Anda di halaman 1dari 5

EFEK ESTRAK AIR DAUN CINCAU HITAM (MESONA PALUSTRIS BL) SEBAGAI

HEPATOPROTEKTOR PADA TIKUS WISTAR YANG TERINDUKSI PARASETAMOL


DOSIS HEPATOTOKSIK
HEPATOPROTECTIVE EFFECT WATER EXTRACT OF BLACK CINCAU LEAF
(MESONA PALUSTRIS BL) IN PARACETAMOL INDUCED HEPATOTOXIC IN RATS
Wahyu Pradana*1 , Tri Dewanti W 1
1) Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, FTP Universitas Brawijaya Malang
Jl. Veteran, Malang 65145
*Penulis Korespondensi, email: prada.wahyu@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menguji ekstrak air daun cincau hitam (EADCH) sebagai
pelindung terhadap kerusakan hati pada tikus akibat induksi parasetamol dosis
hepatotoksik. Sebanyak 30 ekor tikus strain wistar berumur 8 minggu dibagi menajadi 6
kelompok (n=5) yaitu kelompok 0 (kontrol) yang mendapat perlakuan aquadest (kontrol),
kelompok perlakuan (P) I, II, III diberikan EADCH sebanyak 1,5; 3; 4,5 ml/ ekor selama
14 hari dan dilanjutkan pemberian secara bersamaan dengan parasetamol dosis 750
mg/kg BB selama 3 minggu, kelompok perlakuan (P) IV mendapat parasetamol 750
mg/kg BB selama 3 minggu (kontrol positif), dan kelompok perlakuan (P) V diberikan
kurkuminoid 50 mg/kg BB selama 14 hari yang dilanjutkan dengan pemberian secara
bersamaan parasetamol 750 mg/kg BB selama 3 minggu (kontrol negatif).
Sediaan EADCH dapat melindungi hati tikus dari kerusakan akibat pemberiaan
parasetamol dosis 750 mg/kg BB. Hal ini didasarkan pada kemampuan EADCH dalam
menghasilkan kadar SGOT, SGPT dan jumlah sel nekrosis yang lebih rendah dari pada
kelompok kontrol positif. Pratreatment EADCH 4,5 ml /ekor (P3) memiliki aktifitas
hepatoprotektif terbaik dari pada P1, P2 dan kontrol positif.
Kata Kunci : Ekstrak air daun cincau hitam, hepatoprotektor, parasetamol, nekrosis sel,
SGOT, SGPT.
Abstract
The aim of this research were to investigate whether administration of water
extract black cincau (WEBC) orally may protect liver damage induced by hepatotoxic
dose of paracetamol in rats. The 30 male wistar rats (8 months) were divided in 6 group
(n=5), group 0 (control) were given only aquadest, group 1, 2, 3 were given water extract
black cincau (WEBC) 1,5; 3; 4,5 ml/rats for 14 days befor it was combinated with 750
mg/ kg bw paracetamol by orally until 3 weeks. Group 4 as positive control was given
only paracetamol 750 mg/ kg bw for 3 weeks. Group 5 was given curcuminoid 50 mg/kg
bw for 14 days befor it was combinated with paracetamol 750 mg/kg bw until 3 weeks.
Water extract black cincau (WEBC) could protect rats liver from damage by induced
hepatotoxic dose of paracetamol, as shown by their SGOT, SGPT and necrosis cell level
which lower than positive control. Pratreatment water extract black cincau 4,5 ml/rats
had hepatoprotective activity better than group 1, 2 and positive control.
Key word : Water extract black cincau, hepatoprotector, paracetamol, necrosis cell,
SGOT, SGPT
PENDAHULUAN

Mesona palustris BL di Jawa biasa dikenal dengan nama daun Janggelan


merupakan bahan dasar dalam pembuatan minuman tradisional gel cincau hitam.
Cincau hitam selain sebagai bahan pangan juga diyakini mempunyai khasiat sebagai
obat [1].
Parasetamol (acetaminophen, N-asetil-paminofenol) merupakan obat analgesik
dan antipiretik yang bebas dijual tanpa resep dokter, pada penggunaan dosis tunggal
yang besar, obat ini dapat menimbulkan kerusakan hati yang berakibat fatal. Kerusakan
hati akibat parasetamol terjadi akibat peningkatan akumulasi metabolit hepatotoksik Nacetyl-pbenzoquinone imine (NAPQI) yang dihasilkan dalam biotransformasi
parasetamol [2] Senyawa (N-acetyl-p-benzo-quinone imine) NAPQI, merupakan
senyawa hasil metabolisme parasetamol yang bersifat toksik, dimana terlibat dalam
pembentukan radikal bebas dan pembangkitan oksigen reaktif (ROS) yang dapat
menyebabkan terjadinya kerusakan sel hati [3]
Dalam penelitian terhadap spesies cincau hitam yang berbeda (Mesona
procumbens hemsl), pemberian ekstrak cincau hitam secara signifikan dapat melindungi
penurunan antioksidan tubuh akibat radikal bebas.[4]
Sumber antioksidan eksogen salah satunya dapat diperoleh dari daun cincau
hitam (Mesona palustris BL), Beberapa komponen aktif daun cincau hitam yang memiliki
nilai fungsional diantaranya dari golongan polifenol, saponin, flavonoid, maupun alkaloid
lainnya. [5]
Berdasarkan potensi cincau hitam dari spesies Mesona procumbens hemsl
tersebut maka perlu dilakukan penelitian efek hepatoprotektif ekstrak air cincau hitam
dari spesies cincau hitam yang berbeda di Indonesia yakni Mesona palustris BL
terhadap kerusakan hepar yang terinduksi parasetamol dosis toksik.
BAHAN DAN METODE
Bahan
Simplisia daun cincau hitam (Mesona Palustris BL) diperoleh dari Magetan,
parasetamol, pakan ternak BR1, tikus wistar dengan berat 150180 gram umur 6-8
minggu, kurkuminoid, formalin, Akuades, DPPH 0,2 mM, methanol, kit SGOT, SGPT
Diasys, Kit MDA, SOD cayman US.
Alat
Timbangan analitik (Denver Instrumen XP-1500), spektrofotometer UV - VIS,
termometer merk therumo, mikroskop elektron merk Olympus BX-21, vakum evaporator
merk buchi, blender merk maspion, alat bedah.
Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimental laboratorik pada hewan coba
tikus Wistar dengan desain penelitian Control Group Post Test Design. Penelitian ini
menggunakan 5 perlakuan berbeda pada masing masing kelompok perlakuan, yakni:
Kelompok 0 : tanpa diberi perlakuan, kelompok perlakuan (P) I, II, III diberikan EADCH
sebanyak 1,5; 3; 4,5 ml/ ekor selama 14 hari dan dilanjutkan pemberian secara
bersamaan dengan parasetamol dosis 750 mg/kg BB selama 3 minggu. Kelompok 4
(kontrol positif) : Perlakuan dengan diberi 750 mg/Kg BB Parasetamol, Kelompok 5
(Kontrol negatif) : Perlakuan dengan diberi 50 mg/Kg BB Kurkuminoid dan 750 mg/Kg
BB parasetamol.
Tahapan Penelitian

Penelitian ini dibagi menjadi 3 tahap yakni: a. Pembuatan ekstrak air daun cincau hitam
(EADCH), b. Perlakuan pemberian EADCH pada tikus dengan model kerusakan hepar
dengan induksi parasetamol dosis hepatotoksik c. Analisa SGOT, SGPT, MDA, SOD
darah, analisa Histologi hati dan analisa aktifitas antioksidan ekstrak air daun cincau
hitam.
Metode
a. Ekstraksi Daun Cincau Hitam
Pembuatan ekstrak simplisia cincau hitam dilakukan dengan metode infusa
sebanyak 1 Kg simplisia hasil pemblenderan ditambahkan 10 liter aquadest kemudian
direbus selama 2 jam, hasil perebusan disaring dengan kain saring sehingga
mengasilkan ekstrak air caincau hitam.
b. Perlakuan pemberian EADCH ke hewan coba.
Setelah tikus diadaptasi selama 7 hari, tikus secara random dikelompokkan sesuai
kelompok perlakuan. Kelompok 1,2,3 diberi EADCH per oral selama 14 hari sementara
kelompok kontrol positif hanya diberi parasetamol dosis 750 mg/ Kg BB sampai akhir
penelitian (hari ke 30) dan kelompok kontrol negatif diberi kurkuminoid selama 14 hari.
Di hari ke 15, kelompok 1, 2, 3 diberi EADCH dan parasetamol secara bersamaan
hingga hari ke 30 begitu juga kontrol negatif yang diberi secara bersamaan antara
kurkuminoid dan parasetamol dosis 750 mg/KgBB.
c. Analisa SGOT, SGPT, Hystopatologi Hati
Analisa parameter klinis dilakukan dengan menggunakan metode kolorimetri dengan
alat spektrofotometer UV Vis dan Elisa Reader Biorad. Analisa jaringan hepar
dilakukan dengan metode histopatologi dengan pewarnaan jaringan menggunakan
pewarna Hemaktosilin Eosin. Penilaian derajat kelainan histopatologi hati dilakukan
dengan menggunakan kriteria yang telah dikemukakan oleh Klopfleisch 2007 bahwa
kriteria sel nekrosis adalah apabila inti sel mengecil atau mengembang dan atau pecah,
inti sel hilang, sitoplasma sel memerah serta sel hepatosit tidak tampak (hancur).
d. Analisa Aktivitas antioksidan EADCH dilakukan dengan metode DPPH.
Prosedur analisis
a. Analisa Aktivitas antioksidan EADCH
Analisa aktivitas antioksidan ekstrak air cincau hitam dilakukan dengan metode
DPPH (Hatano et al., 1998). Dimana 1 ml sampel EADCH yang telah dibuat seri
pengenceran ditambah 7 ml etanol dalam tabung tertutup dan ditambah 2 ml
larutan DPPH kemudian divortex hingga homogen dan didiamkan selama 30
menit pada suhu ruang setalah itu larutan dianalisis menggunakan
spoektrofotometer dengan panjang gelombang 517 nm. Data absorbansi
dikonversi menjadi % aktivitas antioksidan dan dilakukan perhitungan IC50
dengan bantuan kurva regresi
b. Analisa SGOT dan SGPT
Analisa SGOT dan SGPT dilakukan dengan metode kolorimetri, 6 ml darah yang
telah diambil dari jantung tikus diserumkan dengan sentrifugasi 3000 rpm selama
15 menit, serum dipisahkan dari pelet dan kemudian 500 l serum ditambah 500
l reagen SGOT atau SGPT , analisis pada spektrofotometer dengan panjang
gelombang 340 nm.
c. Analisa Patohystologi Hepar

Data yang telah diperoleh ditabulasi dan dianalisa statistik dengan uji anova dan
dilanjutkan dengan uji beda post hoc
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Aktivitas Antioksidan Ekstrak Air Daun Cincau Hitam (EADCH)
Aktivitas antiokasidan EADCH dalam setiap pengenceran disajikan pada tabel 1.
Table 1. Aktivitas Antioksidan Ekstrak Air Daun Cincau Hitam
Kapasitas
Absorbansi
IC50
Pengenceran
antioksidan
(ppm)
Sampel
Blanko
(%)
5x
0.374
0.394
5.07
10 x
0.376
0.394
4.56
15 x
0.384
0.394
2.53
19,60
20 x
0.386
0.394
2.03
Blanko
0.394
0.394
0
Pada tabel 1 menunjukan bahwa peningkatan % aktivitas antioksidan sebanding
dengan bertambahnya konsentrasi yakni semakin besar konsentrasi EADCH semakin
tinggi % aktivitas antioksidannya. Dari persamaan regresi yang telah ditentukan dapat
diperoleh harga konsentrasi efektif (IC50) dari EADCH yakni sebesar 19,60 ppm. Hasil
penelitian Yen et. al.,(2001) terhadap spesies daun cincau hitam yang ada di Cina
(Mesona Procumbens Hemsl) menunjukkan bahwa ekstrak air daun cincau hitam
memiliki IC50 sebesar 0,51 0,19 ppm, hasil penelitian tersebut lebih rendah bila
dibandingkan dengan IC50 dari Mesona palustris BL yang diteliti yakni 19,60 ppm.
2. Analisis SGOT dan SGPT
Enzim transaminase yakni SGOT dan SGPT merupakan enzim yang sebagian besar
terletak di hati, enzim ini secara umum telah digunakan sebagai indicator awal
kerusakan penyakit hati yang akut. Pengaruh pretreatment pemberian EADCH terhadap
aktivitas enzim transaminase SGOT dan SGPT disajikan pada table 7.
Perlakuana
Kontrol (aquadest)
Parasetamol 750 mg/kg BB (Kontrol (+))
KUR 50 mg/kg BB+ 750 mg/kgBB
parsetamol (Kontrol (-))
EADCH :
1,5 ml + 750 mg/kg BB parasetamol (P1)
3 ml + 750 mg/kg BB parasetamol (P2)
4,5 ml + 750 mg/kg BB parasetamol (P3)

Nilai Serum
SGOT
SGPT
a
92,6 8,41
55,8 7,04a
b
129,8 8,19
80,0 19,54c
115,2 10,98bc

63,6 10,78ab

119,6 18,29bc
116,2 8,04bc
104,8 14,27ac

75,4 14,02bc
74,6 9,63bc
63,2 2,16ab

Anda mungkin juga menyukai