Penelitian ini dibagi menjadi 3 tahap yakni: a. Pembuatan ekstrak air daun cincau hitam
(EADCH), b. Perlakuan pemberian EADCH pada tikus dengan model kerusakan hepar
dengan induksi parasetamol dosis hepatotoksik c. Analisa SGOT, SGPT, MDA, SOD
darah, analisa Histologi hati dan analisa aktifitas antioksidan ekstrak air daun cincau
hitam.
Metode
a. Ekstraksi Daun Cincau Hitam
Pembuatan ekstrak simplisia cincau hitam dilakukan dengan metode infusa
sebanyak 1 Kg simplisia hasil pemblenderan ditambahkan 10 liter aquadest kemudian
direbus selama 2 jam, hasil perebusan disaring dengan kain saring sehingga
mengasilkan ekstrak air caincau hitam.
b. Perlakuan pemberian EADCH ke hewan coba.
Setelah tikus diadaptasi selama 7 hari, tikus secara random dikelompokkan sesuai
kelompok perlakuan. Kelompok 1,2,3 diberi EADCH per oral selama 14 hari sementara
kelompok kontrol positif hanya diberi parasetamol dosis 750 mg/ Kg BB sampai akhir
penelitian (hari ke 30) dan kelompok kontrol negatif diberi kurkuminoid selama 14 hari.
Di hari ke 15, kelompok 1, 2, 3 diberi EADCH dan parasetamol secara bersamaan
hingga hari ke 30 begitu juga kontrol negatif yang diberi secara bersamaan antara
kurkuminoid dan parasetamol dosis 750 mg/KgBB.
c. Analisa SGOT, SGPT, Hystopatologi Hati
Analisa parameter klinis dilakukan dengan menggunakan metode kolorimetri dengan
alat spektrofotometer UV Vis dan Elisa Reader Biorad. Analisa jaringan hepar
dilakukan dengan metode histopatologi dengan pewarnaan jaringan menggunakan
pewarna Hemaktosilin Eosin. Penilaian derajat kelainan histopatologi hati dilakukan
dengan menggunakan kriteria yang telah dikemukakan oleh Klopfleisch 2007 bahwa
kriteria sel nekrosis adalah apabila inti sel mengecil atau mengembang dan atau pecah,
inti sel hilang, sitoplasma sel memerah serta sel hepatosit tidak tampak (hancur).
d. Analisa Aktivitas antioksidan EADCH dilakukan dengan metode DPPH.
Prosedur analisis
a. Analisa Aktivitas antioksidan EADCH
Analisa aktivitas antioksidan ekstrak air cincau hitam dilakukan dengan metode
DPPH (Hatano et al., 1998). Dimana 1 ml sampel EADCH yang telah dibuat seri
pengenceran ditambah 7 ml etanol dalam tabung tertutup dan ditambah 2 ml
larutan DPPH kemudian divortex hingga homogen dan didiamkan selama 30
menit pada suhu ruang setalah itu larutan dianalisis menggunakan
spoektrofotometer dengan panjang gelombang 517 nm. Data absorbansi
dikonversi menjadi % aktivitas antioksidan dan dilakukan perhitungan IC50
dengan bantuan kurva regresi
b. Analisa SGOT dan SGPT
Analisa SGOT dan SGPT dilakukan dengan metode kolorimetri, 6 ml darah yang
telah diambil dari jantung tikus diserumkan dengan sentrifugasi 3000 rpm selama
15 menit, serum dipisahkan dari pelet dan kemudian 500 l serum ditambah 500
l reagen SGOT atau SGPT , analisis pada spektrofotometer dengan panjang
gelombang 340 nm.
c. Analisa Patohystologi Hepar
Data yang telah diperoleh ditabulasi dan dianalisa statistik dengan uji anova dan
dilanjutkan dengan uji beda post hoc
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Aktivitas Antioksidan Ekstrak Air Daun Cincau Hitam (EADCH)
Aktivitas antiokasidan EADCH dalam setiap pengenceran disajikan pada tabel 1.
Table 1. Aktivitas Antioksidan Ekstrak Air Daun Cincau Hitam
Kapasitas
Absorbansi
IC50
Pengenceran
antioksidan
(ppm)
Sampel
Blanko
(%)
5x
0.374
0.394
5.07
10 x
0.376
0.394
4.56
15 x
0.384
0.394
2.53
19,60
20 x
0.386
0.394
2.03
Blanko
0.394
0.394
0
Pada tabel 1 menunjukan bahwa peningkatan % aktivitas antioksidan sebanding
dengan bertambahnya konsentrasi yakni semakin besar konsentrasi EADCH semakin
tinggi % aktivitas antioksidannya. Dari persamaan regresi yang telah ditentukan dapat
diperoleh harga konsentrasi efektif (IC50) dari EADCH yakni sebesar 19,60 ppm. Hasil
penelitian Yen et. al.,(2001) terhadap spesies daun cincau hitam yang ada di Cina
(Mesona Procumbens Hemsl) menunjukkan bahwa ekstrak air daun cincau hitam
memiliki IC50 sebesar 0,51 0,19 ppm, hasil penelitian tersebut lebih rendah bila
dibandingkan dengan IC50 dari Mesona palustris BL yang diteliti yakni 19,60 ppm.
2. Analisis SGOT dan SGPT
Enzim transaminase yakni SGOT dan SGPT merupakan enzim yang sebagian besar
terletak di hati, enzim ini secara umum telah digunakan sebagai indicator awal
kerusakan penyakit hati yang akut. Pengaruh pretreatment pemberian EADCH terhadap
aktivitas enzim transaminase SGOT dan SGPT disajikan pada table 7.
Perlakuana
Kontrol (aquadest)
Parasetamol 750 mg/kg BB (Kontrol (+))
KUR 50 mg/kg BB+ 750 mg/kgBB
parsetamol (Kontrol (-))
EADCH :
1,5 ml + 750 mg/kg BB parasetamol (P1)
3 ml + 750 mg/kg BB parasetamol (P2)
4,5 ml + 750 mg/kg BB parasetamol (P3)
Nilai Serum
SGOT
SGPT
a
92,6 8,41
55,8 7,04a
b
129,8 8,19
80,0 19,54c
115,2 10,98bc
63,6 10,78ab
119,6 18,29bc
116,2 8,04bc
104,8 14,27ac
75,4 14,02bc
74,6 9,63bc
63,2 2,16ab