Anda di halaman 1dari 6

PEMBAHASAN

A. Jarimah Pembunuhan
Pembunuhan ada tiga macam :
1. Pembunuhan disengaja.
Pembunuhan yang dilakukan oleh seorang mukallaf
dengan

menggunakan

membunuh/mematikan

alat
disertai

yang
dengan

biasa

untuk

niat

untuk

membunuh.
Sanksi pembunuhan disengaja.
Pembunuhan yang disengaja jika telah memenuhi syarat
wajib di qisash, jika mendapat maaf dari keluarganya maka
dengan membayar diyat, atau jika mendapat pengampunan
penuh oleh keluarga terbunuh maka dapat dibebaskan.
Allah SWT. berfirman










Artinya : Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas
kamu qishaash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh;
orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan hamba,
dan wanita dengan wanita. Maka Barangsiapa yang mendapat
suatu pema'afan dari saudaranya, hendaklah (yang mema'afkan)
mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi
ma'af) membayar (diat) kepada yang memberi ma'af dengan
cara yang baik (pula). yang demikian itu adalah suatu
keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa
yang melampaui batas sesudah itu, Maka baginya siksa yang
sangat pedih. (QS. Al-Baqarah: 178)
2. Pembunuhan menyerupai sengaja.

Yaitu menyengaja suatu perbuatan aniaya terhadap


orang

lain,

dengan

alat

yang

pada umumnya tidak

mematikan, sehingga membuat korban meninggal.


Sanksi pembunuhan menyerupai sengaja
Untuk pembunuhan ini tidak wajib qisas, tapi hanya
diwajibkan membayar denda (diyat) berat kepa keluarga
korban (ahli yang dibunuh) diangsur selama tiga tahun.
3. Pembunuhan tidak sengaja (pembunuhan tersalah)
Yaitu
adanya

pembunuhan
maksud

yang

terjadi

(niat)membunuh,

dengan
baik

tanpa

dilihat

dari

perbuatan maupun orangnya.


Sanksi pembunuhan tersalah
Hukum pembunuhan tersalah ini yaitu tidak wajib qisas,
tetapi hanya wajib membayar denda (diyat) ringan yang
dibebankan kepada keluarga pembunuh, bukan kepada
si pembunuh. seperti fiman Allah dalam surah An-Nisa (4) :
92.












Artinya : Dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh
seorang mukmin (yang lain), kecuali karena tersalah (tidak
sengaja), dan Barangsiapa membunuh seorang mukmin karena
tersalah (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya
yang beriman serta membayar diat yang diserahkan kepada

keluarganya (si terbunuh itu), kecuali jika mereka (keluarga


terbunuh) bersedekah. jika ia (si terbunuh) dari kaum (kafir)
yang ada Perjanjian (damai) antara mereka dengan kamu, Maka
(hendaklah si pembunuh) membayar diat yang diserahkan
kepada keluarganya (si terbunuh) serta memerdekakan hamba
sahaya yang beriman. Barangsiapa yang tidak memperolehnya,
Maka hendaklah ia (si pembunuh) berpuasa dua bulan berturutturut untuk penerimaan taubat dari pada Allah. dan adalah Allah
Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.

B. Jarimah Pencurian
Pencurian adalah mengambil barang milik orang lain
yang bukan haknya yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi
dari tempat penyimpanannya.
Sanksi jarimah pencurian.
Seorang pencuri yang telah memuhi syarat yakni:
mukallaf, berakal sehat, barang sampai nisab maka harus
dipotong

tangannya

dan

Ia

harus

mengembalikan

barangnya kalau masih ada, dan mengganti kalau sudah


tidak ada. Allah berfirman yang artinya:




Artinya : Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang
mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi
apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. dan
Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (al-Maidah : 38)
C. Jarimah Perampokan
Perampokan atau Hirabah adalah keluarnya gerombolan
bersenjata di daerah Islam untuk mengadakan kekacauan,
penumpahan darah, perampasan harta, mengoyak kehormatan,
merusak tanaman, peternakan, citra agama, akhlak, ketertiban
dan undang-undang baik gerombolan tersebut dari orang islam
sendiri maupun kafir Dzimmi atau kafir Harbi.
3

Sanksi jarimah perampokan :


1. Dibunuh,
2. Disalib,
3. Dipotong tangan dan kakinya secara silang,
4. Dibuang dari negeri tempat kediamannya.

Allah berfirman :

Artinya : Sesungguhnya pembalasan terhadap orangorang yang memerangi Allah dan Rasul-Nya dan membuat
kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau disalib,
atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal
balik, atau dibuang dari negeri (tempat kediamannya). yang
demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk mereka
didunia, dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar. (QS.
Al-Maidah:33)
D. Jarimah Zina
Zina

dapat

menyangkut

diartikan

hubungan

sebagai

seksual

suatu

perbuatan

dan semacamnya

yang
tanpa

adanya ikatan suami-istri yang dilakukan oleh mukallaf baik


yang sudah menikah atau masih bujang.
Sanksi jarimah zina.
Zina dibagi dua:
1. Zina muhson
Adalah perbuatan zina yang dilakukan oleh seorang
yang telah menikah secara sah. maka hukumnya dengan
rajam, yaitu dilempari batu hingga mati.

2. Zina ghairu muhson


Adalah perbuatan zina yang dilakukan oleh orang
yang

belum

menikan.

Maka

hukumannya

dengan

jilid/dipukul 100 kali dan diasingkan selama setahun.


Allah SWT. berfirman :






Artinya : Perempuan yang berzina dan laki-laki yang
berzina, Maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus
dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya
mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu
beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah
(pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan
orang-orang yang beriman. ( QS, An-Nur ayat 2)
E. Jarimah Minum Minuman Terlarang
Secara bahasa, khamr artinya sesuatu yang menutupi,
sedangkan menurut dalam istilah fiqh yaitu segala macam
yang memabukan. Sebagaimana sabda Rsulullah SAW yang
artinya

kurang

lebih:

"Tiap-tiap

yang

memabukan

adalah

khamr dan setiap khamr adalah haram." (HR. Muslim).


Menurut Mazhab Syafii, had khamr adalah didera 80 kali,
namun menurut Mazhab Hanafi, had khamr adalah dera 40 kali.
Dan pelaksanaan hukumannya dilakukan setelah semuanya
benar-benar

terbukti dan dilaksanakan di khalayak ramai

seperti halnya pezina.


Rasulullah SAW. Bersabda: "Dari Anas Bin Malik ra,
dihadapkan kepada nabi SAW seseorang yang telah meminum
khamr,

kemudian menjilidnya

dengan dua tangkai kurma

kira-kira 40 kali." (HR Mutafaqun 'alaihi).

DAFTAR PUSTAKA

Jazuli,Ahmad, Fiqh Jinayah, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta :


Cetakan I.1999.
Audah, Abdul Qadir. At Tasyri Al Jinaiy Al Islamiy, Beirut : Dar
Al Kitab Al Araby, Juz 1.
Kallaf, Abdul Wahab. Ilmu Ushul Al-Fiqh. Ad Dar Al Kuwaitiyah.
Cetakan VIII. 1968.
Muslich, Ahmad Wardi. Pengantar dan Asas Hukum Islam.
Jakarta: Sinar Grafika, 2004
Abdullah, Musthafa. dkk. Intisari Hukum Pidana, Jakarta: Ghalia
Indonesia. 1983.
http://serbamakalah.blogspot.com/2013/03/fiqih-jinayahjarimah-dalam-islam.html. Diakses pada tanggal 10 Maret 2015.

Anda mungkin juga menyukai