Anda di halaman 1dari 7

Arsitek Charles Rennie Mackintosh Lokasi Glasgow, Scotland – United Kingdom

Tahun Pembangunan 1902-1904 Fungsi Bangunan Komersial (Kedai Teh) Sistem


Konstruksi Batu bata Iklim Sedang Konteks Urban Langgam Art Nouveau

The Willow Tea Rooms–Totalitas Seni sebagai


Pembaharuan Konsep Estetika atas Zaman Industrialis
The Willow Tea Rooms adalah
sebuah karya arsitektur dari
seniman kenamaan
berkebangsaan Inggris Charles
Rennie Mackintosh yang berhasil
mengekspresikan “total work of art”
dalam desainnya. Bangunan yang
berada di 217 Sauchiehall St,
Glasgow, Scotland ini didirikan
tahun 1902-1904 dan masih berdiri
hingga sekarang dengan fungsi
yang sama, yaitu sebagai
bangunan komersial (kedai teh).
Mackintosh merancang bangunan
ini untuk mitra bisnisnya, Catherine
Cranston sang peneglola kedai
yang memiliki ide rancangan:
bangunan dengan sisi feminin
untuk mewadahi aktifitas wanita.
Bangunan empat lantai dengan konteks urban ini
merupakan salah satu icon arsitektur pada periode
Art Nouveau.

Apakah alasan munculnya bangunan dengan ekspresi seperti ini?

Bagaimana hubungan antara tantangan zaman industrialis dengan perkembangan seni


khususnya arsitektur pada zaman itu? Yang mempengaruhi lahirnya ekspresi bangunan
seperti ini.

Revolusi Industri yang Lurus dan Kaku


Tahun 1850, Inggris tampil sebagai pemimpin dunia
dalam bidang ekonomi dan militer. Kejayaan ini
merupakan manifestasi dari revolusi industri yang
memacu pertumbuhan dalam bidang teknologi,
sosio-ekonomi, dan budaya. Perekonomian yang
berbasis tenaga kerja manusia digantikan oleh
industri manufaktur mesin. Mekanisasi industri ini
mendorong produksi massal, yaitu produksi barang-
barang menggunakan mesin secara sekaligus
dalam jumlah banyak yang menghasilkan barang yang sama / seragam.
Kesederhananaan proses ini menjadi suatu kepraktisan yang memudahkan manusia
mendapatkan apa yang ia butuhkan. Kondisi ini menimbulkan efek yang multidimensi,
termasuk dalam bidang seni.

Seni menjawab fenomena ini dengan sebuah sudut pandang yang


baru, yaitu bahwa konsep estetika dari sebuah karya seni adalah
terletak pada keunikan dan kealamiannya. Suatu benda dikatakan
bernilai seni tinggi apabila bersifat unik, tidak ada yang menyamai,
dan bukan hasil olahan mesin melainkan alami buatan tangan
manusia. Realisasinya adalah perubahan karakter dalam desain dan
kreasi seni menjauhi bentuk-bentuk produk mesin yang lurus dan
kaku menjadi bentuk yang lebih mengalir, dan dinamis. Bentuk-
bentuk ini kemudian menjadi sesuatu yang menarik yang disenangi
banyak orang dan pemakaiannya meluas tidak hanya di Inggris melainkan juga di
negara-negara lain di Eropa dan bahkan Amerika. Sehingga lahirlah sebuah
kecenderungan baru dalam dunia desain yang disebut ”Art Nouveau”.

Sebuah Konsep Estetika Baru


Art Nouveau adalah nama dalam Bahasa Perancis
untuk sebuah gaya / langgam internasional dalam
bidang seni, arsitektur, dan desain yang mencapai
puncak kejayaannya pada awal abad 20 (1880-1914).
Gaya yang telah menyebar ke
sebagian besar wilayah Eropa
dan Amerika Serikat ini
diwujudkan dalam karakter
mengalir, bergelombang, yang
kadang kala dipadukan dengan
motif bunga dan tanaman.
Sangat berbeda dengan karakter seni (khususnya arsitektur)
yang sebelumnya, lebih bersifat kaku, lurus, dan padat; sangat
mencerminkan industrialis. Selain itu, Art Nouveau juga terkenal
sebagai gaya yang terinspirasi dari sosok wanita.

Misi yang dibawa oleh Art Nouveau adalah menghapus kesenjangan


antara seni mayor dan minor, menyatukan segala bentuk seni
tersebut, dan mengetengahkannya di kehidupan manusia
mengimbangi dominasi mekanisasi industri. Maka, arsitektur sebagai
cabang seni yang memiliki pengaruh langsung dalam kehidupan
manusia kemudian menjadi pusat kesenian tempat berbagai talenta
dan kemampuan terintegrasi secara alami. Arsitektur dipandang
sebagai seni yang total karena tiap detail, tiap objek pada bangunan
berhubungan dengan keseluruhannya.
Art Nouveau di Mana-mana
Setiap daerah di Eropa memiliki persepsi dan pola tersendiri dalam memahami dan
mengembangkan Art Nouveau. Masing-masing memiliki figur seniman dan media
pendukungnya sendiri.
Glasgow Ibukota Art Nouveau Inggris
Kota Glasgow (Scotland) menjadi pusat kesenian Art Nouveau
seantero Britania Raya karena di sinilah pertama kali bangunan-
bangunan dengan gaya tersebut lahir di Inggris. Konsep Art Nouveau
sebagai pembaharuan dalam bidang seni di sini dibawakan seniman-
seniman yang berkarya dalam bentuk furnitur, poster, dan bebagai
jenis desain grafis lainnya. Salah satunya yang terkenal adalah Charles
Rennie Mackintosh, seniman yang tidak hanya mewujudkan karyanya dalam bentuk
grafis melainkan lebih jauh lagi dalam bentuk objek multidimensi berupa arsitektur
bangunan.

Mackintosh Sang Seniman


Filosofi desain Mackintosh berakar kuat pada tradisi
Scottish yang diadaptasikan dengan kehidupan
masyarakat modern dan kebutuhan kontemporer.
Terkait dengan langgam Art Nouveau, filosofi desain
tersebut diwujudkan dalam kontras antara bidang
tegak lurus dengan motif bebungaan bergelombang
ringan yang
dekoratif. Dalam
desain arsitektur,
Mackintosh terkenal
akan konsep ruang yang elegan dan jelas dipadu
dengan eksplorasi tingkat tinggi dalam pencahayaan,
serta kemahiran dalam membuat detail. Semuanya
jadi satu dalam balutan ”total work of art”, totalitas
dalam berkarya seni sebagai ciri khas langgam Art
Nouveau.

Kedai Teh
The Willow Tea Rooms adalah salah satu karya kenamaan
Mackintosh dalam bidang arsitektur yang berhasil
mewujudkan total work of art. Pada bangunan kedai teh ini,
ia memegang kendali atas setiap aspek desainnya, bahkan
hingga aspek yang paling detail sekali pun. Mulai dari
eksterior dan interior bangunan, furnitur, peralatan makan,
sendok teh, daftar menu, hingga seragam pramusaji
merupakan bagian dari frame besar rancangannya.
Art Nouveau sebagai gaya yang terinspirasi dari sosok
wanita pada bangunan ini pun diterapkan dengan
menyediakan sebuah ruang minum teh yang istimewa
diperuntukan bagi para wanita Glasgow untuk saling
bertemu. Interiornya didesain dengan karakter feminin,
seperti penggunaan warna terang pada dinding dan
sentuhan manis silver-rose pada kursi.

Karakter lain yang mencerminkan Art Nouveau adalah penggunaan


”willow” (nama sejenis pohon) untuk nama kedai, yang menjadi
motif dekorasi dari material bangunan dan elemen-elemen interior
seperti furnitur kayu.

Simpulan
The Willow Tea Rooms sebagai bangunan bergaya Art Nouveau
lahir sebagai bentuk perkembangan karya seni yang merespon
keadaan zaman yang industrialis. Karya seni mengalami
perubahan konsep estetika dengan karakternya yang dinamis
dan mengalir untuk membedakannya dengan produk-produk lain
saat itu yang diciptakan dengan mesin dan memiliki bentuk
kaku.

****
Referensi
en.wikipedia.org
perso.orange.fr
www.architectureweek.com
www.e-architect.co.uk
www.glasgowarchitecture.co.uk
www.greatbuildings.com
www.senses-artnouveau.com
www.willowtearooms.co.uk

Anda mungkin juga menyukai