LANDASAN TEORI
21
22
dimana
P
A
(3-1)
fc
Beton akan mempunyai kuat tekan yang tinggi jika tersusun dari bahan
lokal yang berkualitas baik. Bahan penyusun beton yang perlu mendapat perhatian
adalah agregat, karena agregat mencapai 70-75% volume beton (Dipohusodo,
1996). Oleh karena kekuatan agregat sangat berpengaruh terhadap kekuatan beton,
maka hal-hal yang perlu diperhatikan pada agregat adalah:
a. Permukaan dan bentuk agregat.
b. Gradasi agregat.
c. Ukuran maksimum agregat.
3.2. Modulus Elastisitas Beton
Tolok ukur yang umum dari sifat elastis suatu bahan adalah modulus
elastisitas, yang merupakan perbandingan dari tekanan yang diberikan dengan
perubahan bentuk persatuan panjang, sebagai akibat dari tekanan yang diberikan
itu (Murdock dan Brook, 1986). Berbeda dengan baja, maka modulus elastisitas
beton adalah berubah-ubah menurut kekuatan. Modulus elastisitas juga tergantung
pada umur beton, sifat-sifat dari agregat dan semen, kecepatan pembebanan, jenis
dan ukuran dari benda uji (Wang dan Salamon, 1986).
23
(3-2)
f =
P
A
(3-3)
(l - lo) l
=
lo
lo
Keterangan : E
(3-4)
= tegangan (MPa)
= regangan
lo
24
Maksimum
12.5
2.5
15
7.5
Perkerasan jalan
7.5
7.5
2.5
Minumum
25
26
27
faktor-faktor yang mempengaruhi kuat tekan beton. Hubungan antara umur dan
kuat tekan beton dapat dilihat pada Tabel 3.3.
Tabel 3.2 Rasio kuat tekan beton pada berbagai umur
Umur beton
Semen portland biasa
14
21
28
90
365
0.4
0.65
0.88
0.95
1.2
1.35
0.55 0.75
0.9
0.95
1.15
1.2