
pebisnis dalam meberikan pelayanan yang baik dan bermoral kepada langganannya
bukan saja ia mendapatkan keuntungan material ,juga akan mendapatkan
keuntungan spiritual.Karena memang demikianlah Agama menentukan Swadharma
seorang pebisnis.Kalau sikap pelayanan yang demikian dapat dikembangkan oleh
para pebisnis,yakinlah Tuhan akan mencurahkan karunianya kepada merekamereka yang berbisnis dengan palayanan yang berkwalitas seperti itu.Kalau
pelayanan bisnis itu hanya berdasarkan motif untuk mengejar untung material
semata ,maka seorang pebisnis hanya memperoleh kepuasan lahiriah saja.Kalau
pelayanan itu dilakukan dengan kejujuran,ketulusan dan bermoral
maka disamping memproleh keuntungan material juga keuntungan social dan

spiritual.
8. Investasi Tidak Boleh Melanggar Empat Hal.
Saya beberapa kali mendapat kesemptan ikut menjadi konsultan bidang sosial
budaya beberapa proyek. Ketika saya ikut sebagai konsultan Proyek Perencanaan
BUIP (Bali Urban Infrastruktur Proyek). Proyek ini dibyayai oleh Bank Dunia bekerja
sama dengan Pemerintah R.I.Dalam proyek perencanaan tersebut disamping saya
bertugas untuk memberikan masukan saya juga banyak mendapatkan suatu
pelajaran yang sangat berharga.Dalam proyek perencanaan itu sangat ditegaskan
bahwa setiap kegiatan pembangunan tidak boleh melanggar empat hal yaitu;
Hukum,HAM,Lingkungan dan ciri khas social budaya. Kalau investasi tersebut dapat
diwujudkan tidak melanggar empat hal tersebut maka investasi itu benar-benar
akan membawa masyarakat pada kehidupan yang sejahtra.Investasi yang tidak
melanggar empat hal itulah merupakan invetasi yang layak.Kalau investasi itu
diwujudkan dengan ambisi untuk memperkaya diri sendiri dengan melanggar
berbagai ketentuan investasi yang berlaku maka investasi itu akan membawa
kehancuran tatanan hidup. Dalam investasi tersebut tidak dibenarkan ada istilah
ganti rugi.Yang benar adalah ganti untung.Pembangunan yang benar tidak boleh
mengorbankan siapa saja.Kalau ada disatu pihak ada yang dirugikan dan dilain
pihak ada yang diuntungkan.Apa lagi yang dirugikan itu justru mereka yang lemah
dan kecil. Investasi yang demikian itu penuh dosa.Justru pembangunan itu harus
menguntungkan semau pihak.Empat hal yang dilarang dalam proyek-proyek Bank
Dunia itu sesungguhnya sudah termasuk dalam ketentuan hukum Indonesia dalam
melakukan investasi. Di Indonesia ada sebelas larangan dalam melakukan investasi
yang sudah dituangkan dalam suatu Peraturan Pemerintah tentang pedoman
berinvestasi di Indonesia.Namun karena kondisi penegakan hukum di Indonesia
masih sangat lemah, maka hal itulah yang menyebabkan investasi di Indonesia
masih banyak menimbulkan masyalah.Supremasi hukum masih sering diintervensi
oleh kekuasaan , politik dan kepentingan bisnis yang sempit. Sebelas larangan
berinvestasi itu masih sering dilanggar. Demikian juga masyalah HAM. Investasi
yang baik tidak menimbulkan pelanggaran HAM.Seperti menabrak hak-hak rakyat
sipil dengan semena-mena.Ada suatu investasi mengusur tanah dan rumah
masyarakat tanpa memperhatikan nasib pemilik tanah dan rumah tersebut. Ada
pasar yang dirombak dengan alasan dipermodern,ujung-ujungnya menggusur
mereka yang lemah.Hak-hak mereka yang lemah tidak terlindungi dalam invesatsi
tersebut. Lebih-lebih mereka yang tergolong masyarakat lemah, buta hukum, buta
birokrasi dan lemah koneksi. Seharusnya hak-hak mereka justru mendapatkan
perlindungan dalam proses investasi. Lingkungan sering juga tidak diperhatikan
dalam suatu proses investasi.Ada beberapa investasi yang sudah hampir rampung
fisiknya barulah dibuatkan Amdal (analisa mengenai dampak lingkungan) Hal itu
dibuat sedekar formalitas yang basa-basi. Seharusnya hal ini tidak boleh terjadi
dalam suatu proses investai yang benar dan baik.

Konon di Amerika Serikat ada suatu investasi untuk membangun suatu supermarket
yang modern.Setelah diadakan study di lokasi yang akan direncanakan ternyata ada
sebuah telaga yang tidak begitu luas. Dalam telaga itu ada sejumlah ikan.Menurut
hukum yang berlaku di Amerika Serikat ikan tersebut termasuk ikan langka yang
wajib dilindungi menurut ketentuan hukum.Demi tegaknya hukum proyek tersebut
dibatalkan dilokasi tersebut.Mengapa demi sejumlah ekor ikan proyek besar begitu
dibatalkan.Hal ini demi kelestarian lingkungan .Karena memang spesies ikan itu
memang langka.Kalau dibiarkan demi bisnis satu demi satu spesies akan
hilang.Suatu saat keturunan umat manusia akan hanya mendengar ceritra kosong
tentang berbagai spesies di bumi ini.Seperti halnya dynosaurus dan bebeapa
binatang purba lainya hanya ada dalam ceritra saja.
Demikian juga cirri khas budaya setempat tidak boleh tergusur akibat adanya
investasi. Justru investasi itulah yang melestarikan cirri khas budaya suatu daerah
atau Negara Membangun suatu peradaban yang berciri khas istimewa dan luhur
bukanlah hal yang gampang.Terbentuknya peradaban dengan cirri yang khas
,unik ,istimewa dan luhur melalui suatu proses panjang .Ia tumbuh berkembang dari
generasi kegenerasi. Ciri khas budaya tersebut adalah sebagai suatu wujud budaya
yang dapatmembedakan budaya suatu daerah dengan daerah lainya.Atau ciri khas
suatu negara yang dapat dijadikan media untuk membedakan ia dengan Negara
lainnya.Investasi harus melindungi keaneka ragaman cirri khas budaya.Karena itu
hidup manusia di dunia ini tidak jenuh dan monoton. Disamping itu filosofi yang
melatar belakngi keberadaan budaya yang khas itu dapat menjadi suatu objek
study banding yang menarik diantara suatu kekhasan budaya yang satu dengan
budaya lainya.Hal itulah yang tidak boleh tergusur karena adanya investasi.
9. Makna Mencari Untung Dalam Bisnis.
Membangun kesejahtraan yang adil dan bermoral merupakan prinsip bisnis.Untuk
mewujudkan filosofi bisnis tersebut harus ada proses investasi .Usaha investasi itu
seperti modal berupa uang maupun non material yang ditanam dalam usaha bisnis
itu. Proses investasi itu harus dirumuskan sedemikian rupa untuk mendatangkan
untung atau profit tertentu yang wajar sesuai dengan besar kecilnya modal yang
diinvest. Dalam kemajuan jaman sekarang ini sudah tidak relevan dibicarakan teori
bisnis klasik yang menyatakan dengan modal sekecil-kecilnya mencari untung
sebesar-besarnya .Hal itu sudah tidak masuk akal .Dalam proses bisnis tersebut
investasi yang paling utama adalah kemampuan untuk menyusun bisnis plan
yang relevan dengan perkembangan jaman.Bisnis yang relevan dengan
perkembangan jaman adalah bisnis yang menguntungkan semua pihak yang
terlibat dalam proses bisnis. Proses mencari untung benar-benar berdasarkan
perhitungan menguntung semua pihak secara wajar dan adil.Di Bali para tetua
jaman lampau meninggalkan konsep mencari untung dengan istilah dalam bahsa
Bali : bani meli bani ngadep. Ini artinya pebisnis itu tidak memikirkan keuntungan
diri sendiri.Yang juga harus mendapatkan perhatian seimbang adalah pembeli atau

customer.Dalam istilah bani meli bani ngadep itu terdapat rasa keadilan yang
durumuskan secara sadar dalam harga jual suatu produk bisnis.Dengan demikian
proses mencari untung dalam bisnis itu sudah benar-benar memperhitungkan rasa
keadilan.Tidak terkandung ambisi hanya mengejar untung saja tanpa memikirkan
penderitaan orang lain.Dalam istilah tersebut penjual tidak rugi pembelipun tetap
merasa diuntungkan. Istilah bani meli bani ngadep yang diwariskan oleh leluhur
orang Bali ini semakin jarang didengungkan dalam bidang bisnis.Hal menyebabkan
semakin merosotnya penggunaan moral dalam dinamika bisnis.Mencari untung
dalam bisnis semakin tidak menghiraukan keadilan,kejujuran,kewajaran.Bahkan
menipu sekalipun dilakukan dalam mengerjar untung.Hal ini sebagai akibat
beragama dan berbisnis dipisahkan bahkan dibuat berdikotomi.Berbisnis boleh cari
untung dengan segala cara dengan berbuat dosapun dianggap syah dalam
bisnis.Tetapi begitu beragama , saat itulah dengan khusuk mohon ampun pada
Tuhan. Cara berbisnis dan beragama seperti itulah yang tidak tepat.Mahatma
Gandhi mengatakanbisnis tanpa moral akan menim bulkan dosa sosial.Para
pebisnis janganlah hanya berbekal ketrampilan bisnis secara tehnis.Para pebisnis
hendaknya membangun kharakter diri untuk membangun kearifan dalam
berbisnis.Pada jaman Kali ini dinyatkan jaman yang ditandai oleh banyak kerusuhan
dan kemerosotan moral.Tetapi sesuai dengan hukum Rwa Bhineda jaman Kali ini
juga menyediakan banyak jalan spiritual. Kekuatan spiritual itu dapat didaya
gunakan untuk memajukan kehidupan manusia di berbagai bidang.Jika yang
diperlukan pendidikan, pada jaman sekarangini banyak sekali tersedia berbagai
macam sekolah dan yayasan pendidikan yang berkwalitas tinggi untuk mempelajari
apapun juga.Jika kekayaan yang diinginkan jaman Kali ini menyediakan bermacammacam jalan untuk memproleh kekayaan secara terhormat.Cara memproleh
kekayaan secara terhormat itu antara lain dengan melakukan pelayanan yang prima
dan bermoral dalam bidang bisnis. Mengapa dewasa ini kebahagiaan dan
kedamaian umat manusia tidak semakin bertam bah.Karena dewasa ini masih
banyak umat manusia mencari kekayaan dengan cara yang tidak terhormat.
Bahkan kalau boleh dibilang kebanyakan orang mencari kekayaan dengan cara
yang tidak terhormat.Seandainya pendidikan dijadikan media untuk membangun
kharakter dan peluang bisnis dijadikan media untuk mencari kekayaan dengan cara
terhormat ,maka kebahagiaan dan kedamaian akan semakin bertambah. Setiap
denyut kehidupan sesungguhnya terpampang peluang untuk melakukan pelayanan
yang prima kepada sesama.Apa lagi dibidang bisnis peluang untuk melakukan
pelayanan sangat luas itu memberikan keuntungan material dan keuntungan moral.
Mencari untung yang tidak terhormat dalam bisnis ujung-ujungnya banyak
menimbulkan petengkaran yang sampai masuk kepengadilan.Memang hal ini
banyak melahirkan lapangan kerja bagi para Pengacara.Memproleh keuntungan
yang tidak terhormat banyak menimbulkan vibrasi negatif dalam masyarkat
terutama para pelaku bisnis. Saling mempercayai dalam hubungan bisnispun
berobah menjadi saling curigai. Rendahnya saling mempercayai dan ruwetnya
birokrasi juga menimbulkan semakin meningkatnya biaya produksi suatu usaha
bisnis.Mencari untung dengan cara terhormat seperti melalui pelayanan yang

bermoral akan dapat menyederhanakan birokrasi.Birokrasi yang tidak ruwet dapat


membangun efisiensi bisnis.Keuntunganpun didapatkan lebih terhormat.
10. Tahun Investasi Sebagai Media Beryadnya.
Dengan dicanangkanya tahun investasi bukan berarti segera ada harapan yang
cerah dan berbunga-bunga bagi perbaikan ekonomi Indonesia.Sangat tergantung
bagaimana investasi itu diselenggarakan.Kalau investasi itu diselenggarakan
dengan motivasi mengejar untung sebanyak-banyak dengan tidak menghiraukan
aspek-aspek lainya seperti keadilan,kemanusiaan, lingkungan dan kejujuran maka
krisispun akan tetap terjadi.Seperti kesenjangan antara yang kaya dan yang
miskin.Rusaknya moral berbagai pihak karena akan terjadi kolusi,korupsi dan
nepotisme.Kalau investor hanya mengejar untung untuk dirinya dalam proses
investasi itu maka mala petaka ekonomipun akan terus melilit bangsa kita.Investasi
itu hendaknya benar-benar menggerakan sumber-sumber ekonomi potensial
menjadi ekonomi real .Artinya investasi itu nyata meningkatkan kesejahtraan
masyarakat seluas-luasnya secara adil dan beradab. Adil itu memberikan orang
sesuai dengan haknya.Hak timbul dari kewajiban.Kalau seseorang melakukan
kewajibanya secara maksimal sesuai dengan normanya maka iapun hendaknya
diberikan haknya sesuai dengan kewajiban yang dilakukanya itu. Harus dihitung
dengan sebaik-baiknya dalam suatu investasi antara uang ,tenaga dan keakhlian
yang diinvestasikan dalam suatu proses bisnis.Orang yang menginvestasikan
uangnya,tenaganya dan keakhlianya harus di hitung secara adil agar nantinya
setelah ada keuntungan atau kerugian dinikmati atau ditanggung secara adil.
Demikian juga dampak lingkungan alam dan lingkungan sosial budaya yang
ditimbulkan harus benar-benar diperhitungkan secara nyata tidak hanya menjadi
basa-basi formalitas saja.
Suatu investasi disamping memperhitungkan dengan cermat kelayakan ekonomi
bisnis, juga hendaknya memperhitungkan proses investasi yang beradab.
Maksudnya investasi itu hendaknya tidak melanggar nilai-nilai kemanusiaan. Tidak
menyingkirkan ciri khas budaya yang sudah baik dan ajeg diterima oleh suatu
lingkungan social.Investasi itu dijalankan sesuai dengan hokum yang berlaku
dimana investasi itu diwujudkan. Kalau hal ini dapat dilakukan dengan sebaikbaiknya maka investasi itu sebagai media untuk melakukan Yadnya. Mengapa
investasi itu sebagai media beryadnya.Karena dalam investasi yang benar itu
semua pihak yang terlibat dalam proses investasi itu harus melakukan segala
sesuatu itu dengan penuh keikhlasan demi tujuan yang mulia. Keikhlasan itu
muncul setelah melalui suatu proses analisa mendalam bahwa investasi itu akan
membawa kemajuan hidup pada semua pihak.Pengorbanan yang dilakukan oleh
investor akan membawa keuntungan kepada semua pihak tentunya termasuk sang
investor.Para investor harus ada kesamaan sikap bahwa dalam proses investasi
harus didasarkan dengan konsep berakit-rakit kehulu berenang-renang ketepian.
Besakit-sakit dahulu benenag-renang kemudian.Bersakit-sakit dalam tanda kutip

itlah sebagaisuatu proses Yadnya.Dalam proses investasi ini ada suatu ceritra Tantri
yang sangat popular di Bali. I Lutung bekerja sama dengan I Kambing menanam
kacang panjang.Mereka berjanji bahwa daun-daunya nanti diambil oleh di
Kambing.Sedangkan buahnya nanti untuk I Lutung. Setelah mereka berkeja sama
berkebun kacang panjang .Kacangpun tumbuh dengan suburnya.Daunnya rimbun
namun belum berbuah.I Kambing tidak ambil pusing kacang tersebut belum
berbuah.Karena sudah berdaun I Kambing langsung saja menikmati daun kacang
tersebut.I Lutung protes karena kacangnya belum berbuah.I Kambing tidak ambil
pusing.Karena sesuai dengan perjanjian daun-daunya adalah hak Si
Kambing.Karean sudah berdauntentunya Si Kambinglah yang punya hak.I
Lutungpun tidak dapat berbuat apa-apa.Ia menjadi investor yang dirugikan.
Sesungguhnya kerja sama menanam kacang itu belum memberikan hasil yang
semestinya.Karena belum berbuah hanya baru berbunga. Bagi hasil itu baru layak
dilakukan kalau kacang itu sudah berdaun dan berbuah.Ceritra ini sebagai suatu
sindiran janganlah kita bermain curang dalam suatu proses kerjasama dalam
berinvestasi.Bahkan mencari kelemahan-kelemahan hukum dalam investasi bisnis
untuk keuntungan diri sendiri dan tidak memikirkan kerugian teman sendiri.
Banyaknya muncul perkara hukum dalam proses bisnis dewasa ini karena para
pebisnis banyakyang tidak menjadikan bisnis itu sebagai media
beryadnya.AjaranYadnya itu adalah suatu investasi fisik material,moral dan
berbagai sumber daya lainya. Tujuan Yadnya untuk mencapai kondisi saling
memelihara dengan tulus ikhlas. Kerjasama saling memelihara itu berjalan kontinue
dan konsisten. Inilah barang kali yang disebut pembangunan
berkelanjutan.Kerjasama untuk saling memelihara itu disebut Cakra Yadnya dalam
Bhagawad Gita III.16. Tahun investasi ini hendaknya dijadikan tahun Cakra Yadnya
untuk hidup saling memelihara dalam membangun kesejahtraan yang adil dan
beradab.

11. Investasi Untuk Mengatasi Kesenjangan.


Apa yang disebut dengan membangun manusia Indonesia seutuhnya dan Indonesia
seluruhnya ternyata semakin jauh dari harapan. Hal itu sampai saat ini sebagian
besar masih sebatas wacana sebagai pemanis bibir saja.Pembangunan fisik
material dan mental spiritual tidak bersinergi.Pembangunan fisik material berjalan
sendiri dan pembangunan mental spiritual berjalan terpisah sendiri
juga.Pembangunan ekonomi tanpa membangun insan ekonomi yang bermoral luhur
dan bermental tangguh akan menjadi mubazir. Pembangunan ekonomi yang
demikian tidak lebih akan menjadi ajang perebutan rezeki tanpa memperhatikan
moral etik dan kemanusiaan.Perolehan dari pembangunan ekonomi itu ibarat uang
hasil rampokan.Semua pihak ingin dapat yang lebih meskipun tanpa berbuat apaapa.Ketidak seimbangan juga sangat tampak dalam penempatan investasi.Karena
tidak meratanya investasi di seluruh Indonesia maka penyebaran pendudukpun
menjadi tidak merata.Dimana ada investasi pendudukpun berbondong-bondong

kesana mengais rezeki.Hal itu sangat normal. Dimana ada gula semutpun pasti
berdatangan.Keadaan seperti itu tidak mungkin dapat dihindari.Tetapi semut-semut
itu bisa dibuat menyebar ,kalau investasi itu tersebar juga sesuai dengan kebijakan
membangun Indonesia seluruhnya. Kita sangat paham potensi ekonomi seluruh
wilayah Indonesia tidak sama.Ada yang mudah dikembangkan ada juga yang lebih
sulit dikembangkan.Namun demikian kalau landasan kebijakan dalam investasi
tidak semata-mata hanya profit oriented kesenjangan itu sedikit demi sedikit akan
dapat diatasi.Kebijakan investasi itu haruslah dilandasi oleh sikap yang seimbang
antara Porsi profit oriented dengan porsi welfare oriented . Untuk mewujudkan
keseimbangan ini Pemerintah dan investor harus berkerja sama secara jujur dalam
rangka menerapkan kebijakan yang seimbang itu. Investasi tanpa dasar kebijakan
yang benar justru akan membawa mala petaka seperti kesenjangan ekonomi yang
ujung-ujungnya akan menimbulkan kesenjangan social. Kesenjangan social tanpa
penanganan yang benar dan tepat akan dapat berdimensi menimbulkan
kesenjangan berbagai aspek kehidupan.Untuk menyeimbangkan kebijakan dalam
melakukan investasi tidaklah semata-mata menjadi porsi para akhli ekonomi
pembangunan semata. Kalau mau melakukan investasi untuk membangun
kesejahtraan yang adil dan beradab semestinya semua akhli ikut dilibatkan.Banyak
teori yang harus dipadukan.Karena masyalah investasi itu akan berdampak sangat
luas pada kehidupan masyarakat.Ada yang menyatakan pembangunan itu dengan
memperbesar hasil kue pembangunan terlebih dahulu. Setelah itu barulah
dilakukan pemerataan.Kalau tidak ada pertumbuhan apa yang dimeratakan.Tetapi
ada juga yang menyatakan pembangunan ekonomi itu harus dimulai dari keadilan
untuk membangun kue kemakmuran itu.Dalam hal ini penulis ada sedikit
pengalaman.Th 1996 saya pernah berkunjung ke Jepang.Saat itu saya sempat
berdialog dengan Wakil Gubernur Okayama salah satu propinsi di Jepang. Ketika itu
saya punya data tentang kesenjangan pendapatan beberapa negara.Di Jepang saat
itu kesenjangan pendapatan satu berbanding sembilan (1:9).Singapura satu
berbanding sebelas (1:11),Thailand satu berbanding dua puluh dua (1 :22),Malaysia
satu berbanding dua puluh enam (1: 26),Philipina satu berbanding dua puluh empat
(1 : 24) .Sedangkan Indonesia satu berbanding lima puluh (1 : 50).Hal itu saya
tanyakan .Wakil Gubernur Okayama menyatakan bahwa dalam bidang ekonomi di
Jepang diawali dengan investasi yang berkeadilan.Saat itu saya diberikan hadiah
radio kecil sebesar batu bata. Radio sekecil itu dikerjakan oleh enam
perusahaan.Tiap-tiap perusahan mengerjakan komponen yang berbeda.Kalau usaha
pembuatan radio kecil itu menguntungkan. Keuntungan itu sudah menyebar
keenam perusahan yang mengerjakan Radio tersebut. Demikian pula kebiasaan
orang-orang kaya di Jepang tidak terlalu sering berbelanja kesupper market untuk
memenuhi kebutuhanya sehari-hari.Ia cukup berbelanja kewarung-warung kecil di
tetangga Hal ini juga akan membawa pemerataan ekonomi. Kalau orang-orang kaya
biasa tak mau menoleh pasar tradisional apa lagi warung-warung kecil di
tetangga.Hal ini juga sebagai salah satu sumber kesenjangan.Kalau orang-orang
gedongan mau belanja dipedagang-pedagang kecil disekitarnya akan menimbulkan
banyak manfaat bagi kedua belah pihak. Pertama akan membantu pemodal-

pemodal kecil di sector informal untuk menghidupkan usahanya.Kedua akan


menimbulkan keakraban social yang sama-sama dibutuhkan oleh kedua belah pihak
dalam hidup bertetangga. Disamping itu kalau interaksi itu dapat dikembangkan
secara sadar akan membantu meningkatkan kwalitas usaha pedagang kecil
tersebut.Dengan demikian usaha kecil itupun pelan-pelan akan menjadi andalan
untuk menopang kehidupan suatu keluarga dgn mantap
12. Mempertimbangkan Daya Dukung Alam.
Dalam Sarasamuscaya 135 ada dinyatakan bahwa sebelum menyelenggarakan
empat tujuan hidup terlebih dahulu lakukanlah Bhuta Hita. Bhuta Hita artinya
mensejahtrakan kehidupan alam lingkungan.Di dunia ini ada tiga tujuan hidup yang
harus disukseskan yaitu Dharma,Artha dan Kama.Kalau tiga tujuan hidup itu sudah
dapat diwujudkan dengan sukses maka hal itulah yang menjadi landasan untuk
mencapai tujuan hidup yang tertinggi di dunia Niskala yang disebut
Moksha.Mewujudkan tiga tujuan hidup di dunia itu membutuhkan sumber daya
untuk diinvestasikan sebagai landasan mencapai tujuan hidup tersebut.Kalau tidak
bersikap seimbang dalam mewujudkan tujuan hidup tersebut akan dapat merusak
salah satu unsur dari sumber daya yang dijadikan landasan mencapai tujuan hidup
itu. Dalam Sloka Sarasamuscaya tersebut diatas yang paling harus dijaga adalah
kelestarian sumber daya alam.Bahkan menurut Sarasamuscaya tersebut sumber
daya alam ini yang pertama-tama harus dilindungi kelestarianya.Karena sumber
daya alam ini sangat sulit diperbaharui.Misalnya kerusakan hutan.Kalau sudah
terlanjur rusak sungguh sangat berat untuk mengembalikanya.Karena untuk
membuat pohon besar ,rindang dengan akar-akarnya sebagai penyerap air dalam
waktu singkat tidak mudah.Demikian juga kerusakan pantai yang terlanjur
abrasi.Sungguh tidak gampang mengembalikannya. Udara kota yang penuh polusi
juga sungguh berat mengembalikan pada keadaan yang bersih.Sungai dengan
kalinya yang sudah rusak karena disalah fungsikan.Daerah resapan yang sudah
tidak berfungsi lagi sehingga air bawah tanah menjadi sesuatu yang langka.
Kerusakan alam seperti itu umumnya karena ulah manusia yang ingin mendapatkan
keuntungan sesaat dalam mengelola alam.Konon gurun pasir di Etiopia menurut
pendapat para akhli Archeologi pada jaman dahulu adalah hutan blantara yang
lebat.Karena ulah penduduk memanfaatkan hutan tanpa kendali akhirnya hutanya
gundul bahkan akhirnya menjadi gurun pasir.Sekarang untuk mengembalikan
menjadi hutan sesuatu yang sangat mustahil.Dalam tradisi HindudiBali adasebuah
Lontar Siwagama yang menceritrakan tentang bahayanya kerusakan alam
ini.Diceritrakan suatu saat tanah tidak mampu menumbuhkan tumbuhtumbuhan.Air kotor sehingga tidak mampu membasahi.Udara kotor dan menjadi
sumber berbagai penyakit. Manusiapun hidupnya sengsara.Bhagawan Manupun
melaporkan keadaan ini pada Hyang Widhi.Untuk mengatasi hal itu Hyang Widhi
mengutus Hyang Tri Murti turun kedunia menyelamatkan alam dan makhluk hidup
lainya.Bhatara Brahma turun menjadi Naga Ananta Bhoga dan masuk kedalam
tanah mengembalikan fungsi tanah. Tanahpun menjadi Ananta Bhoga artinya

sumber makanan yang tidak putus-putusnya. Bhatara Wisnu turun menjadi Naga
Basuki.Kepalanya menjadi laut ekornya menjadi Gunung.Laut menguap menjaid
mendung. Mendung jatuh menjadi hujan.Hujanpun ditampung oleh ekor Naga
Basuki dalam wujud Gunung dengan hutannya yang lebat. Hutan lebat itu
perwujudan dari sisik ekor Naga Basuki. Dari proses itulah timbul danau,sungai dan
sumber-sumber air lainya.Karena itu sangat dilarang merusak laut,gunung dengan
hutan,sungai danau dan sumber-sumber air lainya. Karena semuanya itu
perwujudan Naga Basuki yang tiada lain Bhatara Wisnu sendiri. Naga dalam bahasa
Sansekerta disamping berarti ular besar juga berarti bumi.Basuki artinya selamat
atau rahayu. Jadinya Naga Basuki artinya alam sebagai penyelamat. Bhatara Iswara
turun sebagai Naga Taksaka yaitu Naga bersayap terbang menyucikan udara.
Mitologi ini sesungguhnya sebagai suatu ilustrasi pendidikan untuk mendidik umat
manusia agar jangan merusak sumber-sumbr daya alam tersebut. Investasi
tentunya sangat baik dilakukan tetapi justru untuk mengembangkan dan menjaga
kelestarian alam tersebut (Bhuta Hita).Setidak-tidaknya investasi untuk
mewujudkan tujuan hidup mendapatkan Dharma,Artha dan Kama dengan tidak
mengurangi kelestarian alam yang sudah ada.Sesungguhnya tujuan Upacara Bhuta
Yadnya dengan Mecarunya dalam wujud ritual yang sacral sebagai media untuk
membangkitkan kesadaran spiritual untuk melestarikan alam. Dalam kitab Agastia
Parwa dinyatakan : Bhuta Yadnya ngaran taur muang kapujan ring tuwuh .Artinya
Bhuta Yadnya adalah mengembalikan (alam) dan melestarikan tumbuh-tumbuhan.
Isi alam yang sering dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari harus dikembalikan
keberadaanya seperti semula.Bhuta Yadnya juga untuk melstarikan tumbuhtumbuhan.Mengapa,karena dengan suburnya tumbuh-tumbuhan itu sebagai
indikasi berfungsinya dengan baik tanah,air,udara,panas dan akasa. Tumbuhtumbuhan juga sumber pangan dari hewan dan manusia. Kata Caru sebagai
tujuan Bhuta Yadnya dalam bahasa Sansekerta berarti cantik atau harmonis.Tujuan
utama dari Bhuta Yadnya adalah harmonisnya hubungan manusia dengan alam
lingkungan.Kata Bhuta artinya alam ini sendiri yang terdiri dari lima unsur yang
disebut Panca Maha Bhuta.

Anda mungkin juga menyukai